Anda di halaman 1dari 16

BLOK 1

BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN BELAJAR


SEPANJANG HAYAT
Disusun guna memenuhi laporan Blok 1 Skenario 1

Dosen Pembimbing Blok 1:


drg. Citra Ayu Novitasari

Oleh:
Kelompok 5
Muchammad Aditya Firmansyah (10623044)
Mochammad Razanna Bintang (10623045)
Monika Dhatuminawalu (10623047)
Muhammad Nizam Fakhri (10623048)
Muhammad Panji Naufal Mahardika (10623049)
Muhammad Raihan Isya (10623050)
Mutiara Nur Andrilia (10623051)
Nabil Muhfadhal (10623052)
Nabila S Yusuf (10623053)
Nadila Putri Syaharani (10623054)
Zefanya Leony Atmaja Soares (10623082)
Zhafira Junannisa (10623083)
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas tentang “Berpikir Kritis dan Keterampilan Belajar
Sepanjang Hayat”.

Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari drg. Citra
Ayu Novitasari selaku tutor dari blok 1 skenario 1 kelompok 5 dengan harapan
dapat menambah wawasan bagi kami serta pembaca lainnya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada drg. Citra Ayu Novitasari yang


telah mempercayakan tugas ini kepada kami, serta memberikan bimbingan yang tak
lelah menerima pertanyaan-pertanyaan saat diskusi. Tanpa bantuannya, mungkin
kami tidak dapat menyusun makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik agar pada penulisan selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kami sangat
berharap makalah ini bermanfaat untuk semua pihak.

Kediri, 11 Oktober 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3

BAB 3 PETA KONSEP DAN HIPOTESA ................................................................... 5

3.1 Peta Konsep .......................................................................................................... 5

3.2 Hipotesa ................................................................................................................ 5

BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................................ 6

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era pengetahuan yang berkembang pesat, pendidikan menjadi aspek
kunci dalam pembentukan individu yang kompeten dan mampu menghadapi tantangan
yang semakin kompleks dalam masyarakat kontemporer. Salah satu keterampilan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir
kritis memungkinkan individu untuk menganalisis informasi, memecahkan masalah,
dan membuat keputusan yang rasional.
Mempelajari dan memahami hubungan antara metode belajar, strategi
pembelajaran, dan teori belajar dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis
sangat penting dalam konteks pendidikan modern. Terdapat berbagai metode belajar
yang beragam, strategi pembelajaran yang inovatif, dan teori belajar yang mendasari
proses pendidikan. Bagaimana metode-metode ini dapat memengaruhi kemampuan
individu untuk berpikir kritis dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif adalah
sebuah pertanyaan yang perlu dijawab.
Berpikir kritis merupakan berpikir secara beralasan dan reflektif dengan
menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan
(Suciono, Rasto, & EengAhman, 2020). Sejalan dengan pendapat tersebut, berpikir
kritis juga didefinisikan sebagai suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi berbagai
informasi yang didapat dari hasil observasi, pengalaman, refleksi, di mana hasil proses
ini digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan. Keterampilan berpikir kritis juga
meliputi keterampilan mengakses, menganalisis, mensintesis informasi yang dapat
dipelajari, dilatihkan serta dikuasai oleh siswa.
Kemampuan berpikir kritis tidak hanya penting untuk kesuksesan individu
dalam pendidikan, tetapi juga untuk pengambilan keputusan yang cerdas dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara itu, lingkungan belajar yang efektif menciptakan
kondisi yang mendukung perkembangan intelektual dan kreatif individu. Oleh karena
itu, penelitian dalam lingkup ini memiliki dampak yang luas, termasuk dalam konteks

1
peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan sumber daya manusia, dan penciptaan
masyarakat yang lebih cerdas dan inovatif.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah metode belajar, strategi pembelajaran,dan teori belajar yang dipaparkan
dapat menjadikan seseorang berpikir kritis serta menciptakan lingkungan belajar yang
efektif?

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penyusunan bahasan makalah ini, kami telah meninjau beberapa literasi
berupa buku dan jurnal terdahulu sebagai tumpuan referensi teori yang berkaitan
dengan judul.

1. Metode Belajar
Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang diadopsi pendidik
ketika menyajikan materi pembelajaran agar tercapai tujuan dalam proses belajar
peserta didik (Sutikno, 2019). Pemilihan metode harus diseleksi dan disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta perumusan tujuan pembelajaran sehingga
pencapaian tujuan pembelajaran tersebut dapat diperoleh secara optimal.

2. PBL (Problem Based Learning)


Model problem based learning merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan guna membantu para guru mengembangkan kemampuan berfikir
dan keterampilan memecahkan masalah pada peserta didik selama mereka
mempelajari materi pembelajaran (Pyper & MacGregor, 2021). Problem based
learning yang melibatkan peserta didik dalam belajar baik secara individual
maupun kolaborasi serta mampu melakukan pemecahan masalah sehari-hari
melalui proses pembelajaran (Rahmatia, 2020).
Penerapan model PBL dapat memperbaiki kemampuan pemecahan
masalah siswa, sehingga siswa dapat menilai kemampuannya sendiri dalam
memecahkan masalah menjadi lebih baik karena pada model PBL ini siswa harus
mencari solusi dan mereka juga akan dilatih untuk memecahkan masalah, dimana
masalah yang dihadirkan dalam proses pembelajaran mencerminkan masalah
nyata yang dihadapi dalam kehidupan seharihari. Penerapan PjBL dalam proses
pembelajaran memberikan siswa kesempatan untuk mengeksplor
kemampuannya dalam hal berpikir kritis, pemecahan masalah, dan juga kerja
mandiri.

3
3. Berpikir Kritis
Teori berpikir kritis diartikan sebagai keterampilan yang sangat penting
dalam usaha pemecahan masalah kehidupan sehari-hari di masa revolusi ini
(Suciono, Rasto, & EengAhman, 2020). Rinciannya, keterampilan ini tidak
semata memudahkan seseorang dalam memecahkan masalah, namun juga
membangun keterampilan komunikasi dan informasi, serta kemampuan untuk
memeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi bukti. Hal ini menjadi
bukti begitu pentingnya keterampilan berpikir kritis bagi mahasiswa yang tengah
mempelajari segala jenis pembelajaran.
Menurut buku yang ditulis oleh Sutikno mengenai metode dan model-
model pembelajaran, berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur,
kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan,
memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah (Sutikno, 2019).
Selain itu, berpikir kritis juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian dan ketajaman pemahaman dalam mengembangkan
sesuatu.

4
BAB 3
PETA KONSEP DAN HIPOTESA

3.1 Peta Konsep

3.2 Hipotesa
Ya, metode belajar,strategi pembelajaran,serta teori belajar yang telah kita
paparkan sangat membantu seseorang dalam berpikir kritis sehingga seseorang tersebut
dapat menerapkan lingkungan belajar yang efektif. hal ini memudahkan mahasiswa
dalam membangun kemampuan komunikasi dan informasi, serta kemampuan untuk
memeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi suatu fakta.

5
BAB 4
PEMBAHASAN

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses belajar pada diri peserta didik. Secara implisit di dalam pembelajaran, ada
kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau model untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan (Sutikno, 2019).Pembelajaran adalah
segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa
(Junaedi, 2019). Menurut KBBI arti kata efektif adalah sesuatu yang ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya) sejak dimulai berlakunya suatu Undang-
Undang atau peraturan. Efektivitas pembelajaran merupakan pembelajaran yang tidak
terlepas dari aktivitas yang berkualitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
yang dilakukan oleh guru dan akan menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam kelas
(Nasriani, 2022). Pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan
siswa atau peserta didik untuk belajar ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan
sikap juga membuat siswa senang (Ina, Ayu Wahyuni, & Davina Dewi Hartana, 2020).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa atau peserta
didik agar dapat menguasai ketrampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil diskusi melalui tutorial tentang pembelajaran secara efektif,
maka kami mendapatkan hasil kaitan metode pembelajaran dan teori pembelajaran
dengan pembelajaran secara efektif.
Metode pembelajaran dibagi menjadi 15 yaitu;
• Metode Debat
Debat merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan akademik peserta didik. Materi pembelajaran
dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Peserta didik dibagi ke
dalam kelompok pro dan kelompok kontra.
• Metode Peta Konsep
Metode pembelajaran yang dinamik untuk mendorong peserta didik untuk
membaca dan mengasah kreativitas mereka dalam pembelajaran.
• Metode Tutorial

6
Metode tutorial ini diberikan melalui bantuan tutor. Setelah peserta didik
diberikan bahan ajar, kemudian peserta didik diminta untuk mempelajari
bahan ajar tersebut. Pada bagian yang dirasakan sulit, peserta didik dapat
bertanya pada tutor.
• Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru
bersama-sama peserta didik mencari jalan pemecahan atas persoalan yang
dihadapi.
• Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode membelajarkan dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
• Metode Peer Teaching
Latihan atau praktik membelajarkan, yang menjadi peserta didiknya adalah
temannya sendiri. Tujuannya untuk memperoleh keterampilan dalam
membelajarkan.
• Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
• Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, dan
dapat pula dari peserta didik kepada guru.
• Metode Karya Wisata
Metode karyawisata adalah metode dalam proses pembelajaran, peserta didik
perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang
mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau
memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataan.
• Metode Penugasan
Metode penugasan adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan cara guru
memberi tugas tertentu kepada peserta didik dalam waktu yang telah

7
ditentukan dan peserta didik mempertanggungjawabkan tugas yang
dibebankan kepadanya.
• Metode PKL
Metode yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya.
• Metode Simposium
Metode simposium merupakan metode yang memaparkan suatu seri
pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang materi tertentu.
Materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta
dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.
• Metode Brain Storming (Curah Pendapat)
Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman, dari
semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang dapat
ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh
peserta lain.
• Metode Pembelajaran dengan Modul
Metode pembelajaran dengan modul adalah metode pembelajaran yang
dilakukan dengan menyiapkan suatu paket belajar yang berisi satuan konsep
tunggal bahan pembelajaran, untuk dipelajari sendiri oleh peserta didik dan
jika ia telah menguasainya, baru boleh pindah ke satuan paket belajar
berikutnya.
• Metode Deep Learning
Deep learning adalah sebuah proses pembelajaran yang bertujuan agar siswa
mampu mentransfer apa yang telah dipelajari pada satu situasi dan
menerapkan pada situasi lain.

Teori pembelajaran dibagi menjadi 4 bagian,yaitu;


• Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat adanya interaksi antara stimulus (rangsangan) dan respon (tanggapan).
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa
dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru

8
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah
belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.
• Teori Belajar Kognitivistik
Teori belajar kognitif adalah perubahan dalam struktur mental seseorang
yang atas kapasitas untuk menunjukkan perilaku yang berbeda.
• Teori Belajar Humanistik
Pengertian belajar humanistik adalah teori belajar yang menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan
terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah
kehidupannya. Teori belajar humanistik dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
• Teori Belajar Kontruktivistik
Pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang lebih menekankan
pada proses dan kebebasan dalam menggali pengetahuan serta upaya dalam
mengkonstruksi pengalaman. Dalam proses belajarnya pun, memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa
sendiri, untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga siswa menjadi lebih
kreatif dan imajinatif serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
Teori belajar merupakan dasar mengembangkan model yang akan digunakan.
Sedangkan model belajar adalah ketentuan dalam menentukan langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam proses belajar yang akan dilaksanakan mengharapkan hasil
belajar yang efektif.

Berpikir Kritis
Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan
yang terarah kepada suatu tujuan. Berpikir kritis merupakan berpikir membangun suatu
ide, konsep atau gagasan dari hasil pertanyaan-pertanyaan yang menanyakan kebenaran
pikiran itu. Berpikir kreatif merupakan berpikir secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Pnelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif dapat dikembangkan bagi peserta didik.
(Wasahwa, 2021). Berdasarkan pendapat ini berpikir kritis adalah cara berpikir

9
seseorang untuk merespon seseorang dengan menganalisis fakta fakta untuk
membentuk suatu penilaian. Ciri ciri orang yang berpikir kritis adalah tidak bias,
evaluasi bukti faktual dan analisis rasional.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi berpikir kritis, di antaranya:
1. Strategi pembelajaran
• PBL (Problem Based Learning)
PBL atau PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) merupakan model
pembelajaran yang dalam prosesnya peserta didik dihadapkan dalam
suatu permasalahan nyata yang pernah dialami oleh peserta didik
(Ardianti, Sujarwanto, & Surahman, 2021). Pada umumnya, strategi
pembelajaran ini memerlukan adanya pengajar yang berperan sebagai
fasilitator untuk mendata keaktifan dan perkembangan, serta memberi
evaluasi terhadap hasil pembelajaran peserta didik.
• SCL (Student Centered Learning)
Penerapan strategi SCL memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif dan komunikatif
(Medriati & Risdianto, 2020). Dalam SCL, mahasiswa ditempatkan
sebagai pusat dari proses belajar yang diharapkan berkontribusi aktif dan
mandiri, bertanggung jawab untuk mengenali kebutuhan belajarnya,
mencari sumber informasi yang berkaitan, dan membangun serta
mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta
informasi yang ditemukan.
2. Peran Peran Pendidikan
Pendidikan sangat berpengaruh karena, bedanya jenjang Pendidikan
mempengaruhi pola pikir seseorang. Contohnya antara dosen dan
mahasiswa.
3. Peran Lingkungan
• Lingkungan sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendidikan masyarakat. Artinya, semakin baik kondisi lingkungan sosial,
semakin baik pula kondisi pendidikan masyarakat.
• Lingkungan sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat) berkorelasi dan mempunyai daya determinasi

10
yang kuat dan signifikan terhadap perkembangan pendidikan
masyarakat. Artinya, kondisi pendidikan masyarakat pada tingkat yang
dominan ditentukan oleh kondisi lingkungan sosial.

11
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

Pembelajaran yang bermutu dan berkualitas ialah pendidikan yang menginput


segala aspek pembelajaran dan dapat mengimplementasikannya dalam hidup
bermasyarakat. Sistem pembelajaran yang telah dirancancang sedemikian rupa oleh
pemerintah berwenang diharapkan dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu contoh strategi pendidikan yang berpotensi mencerdaskan kehidupan bangsa
salah satunya ialah Problem Based Learning (PBL) dan Student Centered Learning
(SCL). Strategi belajar ini diharapkan dapat membiasakan pelajar atau penerus bangsa
untuk lebih siaga dalam menghadapi masalah, bukan hanya siap secara fisik namun
juga secara mental.
Di masa revolusi ini pola berpikir kritis saat menemukan masalah diharapkan
dengan adanya strategi pembelajaran PBL dan SCL dimana strategi tersebut dapat
menumbuh kembangkan generasi penerus bangsa yang bermutu serta berkualitas sesuai
dengan tuntutan zaman. Penting bagi mahasiswa untuk menerapkan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya sehingga proses belajar dapat
berlangsung dengan baik dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan intelektualnya.
Oleh karena itu, saat mahasiswa berhasil mengadaptasi dan mengaplikasikan metode
belajar, strategi pembelajaran, dan teori yang memenuhi kebutuhan belajarnya, maka
terasahlah keterampilan berpikir kritisnya dan lingkungan belajar mahasiswa terbentuk
efektif dalam mendukung proses belajarnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardianti, R., Sujarwanto, E., & Surahman, E. (2021). Problem-based Learning: Apa
dan Bagaimana. DIFRACTION: Journal for Physics Education and Applied
Physics, 28.
I. M., Ayu Wahyuni, & Davina Dewi Hartana. (2020). Pengelolaan Pembelajaran
Daring yang Efektif Selama di SDN 1 Tanah Tinggi. Jurnal Edukasi dan
Sains, 367.
Junaedi, I. (2019). Proses Pembelajaran yang Efektif. Journal of Information, Applied,
Management, Accounting and Research, 20.
Medriati, R., & Risdianto, E. (2020). Penerapan Pendekatan Student Centered
Learning (SCL) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif dan
Komunikatif. Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 3 No. 1, 68.
Nasriani. (2022). Efektifitas Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid 19 di
MTs Negeri 2 Totoli. Jurnal Inovasi Pendidikan, 2503.
Pyper, J. S., & MacGregor, S. (2021). Incorporating Problem-Based Learning in a
Secondary School Mathematics Preservice Teacher Education Course.
Teaching and Teacher Education.
Rahmatia, F. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Vol. 4 No. 3.
Suciono, W., Rasto, & EengAhman. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran
Ekonomi Era Revolusi 4.0. SOCIA: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, 49.
Sutikno, D. M. (2019). Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Wasahwa, S. (2021). Konsep Pengembangan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif
Peserta Didik di Sekolah Dasar. Horizon Pendidikan , 72.

13

Anda mungkin juga menyukai