Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATEMATIKA LANJUTAN
Tentang
PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Disusun Kelompok 1:
Annadira Fauziah (2314070046)
Rintania Agustin (2314070063)
Hidayatul Multahsya (2314070069)
Qori Ah Zikratul Husnah (2314070073)

Dosen Pengampu:

Dorisno, M.Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) B


FAKULTAS TARBIAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
2024 M/ 1445 H.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis ucapkan puja dan
puji syukur atas kehadiratnya,yang telah melimpahkan Rahmat hidayah dan karunia
nya kepada kita semua. Salawat beserta salam kita kirimkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah kepada
zaman yang penuh ilmu pengetahuan yang seperti kita rasakan pada saat ini.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dorisno, M.Pd. selaku
dosen Pengampu mata kuliah Matematika Lanjutan yang telah membimbing
penulis dalam mata kuliah ini. Makalah yang penulis buat berjudul “Pembelajaran
Matematika”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Matematika
Lanjutan makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan berguna bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah yang penulis buat ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna menghasilkan makalah ini
lebih baik. Penulis berharap makalah yang penulis susun bisa memberikan manfaat
bagi kita semua, Aamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Padang, Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Model Pembelajaran Matematika ................................................................ 3

B. Pendekatan pembelajaran matematika ....................................................... 10

C. Strategi dalam Pembelajaran Matematika .................................................. 14

D. Metode Pembelajaran Matematika ............................................................. 15

E. Media Pembelajaran Matematika ............................................................... 18

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 21

A. Kesimpulan ................................................................................................ 21

B. Saran........................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa simbol; ilmu deduktif
yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,
dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur
yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.1

Paradigma dalam pendidikan mengalami pergeseran dari konsep "pengajaran"


ke "pembelajaran". Pengajaran lebih menekankan pada kegiatan guru dalam
mentransfer ilmu dan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran memberi kesan bahwa
guru yang lebih aktif dan mendominasi dalam proses pengalihan pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa. Siswa cenderung diposisikan sebagai objek yang pasif.
Sedangkan pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan
mengajar yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa


agar belajar aktif sehingga potensi dirinya (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat
berkembang dengan maksimal.. Agar hal tersebut di atas dapat terwujud, guru
seyogyanya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai
model dan cara membelajarkan siswa. Model belajar membahas bagaimana cara
siswa belajar, sedangkan model pembelajaran membahas tentang bagaimana cara
membelajarkan siswa dengan berbagai variasinya sehingga terhindar dari rasa
bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

Sehingga guru perlu menggunakan pendekatan, metode, strategi dan taktik


(model pembelajaran) yang tepat dan relevan agar siswa dapat mencapai
kompetensi pembelajaran. Ini menyiratkan bahwa penguasaan materi oleh guru
bukanlah segalanya, dan tidak menjamin ketercapaian tujuan. Karena untuk
menghantarkan penguasaan materi, kemampuan dan keterampilan (kompetensi)

1
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007) hlm. 1

1
diperlukan cara yang tepat. Pepatah Arab mengatakan "Al thariqah ahammu min al
maddah". Maksudnya adalah bahwa cara menyampaikan atau mengajar guru lebih
penting dari sekedar penguasaan materi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan penulis diatas, penulis
membatasi masalah

1. Apa saja Model Pembelajaran Matematika?


2. Apa saja Pendekatan Pembelajaran Matematika?
3. Bagaimana Strategi dalam Pembelajaran Matematika?
4. Apa saja Metode Pembelajaran Matematika?
5. Apa saja Media Pembelajaran Matematika?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Membedakan dan mengetahui Model pembelajaran matematika
2. Mendeskripsikan tentang Pendekatan pembelajaran matematika
3. Menjelaskan Strategi dalam pembelajaran matematika
4. Mengetahui Metode Pembelajaran Matematika
5. Mengetahui Media Pembelajaran Matematika

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Matematika
Model pembelajaran merupakan tingkatan yang tertinggi dalam kerangka
pembelajaran, alasannya adalah karena mencakup keseluruhan tingkatan.
Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka pembelajaran, karena memberikan
pemahaman dasar atau filosofis dalam pembelajaran.2 Model pembelajaran adalah
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan. secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembe- lajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan
tehnik pembelajaran.3

1. Model Pembelajaran Inkuiri


a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran berdasarkan inkuiri merupakan seni penciptaan situasi-situasi


sedemikian rupa sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam
situasi-situasi ini siswa berinisiatif untuk mengamati dan menanyakan,
mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa yang mereka lihat, merancang
dan melakukan pengujian untuk menunjang atau menentang teori-teori mereka,
menganalisis data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan
membangun model, atau setiap kontribusi dari kegiatan tersebut di atas.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Inkuiri


1) Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu


persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan

2
Rani Sri Wahyuni dkk., Model-Model Pembelajaran (Bandung: Wedina Media Utama, 2024) hal.
2.
3 Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012) hal. 19

3
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam model pembelajaran inkuiri. Oleh sebab itu, melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir..

2) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang


sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh,sehingga hipotesis yang
dimunculkan bersifat rasional dan logis.. Kemampuan berpikir itu sendiri
akan dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan
pengalaman seseorang.

3) Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang


dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, pengumpulan data merupakan proses mental sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data merupakan motivasi
yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

4) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang akan


diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh selama
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi saja, akan tetapi harus didukungoleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung- jawabkan.

5) Merumuskan Kesimpulan

4
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil analisis data. Merumuskan kesimpulan
merupakan hasil akhir dalam proses pembelajaran. Banyaknya data yang
diperoleh, sering menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus
pada masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.

2. Model Pembelajaran Langsung


a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung dapat diartikan sebagai model pembelajaran dimana


guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada
siswa, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan terstruktur oleh guru. Menurut
Killen dalam Kemendikbud pembelajaran langsung atau direct instruction
merupakan model pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru, dalam hal
ini guru menyampaikan isi materi pelajaran dalam format yang sangat
terstruktur, mengarahkan aktivitas siswa, dan tetap fokus pada prestasi
akademik.4

b. Tahapan Model Pembelajaran Langsung

Menurut Bruce dan Weil dalam Depdiknas (2010: 25), tahapan model
pembelajaran langsung adalah sebagai berikut:

1. Orientasi

Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat


menolong peserta didik jika guru memberikan kerangka pelajaran dan
orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk- bentuk orientasi
dapat berupa:

4
Ahmad Nizar Rangkuti dan Ali Amran Hasibuan, Strategi Pembelajaran Matematika (Medan:
Perdana Mulya Sarana,2022) hal. 71.

5
a) Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang mana
relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.
b) Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran.
c) Memberikan penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran
d) Menginformasikan kerangka pelajaran.

2. Presentasi

Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa
konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:

a) Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat


dikuasai peserta didik dalam waktu relatif pendek
b) Pemberian contoh-contoh konsep
c) Pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas
d) Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

3. Latihan Terstruktur

Pada fase ini guru memandu peserta didik untuk melakukan latihan-
latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan
balik terhadaprespon peserta didik dan memberikan penguatan terhadap
respon peserta didik yang benar dan mengkoreksi tanggapan peserta didik
yang salah.

4. Latihan Terbimbing

Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk


berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga
digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan peserta didik untuk
melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan
memberikan bimbingan jika diperlukan.

6
5. Latihan Mandiri

Pada fase ini peserta didik melakukan kegiatan latihan secara mandiri.
Fase ini dapat dilalui peserta didik jika telah menguasai tahap-tahap
pengerjaan tugas.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk


pembelajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Trianto (2010:98) langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis


Masalah adalah sebagai berikut:

1. Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan


pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang
dipilih.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa untu
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti

7
laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

4. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran


yangmemberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek Langkah-langkah


model pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut:

1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big
question) Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving
question yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk
melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan
realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project). Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik.
Perencanaan ini berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta
menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule). Pendidik dan peserta didik
secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi
arahan untuk mengelola waktu yang ada.

8
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project). Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome). Penilaian
dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai oleh peserta didik, serta membantu pendidik dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-
masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain
secara bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience). Pada akhir proses pembelajaran,
pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek.

5. Model Pembelajaran Ekspositori

Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan kepada


proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompak
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara
optimal.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Ekspositori Langkah-langkah


dalam penerapan strategi ekspositori meliputi:

a. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima


pelajaran.. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu:

9
1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
2. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
3. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
4. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

b. Penyajian (Presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai


dengan persiapan yang telah dilakukan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. Penguasaan Bahasa
2. Intonasi suara
3. Menjaga kontak mata dengan siswa
4. Menggunaka lelucon-lelucon yang menyegarkan
5. Korelasi pembelajaran dengan pengalaman siswa
6. Menyimpulkan materi pelajaran,

B. Pendekatan pembelajaran matematika


A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang dalam proses belajar


mengajar yang dipakai untuk membuat suasana belajar yang efektif dan
mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan. Definisi, teori dan konsep
pendekatan pembelajaran menurut para ahli salah satunya yaitu definisi menurut
Segala (2005) ia berpendapat bahwa pendekatan pembelajaran merupakan jalan
yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional
untuk suatu satuan instruksional tertentu.

B. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran

10
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
kegiatan belajar mengajar, antara lain:5

a) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan proses belajar mengajar dengan


pembelajaran bermakna melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa secara
langsung, siswa tidak dilatih untuk menghafal, sekedar mengetahui, atau
memahami, namun siswa dialtih untuk menemukan suatu solusi dari
permasalahan yang diberikan hingga pemahaman konsep siswa terbentuk. Maka
dari itu, pendekatan kontestual mengutamakan proses belajar dari pada hasil.
Pendidik harus mampu menyusun strategi yang bervariatif dengan
memberdayakan peserta didik dalam setiap kegiatan belajar.

b) Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan yang menjadi landasan


berfikir dengan membangun sedikit demi sedikit pengetahuan yang didapatkan
dan hasil pengetahuan tersebut diperluas dengan konteks yang terbatas serta
tidak secara tiba-tiba. Kelebihan konstruktivisme adalah peserta didik dapat
membimbing pengetahuannya secara mandiri dan aktif melalui proses belajar
yang continue antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran yang terbaru.
Konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang
dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman dialaminya dan
ini dikenali sebagai penalaan (tuning)

c) Pendekatan Deduktif-Induktif

Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-


istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu

5
Arief Aulia Rahman, Strategi Belajar Mengajar Matematika ( Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2018) hlm. 42

11
pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa
telah mengetahui letak persoalan dan konsep dasarnya.

Pendekatan Induktif

Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah


menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat
pula berupa kasus- kasus nyata yang terjadi dilingkungan.

d) Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Pendekatan sains, teknologi dan masyarakat (STM) merupakan the teaching


and learning of science in the context of human experience. Artinya, STM
dipandang sebagai proses pembelajaran disesuaikan dengan konteks
pengalaman manusia. Pendekatan ini melatih kreativitas, sikap ilmiah, dan
menggunakan konsep serta proses peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

e) Pendekatan Open-Ended

Pendekatan open-ended pendekatan belajar yang menyajikan suatu problem


yang dirancang agar memikiki multi jawaban yang benar, dikenal dengan istilah
problem tak lengkap atau soal tebuka. Tujuan utamanya bukanlah untuk
mendapatkan jawaban tetapi bagaimana cara agar untuk sampai pada jawaban.
Dengan demikian, bukan hanya satu pendekatan atau metode dalam
mendapatkan jawaban.

Contoh penerapan masalah open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah


ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang
berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi pada
jawaban (hasil) akhir.

f) Pendekatan Saintifik

Proses belajar dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima kegiatan, yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan data atau eksperimen, mengolah

12
informasi dan mengkomunikasikan. Dalam proses mengamati, peserta didik
diharapkan dapat menyaksikan tentang apa yang di sajikan pendidik, melalui
video atau alat peraga yang terkait materi, pendidik juga bisa menampilkan
gambar-gambar yang juga terkait dengan materi. Selain itu pengamatan juga
dapat dilakukan pada saat guru melakukan simulasi. Setelah itu, peserta didik
merumuskan pertanyaan yang nanti akan diperoleh melalui proses pengamatan
terhadap media yang ditampilkan oleh pendidik, selanjutnya peserta didik
mengumpulkan informasi. Informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan yang sudah dibuat, informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai
sumber belajar seperti buku, perpustakaan, internet dan lain-lain. Informasi yang
telah didapat diolah dan dipresentasikan bersama teman-teman yang lain untuk
saling berbagi informasi.

g) Pendekatan Realistic

Pendekatan pendidikan matematika realistik (Realistic Mathematics


Education) merupakan pendekatan pembelajaran yang dipelopori di Belanda
oleh seorang yang bernama Hans Freudenthal dengan lembaganya
Freudenthal Institut.6 Pendekatan realistik adalah salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang menekankan pada keterkaitan antar konsep-
konsep matematika dengan pengalaman sehari- hari. Secara umum, pendekatan
realistik melatih siswa menemukan kembali konsep-konsep belajar yang pernah
ada atau bila memungkinkan siswa dapat menemukan konsep- konsep yang
belum pernah di temukan.

h) Pendekatan Etnomatematika

Menurut Agasi & Wahyuono (2016) pendekatan etnomatematika


merupakan pendekatan yang digunakan untuk menghubungkan antara realitas
budaya dilingkungan peserta didik dengan matematika saat proses belajar
mengajar. Etnomatematika telah diterapkan diberbagai negara, salah satunya

6
Fahrurrozi dan Syukrul Hamdi, Metode Pembelajaran Matematka ( Lombok: Universitas
Hamzanwadi Press, 2017) hlm. 39

13
adalah Jepang. Etnomatematika memiliki pengertian yang lebih luas dari hanya
sekedar etno (etnis) atau suku. pengajaran matematika di sekolah memang terlalu
bersifat formal. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sangat perlu
memberikan muatan antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis
pada budaya lokal dengan matematika sekolah.

C. Strategi dalam Pembelajaran Matematika


Menurut Nata (2014) strategi belajar mengajar merupakan suatu rancangan
kegiatan yang melibatkan peserta didik agar seluruh potensi yang ada dalam diri
peserta didik dapat tergali dan teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari. Ada 3
jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:

1. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Pengorganisasian pembelajaran merupakan hal penting dalam proses


belajar mengajar matematika terutama dalam menyusun rancangan kegiatan
(alur kegiatan pembelajaran) dengan memadukan sebuah keterampilan
mengelola strategi pengorganisasian pembelajaraan yang terpadu, seperti
waktu yang menjadi tolak ukur keterlaksanaan proses belajar mengajar dan
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Strategi penyampaian pembelajaran

Penyampaiam isi pembelajaran menjadi salah satu komponen dalam


melaksanakan metode proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar isi dan
informasi pembelajaran tersampaikan dengan baik kepada pembelajar
sehingga pemahaman konsep peserta didik menjadi baik. Menurut Widoyoko
(2009) penyampaian materi yang bagus menjadi salah satu aspek kepuasaan
peserta didik dalam belajar, didukung oleh Halim (2012) yang menyatakan
bahwa cara penyampaian isi pembelajaran mempengaruhi pemahaman peserta
didik dalam belajar.

3. Strategi pengelolaan pembelajaran

14
Pengelolaan pembelajaran merupakan proses menata atau merancang
keterlibatan peserta didik dengan metode yang dipilih. Menurut Peniati (2012)
bahwa dalam merancang metode yang dipilih dalam proses belajar mengajar,
perlu mencermati/mendasari analisis karakteristik peserta didik tersebut. Maka
dari itu, perlu penerapan metode yang tepat didasari karakateristik peserta didik
agar metode yang diterapkan efektif dan efesien.

D. Metode Pembelajaran Matematika


Sutikno (2009) berpendapat bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara
dalam menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi
proses pembelajaran pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Berikut ini uraian dari metode-metode mengajar :

a) Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini
bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak
ditinjau dari berbagai segi. Dengan kata lain, pemecahan setiap masalah perlu
melibatkan peserta didik, bukan hanya melibatkan berbagai mata pelajaran atau
bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang
ada kaitan dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap
masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.

b) Metode Eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara transfer informasi di mana peserta


didik melakukan percobaan dan terlibat langsung serta membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan
ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri melalui suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses

15
sesuatu. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan
atas proses yang dialaminya itu.

c) Metode resitasi (penugasan)

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana pendidik


memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Namun,
pengerjaan tugas yang diberikan oleh pendidik dapat dilakukan di dalam kelas, di
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah peserta didik, atau di
mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan
bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit.

d) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara transfer informasi pelajaran, di mana peserta didik
dihadapkan kepada suatu permasalahan yang dapat berupa pernyataan atau hal yang
bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Diskusi merupakan
teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik di sekolah. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja.

e) Metode Ekspositori

Metode ini merupakan metode yang mengutamakan transfer informasi


pengetahuan secara verbal agar peserta didik dapat menguasai konsep materi
pelajaran secara optimal. Metode ini dikenal dengan pembelajaran langsung (direct
instruksi). Yang menekankan pada proses berbicara dan menemukan materi yang
diberikan, maka sering juga dinamakan istilah metode chalk and talk. Metode ini
menerapkan pendekatan pembelajaran terpusat pendidik (teacher centered
learning). Pendidik menyampaikan materi secara terstruktur agar ilmu

16
tersampaikan dengan efektif, karena metode ini berfokus kepada adalah
kemampuan akademik siswa (academic achievement student).

f) Metode Demontrasi

Metode demontrasi merupakan metode pembelajaran dengan memperagakan


atau mempertunjukan kepada peserta didik suatu proses, situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan. Proses transfer informasi kepada peserta didik akan lebih real dan
dapat dibayangkan peserta didik, sehingga pemahaman terbentuk dengan baik,
peserta didik langsung dapat mengamati apa yang diperlihatkan selama pelajaran
berlangsung.

g) Metode Pemecahan Masalah

Metode problem solving disebut metode pemecahan masalah merupakan


metode belajar sekaligus metode yang mampu melatih kemampuan berpikir peserta
didik, metode ini dapat dikombinasikan dengan metode lain agar tujuan
pembelajaran tercapai, mulai dari mengumpulkan data sampai kepada penarikan
kesimpulan. Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:

▪ Permasalahan yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan taraf
kemampuannya.
▪ Mengumpulkan data dalam menemukan solusi dari masalah, seperti
bertanya, meneliti, membaca buku dan lain-lain.
▪ Membuat hipotesis atau jawaban sementara dari masalah tersebut. Jawaban
sementara dibuat berdasarkan data yang didapatkan.
▪ Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta
didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin
bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai.
▪ Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

17
h) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran dengan menyajikan


pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab peserta didik, namun bisa
juga pertanyaan muncul dari peserta didik yang harus dijawab pendidik. Metode
tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan,
baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.

i) Metode Latihan

Metode latihan dikenal dengan sebutan metode training merupakan metode


mengajar yang menanamkan kebiasaan- kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana
untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga
digunakan untuk melatih ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan
ketrampilan peserta didik.

j) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
lisan antara pendidik dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Cara
mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik belajar perkuliahan,
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk persoalan serta
masalah secara lisan.

E. Media Pembelajaran Matematika


1) Pengertian Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kata media berasal
dari bahasa Latin medius yang berarti "antara". Alat tersebut dapat berupa
video, televisi, diagram, bahan cetak, program komputer, dan instruktur
(Smaldino, Russell, Heinich, & Molenda, 2005). Pernyataan tersebut berarti

18
media merupakan perantara penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan.7

2) Jenis- Jenis Media Pembelajaran

Berdasarkan Indra yang Digunakan8

a) Media Audio

Media audio berkaitan dengan indra pendengaran, pesan yang


disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif baik verbal
maupun non verbal. Beberapa jenis media audio antara lain, radio, alat
perekam pita magnetic, piringan hitam dan laboratorium bahasa.

b) Media Visual

Media visual berkaitan dengan indra penglihatan, misalnya gambar,


diagram, grafik, dan sebagainya. Media visual merupakan penyampaian
pesan atau informasi secara teknik dan kreatif yang mana menampilkan
gambar, grafik serta fata dan letaknya jelas, sehingga peneria pesan dan
gagasan dapat diterima sasaran.9

c) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media intruksional modern yang sesuai


dengan perkembangan zaman, meliputi media yang dapat didengar, dilihat,
dan yang dapat didengar dan dilihat. Adapun jenis media audio visual antara
lain, film bingkai, film rangkai, media transparansi, film, televisi,
video / VCD dan CD.

Jenis media pembelajaran menurut Pribadi (2011: 88), di mana dikatakan


bahwa pada dasarnya media pembelajaran dapat diklasifkasi menjadi

7
Yoga Dwi Windy Kusma Ningtyas, Media Pembelajaran Matematika (Lumajang: Mahameru
Press, 2019) hlm. 9
8
Umi Farihah, Media Pembelajaran ( Yogyakarta: Lintas Nalar, 2021) hlm. 17
9
Netrawati dan Mai Sri Lena, Media Pembelajaran Matematika ( Lampung: Permata Net, 2017)
hlm. 35

19
delapan bagian, yaitu (1) orang, (2) objek, (3) teks, (4) audio, (5) visual, (6)
video, (7) komputer multimedia, dan (8) jaringan komputer.10

Anderson (1976) menggolongkan menjadi beberapa media, diantaranya:

1. Audio: Kaset audio, siaran radio, CD, telepon.


2. Cetak: buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar..
3. Audio-cetak: kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.
4. Proyeksi visual diam: Overhead transparansi (OHT), film - bingkai
(slide)....
5. Proyeksi audio visual diam: film bingkai slide bersuara.
6. Visual gerak: film bisu.
7. Audio visual gerak: film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi.
8. Obyek fisik: Benda nyata, model, specimen.
9. Manusia dan lingkungan: guru, pustakawan, laboran.
10. Komputer: CAI. –

10
Abdul Wahab, dkk., Media Pembelajaran Matematika ( Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021) hlm. 8

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran merupakan tingkatan yang tertinggi dalam kerangka
pembelajaran, alasannya adalah karena mencakup keseluruhan tingkatan.
Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka pembelajaran, karena memberikan
pemahaman dasar atau filosofis dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
merupakan cara pandang dalam proses belajar mengajar yang dipakai untuk
membuat suasana belajar yang efektif dan mendukung tercapainya tujuan yang
diharapkan. Menurut Nata (2014) strategi belajar mengajar merupakan suatu
rancangan kegiatan yang melibatkan peserta didik agar seluruh potensi yang ada
dalam diri peserta didik dapat tergali dan teraktualisasi dalam kehidupan sehari-
hari. Metode mengajar merupakan konsep atau prosedur yang telah dirancang untuk
melakukan aktivitas belajar, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
peserta didik. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang berarti "antara". Alat tersebut dapat berupa
video, televisi, diagram, bahan cetak, program komputer, dan instruktur (Smaldino,
Russell, Heinich, & Molenda, 2005)

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun dalam penyajian materi. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Farihah, Umi. 2021. Media Pembelajaran. Yogyakarta:: Lintas Nalar.

Hamdi, Fahrurrozi dan Syukrul. 2017. Metode Pembelajaran Matematka. Lombok:


Universitas Hamzanwadi Press.

Hasibuan, Ahmad Nizar Rangkuti dan Ali Amran. 2022. Strategi Pembelajaran
Matematika. Medan: Perdana Mulya Sarana.

Helmiati. 2012. Model Pembelajaran . Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Lena, Netrawati dan Mai Sri. 2017. Media Pembelajaran Matematika . Lampung:
Permata Net.

Ningtyas, Yoga Dwi Windy Kusma. 2019. Media Pembelajaran Matematika.


Lumajang: Mahameru Press.

Rahman, Arief Aulia. 2018. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.

Wahab, Abdul dkk. 2021. Media Pembelajaran Matematik. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.

Wahyuni, Rani Sri dkk. 2024. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Wedina


Media Utama.

22

Anda mungkin juga menyukai