MATEMATIKA LANJUTAN
Tentang
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Disusun Kelompok 1:
Annadira Fauziah (2314070046)
Rintania Agustin (2314070063)
Hidayatul Multahsya (2314070069)
Qori Ah Zikratul Husnah (2314070073)
Dosen Pengampu:
Dorisno, M.Pd
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dorisno, M.Pd. selaku
dosen Pengampu mata kuliah Matematika Lanjutan yang telah membimbing
penulis dalam mata kuliah ini. Makalah yang penulis buat berjudul “Pembelajaran
Matematika”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Matematika
Lanjutan makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan berguna bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah yang penulis buat ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna menghasilkan makalah ini
lebih baik. Penulis berharap makalah yang penulis susun bisa memberikan manfaat
bagi kita semua, Aamiin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan........................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 21
B. Saran........................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa simbol; ilmu deduktif
yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan,
dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur
yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.1
1
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007) hlm. 1
1
diperlukan cara yang tepat. Pepatah Arab mengatakan "Al thariqah ahammu min al
maddah". Maksudnya adalah bahwa cara menyampaikan atau mengajar guru lebih
penting dari sekedar penguasaan materi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan penulis diatas, penulis
membatasi masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Membedakan dan mengetahui Model pembelajaran matematika
2. Mendeskripsikan tentang Pendekatan pembelajaran matematika
3. Menjelaskan Strategi dalam pembelajaran matematika
4. Mengetahui Metode Pembelajaran Matematika
5. Mengetahui Media Pembelajaran Matematika
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Matematika
Model pembelajaran merupakan tingkatan yang tertinggi dalam kerangka
pembelajaran, alasannya adalah karena mencakup keseluruhan tingkatan.
Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka pembelajaran, karena memberikan
pemahaman dasar atau filosofis dalam pembelajaran.2 Model pembelajaran adalah
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan. secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembe- lajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan
tehnik pembelajaran.3
2
Rani Sri Wahyuni dkk., Model-Model Pembelajaran (Bandung: Wedina Media Utama, 2024) hal.
2.
3 Helmiati, Model Pembelajaran (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012) hal. 19
3
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam model pembelajaran inkuiri. Oleh sebab itu, melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir..
2) Merumuskan Hipotesis
3) Mengumpulkan Data
4) Menguji Hipotesis
5) Merumuskan Kesimpulan
4
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil analisis data. Merumuskan kesimpulan
merupakan hasil akhir dalam proses pembelajaran. Banyaknya data yang
diperoleh, sering menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus
pada masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
Menurut Bruce dan Weil dalam Depdiknas (2010: 25), tahapan model
pembelajaran langsung adalah sebagai berikut:
1. Orientasi
4
Ahmad Nizar Rangkuti dan Ali Amran Hasibuan, Strategi Pembelajaran Matematika (Medan:
Perdana Mulya Sarana,2022) hal. 71.
5
a) Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang mana
relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.
b) Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran.
c) Memberikan penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan selama pembelajaran
d) Menginformasikan kerangka pelajaran.
2. Presentasi
Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa
konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:
3. Latihan Terstruktur
Pada fase ini guru memandu peserta didik untuk melakukan latihan-
latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan
balik terhadaprespon peserta didik dan memberikan penguatan terhadap
respon peserta didik yang benar dan mengkoreksi tanggapan peserta didik
yang salah.
4. Latihan Terbimbing
6
5. Latihan Mandiri
Pada fase ini peserta didik melakukan kegiatan latihan secara mandiri.
Fase ini dapat dilalui peserta didik jika telah menguasai tahap-tahap
pengerjaan tugas.
7
laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagai tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
1) Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big
question) Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving
question yang dapat memberi penugasan pada peserta didik untuk
melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil hendaknya sesuai dengan
realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
2) Merencanakan proyek (design a plan for the project). Perencanaan
dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik.
Perencanaan ini berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial dengan
mengintegrasikan berbagai subjek yang mendukung, serta
menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
3) Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule). Pendidik dan peserta didik
secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan
proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi
arahan untuk mengelola waktu yang ada.
8
4) Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the
project). Pendidik bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
5) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome). Penilaian
dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing masing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai oleh peserta didik, serta membantu pendidik dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat masing-
masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain
secara bergantian.
6) Evaluasi (evaluate the experience). Pada akhir proses pembelajaran,
pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama
menyelesaikan proyek.
a. Persiapan (Preparation)
9
1. Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif
2. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar
3. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
4. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b. Penyajian (Presentation)
1. Penguasaan Bahasa
2. Intonasi suara
3. Menjaga kontak mata dengan siswa
4. Menggunaka lelucon-lelucon yang menyegarkan
5. Korelasi pembelajaran dengan pengalaman siswa
6. Menyimpulkan materi pelajaran,
10
Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
kegiatan belajar mengajar, antara lain:5
a) Pendekatan Kontekstual
b) Pendekatan Konstruktivisme
c) Pendekatan Deduktif-Induktif
Pendekatan Deduktif
5
Arief Aulia Rahman, Strategi Belajar Mengajar Matematika ( Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press, 2018) hlm. 42
11
pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa
telah mengetahui letak persoalan dan konsep dasarnya.
Pendekatan Induktif
e) Pendekatan Open-Ended
f) Pendekatan Saintifik
Proses belajar dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima kegiatan, yaitu
mengamati, menanya, mengumpulkan data atau eksperimen, mengolah
12
informasi dan mengkomunikasikan. Dalam proses mengamati, peserta didik
diharapkan dapat menyaksikan tentang apa yang di sajikan pendidik, melalui
video atau alat peraga yang terkait materi, pendidik juga bisa menampilkan
gambar-gambar yang juga terkait dengan materi. Selain itu pengamatan juga
dapat dilakukan pada saat guru melakukan simulasi. Setelah itu, peserta didik
merumuskan pertanyaan yang nanti akan diperoleh melalui proses pengamatan
terhadap media yang ditampilkan oleh pendidik, selanjutnya peserta didik
mengumpulkan informasi. Informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
pertanyaan yang sudah dibuat, informasi tersebut dapat diperoleh dari berbagai
sumber belajar seperti buku, perpustakaan, internet dan lain-lain. Informasi yang
telah didapat diolah dan dipresentasikan bersama teman-teman yang lain untuk
saling berbagi informasi.
g) Pendekatan Realistic
h) Pendekatan Etnomatematika
6
Fahrurrozi dan Syukrul Hamdi, Metode Pembelajaran Matematka ( Lombok: Universitas
Hamzanwadi Press, 2017) hlm. 39
13
adalah Jepang. Etnomatematika memiliki pengertian yang lebih luas dari hanya
sekedar etno (etnis) atau suku. pengajaran matematika di sekolah memang terlalu
bersifat formal. Oleh sebab itu pembelajaran matematika sangat perlu
memberikan muatan antara matematika dalam dunia sehari-hari yang berbasis
pada budaya lokal dengan matematika sekolah.
14
Pengelolaan pembelajaran merupakan proses menata atau merancang
keterlibatan peserta didik dengan metode yang dipilih. Menurut Peniati (2012)
bahwa dalam merancang metode yang dipilih dalam proses belajar mengajar,
perlu mencermati/mendasari analisis karakteristik peserta didik tersebut. Maka
dari itu, perlu penerapan metode yang tepat didasari karakateristik peserta didik
agar metode yang diterapkan efektif dan efesien.
a) Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini
bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak
ditinjau dari berbagai segi. Dengan kata lain, pemecahan setiap masalah perlu
melibatkan peserta didik, bukan hanya melibatkan berbagai mata pelajaran atau
bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang
ada kaitan dan sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap
masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.
b) Metode Eksperimen
15
sesuatu. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan
atas proses yang dialaminya itu.
d) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara transfer informasi pelajaran, di mana peserta didik
dihadapkan kepada suatu permasalahan yang dapat berupa pernyataan atau hal yang
bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Diskusi merupakan
teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik di sekolah. Di dalam
diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih
individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan
masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja.
e) Metode Ekspositori
16
tersampaikan dengan efektif, karena metode ini berfokus kepada adalah
kemampuan akademik siswa (academic achievement student).
f) Metode Demontrasi
▪ Permasalahan yang diberikan kepada peserta didik harus sesuai dengan taraf
kemampuannya.
▪ Mengumpulkan data dalam menemukan solusi dari masalah, seperti
bertanya, meneliti, membaca buku dan lain-lain.
▪ Membuat hipotesis atau jawaban sementara dari masalah tersebut. Jawaban
sementara dibuat berdasarkan data yang didapatkan.
▪ Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini peserta
didik harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin
bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai.
▪ Menarik kesimpulan. Artinya peserta didik harus sampai kepada
kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
17
h) Metode Tanya Jawab
i) Metode Latihan
j) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi
lisan antara pendidik dengan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Cara
mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik belajar perkuliahan,
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk persoalan serta
masalah secara lisan.
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kata media berasal
dari bahasa Latin medius yang berarti "antara". Alat tersebut dapat berupa
video, televisi, diagram, bahan cetak, program komputer, dan instruktur
(Smaldino, Russell, Heinich, & Molenda, 2005). Pernyataan tersebut berarti
18
media merupakan perantara penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan.7
a) Media Audio
b) Media Visual
7
Yoga Dwi Windy Kusma Ningtyas, Media Pembelajaran Matematika (Lumajang: Mahameru
Press, 2019) hlm. 9
8
Umi Farihah, Media Pembelajaran ( Yogyakarta: Lintas Nalar, 2021) hlm. 17
9
Netrawati dan Mai Sri Lena, Media Pembelajaran Matematika ( Lampung: Permata Net, 2017)
hlm. 35
19
delapan bagian, yaitu (1) orang, (2) objek, (3) teks, (4) audio, (5) visual, (6)
video, (7) komputer multimedia, dan (8) jaringan komputer.10
10
Abdul Wahab, dkk., Media Pembelajaran Matematika ( Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021) hlm. 8
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran merupakan tingkatan yang tertinggi dalam kerangka
pembelajaran, alasannya adalah karena mencakup keseluruhan tingkatan.
Lingkupnya yaitu keseluruhan kerangka pembelajaran, karena memberikan
pemahaman dasar atau filosofis dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
merupakan cara pandang dalam proses belajar mengajar yang dipakai untuk
membuat suasana belajar yang efektif dan mendukung tercapainya tujuan yang
diharapkan. Menurut Nata (2014) strategi belajar mengajar merupakan suatu
rancangan kegiatan yang melibatkan peserta didik agar seluruh potensi yang ada
dalam diri peserta didik dapat tergali dan teraktualisasi dalam kehidupan sehari-
hari. Metode mengajar merupakan konsep atau prosedur yang telah dirancang untuk
melakukan aktivitas belajar, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
peserta didik. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang berarti "antara". Alat tersebut dapat berupa
video, televisi, diagram, bahan cetak, program komputer, dan instruktur (Smaldino,
Russell, Heinich, & Molenda, 2005)
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun dalam penyajian materi. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi perbaikan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Ahmad Nizar Rangkuti dan Ali Amran. 2022. Strategi Pembelajaran
Matematika. Medan: Perdana Mulya Sarana.
Lena, Netrawati dan Mai Sri. 2017. Media Pembelajaran Matematika . Lampung:
Permata Net.
Rahman, Arief Aulia. 2018. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.
Wahab, Abdul dkk. 2021. Media Pembelajaran Matematik. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
22