Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN MODEL EKSPOSITORI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Yang
Diampu Oleh Dosen Drs. Endang Hidayat, M. Pd.

Disusun oleh :

1. Aliffati Yuniar Pradani 1805387


2. Faisal Risandi 1805797
3. Lulu Hasna 1805645
4. Rinarti Indriani 1804986
5. Wulandari 1805648

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kelompok kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan selesai
dengan sebagai mana mestinya. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda
tercinta. Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun dengan maksud dapat dijadikan sebagai media memperluas
pemahaman mengenai Model Pembelajaran Ekspositori. Walaupun dalam penyusunan
makalah ini mungkin kurang sempurna namun kami telah berusaha menyajikan makalah ini
dengan baik agar mudah dipahami.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca.
Penyusun terbuka untuk menerima kritik ataupun saran. Terimakasih .

Purwakarta, Oktober 2020

(Penyusun)

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

Apa Itu Pembelajaran Ekspositori ?....................................................................................2

C. Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. Pengertian Pembelajaran Ekspositori.......................................................................3

B. Ciri-ciri/Karakteristik Pembelajaran Ekspositori.....................................................3

C. Tujuan Pembelajaran Ekspositori.............................................................................4

D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Ekspositori................................................................4

E. Variasi Model Pembelajaran Ekspositori.................................................................5

F. Keunggulan Model Pembelajaran Ekspositori.............................................................6

G. Kelemahan Model Pembelajaran Ekspositori :........................................................6

H. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar.................................................................................6

I. Sintaks Pembelajaran Ekspositori................................................................................7

J. Evaluasi Pembelajaran Ekspositori..............................................................................9

K. Intisari Pembelajaran Ekspositori...........................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan.............................................................................................................12

ii
B. Saran.......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rusman dalam bukunya yang berjudul Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru (Yazidi, 2014 dalam Memahami Model-
model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 (the Understanding of Model of
Teaching in Curriculum 2013) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (sebagai
rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Oleh karena itu model
pembelajaran ini merupakan hal yang penting digunakan oleh guru agar pembelajaran
dapat terarah dengan baik.
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa guru dan model pembelajaran
merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Peranan guru dalam menentukan model
pembelajaran ini menunjukkan bahwa guru dan model pembelajarannya sangat
menentukan pembeljaran siswa. Lalu apa peran guru itu? Peranan guru bukan semata-
mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas
belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang
diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berpikir siswa, dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang
kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pembelajaran yang matang oleh
guru. (Zein, 2016 dalam Peran guru dalam pengembangan pembelajaran)
Berdasarkan kedua aspek di atas maka guru harus memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi guru dalam mengajar. Hal ini
dilakukan agar pembelajaran dapat mencapai tujuannya. Dalam makalah ini penulis
menyusun makalah tentang salah satu model pembelajaran yaitu model
pemebelajaran ekspositori. Model pembelajaran ekspositori adalah model
pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik
dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. diharapkan dengan penggunaan
model ini, guru dapat keluasan materi pembelajaran sehingga guru dapat mengetahui
sampai sejauh mana peserta didik menguasai bahanpelajaran yang disampaikan
dengan waktu belajar terbatas dan ukuran kelas yang besar.

1
B. Rumusan Masalah

Apa Itu Pembelajaran Ekspositori ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang strategi pembelajaran Ekspositori
2. Untuk mempelajari penerapan strategi ekspositori
3. Untuk memahami ciri dan karakteristik strategi pembelajaran ekspositori

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Ekspositori


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Siswanto, 2017) tertulis
”Ekspositori adalah tradisional”. Sedangkan, tradisional sendiri diartikan bahwa:
”Tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang
teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun”. Menurut Wina
Sanjaya dalam (Astuti, 2013) Model pembelajaran ekspositori adalah model
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai
materi pelajaran secara optimal. Sedangkan Menurut Sunarto dkk dalam Jurnalnya,
Metode ekspositori adalah suatu metode penyampaian materi pelajaran yang
didalamnya meliputi gabungan dari metode ceramah, metode tanya jawab, dan
metode tugas. (Siswanto,2017)

B. Ciri-ciri/Karakteristik Pembelajaran Ekspositori


Menurut Safriadi (2017) Beberapa karakteristik strategi pembelajaran
ekspositori yaitu:

1. Strategi pembelajaran ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi


pelajaran secara verbal. Artinya kecakapan guru dalam berbicara untuk
menyampaikan materi secara verbal atau lisan menjadi modal utama dalam
pembelajaran menggunakan metode ekspositori, karena dalam pembelajaran
ekspositori guru yang akan lebih banyak berperan dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Artinya materi atau bahan
ajar dalam pembelajaran yang menggunakan metode ekspositori harus benar-
benar sudah matang, jelas, dan mudahdi pahami yang nanti nya mudah di
terima oleh siswa tanpa harus siswa mencari dan menganalisis materi yang
diberikan oleh guru.

C. Tujuan Pembelajaran Ekspositori

Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaa materi sendiri artinya setelah


proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahami yang benar yaitu

3
mengingat kembali materi yang telah diuraikan. Strategi Pembelajaran Ekspositori,
tujuannya adalah

1. Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar

2. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa

3. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka dan menyenangkan


bagisiswa agar siswa merasa tertarik dengan situasi belajar.

D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Ekspositori

1. Berorientasi Pada Tujuan


Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti
proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Sebelum strategi
diterapkan oleh guru maka guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya tujuan pembelajaran harus
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada
kompetensi yang harus dicapai siswa. Strategi pembelaran ekspositori tidak
akan mungkin mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi misalnya
kemampuan untuk menganalisis, mengintesis, mengevaluasi sesuatu namun
tidak berarti tujuan kemampuan taraf rendah. Justru tujuan itulah yang harus
dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.
2. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang
merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang atau
sekelompok orang. Pesan yang disampaikan  adalah materi pembelajaran yang
diorganisisr dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
sebagai penerima pesan.
Dalam komunikasi selalu terjadi pemindahan pesan informasi dari sumber
pesan ke penerima pesan. System komunikasi dikatakan efektif jika pesan dapat
ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Dan jika pesan tersebut tidak
diterima dengan baik maka system komunikasi tersebut tidak efektif. Kesulitan
menangkap pesan disebabkan oleh gangguan yang menghambat kelancaran
komunikasi sehingga siswa tidak dapat menerima pesan yang ingin

4
disampaikan. Strategi ekspositori menekankan pada proses penyampaian, maka
prinsip komunikasi sangat penting untuk diperhatikan.

3. Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan salah satu hokum belajar. Inti dari hokum belajar
adalah setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus
manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan dan tidak mungkin merespon
jika tidak memiliki kesiapan. Agar siswa dapat menerima pesan informasi
sebagai stimulus yang kita berikan, kita harus memposisikan mereka dalam
keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Oleh
karena itu sebelum menyampaikan informasi apakah dalam otak anak sudah
tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan kita sampaikan atau
belum. Jika belum kita sediakan dahulu agar dapat menampung setiap informasi
yang kita berikan

4. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus  dapat mendorong siswa untuk
mau mempelajari meteri pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
berlangsung pada saat itu saja tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori
berhasil jika melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidak seimbangan sehingga mendorong untuk mencari dan menemukan
sendiri melalui proses belajar mandiri.

E. Variasi Model Pembelajaran Ekspositori


1. Variasi mengajar dengan memperhatikan gaya belajar.
Dalam model pembelajaran ekspositori selama ini hanya menggunakan metode
ceramah hal ini hanya memuaskan siswa dengan gaya mengajar audiotorial.
2. Intonasi suara guru harus bervariasi
Jika suara guru terlalu keras, maka materi yang dijelaskan akan sulit diterima
dan siswa akan menganggap gurunya kejam. Namun, apabila suara guru terlalu
lemah maka penjelasan tidak akan terdengar oleh siswa
3. Variasi dalam menggunakan media pembelajaran

F. Keunggulan Model Pembelajaran Ekspositori


Menurut Sanjaya; 2006 (Hasbiyalloh, 2017 dalam Pengaruh model
pembelajaran ekspositori berbantuan scaffolding dan advance organizer terhadap
hasil belajar fisika peserta didik kelas X) Keunggulan model pembelajaran ini
adalah :

5
1. Dengan model pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sampai
sejauh mana peserta didik menguasai bahanpelajaran yang disampaikan.
2. Model pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila meteri
pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik cukup luas, sementara itu waktu
yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui model pembelajaran ekspositori selain peserta didik dapat mendengar
melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus peserta
didik bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Model pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah peserta didik dan ukuran
kelas yang besar

G. Kelemahan Model Pembelajaran Ekspositori :


1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
3. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4. Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu
arah (one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.

H. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar


Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu diketahui
kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau materi
pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini berarti bahwa
materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus
dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar yang benar-
benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan kata
lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk pada standar kompetensi.
Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar Dapat Dijelaskan Sebagai Berikut:
a. Mengidentifikasi Aspek-Aspek Yang Terdapat Dalam Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Dasar

6
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap
aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi
tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda
untuk membantu pencapaiannya.
b. Identifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi
pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
c. Memilih Jenis Materi Yang Sesuai Dengan Standar Kompetensi Dan
Kompetensi Dasar
Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi.
d. Memilih Sumber Bahan Ajar
Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan
sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media
audiovisual, dsb. Berdasarkan bentuknya, bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed), bahan ajar dengar (audio),
bahan ajar pandang dengar (audiovisual) dan bahan ajar interaktif (interactive
teaching material).

I. Sintaks Pembelajaran Ekspositori


Pembelajaran ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
sehingga dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Menurut Killen (dalam
Sanjaya, 2006) model pembelajaran ekspositori ini sama dengan model pembelajaran
langsung (direct instruction) karena materi pembelajaran disampaikan secara
langsung oleh guru. Model pembelajaran Ekspositori menganut
paham behavioristik yang menekankan mahwa perilaku manusia pada dasarnya
merupakan keterkaitan antara stimulus dengan respon, sehingga dalam kegiatan
pembelajaran peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang sangat
menentukan. Pembelajaran ini menempatkan guru sebagai sumber dan pemilik

7
pengetahuan dan siswa bersifat pasif dengan hanya menerima pengetahuan dari guru
(Martin dalam Sigler, 2007).
Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi pada guru (teacher centered) (Sanjaya, 2006). Pembelajaran
ekspositori berbeda dengan ceramah. Perbedaan pembelajaran ekspositori dengan
ceramah adalah dominasi guru yang dikurangai. Pada pembelajaran ekspositori guru
hanya memberikan informasi pada waktu-waktu tertentu yang diperlukan siswa
(Haris dan Jihad, 2008). Adapun langkah-langkah pembelajaran ekspositori, yaitu
sebagai berikut (Sanjaya, 2006) :
1. Persiapan
Langkah persiapan berkaitan dengan persiapan siswa untuk menerima
pelajaran. Persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat
tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam
langkah persiapan di antaranya adalah memberikan motivasi dan memulai
pelajaran dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.
2. Penyajian
Langkah penyajian adalah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan
persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam
penyajian adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah
ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh karena, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu penggunaan bahasa yang
mudah dimengerti oleh siswa, intonasi suara yang tepat, dan menjaga kontak
mata dengan siswa,
3. Korelasi
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimiliki oleh siswa.
4. Menyimpulkan
Langkah menyimpulkan merupakan langkah untuk memahami inti dari
materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah ini sangat penting karena siswa
akan dapat mengambil inti sari dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
5. Penerapan
Langkah penerapan adalah unjuk kemampuan siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung. Penerapan sangat penting karena melalui langkah
ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan

8
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada
langkah ini adalah dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang
telah disajikan dan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang
telah disajikan. Guru juga bisa memberikan tugas berupa proyek atau produk
sesuai dengan materi.

J. Evaluasi Pembelajaran Ekspositori


Evaluasi pembelajaran dapat digunakan dalam berbagai model pembelajaran
yang digunakan.

a. Evaluasi pembelajaran menurut para ahli


1) Guba dan Lincoln mengemukakan definisi evaluasi sebagai “a process for
describing an evaluand and judging its merit and worth”. (Sebuah proses
untuk menggambarkan sebuah evaluasi dan menilai manfaat dan nilainya)
2) Gilbert Sax berpendapat bahwa “evaluation is a process through which a
value judgement or decision is made from a variety of observations and from
the background and training of the evaluator”. (Evaluasi adalah proses yang
melalui penilaian nilai atau keputusan dibuat dari berbagai pengamatan dan
dari latar belakang dan pelatihan dari penilai).
3) Tyler menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penentuan sejauh mana
tujuan pendidikan telah tercapai.
Jadi, evaluasi pembelajaran adalah sebuah proses mengevaluasi/menilai
kegiatan pembelajaran untuk memperoleh keputusan yang nantinya dapat
digunakan sebagai pertimbangan untuk memperbaiki masalah yang terjadi
dalam proses pembelajaran serta untuk meningkatkan hasil belajar.
b. Tujuan evaluasi

Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui


efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Indikator efektivitas
dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
Perubahan tingkah laku itu dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang
diharapkan sesuai dengan kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran.
Adapun secara khusus, tujuan evaluasi adalah untuk :

1) Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang


telah ditetapkan.

9
2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam proses
belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan memberikan
remedial teaching.
3) Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan
guru, baik yang menyangkut metode, media maupun sumber-sumber
belajar.
Depdiknas (2003 : 6) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajaran
adalah untuk (a) melihat produktivitas dan efektivitas kegiatan belajar-
mengajar, (b) memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru, (c)
memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program belajar-
mengajar, (d) mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa
selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya, dan (e) menempatkan
siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuannya.

b. Fungsi Evaluasi

Di samping itu, fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi


itu sendiri, yaitu :

1) Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar


untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial
bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang
dipelajari.
2) Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas
dan laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi
belajar.
3) Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis,
fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
4) Seleksi dan penempatan; yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk
menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
c. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Evaluasi

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka pelaksanaan


evaluasi hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip : kontinuitas,
komprehensif, objektivitas, kooperatif, dan praktis. Dengan demikian, evaluasi
pembelajaran hendaknya (a) dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas

10
yang harus dievaluasi, materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan
interpretasi hasil evaluasi (b) menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
(c) agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat
(instrumen) dan sifatnya komprehensif (d) diikuti dengan tindak lanjut. Di
samping itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan, prinsip
berorientasi kepada kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip kontinuitas,
prinsip koherensi, prinsip keseluruhan, prinsip paedagogis, prinsip
diskriminalitas, dan prinsip akuntabilitas.

K. Intisari Pembelajaran Ekspositori


Bahwa model pembelajaran ekspositori adalah suatu model pembelajaran yang
cara penyampaian materinya secara langsung oleh guru kepada siswa dengan tujuan
siswa dapat menguasai materi secara optimal. Materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru dalam model pembelajaran ekspositori biasanya materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut siswa untuk bertutur ulang.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran ekspositori adalah suatu model pembelajaran yang cara
penyampaian materinya secara langsung oleh guru kepada siswa dengan tujuan siswa
dapat menguasai materi secara optimal. Materi pelajaran yang disampaikan oleh guru
dalam model pembelajaran ekspositori biasanya materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk bertutur ulang. Model pembelajaran ekspositori ini menganut
paham behavioristik yang menekankan bahwa perilaku manusia pada dasarnya
merupakan keterkaitan antara stimulus dengan respon, sehingga dalam kegiatan
pembelajaran nodel ini, peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang
sangat menentukan.
Pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran
yang berorientasi pada guru (teacher centered). Dalam model pembelajaran
ekspositori ini guru harus memperhatikan gaya belajar, Intonasi suara guru harus
bervariasi dan juga media pembelajaran yang digunakan juga harus bervariasi.
Secara umum kriteria pokok pemilihan bahan ajar pada model strategi
pembelajaran atau materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Langkah langkah dalam strategi pembelajaran model ekspositori meliputi lima
langkah yaitu langkah Persiapan , Penyajian , Menghubungkan , Menyimpulkan dan
Penerapan . Tentunya tiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelemahan
begitupula dengan model pembelajaran ekspositori ini.

B. Saran
Dengan adanya Strategi Pembelajaran Ekspositori diharapkan guru dapat
menerapkan strategi ini dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai semaksimal mungkin. Dibalik itu juga seorang guru harus menguasai/ memahami
tentang konsep dan prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori itu sendiri agar
penerapan dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain itu juga seoarang
guru harus memahami keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran ekspositori
itu, dengan memahami maka guru dapat menerapkan dari keunggulan itu dan dapat
menghindari dari kelemahan yang ada dan jika bisa dapat mencari jalan keluar agar
kelemahan itu dapat teratasi.

12
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya
dari kami. Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak
kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat
membangun, untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asrul, A., Ananda, R., & Rosnita, R. (2015). Evaluasi Pembelajaran.


Astuti, N. F., Achmadi, A., & Rosyid, R. (2013). Efektivitas Model Pembelajaran
Ekspositori Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Ayat Jurnal
Penyesuaian (Doctoral dissertation, Tanjungpura University).
https://www.neliti.com/publications/210394/efektivitas-model-pembelajaran-
ekspositori-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-sisw. diakses 01 oktober 2020.
Hasbiyalloh, A. S., Harjono, A., & Verawati, N. N. S. P. (2017). Pengaruh model
pembelajaran ekspositori berbantuan scaffolding dan advance organizer terhadap
hasil belajar fisika peserta didik kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi, 3(2), 173-180.

Ntb, H. (t.thn.). Kriteria Pemilihan Bahan Ajar. Dipetik Oktober 1, 2020, dari Academia:
https://www.academia.edu/9246834/Kriteria_Pemilihan_Bahan_Ajar

PUTRI, I. (2018). PENGARUH PENAMPILAN GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP


PERHATIAN SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH DI MADRASAH
TSANAWIYA.
Safriadi, S. (2017). Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Jurnal
MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 7(1), 47-65.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/1908. diakses 01
Oktober 2020.
SISWANTO, E. (2017). Komparasi Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
dan Ekspositori dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 Di Mi Se
Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri (Doctoral dissertation, IAIN Tulungagung).
6414/.d http://repo.iain-tulungagung.ac.id/. diakses 01 Oktober 2020.
Sudarwan Danim. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Suryanto, A. (2007). Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran. PDGK430/Modul, 1.

Wardani, I.G.A.K. (2014). Prespektif Pendidikan SD. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka.

14

Anda mungkin juga menyukai