“MODEL PEMBELAJARAN”
Disusun guna untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampuh:
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Modul Pembelajaran”.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Pembelajaran PAI dengan dosen pengampuh bapak Dr. Kusen, S.Ag, M.Pd.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang dan para guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini sangat dipengaruhi dari
sifat dan materi yang akan diajarakan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai
dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peseta didik. Di samping itu pula,
setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahapan-tahapan (sintaks) oleh peserta
didik dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga
mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini berlangsung di antara pembukaan dan
penutup yang harus dipahami oleh guru supaya model-model pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan berhasil
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri tersebut antara lain: 1) rasional teoretik
logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2) landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil; 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
1
memunculkan bermacam-macam desain-desain pembelajaran yang bervariasi Model-
model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru memilih
model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar model pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam model pembelajaran?
3. Mengapa model pembelajaran itu penting?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar model pembelajaran
2. Untuk mengetahui macam-macam model pembelajaran
3. Untuk mengetahui bagaimana pentingnya model dalam pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhamad Afandi, dkk,"Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah" ,UNISSULA PRESS, Universitas
Islam Sultan Agung Semarang Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang, 2013, hal. 15-16.
3
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
tutorial (Trianto, 2007:1).
Menurut Joice (1992:4) dalam Trianto (2011:22) Model pembelajaran adalah
suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran termasuk didalamnya
buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain. Dari kerangka teoretis yang
lebih umum, model pembelajaran, menurut Isjoni (2012: 147), merupakan strategi
yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di
kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan
pencapaian hasil pembelajaran yang lebih. Model pembelajaran berisi strategi-
strategi pilihan guru untuk tujuan-tujuan tertentu di kelas. Sementara, strategi,
menurut Kemp (dalam Rusman, 2014: 132), merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
tercapai secara efektif dan efisien. Sementara itu, Dick dan carey menyatakan
strategipembelajaran sebagai suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran
yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa. Satu strategi pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode. Model
pembelajaran juga dilandasi oleh berbagai prinsip dan teori pengetahuan,
diantaranya prinsipprinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis
sistem, atau teori lain yang membantu (dalam Rusman, 2014:132). Sehubungan
dengan itu, model pembelajaran merupakan seperangkat materi dan prosedur
pembelajaran atas dasar landasan teoretis tertentu untuk tujuan pembelajaran
tertentu.2
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada Pendekatan,
strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai Ciri khusus yang
tidak dimilki oleh strategi, metode atau prosedur, ciri-cirinya tersebut adalah :
a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
2
Sundari, Hanna. "Model-model pembelajaran dan pemerolehan bahasa kedua/asing." Jurnal Pujangga 1.2 (2015): 108-109.
4
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai (Trianto, 2011:23).
3
Syekh Nurjati, ‘Model Pembelajaran Pendekatan Saintifik 2013’, Journal of Chemical Information and
Modeling, 53.9 (2019), hal. 8-9.
4
Abas Asyafah, ‘MENIMBANG MODEL PEMBELAJARAN (Kajian Teoretis-Kritis Atas Model
Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam)’, TARBAWY : Indonesian Journal of Islamic Education, 6.1 (2019), hal.23
<https://doi.org/10.17509/t.v6i1.20569>.
5
b. Pedoman bagi dosen/ guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga
dosen/guru dapat menentukan langkah dan segala sesuatu yang dibutuhkan
dalam pembelajaran tersebut.
c. Memudahkan para dosen/ guru dalam membelajarkan para muridnya guna
mencapai tujuan yang ditetapkannya.
d. Membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai-nilai,
cara berfikir, dan belajar bagaimana belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
5
Faturrohman,"Model-Model Pembelajaran", Universitas Negeri Yogyakarta, hal 105–12.
6
orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi,
dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk
kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
7
kepada siswa untuk berperan aktif dan mengkonstruksi konsep-konsep yang
dipelajarinya.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa mempunyai tujuan agar siswa
memiliki motivasi tinggi dan kemampuan belajar mandiri serta bertanggungjawab
untuk selalu memperkaya dan mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Ada beberapa pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu salah
satunya dalah pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode dalam
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam usaha
memecahkan masalah tersebut mahasiswa akan mendapatkan pengetahuan dan
ketrampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut. Punaji Setyosari (2006: 1)
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu metode atau cara
pembelajaran yang ditandai oleh adanya masalah nyata, a real-world problems
sebagai konteks bagi mahasiswa untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan
masalah dan memperoleh pengetahuan.
Gardner (2007) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan
alternatif model pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran ruang kelas yang
tradisional. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, dosen menyajikan
kepada mahasiswa sebuah masalah, bukan kuliah atau tugas. Sehingga mahasiswa
menjadi lebih aktif belajar untuk menemukan dan menyelesaikan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan
menerapkan kecakapan yang penting yaitu pemecahan masalah berdasarkan
keterampilan belajar sendiri atau kerjasama kelompok dam memperoleh
pengetahuna yang luas. Dosen mempunyai peran untuk memberikan inspirasi agar
potensi dan kemampuan mahasiswa dimaksimalkan.
Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Belajar diawali dengan masalah
b) Masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa
c) Mengorganisasikan pelajaran seputar masalah
d) Mahasisawa diberikan tanggungjawab yang besar untuk melakukan proses
belajar secara mandiri
e) Menggunakan kelompok kecil
8
f) Mahasiswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dalam
bentuk kinerja (I wayan Dasna dan Sutrisno, 2007)
Dari uraian di atas jelas bahwa dalam pembelajaran berbasis masalah dimulai
dengan adanya permasalahan. Masalah yang dijadikan pembelajaran dapat muncul
dari mahasiswa atau dosen. Sehingga mahasiswa dapat memilih masalah yang
dianggap menarik untuk dijadikan pembelajaran.
9
2. Model Pembelajaran Interaksi Sosial
Model ini menggambarkan bahwa hakikat manusia adalah menjalin relasi
sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih baik. Inquiri yang ilmiah diperoleh
dari model ini. Model ini didasari teori belajar Gestalt (field theory) yang
menyatakan bahwa objek/peristiwa dipandang sebagai keseluruhan bagian. Maka,
pembelajaran akan bermakna bila diberikan secara utuh. Aplikasi teori Gestalt
dalam pembelajaran, diantaranya: pengalaman (insight), pembelajaran bermakna,
perilaku bertujuan, dan prinsip ruang hidup. Pembelajaran memampukan siswa
memecahkan masalah berdasarkan insight. Materi ajar memiliki makna yang jelas
bagi kehidupan siswa dan berkaitan dengan lingkungan belajar siswa (Rusman,
2014: 136-137).
10
laku adalah model pembelajaran operant-conditioning yang dipelopori oleh B. F.
Skinner (Joyce dan Weil, 1972: 6).6
6
Sundari, H. (2015). Model-model pembelajaran dan pemerolehan bahasa kedua/asing. Jurnal
Pujangga, 1(2), 106-117.
7
Pramesti, Esta Meilina, Yeni Dwi Kurino, and Mahpudin Mahpudin. "PENTINGNYA MODEL
COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH
DASAR." Prosiding Seminar Nasional Pendidikan. Vol. 1. 2019.
11
memudahkan siswa untuk berpikir akan tetapi juga mengajarkan siswa menyelesaikan
permasalahan yang mereka temukan secara bersama-sama.8
8
Diniyati, Maulyna, E. Kosmajadi, and Roni Rodiyana. "PENTINGNYA MODEL CONTEXTUAL TECHING
AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI." Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan. Vol. 1. 2019.
9
Cahyani, Hesti, and Ririn Wahyu Setyawati. "Pentingnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah
melalui PBL untuk mempersiapkan generasi unggul menghadapi MEA." PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika. 2017.
12
Model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament(TGT) menjadi
pilihan dalam proses belajar mengajar. Dalam TGT, satu kelompok terdiri dari 3
siswa yang memiliki kemampuan heterogen (rendah, sedang, dan tinggi)[5]. Hasil
belajar IPA dengan permainan yang dirancang dalam model inimemungkinkan siswa
dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama,
persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu
presentasi di kelas, tim (kelompok), game (permainan), turnamen, dan rekognisi
tim[10].Modelini dapat mengubah pembelajaran yang semula teacher oriented
kestudent oriented.Beberapa manfaat penerapan model TGT antara lain: 1)siswa
memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan mengungkapkan pendapatnya; 2)Rasa
percaya diri siswa menjadi lebih tinggi; 3)Perilaku saling mengganggu antar siswa
menjadi berkurang; 4)Motivasi belajar siswa bertambah; 5)Kepekaan dan toleransi
antar siswa akan meningkat; 6)Kebebasan mengaktualisasikan diri dengan seluruh
potensi yang ada pada diri siswa serta meningkatkan kerjasama dengan siswa lain
sehingga interaksi belajar mengajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak
membosankan.10
10
Ismah, Zahrina, and Tias Ernawati. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas VIII SMP Ditinjau Dari Kerjasama Siswa." Jurnal Pijar
Mipa 13.1 (2018).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan
suatu pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dipahami oleh peserta didik.
Cara yang ditempuh guru dan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran
dapat dilihat dari sudut proses pembelajaran. Guru harus memahami betul
pelaksanaan model pembelajaran yanag akan digunakan dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Demikianlah makalah inni kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan kekurangan makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ismah, Zahrina, and Tias Ernawati. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas VIII SMP
Ditinjau Dari Kerjasama Siswa." Jurnal Pijar Mipa 13.1 (2018).
Pramesti, Esta Meilina, Yeni Dwi Kurino, and Mahpudin Mahpudin. "PENTINGNYA
MODEL COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENT
(TGT) PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR." Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan. Vol. 1. 2019.
15