Anda di halaman 1dari 27

Nama :istikarini

Mpm :3020011

Semester :VI (enam )

MK :model pembelajaran mreatif dan inovatif

Dosen pengampu :Yeni Asmara M.Pd

Prodi :pendidikan sejarah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

LUBUKLINGGAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas model pbelajaran kreatif dan inovatif tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulis penelitiam ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Yeni Asmara M.Pd Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
model pembelajaran kreatif dan inovatif .

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yeni Asmara M.Pd selaku dosen mata kuliah modle
pembelajaran kreatif inofatif yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membagi pengetahuannya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, 10 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………ii

BAB I ………………………………………………………………………………………..…..1

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..…1

A. Latar belakang ……………………………………………………………........................1


B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………...….1
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….…….2

BAB II……………………………………………………………………………………..…..….3

A.Kajian pustaka ……………………………………………………………..……….…..…2

B.Landasan teori ….................................................................................................................2

BAB III…………………………………………………………………………………………...2

A.Metode penelitian…………………………………. ……………………………..………3

B.Deskriptif dan kualitatif…………………………………….……………………..………4

BAB4……………………………………………………………………………………………..5

PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………..6

A. Definisi model pembelajaran kreatif dan inovatif menurut para ahli ………………..….6
B. Jenis jenis model pembelajaran kreatif inofatif ……………………………………….....7
C. Pengertian model pembelajaran kreatif dan inovatif……………………………………..8
D. Kelebihan model pembelajaran kreatif inofatif…………………………….…………….9
E. Kekurangan model pembelajaran kreatif dan inovatif…………………………..………10
F. Langkah langkah model pembelajaran kreatif dan inovatif……………………………..11
BAB 5………………………………………………………………………………………….12

PENUTUP………………………………………………………………………………………13

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………..14
B. Saran …………………………………………………………………………………..15

DAFTARPustaka………………………………………………………………………………..16
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam membentuk sebuah
peradaban bangsa. Pendidikan akan melahirkan perubahan dan penemuan baru dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, faktor yang mempunyai peranan yang sangat
penting yaitu guru. Sehubungan dengan hal tersebut profesionalisme guru kini semakin
menyeruak ke ruang publik seiring dengan meningkatnya tuntutan akan mutu pendidikan. 1 Guru
akhirnya menjadi sorotan karena merekalah yang menjadi patokan terdepan yang berinteraksi
langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, guru dituntut
untuk mengembangkan keahlian, pengetahuan dan melahirkan hal-hal baru 2 . Guru yang
mampu berinovasi berarti menandakan guru tersebut bisa mengembangkan ide-ide kreatif yang
mereka miliki. Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dalam strategi
pembelajaran. Artinya seorang guru tidak hanya dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang
akan diajarkannya, tetapi juga harus menguasai dan mampu mengajarkan pengetahaun tersebut
pada peserta didik. Metode lebih penting dari pada materi, dan guru lebih penting dari pada
metode dan materi. Mengingat kondisi para pendidik dan calon pendidik, maka usaha untuk
mendalami serta mengaplikasikan pembelajaran inovatif menjadi salah satu alternatif.
Pembelajaran inovatif berimplikasi dapat meningkatkan strategi mengajar bagi guru itu sendiri
dan strategi belajar bagi peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaimana teori –teori model pembelajaran menurut para ahli?

2.Apa saja jenis- jenis model pembelajaran ?

3.Apa pengertian dari pembelajaran ?

4 Apa kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran ?

5. apa saja sintaks dalam model pembelajaran


1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran

2. Untuk mengidentifikasi konsep dasar dalam pembelajaran

3. Untuk menyebutkan teori dalam pembelajaran

. 4. Untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran


BAB 11

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Karya ilmiah berjudul “pembelajaran kreatif dan inovatif Salah Satu tugas saya ini dibangun
supaya memahami pembelajaran kreatif inofatif ini

Tinjauan Tentang Model Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subyek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis
agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien.17Menurut pandangan konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan pemecahan
masalah, mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan alogaritma ketimbang menghafal
prosedur dan menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban yang benar. Konsep
pembelajaran menurut pandangan konstruktivistik tersebut meletakkan landasan yang
meyakinkan bahwa peranan pengajar tidak lebih dari sebagai fasilitator, suatu posisi yang
berbeda dengan pandangan tradisional.

Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang sebagai
suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlahKomponen yang terorganisasi antara lain tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media/alat pembelajaran,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Kedua
pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya
atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi:

A. PersiapanPersiapan dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan


menyusun persiapan mengajar (lesson plan) beserta penyiapan perangkat kelengkapannya, antara
lain berupa alat peraga, dan alat-alat evaluasi.
B. Melaksanakan Kegiatan PembelajaranDengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang
telah dibuat, pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini, struktur dan situasi pembelajaran yang
diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh pendekatan, strategi, atau metode-metode
pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen
guru, persepsi, dan sikapnya terhadapevaluasi

C.Tindak LanjutMenindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelola adalah kegiatan yang
dilakukan setelah pembelajaran, dapat berbentuk

Enrichmen (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa
yang kesulitan belajar.Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar
BAB III

METODE PENELITIAN

Pengertian metode kualitatif dan deskriptif

Menurut Sugiyono (2019, hlm. 18) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti objek dengan
kondisi yang alamiah (keadaan riil, tidak disetting atau dalam keadaan eksperimen) di mana
peneliti adalah instrumen kuncinya. Mengapa peneliti disebut sebagai instrumen penelitian
dalam penelitian kualitatif? Bukankah instrumen penelitian itu adalah lembar survei, soal tes,
teks wawancara, dsb? Hal tersebut karena penelitian kualitatif menekankan hasil penelitian dari
kemampuan deskripsi, analisis, sintesis, dan evaluasi penelitinya sendiri, bukan dari statistik
yang dihasilkan oleh instrumen penelitiannya seperti pada penelitian kuantitatif. Dengan
demikian, penelitinya sendiri merupakan salah satu instrumennya.

Sementara itu menurut Walidin & Tabrani (2015, hlm. 77) penelitian kualitatif adalah suatu
proses penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial dengan menciptakan
gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan dengan kata-kata, melaporkan
pandangan terinci yang diperoleh dari sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang
alamiah. Penelitian kualiatif memiliki sifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
pendekatan induktif, sehingga proses dan makna berdasarkan perspektif subyek lebih ditonjolkan
dalam penelitian kualitatif ini (Fadil, 2020, hlm. 33).

Sifat deskriptif pada penelitian kualitatif berarti penelitian akan berusaha untuk membuat
gambaran umum secara sistematis, akurat, dan faktual mengenai suatu fakta, sifat, hingga
hubungan antarfenomena yang diteliti. Seperti yang diungkapkan oleh Nazir (2014, hlm. 43)
bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang
terselidiki.
Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
dilakukan untuk meneliti objek, suatu kondisi, sekelompok manusia, atau fenomena lainnya
dengan kondisi alamiah atau riil (tanpa situasi eksperimen) untuk membuat gambaran umum
yang sistematis atau deskripsi rinci yang faktual dan akurat.
BAB 4

PEMBAHASAN

Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli


Menurut Joyce & Weil, adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
sebuah kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau lingkungan belajar lainnya.

Menurut Trianto, adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
kegiatan pembelajaran di kelas atau tutorial.

Arends (1997) Istilah model pembelajaran mengarah pada pendekatan tertentu terhadap


instruksi yang terdiri dari tujuan, sintaks (pola urutan atau alur), lingkungan, dan sistem
pengelolaan secara keseluruhannya.

Menurut Dahlan rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur
materi pengajaran dan memberi petunjuk pada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau
setting lainnya.

Menurut Amin Suyitno Arti model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan guru agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang
diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Menurut Syafaruddin, Irwan Nasution Deskripsi dari lingkungan pembelajaran yang


bergerak dari perencanaan kurikulum, mata pelajaran, bagian-bagian dari pelajaran untuk
merangcang materi pelajaran, buku latihan kerja, program, dan bantuan kompetensi untuk
program pembelajaran.
Menurut Supriyono Sebuah model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang
mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi
pembelajaran.
Menurut Joyce dalam Trianto Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang digunakan di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
perangkat pembelajaran.

Menurut Syaiful Sagala Definisi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang


menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Menurut Trianto Model pembelajaran merupakan pendekatan yang luas dan menyeluruh


serta dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan
sifat lingkungan belajarnya.
Masih banyak pengertian model pembelajaran menurut para ahli, dan yang tercantum hanya
sebagian kecil dari argument dan pendapat ahli.

KESIMPULAN .

Model pembelajaran kreatif, inovatif, dan produktif merupakan model pembelajaran yang
berlandaskan pada teori konstruktivisme. Model ini memfasilitasi peserta didik untuk
membangun sendiri konsep-konsep baru berdasarkan konsep lama yang telah dimiliki.
2. Macam-macam Model Pembelajaran

Model Inkuiri Model inkuiri menggunakan rangkaian pembelajaran yang menitikberatkan


pada proses berpikir kritis dan analitis kepada peserta didik.
Penerapan model ini dimaksudkan agar peserta didik bisa bisa mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari dari suatu masalah melalui penyelidikan ilmiah.

Model Kontekstual Model kontekstual mendorong guru untuk mengaitkan antara materi


yang diajarkan dengan situasi yang terjadi di dunia nyata.
Prinsip dari model ini adalah aktivitas peserta didik, yakni peserta didik melakukan dan
mengalami, bukan hanya monoton dan mencatat.

Model Ekspositori Model ekspositori menekankan proses belajar mengajar dengan


menyampaikan materi secara verbal dari guru kepada peserta didik agar mereka bisa menguasai
materi secara optimal.

Model Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah atau problem based


learning adalah rangkaian aktivitas yang menekankan pada proses penyelesaian masalah secara
ilmiah.

Model Kooperatif Model kooperatif merupakan kerangka rangkaian proses belajar yang


dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu dengan maksud untuk mencapai
tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan.

Model PAIKEM PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan.
Model pembelajaran ini dirancang untuk untuk membuat peserta didik bisa mengembangkan
kreativitasnya secara optimal.

Model Terpadu Model terpadu adalah model yang melibatkan beberapa mata pelajaran
sekaligus supaya memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada peserta didik.
Kemudian model ini dipecah lagi ke dalam 10 sub-model, yakni:
Model penggalan

Model keterhubungan

Model sarang

Model urutan

Model bagian

Model jaring laba-laba

Model galur

Model keterpaduan

Model celupan Model jaringa

Model Pembelajaran Kelas Rangkap Model pembelajaran kelas rangkap (PKR) memiliki


dua penekanan utama, yakni penggabungan kelas secara integratif dan dan pembelajaran
terpusat.
Dengan demikian, guru tidak perlu mengulang pengajaran kembali pada dua kelas yang berbeda.
Model PKR dibagi ke dalam tiga model, yakni:

Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan

Model PKR 222: dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan

Model PKR 333: tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan
Model Tugas Terstruktur Model ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang
harus diselesaikan oleh peserta didik untuk mendalami dan memperluas materi yang dikaji.

Bentuk tugas terstruktur mencakup makalah individu, makalah kelompok, laporan ilmiah,
portofolio, dan sebagainya.

Model Portofolio Model ini fokus pada pengumpulan karya terpilih dari satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif untuk memecahkan masalah.
Prinsip utama dari model ini adalah peserta didik aktif serta kelompok belajar kooperatif untuk
menghasilkan karya portofolio bersama.

Model tematik merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang mengintegrasikan beberapa


materi pelajaran dalam satu topik pembahasan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

.MACAM MACAM / JENIS JENIS MODEL PEMBELAJARAN

1. Hybrid Learning

Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia edukasi, strategi dan cara-cara baru
dalam melaksanakan pembelajaran semakin mungkin untuk dilakukan. Salah satunya
yaitu Hybrid Learning, model pembelajaran yang menggabungkan aspek dan strategi dalam
pembelajaran tatap muka di ruang kelas, pembelajaran secara daring, serta praktik dalam dunia
nyata. Model pembelajaran ini memang ramai diperbincangkan belakangan ini dalam dunia
pendidikan, terlebih lagi semenjak pandemi yang mendorong sekolah-sekolah untuk melakukan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Melalui peralatan edukasi digital seperti eBook, web conferencing (Zoom, Google


Classroom), video, games, kuis online, Learning Management System (LMS), Hybrid
Learning telah menjadi salah satu pendekatan yang efektif dan bernilai. Tentu saja terdapat
berbagai manfaat dari Hybrid Learning, seperti pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi
siswa, meningkatkan keterlibatan siswa dalam kelas, kemudahan dalam mendapatkan data,
efisien bagi guru, serta berbagai manfaat lainnya.
2. Flipped Classroom

Metode pembelajaran secara mendikte dimana guru mengajar dan siswa mendengarkan secara
pasif merupakan salah satu praktik mengajar konvensional yang telah lama digunakan oleh
banyak guru. Pada metode flipped classroom, yang terjadi adalah sebaliknya. Siswa tidak lagi
hanya sekedar memperhatikan guru di kelas dan menunjukkan pemahamannya dalam PR. 

Melalui flipped classroom, siswa dapat membaca atau menonton materi pelajaran di luar kelas
untuk mengembangkan pemahamannya mengenai materi kelas. Ya, flipped
classroom sebenarnya juga merupakan salah satu pendekatan dari hybrid learning.

Waktu di dalam kelas dimanfaatkan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapat
sebelumnya dengan mengerjakan tugas yang pada umumnya dijadikan PR oleh guru. Selain itu,
siswa juga dapat melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, atau praktik.

Flipped Classroom lebih efektif diterapkan dengan bantuan teknologi seperti Learning


Management System (LMS) seperti yang disediakan oleh KOCO Schools. Melalui LMS, Bapak
dan Ibu guru dapat dengan mudah mendistribusikan file dan tugas siswa, melakukan absensi
secara digital, mempersiapkan materi dan membuat soal, serta evaluasi dalam waktu yang lebih
singkat.Melalui metode ini, peran antara guru dan siswa “dibalik” sehingga siswa dan
pekerjaannya lah yang menjadi pusat perhatian di kelas daripada guru.

Menurut Flipped Learning Network, 71% guru yang menggunakan metode ini merasakan
adanya peningkatan nilai siswa, sementara sebanyak 80% melaporkan peningkatan pada perilaku
siswa.Sebanyak 99% guru yang menggunakan metode ini juga menyatakan ingin kembali
menggunakan metode ini di tahun pembelajaran berikutnya.
3. Inquiry Based Learning

Inquiry Based Learning adalah model pembelajaran berbasis pertanyaan. Pada model


pembelajaran ini, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, namun juga fasilitator.

 Jika umumnya pelajaran dilakukan dengan gaya perkuliahan biasa, pada Inquiry Based
Learning, guru mengajukan pertanyaan, skenario dan masalah-masalah pada siswa. Kemudian,
siswa akan melakukan riset pada topik-topik yang diberikan secara individual atau kelompok
untuk merumuskan jawaban mereka.

Siswa dapat mempresentasikan penemuan mereka dan bukti-bukti yang mendukung pada kelas
bersama siswa-siswa lainnya. Melalui aktivitas ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan
lebih lanjut jawaban mereka dengan mendengarkan apa yang telah ditemukan siswa lainnya

4. Jigsaw

Jigsaw merupakan model pembelajaran berbasis penelitian yang ditemukan dan


dikembangkan sejak awal 1970 oleh Elliot Aronson, seorang Profesor di University of
California, Amerika Serikat. Jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
mendorong pembelajaran aktif. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan bagi para
siswa untuk saling belajar dari satu sama lain. Model pembelajaran ini memang sudah terbukti
dalam mendorong inklusivitas di kelas. Lalu bagaimana cara menerapkannya? 

Bapak dan Ibu guru dapat membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Berikutnya pecahkan
materi pembelajaran hari itu ke dalam 5-6 segmen, dan bagikan masing-masing segmen materi
tersebut pada tiap siswa dalam kelompok untuk dipelajari. Siswa kemudian ditugaskan ke
kelompok yang berbeda di mana mereka akan menjelaskan informasi yang telah dipelajari pada
anggota lainnya. Siswa harus menyelesaikan proses ini hingga tiap kelompok memiliki informasi
untuk melengkapkan kepingan informasi tersebut.
5. Personalisasi Pembelajaran

Sesuai dengan namanya, personalisasi pembelajaran merupakan model pembelajaran yang


dipersonalisasikan bagi tiap siswa sesuai gaya belajar, latar belakang, kebutuhan, dan
pengalaman yang sudah mereka dapat sebelumnya. Melalui pembelajaran yang telah
dipersonalisasikan ini, siswa dapat terbantu untuk belajar lebih cepat dan mudah dalam
memahami berbagai konsep baru, serta mendorong minat belajar.

6. Project Based Learning

Project Based Learning atau pembelajaran berdasarkan proyek merupakan model


pembelajaran yang mendorong keahlian siswa dalam riset, kolaborasi, critical thinking,
dan problem-solving. Project Based Learning dirancang agar siswa dapat mengembangkan
pengetahuan serta keterampilan melalui proyek yang berkaitan pada persoalan yang dihadapi
dalamkehidupannyata.
Seperti Flipped Classroom, peran guru dalam model pembelajaran ini lebih difokuskan untuk
membimbing siswa.

7. Quantum Learning

Quantum Learning merupakan salah satu model pembelajaran berbasis penelitian lainnya


yang mengintegrasikan strategi terbaik dalam pengajaran dengan bagaimana siswa menerima
pelajaran.  Model pembelajaran yang diusung oleh Dr. Georgi Lozanov ini memanfaatkan cara
alami otak untuk belajar untuk memaksimalkan partisipasi siswa, pemahaman, kompetensi,
refleksi dan penilaian diri. Melalui penelitiannya yang disebut Suggestology, Dr. Georgi berteori
bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi situasi hasil belajar. 
Sugesti yang dimaksud berupa teknik-teknik yang menegaskan lingkungan fisik dan suasana
sebagai faktor penting dalam memastikan bahwa “siswa merasa nyaman dan percaya diri”.
Seperti yang dilansir oleh media neliti, penerapan teknik ini dapat dilakukan dengan cara-cara
seperti menyetel musik barok di ruang kelas, menyesuaikan antara gaya belajar visual, auditori
dan kinestetik, memberi pujian, melatih memori, penataan lingkungan belajar,
dll.Kelebihan Quantum Learning terletak pada interaksi yang berkualitas dan bermakna, serta
akselerasi pembelajaran dengan persentase kesuksesan yang tinggi.

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN

Kata “inovatif” mengandung arti pengenalan hal-hal yang baru atau penemuan.oleh karena
itu, pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru yang
sifatnya baru tidak seperti biasanya dilakukan dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam
membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan prilaku kearah yang lebih baik
sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran inovatif juga mengandung arti
pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan
atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan
dalam proses dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model
pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam
pembelajaran inovatif.

Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di
kelas, perasaan tertekan, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang .

Syah dan Kariadinata berpendapat bahwa Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan


fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengelola media yang berbasis
teknologi dalam proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses dalam membangun rasa pecaya
diri pada siswa. Pembelajaran yang inovatif diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan terampil
dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini mampu menggunakan penalaran yang jernih
dalam proses memahami sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan.
Hal itu dimungkinkan karena pemahaman yang terkait dengan persoalan yang dihadapinya.
Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat yang dapat mengarah
kepada pemecahan masalah secara lebih baik. Informasi yang diperolehnya akan dikembangkan
dan dianalisis sehingga akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik. Siswa
dengan karakteristik semacam ini dapat menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara efektif
dalam tim yang beraneka ragam, untuk memainkan fleksibilitas dan kemampuan berdiskusi
dalam mencapai tujuan bersama.

D. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Inovatif

Adapun keunggulan dan kekurangan pembelajaran inovatif sebagai berikut :  Kelebihan


pembelajaran inovatif, sebagai berikut :

1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.

Pembelajaran inovatif melatih siswa untuk berpikir kreatif sehingga siswa mampu
memunculkan ide-ide baru yang positif. Di dalam pembelajaran ini siswa dapat
mengembangkan kreatifitasnya, sehingga bisa menemukan hal-hal baru di era globalisasi ini.

2. Menuntut kreatifitas guru dalam mengajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk tidak monoton,
maksudnya guru harus memunculkan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran.
Kreatifitas guru sangat diperlukan agar proses pembelajaran tidak membosankan.

3. Hubungan antara siswa dan guru menjadi hubungan yang saling belajar dan saling
membangun. Guru dan siswa bersama-sama membangun suasana pembelajaran yang
menyenangkan dalam kelas sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa terwujud.

4. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang


dihadapi dengan tepat. Pembelajaran inovatif akan membuat siswa berfikir kritis dalam
menghadapi masalah.

5. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Dunia pendidikan akan lebih berwarna, tidak monoton dan akan terus berkembang menjadi
semakin baik. Hal ini akan mempengaruhi dunia kerja yang nantinya akan dijalani setiap orang.
6. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar Siswa
harus bisa menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya diam tapi harus merusaha
memotivasi dirinya sendiri agar berkembang. Pembelajaran inovatif akan membangkitkan
semangat siswa untuk menjadi yang terbaik.

Kelemahan pembelajaran inovatif sebagai berikut :

1. Siswa yang kurang aktif dalam proses belajar akan semakin tertinggal

2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran
yang lain

3. Kurangnya kreatifitas guru

Masih banyaknya rasio guru yang mengajar dengan cara lama atau monoton sehingga
menimbulkan suasana kelas yang membosankan. Hal ini akan membuat siswa jenuh dan tidak
tertarik dengan materi yang disampaikan. Padahal dalam proses pembelajaran kreatifitas guru
sangat dibutuhkan. Hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar
SINTAKS /LANGKAH LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN

berikut langkah-langkah melakukan inovasi dalam pembelajaran, diantaranya:

1.IdentifikasiMasalahdanAnalisisKebutuhan
Langkah identifikasi masalah dan analisis kebutuhan merupakan awal dari semua langkah
inovasi dalam pembelajaran. Dalam melakukan inovasi guru terlebih dahulu harus
mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Langkah ini sangat penting dilalui guna menghasilkan
inovasi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hasil dari sebuah analisis awal adalah
daftarkebutuhan,jenisdanprioritaskebutuhannya.
Inovasi yang dilakukan diharapkan akan bermanfaat dan berdampak positif bagi banyak orang
khususnya bermanfaat untuk siswa yang ajar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Manfaat lainnya adalah guru lain bisa menjadikan hasil analisis sebagai referensi guna
memperbaiki pembelajaran.Pada umumnya, analisis kebutuhan ditujukan pada tiga subjek
sasaran yaitu,

1) Analisis Kurikulum,

2) Analisis Sasaran dan

3) Analisis tren perkembangan teknologi. Analisis kurikulum ditujukan untuk mengetahui secara
rinci kebutuhan berdasarkan tuntutan kebutuhan kurikulum. Kurikulum yang senantiasa dinamis
memerlukananalisisyanglebihtajam.

Contohnya, inovasi yang dirancang untuk memenuhi tuntutan kurikulum KTSP, tentu saja
berbeda dengan inovasi pembelajaran berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013 yang berorientasi
pada keterampilan proses, pendekatan saintifik, kompetensi abad 21, dan pembangunankarakter.

Sementara analisis sasaran ditujukan untuk mendapatkan identifikasi karakteristik sasaran


secara tepat. Gaya belajar anak-anak generasi Z harus dianalisis secara tepat, mengingat ada
kecenderungan tangan mereka tidak lepas dari gadget. Hampir semua aktivitas seperti membaca,
menonton, bermain, berkomunikasi, bahkan bercanda dilakukanmelaluitombol-tombolgadget.
Analisis terhadap sasaran berkaitan erat dengan analisis terhadap trend perkembangan
teknologi. Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa perubahan teknologi secara cepat di satu
sisi merupakan peluang bagi berkembangnya teknologi dalamprosespembelajarandikelas.

2.PenyusunanRancanganInovasi
Penyusunan rancangan inovasi perlu dilakukan oleh guru. Terdapat dua pendekatan langkah
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan TIK,
yaitupendekatanidealisdanpendekatanpragmatis.Dalam pendekatan idealis, topik atau satuan
pembelajaran dijadikan sebagai acuan. Langkah yang dilakukan adalah: 1) menentukan topik; 2)
menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; dan 3) menentukan aktivitas pembelajaran
dengan memanfaatkan TIK (seperti modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan
belajar online di internet, atau alat komunikasi sinchronous dan asinchronous lainnya) yang
relevanuntukmencapaitujuanpembelajarantersebut.

Dalam pendekatan software, langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi TIK
(seperti buku, modul, LKS, program audio, VCD/DVD, CD-ROM, bahan belajar online di
internet, atau alat komunikasi sinkronous dan asinkronous lainnya) yang bisa dilakukan atau
digunakan. Selanjutnya, guru dapat memilih topik-topik yang sesuai dengan kondisi TIK yang
tersedia.Setelah menentukan topik yang sesuai dengan ketersediaan TIK, guru dapat
merencanakan strategi pembelajaran yang relevan agar dapat mencapai kompetensi dasar dan
indikator capaian hasil belajar dari topik pelajaran tersebut. Perlu diingat bahwa dalam
menyusun rancangan inovasi guru harus menyiapkan silabus dan rancangan pembelajaran
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disesuaikan dengan kurikulum.
3.PengembanganRancanganInovasi
Pengembangan rancangan inovasi terhadap RPP perlu dilakukan untuk disesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku. Aktivitas pengembangan yang dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan
cara mengajak rekan sesama guru untuk berdiskusi mengenai bagaimana pengembangan RPP ini
dilakukan.
Langkah-langkah pengembangan RPP yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Mengkaji
silabus dan kurikulum; 2) Menentukan tujuan; 3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran; 4)
Menjabarkan jenis penilaian; 5) Menentukan alokasi waktu; dan 6) Menentukan sumber belajar.

4.PelaksanaanUjiCoba

Semua rancangan inovasi yang telah disiapkan harus melalui uji coba terlebih dahulu sebelum
diterapkan dalam proses pembelajaran. Hasil uji coba inovasi tidak perlu mengkhawatirkan
berhasil atau tidaknya. Setiap kendala yang ditemukan dalam proses uji coba harus diyakini
sebagai sebuah pembelajaran yang akan berdampak positif terhadap guru maupun siswa.

5.PengendaliandanPerbaikan

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan oleh guru harus melakukan perbaikan pada setiap
kelemahan-kelemahan yang mungkin saja muncul selama proses perancangan.

6.Implementasi

Setelah semua dirasa siap maka tindakan selanjutnya adalah implementasi terhadap inovasi
dalam pembelajaran. Kesiapan guru dalam mengimplementasikan inovasi pembelajaran ini
menjadikuncikesuksesandilapangan.
7.Evaluasi
Usai melakukan implementasi selanjutnya guru harus melakukan evaluasi guna perbaikan
pada kegiatan pembelajaran berikutnya. Dalam melakukan evaluasi guru harus mampu
mengidentifikasi tingkat keberhasilan dalam menerapkan rancangan yang telah diterapkan dan
bagian-bagainapasajayangharusdiperbaiki.Selain itu, guru juga harus menganalisis problem
pembelajaran yang harus diselesaikan, jenis aktivitas yang menggambarkan berbagai strategi
yang mungkin cocok untuk menyelesaikan persoalan, perbaikan kegiatan, instrumen untuk
mengumpulkan data, hasil yang diperoleh dalam menggunakan teknologi, cara alternatif yang
lebih baik, sesuatu yang harus diganti dan diperbaiki untuk memperoleh hasil yang lebih baik
pada pembelajaran berikutnya.
BAB 5
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pembelajaran inovatif berarti upaya mencari pemecahan suatu masalah. Itu disebabkan
karena karena pembelajaran tersebut belum pernah dilakukan atau program pembelajaran
tersebut belum pernah dilakukan atau pembelajaran yang sejenis sedang dijalankan akan tetapi
perlu perbaikan. Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang langsung memecahkan
masalah yang sedang dihadapi oleh kelas, berdasarkan kondisi kelas.jadi pembelajaran inovatif
adalah pembelajaran yang berorientasi pada strategi, metode atau upaya menigkatkan semua
kemampuan positif dalam proses pengembangan potensi atau kemampuan siswa dan peran siswa
sebagai pihak yang paling aktif, dan guru sebagai pembimbing, dalam kegiatan pembelajaran
siswa.

B. Saran
Bagi seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan memahami tentang konsep
teori media pembelajaran inovatif. Dimana sebelum memberikan sebuah materi atau
pembelajaran di harapkan seorang guru mampu dan mengerti tentang cara efekrif pemilihan
lingkungan belajar yang sesuai dan mendukung terhadap tercapainya tujuan pembelajaran y
iniang baik. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap semoga bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan
penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan makalah ini. Kami
selaku penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang membangun untuk makalah
ini demi kesempurnaan tugas kaami yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuari,Sartono. Metode Pembelajaran Inovatif. (Jakarta : Grasindo, 2012)


12 Hamalik , Oemar. , Inovasi Pendidikan ; Perwujudannya dalam sistem pendidikan Nasional,
(Bandung: YP. Permindo, 2004

13K,Komalasari, Pembelajaran kontekstual : Konsep dan Aplikasi. (Bandung:Refika


Aditama,2010)
17 Ismail. Model-Model Pembelajaran (.Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama, 2003)

Rumampuk, D.B. Media intruksional Inovatif.(Jakarta : P2LPTK-Ditijen Dikti Depdikbud,


1998)
19 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasikan Konstruktivistik. (Jakarta:
Prestasi
Pustaka Publisher, 2007).
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasikan
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wahyuari,Sartono. 2012, Metode
Pembelajaran Inovatif.Jakarta : Grasindo.

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika


Aditama, 2011), hal. 3
Wayan Santyasa, Model Problem Solving dan Reasoning sebagai Alternatif Pembelajaran
Inovatif , (Surabaya: Konaspi Unesa, 2005), hal 213

Anda mungkin juga menyukai