STRATEGI PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
ADELAIDA MAMISE
JENJANG PENDIDIKAN
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang Penulisan .........................................................................
B. Perumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................................
D. Metode Penelitian ...................................................................................
E. Ruang Lingkup Pembahasan.....................................................................
BAB II Rumusan Masalah.........................................................................
A. Gambaran Kondisi yang diinginkan.............................................................
B. Gambaran Kondisi yang Sebenarnya .........................................................
C. Rumusan Permasalahan ...........................................................................
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH .....................................
A. Analisis Permasalahan...............................................................................
B. Alternatif Pemecahan Masalah.................................................................
BAB IV PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
2
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Selanjutnya strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Istilah strategi
sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama.
Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola
umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran.
Berdasarkan kondisi tersebut, masalah pelakasanaan Implementasi model-
model pembelajaran yang bervariasi dengan konsep yang berbeda-beda
yang sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotornya. Sehingga guru perlu menerapkan model-model
pembelajaran penjas yang cocok sesuai dengan materi ajarnya.
Sedangkan ada sebagian guru yang belum memiliki kemampuan dalam
memilih dan mengembangkan suatu strategi mengajar, dengan belum
mengetahui dan memahami modelmodel pembelajaran penjas yang
bervariasi tersebut, dan sebagian lagi guru yang sudah mampu
menerapkan model-model tersebut, namun enggan untuk
melaksanakannya, dikarenakan dengan alasan beberapa factor.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
D. Metode Penelitian
Metode..yang..digunakan..dalam..penelitian..ini..adalah metode
deskriftif..dengan..pendekatan..kualitatif...Proses penelitian ini
menggunakan..pendekatan..kualiaif bersifat fenomenologis yaitu
menyelidiki..suatu..fenomena sosial atau..masalah manusia. Menurut
Sugiyono (2009:1), penelitian..kualitatif yaitu..suatu metode..yang
digunakan..untuk meneliti..pada kondisi..objek yang..alamiah, dimana
peneliti..adalah sebagai..instrument kunci,..teknik pengumpulan..data
dilakukan..secara..triangulasi..(gabungan),..sifat..analisis data..dan hasil
penelitian..kualitatif..lebih menekankan..makna..daripada generalisasi.
Peneliti..mendeskripsikan..sesuatu yang..terjadi pada..sasaran..penelitian
yang..merupakan..kata-kata, tingkah..laku atau..aktivitas dan..realitas dari
sumber..penelitian...Oleh..karena..itu..penelitian..kualitatif..dilakukan pada
kondisi..alamiah..bersifat..penemuan..sehingga..peneliti merupakan
instrument..kunci...Peneliti..harus..memiliki..bekal..teori..yang cukup dan
wawasan yang..luas..sehingga..bisa..bertanya, menganalisa,..dan
mengkonstruksikan..objek..yang..diteliti berhubungan dengan
pelaksanaan strategi pembelajaran..bagi..para..guru-guru..dan siswa di
sekolah.
Kehadiran..peneliti..dalam..penelitian..ini,..peneliti..bertindak sebagai
pengumpul..data..dan..sebagai..instrumen..aktif..dalam penelitian di
lapangan. Karena..itu..sebagai..instrumen..penelitian..pada..penelitian ini
adalah..peneliti..itu..sendiri...Kedudukan..peneliti..selain..sebagai peneliti,
ia..merangkap..sebagai..perencana,..pelaksana..pengumpul data, analisis,
penafsir..data..dan..pada..akhirnya..ia..menjadi pelopor hasil
penelitiannya. Menurut..Nasution..(dalam..Sugiyono,..2009:60),..dalam
penelitian
kualitatif..tidak..ada..pilihan..lain..daripada..menjadikan..manusia sebagai
4
instrumen..penelitian..utama...Alasannya..ialah..bahwa, segala sesuatunya
sesuatu..masih..perlu..dikembangkan..sepanjang..penelitian itu. Dalam
keadaan yang..serba..tidak..pasti..dan..jelas..itu,..tidak..ada pilihan lain
dan..hanya..peneliti..itu..sendiri..sebagai..alat..satu-satunya..yang dapat
mencapainya.
5
BAB II
Rumusan Masalah
A. Gambaran Kondisi yang diinginkan
Pendidikan..di..Indonesia..yang..berakar..pada kebudayaan
bangsa berdasarkan..Pancasila..dan..Undang-Undang..Dasar..1945..terus
ditata, dikembangkan,..dilengkapi..berbagai ketentuan peraturan serta
mengutamakan..pemerataan..dan..peningkatan..kualitas pendidikan.
Upaya..ini..perlu..didukung..oleh..sumber..daya pendidikan secara
bertahap..disertai..keterpaduan..dan..efisiensi..pelaksanaannya sehingga
mampu..memenuhi..tuntutan..dan..kebutuhan pembangunan di Indonesia.
Tujuan..pendidikan..nasional..ini..akan..tercapai..apabila..semua pihak ikut
serta..mendukung..kemajuan..pendidikan..itu,..baik..oleh pemerintah,
guru sebagai..pendidik..maupun..masyarakat...Usaha yang dilakukan
pemerintah..dalam..meningkatkan..mutu pendidikan yaitu dengan
mengeluarkan..berbagai..kebijakan..dan..mengambil langkah-langkah
perbaikan..seperti..perbaikan..kurikulum,..pemerataan..tenaga pendidikan,
sertifikasi guru, pemberian..dana..bantuan operasional sekolah serta
penerapan ide-ide baru untuk peningkatan mutu pendidikan termasuk
mutu guru. Guru memberikan peranan penting didalam pendidikan
terutama didalam kegiatan belajar mengajar, agar kegiatan belajar
mengajar berhasil maka guru dituntut untuk menguasai dan memahami
berbagai keterampilan yang dapat mendukung efektivitas dan efesiensi
kegiatan belajar mengajar.
6
terletak tanggung jawab untuk membawa siswa pada suatu kedewasaan
atau taraf kematangan tertentu. Sardiman (2012) mengatakan bahwa
guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of
knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of
values dan “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun
siswa dalam belajar”. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), menurut pandangan peneliti sebagian besar
siswa beranggapan bahwa pembelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi enggan
untuk belajar matematika. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika jika dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya, maka dari itu guru perlu meningkatkan kualitas dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Guru sebagai salah satu unsur dalam
proses belajar mengajar memiliki peran yang penting yaitu sebagai
pengajar yang melakukan transfer of knowledge dan sebagai pembimbing
yang mendorong potensi siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan, memiliki
seperangkat pengetahuan, keterampilan teknik mengajar, dan
menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa.
Strategi pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran, sebab jika guru menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat dengan materi dan media pembelajaran, maka
akan dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Guru dalam hal ini dituntut untuk mampu
menerapkan strategi pembelajaran dengan menyesuaikan materi dan juga
tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran inovatif menjadi hal yang
krusial dilakukan oleh guru.
C. Rumusan Permasalahan
9
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Analisis Permasalahan
11
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori
belajar tertentu. Seels dan Richey (1994) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan rincian dari seleksi pengurutan peristiwa dan
kegiatan dalam pembelajaran, yang terdiri dari metode-metode, teknik-
teknik maupun prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik
mencapai tujuan. strategi pembelajaran sebagai seperangkat kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap
strategi pembelajaran yang dikembangkan, menurut Romiszowsky (1981)
harus selalu mencerminkan posisi teoretis yang merujuk pada bagaimana
seharusnya pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu, Soedijarto (1993)
mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai suatu sistem yang
menyeluruh yang terdiri dari sejumlah komponen, yakni komponen
masukan (in put), komponen proses (process), dan komponen produk
(out put). Nurani (2003) berpandangan strategi merupakan suatu seni
menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya
melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang lebih
menguntungkan.
Dari batasan-batasan itu, dapat dipahami bahwa strategi
pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam
mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan secara efektif dan efisien. Sebagai suatu pola aktivitas pendidik
– peserta didik, strategi pembelajaran memuat sejumlah komponen yang
membentuk jalinan keterkaitan dalam wadah yang disebut dengan pola
pembelajaran. Dick dan Carey (1996) memandang strategi pembelajaran
sebagai penjelasan tentang komponen-komponen umum dari separangkat
materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan bersama bahan-
bahan itu, untuk menghasilkan suatu hasil belajar tertentu pada peserta
didik. Menurut Suparman (2005) strategi pembelajaran merupakan
12
perpaduan urutan kegiatan pembelajaran (tahap-tahap yang perlu dilalui/
diikuti dalam penyajian materi pembelajaran) metode atau teknik
pembelajaran ( prosedur teknis pengorganisasian bahan dan pengelolaan
peserta didik dalam proses pembelajaran), media pembelajaran (peralatan
dan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai media proses
pembelajaran), dan waktu pembelajaran (waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan pembelajaran). Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah keseluruhan pola umum
kegiatan pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan peristiwa
pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan, secara efektif dan
efisien terbentuk oleh paduan antara urutan kegiatan, metode dan media
pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
1. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey (1996) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen
strategi pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan,
penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan
lanjutan.
a) Pendahuluan
kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan pembelajaran
pendahuluan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan ini pendidik diharapkan dapat menarik minat peserta
didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan
pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar. Sebagaimana iklan yang
berbunyi: “Kesan pertama begitu menggoda…. selanjutnya terserah
anda…”, maka demikian pula dengan peserta didik yang dihadapi
pendidik (guru). Cara guru mempekenalkan materi pelajaran melalui
contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru
13
menyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan
sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik (Nurani, 2003).
Kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan melalui
Teknik-teknik berikut ini.
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dapat
dicapai oleh semua peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran.
Melalui kegiatan ini, peserta didik akan mengetahui apa yang
harus diingat, dipecahkan, dan diinterpretasi. Di samping itu,
peserta didik terbantu untuk memusatkan strategi belajar kearah
hasil pembelajaran (Al Muchtar, 2007). Untuk itu, pendidik
hendaknya dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti
oleh peserta didik. Pada umumnya, penjelasan dengan
menggunakan ilustrasi kasus yang sering dialami oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan bagi peserta didik
yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai dengan rumusan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Nurani, 2003).
2) Lakukan appersepsi, berupa kegiatan yang menghubungkan
antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan
dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang eratnya
hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan
pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat
menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga mereka
terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kesulitan dan
kegagalan (Nurani, 2003).
b) Penyampaian Informasi
penyampaian informasi. Dalam kegiatan ini pendidik akan
menetapkan secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip-
prinsip apa yang perlu disajikan kepada peserta didik. Di sinilah
14
penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran. Kesalahan
utama yang sering terjadi pada tahap ini adalah menyajikan informasi
terlalu banyak, terutama jika sebagian besar informasi itu tidak
relevan dengan tujuan pembelajaran (Al Muchtar, dkk, 2007). Di
samping itu, pendidik harus memahami dengan baik situasi dan
kondisi yang dihadapinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian informasi, yaitu urutan, ruang lingkup, dan jenis materi.
1) Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola
yang tepat. Urutan materi diberikan berdasarkan tahapan
berpikir dari hal-hal yang bersifat kongkret ke hal-hal yang
bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah
dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan.
Selain itu, perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus
disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau
dibolak balik, seperti misalnya dari teori ke praktik atau dari
praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi yang sistematis
akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang
ingin disampaikan oleh pendidiknya.
2) Ruang lingkup materi yang disampaikan. Besar kecilnya materi
yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung
pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari.
Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat
menentukan tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran
berisi muatan tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil
dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang berisi muatan
tentang suatu prosedur. Yang perlu diperhatikan pendidik dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori
Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bagian-bagian kecil
merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari
15
secara keseluruhan dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa
bagian-bagian kecil tadi.
3) Materi yang akan disampaikan. Materi pelajaran umumnya
merupakan gabungan antara jenis materi berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat
tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan) . isi pelajaran dibedakan menjadi empat jenis, yaitu
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Dalam isi pelajaran ini
terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan
strategi penyampaian yang berbeda-beda. Karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran pendidik harus terlebih
dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan
agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai. Contoh: 1)
apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu
objek, simbol atau peristiwa berarti materi tersebut berbentuk
fakta, sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam
bentuk ceramah dan tanya jawab;
c) partisipasi peserta didik
Partisipasi peserta didik sangat penting dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila
peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung
dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
(Nurani, 2003). Terdapat beberapa hal penting yang terkait dengan
partisipasi peserta didik.
1) Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik
diberi informasi tentang suatu pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif
mantap dan menetap dalam diri mereka) maka kegiatan
16
selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan
untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap,
keterampilan tersebut.
2) Umpan balik. Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku
tertentu sebagai hasil belajarnya, maka pendidik memberikan
umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik
yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan segera
mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang
telah mereka lakukan itu benar/salah, tepat/tidak tepat atau ada
sesuatu yang perlu diperbaiki. Umpan balik dapat berupa
penguatan positif dan penguatan negatif. Melalui penguatan
positif (baik, bagus, tepat sekali, dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh
peserta didik. Sebaliknya melalui penguatan negatif (kurang
tepat, salah, perlu disempurnakan dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan dihilangkan oleh peserta didik
(Nurani,2003).
d) Tes
Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest (Al Muchtar, 2007).
Secara umum tes digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum dan apakah
pengetahuan, keterampilan dan sikap telah benar-benar dimiliki
peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilaksanakan
diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai
proses pembelajaran, yaitu penjelasan tujuan diawal kegiatan
pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pembelajaran. Di
samping itu, pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik
melakukan latihan atau praktik (Nurani, 2003).
17
e) Kegiatan lanjutan
Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip ada hubungannya
dengan hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan
esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik
(Winaputra, 2001). Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik antara lain adalah
sebagai berikut.
1) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah;
2) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh
peserta didik;
3) Membaca materi pelajaran tertentu;
4) Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
3. Ketiga, partisipasi peserta didik. Partisipasi peserta didik sangat
penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
4. Keempat, tes. Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan
oleh kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest.
5. Kelima, kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan atau follow up, secara
prinsip ada hubungannya dengan hasil tes yang telah dilakukan.
Karena kegiatan lanjutan esensinya adalah untuk mengoptimalkan
hasil belajar peserta didik.
B. Saran
20
Daftar Pustaka
Dick, Walter and Lou Carey. 1996. The Systematic Design of Instruction.
New York: Harper Collins College Publishers.
21
Romiszowski, A. J. 1981. Designing Instruction System. London: Kogan
Page Ltd.
22