Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

ADELAIDA MAMISE

JENJANG PENDIDIKAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.


Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tulisan ini. Makalah telah disusun dengan semaksimal mungkin dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
proses pembuatan.

Dengan segala keterbatsan yang ada, kami telah berusha dengan


segala daya dan upaya menyelesaikan makalah ini sebagaimana pepatah
yang mengatakan tiada gading yang tak retak, bahwa paper ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

…………….. Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang Penulisan .........................................................................
B. Perumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan......................................................................................
D. Metode Penelitian ...................................................................................
E. Ruang Lingkup Pembahasan.....................................................................
BAB II Rumusan Masalah.........................................................................
A. Gambaran Kondisi yang diinginkan.............................................................
B. Gambaran Kondisi yang Sebenarnya .........................................................
C. Rumusan Permasalahan ...........................................................................
BAB III ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH .....................................
A. Analisis Permasalahan...............................................................................
B. Alternatif Pemecahan Masalah.................................................................
BAB IV PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan

dalam..proses..pembelajaran salah satu aspek pentingnya ialah


masalah..strategi..pembelajaran...Pada..penerapannya..strategi..pembelaj-
aran merupakan..bagian..inti..dalam..meningkatkan..kualitas..dan hasil
belajar...Tanpa adanya..strategi..yang..baik,..tidak..mungkin didapatkan
hasil belajar yang optimal. Istilah yang erat kaitannya dengan
strategi..pembelajaran yakni..pendekatan,..metode,..teknik,..model..dan
strategi...Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita..terhadap
proses..pembelajaran...Pendekatan..yang..berpusat..pada guru
menunjukkan..strategi..pembelajaran..langsung (direct instruction),
pembelajaran..deduktif..atau..pembelajaran..ekspositori, sedangkan,
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Kecenderungan masa depan yang semakin rumit dan kompleks
tampaknya mengharuskan pendidikan untuk mampu menyiapkan siswa
dalam menghadapi dunia nyata (Nasution, 2005: 36). Di sekolah, siswa
perlu disadarkan tentang harapan yang mereka pikul, tantangan yang
mereka hadapi dan kemampuan yang perlu mereka kuasai. Akan tetapi
upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa
didukung oleh guru yang berkualitas (Mulyasa, 2006: 5). Masyarakat/
orang tua murid pun kadang-kadang mencemoohkan dan menuding guru
tidak kompeten, tidak berkualitas, manakala putra-putrinya tidak bisa
menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan
tidak sesuai dengan kemampuannya. Rendahnya pengakuan masyarakat
terhadap profesi guru sudah sampai pada titik nadir.
1
Kemudian dalam survey tentang pendekatan metode pembelajaran
yang di gunakan oleh guru pada proses pembelajaran, guru sebagian
besar tampaknya cenderung menjawab bahwa pendekatan yang sering
digunakan adalah pendekatan pembelajaran konvensional dengan
kekuatan intinya pada penggunaan metode ceramah (Chalk and Talk
Approach). Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal
banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan
oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam strategi ataupun metode
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
menjadi lebih baik. Berkaitan dengan permasalahan implementasi
pendekatan dan metode pembelajaran mutakhir (model-model
pembelajaran siswa aktif) dalam KBK dan KTSP, setidaknya saya melihat
ada dua sisi permasalahan yang berbeda, tetapi tidak bisa dipisahkan,
yaitu, masalah keterbatasan keterampilan (kemampuan) dan masalah
keterbatasan motivasi (kemauan).

Metode pada umum-nya merupakan jabaran dari pendekatan. Satu


pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode dalam kelas
pembelajaran. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke
pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran
dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka meng implementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang
bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan
berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian sebelum seorang melakukan
proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Model
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

2
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Selanjutnya strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Istilah strategi
sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama.
Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola
umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran.
Berdasarkan kondisi tersebut, masalah pelakasanaan Implementasi model-
model pembelajaran yang bervariasi dengan konsep yang berbeda-beda
yang sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa dalam aspek kognitif,
afektif dan psikomotornya. Sehingga guru perlu menerapkan model-model
pembelajaran penjas yang cocok sesuai dengan materi ajarnya.
Sedangkan ada sebagian guru yang belum memiliki kemampuan dalam
memilih dan mengembangkan suatu strategi mengajar, dengan belum
mengetahui dan memahami modelmodel pembelajaran penjas yang
bervariasi tersebut, dan sebagian lagi guru yang sudah mampu
menerapkan model-model tersebut, namun enggan untuk
melaksanakannya, dikarenakan dengan alasan beberapa factor.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perumusan masalah


dalam makalah ini adalah bagaimana implementasi strategi pembelajaran
dalam pembelajaran.?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan


implementasi strategi pembelajaran dalam pembelajaran.

3
D. Metode Penelitian

Metode..yang..digunakan..dalam..penelitian..ini..adalah metode
deskriftif..dengan..pendekatan..kualitatif...Proses penelitian ini
menggunakan..pendekatan..kualiaif bersifat fenomenologis yaitu
menyelidiki..suatu..fenomena sosial atau..masalah manusia. Menurut
Sugiyono (2009:1), penelitian..kualitatif yaitu..suatu metode..yang
digunakan..untuk meneliti..pada kondisi..objek yang..alamiah, dimana
peneliti..adalah sebagai..instrument kunci,..teknik pengumpulan..data
dilakukan..secara..triangulasi..(gabungan),..sifat..analisis data..dan hasil
penelitian..kualitatif..lebih menekankan..makna..daripada generalisasi.
Peneliti..mendeskripsikan..sesuatu yang..terjadi pada..sasaran..penelitian
yang..merupakan..kata-kata, tingkah..laku atau..aktivitas dan..realitas dari
sumber..penelitian...Oleh..karena..itu..penelitian..kualitatif..dilakukan pada
kondisi..alamiah..bersifat..penemuan..sehingga..peneliti merupakan
instrument..kunci...Peneliti..harus..memiliki..bekal..teori..yang cukup dan
wawasan yang..luas..sehingga..bisa..bertanya, menganalisa,..dan
mengkonstruksikan..objek..yang..diteliti berhubungan dengan
pelaksanaan strategi pembelajaran..bagi..para..guru-guru..dan siswa di
sekolah.

Kehadiran..peneliti..dalam..penelitian..ini,..peneliti..bertindak sebagai
pengumpul..data..dan..sebagai..instrumen..aktif..dalam penelitian di
lapangan. Karena..itu..sebagai..instrumen..penelitian..pada..penelitian ini
adalah..peneliti..itu..sendiri...Kedudukan..peneliti..selain..sebagai peneliti,
ia..merangkap..sebagai..perencana,..pelaksana..pengumpul data, analisis,
penafsir..data..dan..pada..akhirnya..ia..menjadi pelopor hasil
penelitiannya. Menurut..Nasution..(dalam..Sugiyono,..2009:60),..dalam
penelitian
kualitatif..tidak..ada..pilihan..lain..daripada..menjadikan..manusia sebagai

4
instrumen..penelitian..utama...Alasannya..ialah..bahwa, segala sesuatunya
sesuatu..masih..perlu..dikembangkan..sepanjang..penelitian itu. Dalam
keadaan yang..serba..tidak..pasti..dan..jelas..itu,..tidak..ada pilihan lain
dan..hanya..peneliti..itu..sendiri..sebagai..alat..satu-satunya..yang dapat
mencapainya.

E. Ruang Lingkup Pembahasan

Inti pembahasan makalah ini adalah kompetensi manajerial kepala


sekolah yang ruang lingkupnya adalah implementasi strategi pembelajaran
bagi guru dan siswa.

5
BAB II
Rumusan Masalah
A. Gambaran Kondisi yang diinginkan

Pendidikan..di..Indonesia..yang..berakar..pada kebudayaan
bangsa berdasarkan..Pancasila..dan..Undang-Undang..Dasar..1945..terus
ditata, dikembangkan,..dilengkapi..berbagai ketentuan peraturan serta
mengutamakan..pemerataan..dan..peningkatan..kualitas pendidikan.
Upaya..ini..perlu..didukung..oleh..sumber..daya pendidikan secara
bertahap..disertai..keterpaduan..dan..efisiensi..pelaksanaannya sehingga
mampu..memenuhi..tuntutan..dan..kebutuhan pembangunan di Indonesia.
Tujuan..pendidikan..nasional..ini..akan..tercapai..apabila..semua pihak ikut
serta..mendukung..kemajuan..pendidikan..itu,..baik..oleh pemerintah,
guru sebagai..pendidik..maupun..masyarakat...Usaha yang dilakukan
pemerintah..dalam..meningkatkan..mutu pendidikan yaitu dengan
mengeluarkan..berbagai..kebijakan..dan..mengambil langkah-langkah
perbaikan..seperti..perbaikan..kurikulum,..pemerataan..tenaga pendidikan,
sertifikasi guru, pemberian..dana..bantuan operasional sekolah serta
penerapan ide-ide baru untuk peningkatan mutu pendidikan termasuk
mutu guru. Guru memberikan peranan penting didalam pendidikan
terutama didalam kegiatan belajar mengajar, agar kegiatan belajar
mengajar berhasil maka guru dituntut untuk menguasai dan memahami
berbagai keterampilan yang dapat mendukung efektivitas dan efesiensi
kegiatan belajar mengajar.

Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang sangat


berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial
di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu
unsur kependidikan harus berperan serta secara aktif dalam
menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional. Pada diri guru

6
terletak tanggung jawab untuk membawa siswa pada suatu kedewasaan
atau taraf kematangan tertentu. Sardiman (2012) mengatakan bahwa
guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang melakukan transfer of
knowledge, tetapi juga sebagai “pendidik” yang melakukan transfer of
values dan “pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun
siswa dalam belajar”. Siswa adalah subjek yang terlibat dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), menurut pandangan peneliti sebagian besar
siswa beranggapan bahwa pembelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi enggan
untuk belajar matematika. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika jika dibandingkan dengan mata
pelajaran lainnya, maka dari itu guru perlu meningkatkan kualitas dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Guru sebagai salah satu unsur dalam
proses belajar mengajar memiliki peran yang penting yaitu sebagai
pengajar yang melakukan transfer of knowledge dan sebagai pembimbing
yang mendorong potensi siswa dalam belajar. Artinya guru memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk menguasai ilmu yang akan diajarkan, memiliki
seperangkat pengetahuan, keterampilan teknik mengajar, dan
menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi siswa.
Strategi pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran, sebab jika guru menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat dengan materi dan media pembelajaran, maka
akan dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Guru dalam hal ini dituntut untuk mampu
menerapkan strategi pembelajaran dengan menyesuaikan materi dan juga
tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran inovatif menjadi hal yang
krusial dilakukan oleh guru.

Inovasi guru dalam menerapkan strategi pembelajaran menjadi


hal yang penting, sebab dengan guru menerapkan inovasi dan variasi
7
strategi pembelajaran setiap pertemuan dalam pembelajaran, diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa serta
meminimalisasi kebosanan siswa dalam pembelajaran. Strategi
pembelajaran tersebut adalah contextual teaching and learning ; learning
community; pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (pakem); dan
pembelajaran kooperatif.

B. Gambaran Kondisi yang Sebenarnya

Pengelolaan aspek pembelajaran yang efektif akan mendorong


siswa berpartisipasi secara aktif pada saat proses pembelajaran
berlangsung, sehingga mereka tertantang dengan pelajaran yang
didiskusikan bersama teman dan guru. Jika guru dalam pembelajarannya
hanya menerapkan satu strategi pembelajaran, maka bisa dipastikan
siswa akan bosan mengikuti pembelajaran, dan kebosanan siswa akan
dapat mengurangi motivasi belajarnya. Kurikulum 2013 menuntut guru
untuk melaksanakan pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajarannya. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan.

Inovasi dan variasi penerapan strategi pembelajaran yang


dilaksanakan guru dalam kelas menjadi hal yang krusial dilakukan. Tidak
ada strategi pembelajaran yang tepat untuk semua materi dan situasi
pembelajaran serta menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran, artinya
guru harus dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan
karakteristik pembelajaran. Variasi guru dalam menerapkan strategi
8
pembelajaran menjadi hal yang penting dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu adanya kegiatan pendampingan bagi
para guru terkait dengan penerapan strategi pembelajaran inovatif dalam
implementasi Kurikulum 2013. Selain pendekatan saintifik dalam kegiatan
pembelajaran, guru dituntut untuk mampu melaksanakan strategi
pembelajaran lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan
matapelajaran.

C. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian kesenjangan yang terjadi anatar harapan dan


kenyataan yang terjadi maka rumusan permasalahan yang diangkat pada
makalah ini adalah bagaimana implementasi strategi pembelajaran dalam
pembelajaran?

9
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Analisis Permasalahan

Setiap guru dituntut untuk menguasai berbagai kemampuan


sebagai guru yang profesional dalam bidangnya. Peran guru dalam proses
pembelajaran bukan hanya sekedar menjalankan proses pembelajaran
secara teknis tertentu, melainkan guru merupakan orang yang
bertanggung jawab dalam strategi tugasnya (Alawiyah, 2013). Ketika
menjalankan tugasnya guru tidak bergantung pada tugas itu sendiri,
tetapi guru bergantung pada bagaimana cara pandang guru atas tugas
tersebut dan bergantung pada wawasan yang dimilikinya. (Darmadi,
2016). Hal tersebut juga mengharuskan guru untuk memilih strategi
pembelajaran dengan sebaik-baiknya supaya tercapai tujuan pendidikan
dengan baik. Di dalam proses belajar dan mengajar ada berbagai kendala.
Kendala tersebut bisa berupa kondisi pembelajaran yang membosankan,
siswa yang kurang memperhatikan dan tidak mau mendengarkan
penjelasan gurunya,serta anak didik yang bandel. Bagi guru semua
peristiwa tersebut adalah peistiwa yang sangat menjengkelkan,sehingga
guru menganggap kelas tersebut menjadi kelas yang bandel,sulit di diurus
dan lain sebagainya. Guru yang demikian tidak bisa dikatakan sebagai
guru yang bijak karena hal-hal yang membosankan pada proses
pembelajaran dikelas dipicu oleh guru tersebut yang tidak mampu
mengkondisikan kelas senyaman mungkin bagi siswanya disaat proses
belajar dilaksanakan. Ketika mengajar guru tidak berusaha mencari
informasi,apakah materi yang telah diajarkannya telah dipahami siswa
atau belum.Ketika proses belajar dan pembelajaran guru tidak berusaha
mengajak siswa untuk berpikir.Komunikasi terjadi hanya pada satu
arah,yaitu dari guru kesiswa.Guru berpikir bahwa materi pelajaran lebih
penting daripada mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.Lalu
10
guru menganggap peserta didik sebagai tong kosong yang harus diisi
dengan sesuatu yang dianggap penting.Hal-hal demikian adalah
kekeliruan guru dalam mengajar.Oleh karena itu makalah yang membahas
mengenai teori belajar ini disusun agar para pendidik mampu mengetahui
dan memahami secara teoritis perubahan perilaku peserta didik dalam
proses belajar dan pembelajaran sehingga proses belajar tersebut bisa
berjaalan secara maksimal berdasarkan tujuan awal pembelajaran itu
sendiri.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘strategia’ yang


berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. (Al Muchtar,
dkk., 2007: 1.2) Secara umum strategi adalah alat, rencana, atau metode
yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas (Beckman, 2004: 1).
Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan pendekatan
dalam penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran
yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Strategi pembelajaran terdiri dari
metode, teknik, dan prosedur yang akan menjamin bahwa peserta didik
akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata metode dan teknik
sering digunakan secara bergantian (Al Muchtar, dkk., 2007). Untuk itu,
strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan agar diperoleh langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien (Gerlach dan Ely, 1971).
Menurut Miarso (2005), strategi pembelajaran adalah pendekatan
menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa
pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum

11
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori
belajar tertentu. Seels dan Richey (1994) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan rincian dari seleksi pengurutan peristiwa dan
kegiatan dalam pembelajaran, yang terdiri dari metode-metode, teknik-
teknik maupun prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik
mencapai tujuan. strategi pembelajaran sebagai seperangkat kegiatan
yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap
strategi pembelajaran yang dikembangkan, menurut Romiszowsky (1981)
harus selalu mencerminkan posisi teoretis yang merujuk pada bagaimana
seharusnya pembelajaran itu dilaksanakan. Karena itu, Soedijarto (1993)
mendefinisikan strategi belajar mengajar sebagai suatu sistem yang
menyeluruh yang terdiri dari sejumlah komponen, yakni komponen
masukan (in put), komponen proses (process), dan komponen produk
(out put). Nurani (2003) berpandangan strategi merupakan suatu seni
menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya
melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang lebih
menguntungkan.
Dari batasan-batasan itu, dapat dipahami bahwa strategi
pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam
mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan secara efektif dan efisien. Sebagai suatu pola aktivitas pendidik
– peserta didik, strategi pembelajaran memuat sejumlah komponen yang
membentuk jalinan keterkaitan dalam wadah yang disebut dengan pola
pembelajaran. Dick dan Carey (1996) memandang strategi pembelajaran
sebagai penjelasan tentang komponen-komponen umum dari separangkat
materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan bersama bahan-
bahan itu, untuk menghasilkan suatu hasil belajar tertentu pada peserta
didik. Menurut Suparman (2005) strategi pembelajaran merupakan

12
perpaduan urutan kegiatan pembelajaran (tahap-tahap yang perlu dilalui/
diikuti dalam penyajian materi pembelajaran) metode atau teknik
pembelajaran ( prosedur teknis pengorganisasian bahan dan pengelolaan
peserta didik dalam proses pembelajaran), media pembelajaran (peralatan
dan bahan pembelajaran yang digunakan sebagai media proses
pembelajaran), dan waktu pembelajaran (waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan pembelajaran). Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah keseluruhan pola umum
kegiatan pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan peristiwa
pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan, secara efektif dan
efisien terbentuk oleh paduan antara urutan kegiatan, metode dan media
pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
1. Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey (1996) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen
strategi pembelajaran, yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan,
penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan
lanjutan.
a) Pendahuluan
kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan pembelajaran
pendahuluan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan ini pendidik diharapkan dapat menarik minat peserta
didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan
pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar. Sebagaimana iklan yang
berbunyi: “Kesan pertama begitu menggoda…. selanjutnya terserah
anda…”, maka demikian pula dengan peserta didik yang dihadapi
pendidik (guru). Cara guru mempekenalkan materi pelajaran melalui
contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru

13
menyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan
sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik (Nurani, 2003).
Kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan melalui
Teknik-teknik berikut ini.
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dapat
dicapai oleh semua peserta didik diakhir kegiatan pembelajaran.
Melalui kegiatan ini, peserta didik akan mengetahui apa yang
harus diingat, dipecahkan, dan diinterpretasi. Di samping itu,
peserta didik terbantu untuk memusatkan strategi belajar kearah
hasil pembelajaran (Al Muchtar, 2007). Untuk itu, pendidik
hendaknya dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mudah dimengerti
oleh peserta didik. Pada umumnya, penjelasan dengan
menggunakan ilustrasi kasus yang sering dialami oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan bagi peserta didik
yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai dengan rumusan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Nurani, 2003).
2) Lakukan appersepsi, berupa kegiatan yang menghubungkan
antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan
dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang eratnya
hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan
pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat
menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga mereka
terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kesulitan dan
kegagalan (Nurani, 2003).
b) Penyampaian Informasi
penyampaian informasi. Dalam kegiatan ini pendidik akan
menetapkan secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip-
prinsip apa yang perlu disajikan kepada peserta didik. Di sinilah

14
penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran. Kesalahan
utama yang sering terjadi pada tahap ini adalah menyajikan informasi
terlalu banyak, terutama jika sebagian besar informasi itu tidak
relevan dengan tujuan pembelajaran (Al Muchtar, dkk, 2007). Di
samping itu, pendidik harus memahami dengan baik situasi dan
kondisi yang dihadapinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian informasi, yaitu urutan, ruang lingkup, dan jenis materi.
1) Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola
yang tepat. Urutan materi diberikan berdasarkan tahapan
berpikir dari hal-hal yang bersifat kongkret ke hal-hal yang
bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah
dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan.
Selain itu, perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus
disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau
dibolak balik, seperti misalnya dari teori ke praktik atau dari
praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi yang sistematis
akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang
ingin disampaikan oleh pendidiknya.
2) Ruang lingkup materi yang disampaikan. Besar kecilnya materi
yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung
pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari.
Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat
menentukan tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran
berisi muatan tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil
dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang berisi muatan
tentang suatu prosedur. Yang perlu diperhatikan pendidik dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori
Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bagian-bagian kecil
merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari

15
secara keseluruhan dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa
bagian-bagian kecil tadi.
3) Materi yang akan disampaikan. Materi pelajaran umumnya
merupakan gabungan antara jenis materi berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat
tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau
tanggapan) . isi pelajaran dibedakan menjadi empat jenis, yaitu
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Dalam isi pelajaran ini
terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan
strategi penyampaian yang berbeda-beda. Karena itu, dalam
menentukan strategi pembelajaran pendidik harus terlebih
dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan
agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai. Contoh: 1)
apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu
objek, simbol atau peristiwa berarti materi tersebut berbentuk
fakta, sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam
bentuk ceramah dan tanya jawab;
c) partisipasi peserta didik
Partisipasi peserta didik sangat penting dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila
peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung
dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
(Nurani, 2003). Terdapat beberapa hal penting yang terkait dengan
partisipasi peserta didik.
1) Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik
diberi informasi tentang suatu pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif
mantap dan menetap dalam diri mereka) maka kegiatan

16
selanjutnya adalah hendaknya peserta didik diberi kesempatan
untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap,
keterampilan tersebut.
2) Umpan balik. Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku
tertentu sebagai hasil belajarnya, maka pendidik memberikan
umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik
yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan segera
mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang
telah mereka lakukan itu benar/salah, tepat/tidak tepat atau ada
sesuatu yang perlu diperbaiki. Umpan balik dapat berupa
penguatan positif dan penguatan negatif. Melalui penguatan
positif (baik, bagus, tepat sekali, dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh
peserta didik. Sebaliknya melalui penguatan negatif (kurang
tepat, salah, perlu disempurnakan dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan dihilangkan oleh peserta didik
(Nurani,2003).
d) Tes
Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest (Al Muchtar, 2007).
Secara umum tes digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah
tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum dan apakah
pengetahuan, keterampilan dan sikap telah benar-benar dimiliki
peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilaksanakan
diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai
proses pembelajaran, yaitu penjelasan tujuan diawal kegiatan
pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pembelajaran. Di
samping itu, pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik
melakukan latihan atau praktik (Nurani, 2003).

17
e) Kegiatan lanjutan
Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip ada hubungannya
dengan hasil tes yang telah dilakukan. Karena kegiatan lanjutan
esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik
(Winaputra, 2001). Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik antara lain adalah
sebagai berikut.
1) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah;
2) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh
peserta didik;
3) Membaca materi pelajaran tertentu;
4) Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

strategi pembelajaran merupakan pendekatan menyeluruh


pembelajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran secara sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif
dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut terdapat lima langkah yang
harus dilakukan oleh seorang guru yaitu.
1. Pertama, kegiatan pembelajaran pendahuluan. Kegiatan pembelajaran
pendahuluan memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran.
Pada kegiatan ini pendidik diharapkan dapat menarik minat peserta
didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan
pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar. Sebagaimana iklan yang
berbunyi: “Kesan pertama begitu menggoda…. selanjutnya terserah
anda…”, maka demikian pula dengan peserta didik yang dihadapi
pendidik (guru). Cara guru mempekenalkan materi pelajaran melalui
contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru
menyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan
sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
2. Kedua, penyampaian informasi. Dalam kegiatan ini pendidik akan
menetapkan secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip-
prinsip apa yang perlu disajikan kepada peserta didik. Di sinilah
penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran. Kesalahan
utama yang sering terjadi pada tahap ini adalah menyajikan informasi
terlalu banyak, terutama jika sebagian besar informasi itu tidak
relevan dengan tujuan pembelajaran.

19
3. Ketiga, partisipasi peserta didik. Partisipasi peserta didik sangat
penting dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih
berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
4. Keempat, tes. Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan
oleh kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest.
5. Kelima, kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan atau follow up, secara
prinsip ada hubungannya dengan hasil tes yang telah dilakukan.
Karena kegiatan lanjutan esensinya adalah untuk mengoptimalkan
hasil belajar peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan analisis alternatif pemecahan masalah maka saran


penulis pada makalah ini adalah untuk terciptanya pembelajaran yang
efektif dan efisien dalam proses pembelajaran seorang guru atau tenaga
pendidik perlu melakukan strategi pembelajaran disesuaikan dengan
matapelajaran yang akan diajarkan serta mengikuti langkah-langkah
strategi pembelajaran dengan benar.

20
Daftar Pustaka

Al-Muchtar, Suwarna, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta:


Universitas Terbuka.

Alawiyah, F. (2013). Peran guru dalam kurikulum 2013. Aspirasi: Jurnal


Masalah-Masalah Sosial, 4(1), 65–74.

Beckman, Pat. Strategy Instruction. 2004 diakses 21 april 2022


(http://ercec.org/digests/e638.html).

Darmadi, H. (2016). Tugas, peran, kompetensi, dan tanggung jawab


menjadi guru profesional. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 13(2), 161–
174

Dick, Walter and Lou Carey. 1996. The Systematic Design of Instruction.
New York: Harper Collins College Publishers.

Gerlach, Vernon S and Donald P. Ellly. Teaching and Media: A Systematic


Approach. Englewood Cliffs, N J : Prentice-Hall, 1971.

Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta:


Kencana, 2004.

Mulyasa, E. 2006. Administrasi dan Manajemen Sumber Daya Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan


Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan


UT.

21
Romiszowski, A. J. 1981. Designing Instruction System. London: Kogan
Page Ltd.

Sardiman, A. M. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :


PT Raja Grafindo Persada.

Seels, Barbara B and Rita C. Richey. 1994. Instructional Technology: The


Definition and Domains of The Field. Washington, DC : AECT,.

Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu.


Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, Alfabeta.

Suparman, Atwi. 2005. Desain Instruksional, Jakarta: Universitas


Terbuka.

Winataputra, Udin S. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat


Penerbitan Universitas Terbuka.

22

Anda mungkin juga menyukai