Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Dosen Pengampu :

Ratnawati, M.Pd

Disusun oleh kelompok :

1. Dina Andila 2103011063


2. Ega Dwi Apriliani 2103011064
3. Enci Hefia Solina 2103011065
4. Fatma Anisa Fathra 2103011066

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah Swt. yang mana atas berkah dan rahmat-nya
lah kita dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga kami ucapkan kepada
dosen pengampu Ratnawati M.Pd. yang telah membimbing kami
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Terimakasih
juga kepada teman-teman atas bantuan dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikiran dalam penyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa pula kita curahkan
kepada suri tauladan kita nabi Muhammad SAW.yang selalu kita harapkan syafa’atnya dihari
kiamat nanti.

Makalah ini kami buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman
mengenai tentang model pembelajaran contextual teaching and learning dengan harapan agar
mahasiswa bisa lebih mengetahui serta memperdalam materi tersebut. Makalah ini juga
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan model pembelajaran matematika
sd. Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu , penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan
terimakasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….......ii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..…1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...…2

A. Teori-teori yang Melandasi Model Contextual Teaching and Learning...........


B. Komponen Contextual Teaching and Learning.................................................
C. Langkah-langkah Contextual Teaching and Learning.......................................
D. Prinsip Reaksi dalam Pembelajaran dengan Contextual Teaching and Learning
...........................................................................................................................
E. Sistem Sosal dalam Pembelajaran dengan Contextual Teaching and Learning
...........................................................................................................................
F. Sistem Pendukung dalam Pembelajaran dengan Contextual Teaching and
Learning.............................................................................................................

BAB III PENUTUP…………………………………………….……………………...6

3.1 simpulan……………………………………………………………………...6

3.2 Saran………………………………………………………………….……...6

DAFTAR RUJUKAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam suatu pembelajaran, pendekatan memang bukan segala-galanya. Masih banyak
faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikleas atau pembelajaran dalam tutorial. Contextual
teaching and learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata.
Menururt Nasral Hakim dalam jurnalnya penerapan projek basic learning dipadu grup
investigation untuk meningkatkan motivasi, dan hasil belajar. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan oleh pendididk atau seorang guru untuk mencapai keberhasilan
pembelajaran yang sesuai dengan harapan adalah dengan memperhatikan siswa, materi
pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran yang
tepat, sehingga dalam proses belajar mengajar perlu adanya pemilihan strategi yang
sesuai dengan karakteristik, keadaan, dan kemampuan siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja teori yang melandasi model pembelajaran contextual teaching and learning?
2. Apa saja komponen-komponen contextual teaching and learning?
3. Apa saja Langkah-langkah dari model pembelajaran contextual teaching and
learning?
4. Apa saja prinsip reaksi dalam pembelajaran contextual teaching and learning?
5. Bagaimana system sosial dalam pembelajaran dengan contextual teaching and
learning?
6. Bagaiman system pendukung dalam pembelajaran dengan contextual teaching and
learning?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori yang Melandasi Model Contextual Teaching and Learning

Contextual teaching and learning yaitu pembelajaran kontekstual atau proses


pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks dimana siswa berada. Pada dasarnya
membantu guru untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dan
memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan
mereka.

Beberapa teori yang berkembang yang melandasi model pembelajaran contextual


teaching and learning (CTL) adalah sebagai berikut:

1. Knowledge-based contructivisme
Teori ini beranggapan bahwa belajar bukan menghapal, melainkan mengalami dimana
peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannnya, melalui pastisipasi aktif
secara inovatif dalam proses pembelajaran.
2. Effort-based learning/incremental teory of intellagance
Teori ini beranggapan bahwa bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar akan
mendorong siswa untuk memiliki komitmen terhadap belajar.
3. Socialization
Teori ini beranggapan bahwa belajar merupakan proses sosial yang menentukan
terhadap tujuan belajar. Oleh karena itu, faktor sosial dan budaya merupakan bagian
dari system belajaran
4. Situated learning
Teori ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pembelajaran harus situasional, baik
dalam kontek secara fisik maupun konteks sosial dalam rangka mencapai tujuan
belajar.
5. Distributed learning
Teori ini beranggapan bahwa manusia merupakan bagian integral dari proses
pembelajaran yang di dalamnya harus ada terjadinya proses berbagi pengetahuan dan
bermacam-macam tugas.

2
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seluruh siswa untuk mengkonstruksi atau membangun
pengetahuan dalam dirinya melaui usaha yang optimal atau bersungguh- sungguh juga
dipengaruhi faktor sosial dan budaya yang ada disekitarnya.

B. Komponen-komponen contextual teaching and learning


Komponen Contextual Teaching and Learning akan berhasil jika dibarengidengan
kemampuanberpikir kritis.Kemampuanberpikir kritis merupakansebuah proses yang
terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mentalseperti memecahkan masalah, mengambil
keputusan, membujuk,menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Beberapa
komponen yang ada di dalam motode Contextual Teaching and Learning adalah sebagai
berikut:
1. Kontrukstivisme
Contextual Teaching and Learning dibangun dalam landasan kontruktivisme yang
memiliki anggapan bahwa pengetahun dibangun peserta didik secara sedikit demi
sedikit (incremental) dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas.Peserta didik
harus mengkontruksi pengetahun baru secara bermakna melalui pengalaman
nyata, melalui proses penemuan dan mentransformasi informasi ke dalam situasi
lain secara kontekstual. Proses pembelajaran merupakan proses mengkontruksi
gagasan dengan strateginya sendiri bukan sekedar menerima pengetahuan, peserta
didik menjadi pusatperhatian dalam proses pembelajaran.
2. Menemukan (inquiry)
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan proses
menemukan terhadap sejumlah pengetahuan dan keterampilan. Menemukan
(inquiry) dapat dioptimalkan dengan menggunakan pembelajaran basis pratikum
siswa akan lebih mudah mendapatkan pengalaman langsung dengan melakukan
atau mempratekkan sendiri. Kegiatan pratikum memberi kesempatan bagi peserta
didik untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencaoba mencari
sesuatu hukum atau dalil kesimpulan atas proses yang dialaminya. Proses inquiri
terdiri dari
a. pengamatan (observation)
b. bertanya (questioning)
c. mengajukan dugaan (hipotesis)
d. pengumpulan data (data ghatering)

3
e. penyimpulan (conclusion)
3. Bertanya (questioning)
Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik diawali dengan bertanya, yang
merupakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Proses bertanya begitu berarti dalam rangka.
a. Membangun perhatian (attention building)
b. Membangun minat (interest building)
c. Membangun motivasi (motivation building)
d. Membangun sikap
e. Menbangun rasa keingintahuan
f. Membangun interaksi antara siswa dengan siswa
g. Membangkitkan interaksi siswa dengan guru
h. Interkasi siswa dan lingkungan
i. Membangun lebih banyak lagi pertanyaan pada siswa
4. Masyarakat Belajar ( Learning Community)
Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antara peserta didik dengan
peserta didik, antar peserta didik dengan guruya, dan antara peserta didik dengan
lingkungannya. Proses belajar ini dapat dilaksanakan baik secara homogen
maupun hydrogen, sehingga didalam terjadi saling berbagi masalah, berbagi
informasi, berbagi pengalaman, dll.
5. Permodelan (Modelling)
Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung dengan adanya permodelan
yang dapat ditiru, naik yang bersifat kejiwaan (identifikasi) maupun yang bersifat
fiksi. Permodelan bisa dilakukan oleh guru, peserta didik, atau dengan
mendatangkan narasumber dari luar.
6. Refleksi (reflection)
Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajarinya atau berpikir kebekalang
tentang apa-apa yang sudah dilakukan atau dipelajarinya dimasalalu. Refleksi
pembelajaran merupakan respon terhadap aktivitas atau pengetahuan dan
keterampilan yang baru diterima dalam proses pembelajaran.
7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)
Merupakan proses pengumpula data yang dapat mendeskrisikan mengenai
perkembangan perilaku peserta didik. Penilaian menekankan pada proses

4
pembelajaran, data yang dikumpulkan dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa
pada saat melakukan pembelajaran.
C. Langkah- Langkah model pembelajaran contextual teaching and learning
Pemebelajaran CTL memiliki beberapa sintaks atau Langkah Langkah dalam
pelaksanaanya adalah sebagai berikut :
1. modelling (pemusatan perhatian)
pemusatan perhatian atau mengahadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Dengan adanya model, siswa akan lebih mudah menirukan apa yang dimodelkan.
Dan pemodel tidak hanya orang lain, guru siswa yang lebih mahir dapat bertindak
sebagai model. Dapat dicontohkan jika suatu hari kelas akan mempelajari tentang
system pencernaan, maka diawal pertemuan didalam kelas setelah mengucapkan
salam dan menyapa seorang guru harus memfokuskan obrolan selanjutnya dengan
peserta didik dengan bahan obrolan yang mengar ah pada materi yang
dipelajari pada hari itu.
2. Questioning (pertanyaan eksploratif)
Pada tahap kedua, seorang guru selain harus menghadirkan pembicaraan awal
yang mengarah pada materi juga harus disertai dengan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat menarik perhatian siswa dan rasa kaingintahuan siswa tentang materi
yang dipelajari.
3. Learning community (kelompok belajar)
Pembentukan kelompok dilaksanakan setelah semua siswa mengerti semua
materi yang akank dibahas, pembentukan kelompok dimaksudkan agar semua
siswa dapat turut berpartisipasi dalam proses belajar Bersama dan mampu
menjalin kerja sama dengan rekan sau kelompok dalam menentukan tahapan
selanjutnya.
4. Inkuiri (identifikasi/mencari permasalahan)
Pada tahap ini, guru memberikan suatu topik yang sesuai dengan materi yang
kemmudian akan dipecahkan siswa dengan diskusi Bersama kelompok belajar
masing-masing. Hal ini dimaksudkan meningkatkan daya pikir dan mengasah
kemampuan siswa dalam upaya menemukan masalah dengan musyawarah
Bersama.
5. Contructivisme (analisis)
Setelah topik dihadirkan oleh guru, semua kelompok belajar akan
menganalisis tentang apasaja yang dapat mempengaruhi, baik pengertian,

5
penyebab, dan dapat dari topik yang dihadirkan. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukank hanya hasil mengingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri.
6. Reflection (refleksi atau rangkuman)
Setelah semua siswa mampu memecahkan dan menemukan inti dari
permasalahan dari topik yang guru berikan dan mampu menghubungkan
keterkaitan antara keduanya seorang guru harus melakukan refleksi atau
merangkum apa apa saja hal yang telah dibahas dan meluruskan pembahasan yang
melebar dari mteri. Hal ini dapat dilakukan dengan menanya salah satu siswa
tentang apa saja yang sudah dibahas pada hari itu.
7. Authentic assessment (penilaian)
Penilaian atau upaya pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Data dikumpulkan dari kegiatan nyata yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan pembelajaran. Hal- hal yang bisa
digunakan sebagai dasar menilai prestasi siswa adalah proyek/kegiatan dan
laporanya, pr, kuis, karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi,
laporan jurnal hasil tes tulis dan karya tulis.

D. Prinsip reaksi dalam pembelajaran contextual teaching and learning


Kurikulum dan pembelajaran kontekstual perlu didasarkan atas prinsip dan
strategi pembelajaran yang mendorong terciptanya lima bentuk pembelajaran
yaitu:
1. Relating
Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan (relevation) dengan bekal
pengetahuan yang telah ada pada diri siswa, dengan konteks pengalaman
dalam kehidiupan dunia nyata seperti menfaat untuk bekal bekerja dikemudian
hari dalam kehidupan masyrakat.
2. Experiencing
Dalam proses pemebelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung
melalui kegiatan eksplorasi, penemuan, inventori, investigasi, penilaian,
penelitian dll.
3. Aplikasi (Aplliying)

6
Menerapkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dipelajari dalam sitausi
dan konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi, lebih dari
sekedar hafal.
4. Kerja sama
Kerjasama dalam konteks tukar pikiran, mengajukan dan menjawab
pertanyaan, komunikasi interaktif antara sesama siswa, antara siswa dengan
guru, antara siswa dengan narasumber, memecahkan masalah dan
mengerjakan tugas Bersama merupakan strategi pembelajaran pokok dalam
kontesktual.
5. Alih pengetahuan
Pada prinsip ini menekankan kemampuan siswa untuk mentrasfer
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki pada situasi lain. Dengan
kata lain pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki bukan sekedar untuk
dihafal tetapi digunakan atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain.

E. Sistem sosial dalam pembelajaran dengan contextual teaching and learning


System sosial ( the school system ) yang menunjukkan peran dan hubungan guru
dengan siswa selama proses pembelajaran. Kepemimpinan guru sangat bervariasi pada
suatu model dengan model lainnya. Pada satu model, guru berperan sebagai fasilitator
namun pada model yang lain guru berperan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
System sosial yang dimaksud pada komponen model pembelajaran mencakup
beberapa hal yaitu: mendeskripsikan beragam peranan guru dan siswa: menyajikan secara
deskripsi hubungan yang hakiki anatara guru dan siswa.
F. Sistem pendukung dalam pembelajaran dengan Contextual teaching and learning
Tercapainya tujuan pembelajaran, tentu saja tidak dapat dipisahkan dengan segala
system pendukung. Pembelajaran sangat membutuhkan pengaitan materi dengan
lingkungan terdekat siswa yaitu dengan kearifan local yang ada dilingkungannya,
terciptanya suasana pembelajaran dan suasana kelas yang kondusif, lingkungan sekolah
yang bisa dijadikan sebagai wahana kegiatan pembelajaran, percobaan dan lain
sebagainya. Selain itu, tersedianya buku-buku cerpen, laptop, media audio visual, dan
suasana belajar yang kooperatif dapat mendukung dilaksanakannya model pembelajaran
ini.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah tergambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa
contextual teaching and learning adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses
keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nayata, sehingga siswa didorong untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka. Belajar yang efektif harus berpusat pada peserta
didik sehingga memahami bagaimana cara perserta dididk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan baru. Perlu kerja sama antar kelompok peserta didik sehingga
menumbuhkembangkan kebiasaan sharing dalam team. Penilaian peserta didik tidak hanya
dinilai pada hasil akhirnya saja tetapi juga sebelum dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung.

8
DAFTAR PUSTAKA

Johnso, Elaine B desember 2014. CTL Contextual Teaching and Learning. Bandung : kaifa
Sanjaya, Wina. Maret 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana
Mansur, Sofan Ahmad I khoiru. 2010. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual,
Jakarta: Bumi Aksara
Nurhadi, Burhanudin, Senduk. 2018. Pembelajaran Kontesktual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang. Universitas negeri malang
Tianto, 2007. Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrsuktivisme Prestasi.
Pustaka Publisher: Jakarta.
Mulyasa, Enco .2009, Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Shoimin, A, 2017. Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum. Yogyakarta.

9
10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai