Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga
aktivitas hidup yang kita jalani akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini,
lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik
bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Penyusun menyadari sekali, di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti
egoisme pribadi, untuk itu besar harapan penyusun jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah ini.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah mudah-mudahan apa yang penyusun susun
ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau
menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini “Inovasi Pembelajaran Kompetensi”
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Ciamis,24 Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................

C. Tujuan Makalah...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Bagaimana konsep dasar dan karakteristik pembelajaran kontektual.........

B. Bagaimana pendekatan dan prinsip pembelajaran kontekstual ..................

C. Apa asas-asas dalam pembelajaran kontekstual,........................................

D. Model pembelajaran kontekstual,..........................................................

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
materi pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa mampu
menerapkan dan menghubungkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-
hari. Tujuan dari pembelajaran kontekstual ini untuk membekali siswa berupa
pengetahuan dan kemampuan dengan mendekatkan hal yang teoritis ke praktisi.
Sehingga dalam pelaksanaan metode ini dapat diaplikasikan dalam situasi
nyata.Penerapan pembelajaran kontekstual telah dirancang oleh JohnDewey di
Amerika Serikat pada tahun 1916. John Dewey mengajukan teori dan metodologi
pengajaran yang berhubungan dengan pengalamandan minat siswa. Siswa akan
belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam segala kegiatan di kelas
dan berkesempatan untuk menemukan sendiri.(Hosnan, 2014:267) Siswa
menunjukkan belajar dalam bentuk apa yangmereka ketahui dan apa yang dapat
mereka lakukan. Belajar dipandang sebagai usaha atau kegiatan inteletual untuk
membangkitkan ide sebagai kegiatan intropeksi diri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dan karakteristik pembelajaran kontekstual?
2. Bagaimana pendekatan dan prinsip pembelajaran kontekstual?
3. Apa asas-asas dalam pembelajaran kontekstual?
4. Bagaimana model pembelajaran kontekstual?

C.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan karakteristik pembelajaran kontekstual
2. Untuk mengetahui pendekatan dan prinsip pembelajaran kontekstual
3. Untuk mengetahui asas-asas dalam pembelajaran kontekstual
4. Untuk mengetahui model pembelajaran kontekstual.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Bagaimana konsep dasar dan karakteristik pembelajaran kontekstual?


Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah
konsep belajar mengajar dimana seorang guru menghadirkan situasi yang nyata di
dalam kelas serta melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang akan
dipelajari. Konsep ini bertujuan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai bekal untuk memecahkan dalam kehidupan siswa sebagai anggota
masyarakat. Pada dasarnya konsep pembelajaran kontekstual guru berusaha
memberikan sesuatu yang bukan abstrak melainkan sesuatu yang nyata sesuai dengan
lingkungan sekitar anak, sehingga pengetahuan yang diperoleh anak dengan proses
belajar mengajar di kelas merupakan pengetahuan yang dibangun dan dimiliki sendiri.
Konsep ini menciptakan ada keterkaitan dengan penerapan kehidupan sehari-hari
yang bisa dijadikan dasar untuk memecahkan masalah kehidupan.
Menurut Priyatni dalam (Hosnan, 2016: 278) pembelajaran yang dilaksanakan
dengan Contextual Teaching and Learning (CTL), memiliki karakteristik sebagai
berikut.
1) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks yang autentik
2) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan
tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermaknakepada
siswa melalui proses mengalami (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi (learning in a group).
5) Kebersamaan, kerja sama, saling memahami dengan yang lain secara
mendalam merupakan aspek penting untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, dan mementingkan kerja sama
(leaning to ask, to inquiry, to work together).
7) Pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan (learning as an
enjoy activity)
Berdasarkan pendapat tersebut, disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah mengaitkan topik atau konsep materi
yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa diberikan kesempatan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data sendiri. Pembelajaran dilaksanakan
melalui kerjasama kelompok, berdiskusi dan saling mengoreksi. Dengan begitu,
pembelajaran akan menjadi menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.
2. Bagaimana pendekatan dan prinsip pembelajaran kontekstual?

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning,


CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengambil,
mensimulasikan, menceritakan, berdialog, bertanya jawab atau berdiskusi pada
kejadian dunia nyata kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, kemudian diangkat
kedalam konsep yang akan dipelajari dan dibahas. Melalui pendekatan ini,
memungkinkan terjadinya proses belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan
pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di dalam
ataupun di luar kelas, untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
baik secara mandiri ataupun berkelompok. Hal tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan Berns dan Ericson (2001), yang menyatakan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual adalah suatu konsep pembelajaran yang dapat
membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata, da
memotivasi siswa untuk membuat koneksi antara pengetahuan dan penerapannya
dikehidupan sehari-hari dalam perran mereka sebagai anggota keluarga, warga negara
dan pekerja, sehingga mendorong motivasi mereka untuk bekerja keras dalam
menerapkan hasil belajarnya
Dengan demikian pembelajaran kontekstual merupakan suatu sistem pembelajaran
yang didasarkan pada penelitian kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga guru
haruss merencanakan pengajaran yang cocok dengan tahap perkembangan siswa, baik
itu mengenai kelompok belajar siswa, memfasilitasi pengaturan belajar siswa,
mempertimbangkan latar belakang dan keragaman pengetahuan siswa, serta
mempersiapkan cara-teknik pertanyaan dan pelaksanaan assessmen otentiknya,
sehingga pembelajaran mengarah pada peningkatan kecerdasan siswa secara
menyeluruh untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
Kurikulum dan pembelajaran kontekstual perlu didasarkan atas prinsip dan strategi
pembelajaran yang mendorong terciptanya lima bentuk pembelajaran
“relating,experiencing,applying,cooperating,and transferring”Ditjen Dikdasmen
Depdiknas 2002 b, Penjelasan masing-masing prinsip atau strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
1.Keterkaitan, relevansi (Relating)
Proses pembelajaran hendaknya ada terkaitan (relevan) dengan bekal pengetahuan
(prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri siswa, (relevansi antar faktor
internal seperti bekal pengetahuan, keterampilan, bakat, minat, - dengan faktor
eksternal seperti ekspose media dan pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar),
2. Pengalaman langsung (Experiencing)
Dalam proses pembelajaran siswa perlu mendapatkan pengalaman langsung melalui
kegiatan eksplorasi, penemuan discovary, inventory, investigasi, penelitian, dsb.
“Experiencing dipandang sebagai jantung pembelajakontekstual belajaran akan
berlangsung cepat jika siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi peralatan,
memanfaatkan sumber belajar, dan melakukan bentuk-bentuk kegiatan penelitian
yang lain secara aktif. Untuk mendorong daya tarik dan motivasi, sangatlah
bermanfaat penggunaan strategi pembelajarann dan media seperti audio, video,
membaca dan menelaah buku teks, dsb.

3.Aplikasi (Applying)
Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam situasi dan
konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi, lebih daripada sekedar
hafal. Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari untuk
diterapkan atau digunakan pada situasi lain yang berbeda merupakan penggunaan
(use) fakta konsep, prinsip atau prosedur atau “pencapaian tujuan pembelajaran dalam
bentuk menggunakan (use )” (Merrill & Reigeluth1987, 17).
4. Kerjasama (Cooperating)
Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan menjawab
pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa, antar siswa dengan guru, antar
siswa dengan nara sumber, memecahkan masalah dan mengerjakan tugas bersama
merupakan strategi pembelajaran pokok dalam pembelajaran kontekstual. Pengalaman
bekerja sama tidak hanya membantu siswa belajar menguasai materi pembelajaran
tetapi juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia nyata bahwa untuk
menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika dilakukan secara bersama-sama ata
kerja sama dalam bentuk tim kerja.
5.Alih pengetahuan (Transferring)
Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk mentransfer
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki pada situasi lain. Dengan
kata lain pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki bukan sekedar untuk
dihafal tetapi dapat digunakan atau dialihkan pada situasi dan kondisi lain.
Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang telah dipelajari untuk memecahkan
masalah masalah baru merupakan penguasaan strategi kognitif (Gagne, 1988, p.19).
3. Apa asas-asas dalam pembelajaran kontekstual
Tujuh komponen utama (asas-asas) dalam pembelajaran kontekstual yakni:
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment). Mulyono(2012 :hal 41
)a. Konstruktivisme
Merupakan proses membangun atau menyususun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Sanjaya( 2011: 261)
b. Inkuiri
Merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berbikir secara sistematis. Ibid .Hal.261.
c. Bertanya
Belajar pada hakikatnya dalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, menjawab pertanyaan
mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Ibid.hal.262
d. Masyarakat belajar
Leo semenovich vygotsky, seorang psikolog rusia, menyatakan bahwa pengetahuan
dan pemahaman anak ditopang banyak komunikasi dengan orang lain.Ibid.hal.263
e. Pemodelan
Yang dimaksud pemodelingan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.Ibid.hal.267.
f. Refleksi
Merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan
dengancara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang
telah dilaluinya.
g. Penilaian nyata
Merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.Ibid.hal.268

4. Model-model pembelajaran kontekstual


Model Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning(CTL))
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan dunia kerja nantinya.
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam hal ini, strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam pembelajaran kontekstual, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar
bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa
yang bermanfaatbagi dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka
memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing. Oleh sebab itu, pembelajaran
kontekstual pada dasarnya adalah usaha memperkenalkan siswa terhadap konteks
secara luas yang meliputi situasi-situasi yang berhubungan dengan kehidupannya,
fenomena nyata, isu-isu sosial, aplikasi teknologi yang kesemuanya dipahami benar
oleh siswa baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang (Nurhadi,
2003 : 1).
Model pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik
dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari
satu permasalahan /konteks ke permasalahan/konteks lainnya (Ibrahim, 2007 : 3)

BAB III
KESIMPULAN

SIMPULAN
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah
konsep belajar mengajar dimana seorang guru menghadirkan situasi yang nyata di
dalam kelas serta melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang akan
dipelajari Konsep ini bertujuan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
sebagai bekal untuk memecahkan dalam kehidupan siswa sebagai anggota
masyarakat. Pada dasarnya konsep pembelajaran kontekstual guru berusaha
memberikan sesuatu yang bukan abstrak melainkan sesuatu yang nyata sesuai dengan
lingkungan sekitar anak, sehingga pengetahuan yang diperoleh anak dengan proses
belajar mengajar di kelas merupakan pengetahuan yang dibangun dan dimiliki sendin
Konsep ini menciptakan ada keterkaitan dengan penerapan kehidupan sehari-hari
yang bisa dijadikan dasar untuk memecahkan masalah kehidupan. Pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning.CTL) adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan mengambil. meusimulasikan,
menceritakan, berdialog, bertanya jawab atau berdiskusi pada kejadian dunia nyata
kehidupan sehari-hari yang dialami siswa, kemudian diangkat kedalam konsep yang
akan dipelajari dan dibahas. Melalu pendekatan ini memungkinkan terjadinya proses
belajar yang di dalamnya siswa mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan
akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di dalam ataupun di luar kelas, untuk
dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri ataupun
berkelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta


: Kencana Prenada Media, 2011). Hal. 261
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektifitas Pembelajaran Di Abad Global.
(Malang : Uin Maliki Press, 2012). Hal. 4
Hosnan, Pendekatan Santaifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 tahun
2016.Hal 267

Anda mungkin juga menyukai