Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL

Dosen Pengampu:Dr.Syuhud,M.pd.I

Disusun Oleh:

1. Ahmad Hilmi Fauzi

2. Muhammad Fauzan

3. Imam Malik

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM SYARIFUDDIN

PRODY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TAHUN AKADEMIK

2022 – 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang “STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL”

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan segala kekurangan
dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “STRATEGI PEMBELAJARAN
BERBASIS KONTEKSTUAL” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Lumajang,05 DESEMBER 2022


DAFTAR ISI

Contents

BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.Latar  Belakang...................................................................................................................4
2.  Rumusan Masalah.............................................................................................................4
3.  Tujuan Penulisan...............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
1.  Pengertian dari Pembelajaran Kontekstual.......................................................................5
2. Prinsip Pembelajaran Kontekstual.....................................................................................6
3.  Komponen-komponen yang Terdapat dalam Pembelajaran Kontekstual.........................7
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
1. Kesimpulan........................................................................................................................9
2. Saran...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar  Belakang
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer)
dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata
ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan langkah-
langkah penerapan pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, pada makalah ini
penjelasan tentang pembelajaran kontekstual akan dibahas secara mendalam.

2.  Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pembelajaran kontekstual?

2. Apakah prinsip pembelajaran kontekstual?

3.Apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran kontekstual?

3.  Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran kontekstual

2.Mengetahui prinsip pembelajaran kontekstual

3.Mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pembelajaran kontekstu


BAB II
PEMBAHASAN
1.  Pengertian dari Pembelajaran Kontekstual
Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan informasi,
individualisasi, dan interkasi sosial. Pemrosesan informasi menyatakan bahwa siswa
mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkaitan dengan informasi
tersebut. Inti pemrosesan informasi adalah proses memori dan berpikir.

Menurut Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009: 27), pembelajaran kontekstual adalah
proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,
dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang
utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan


semirip mungkin dengan situasi “dunia nyata”. Melalui pembelajaran kontekstual dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata, sehingga
dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. Sehubungan dengan itu,
Suprijono (2011: 79) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Penjelasan ini dapat dimengerti bahwa
pembelajaran kontekstual adalah strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan
materi pelajaran melalui proses memberikan bantuan kepada siswa dalam memahami
makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan
konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.

Senada dengan itu, Sumiati dan Asra (2009: 14) mengemukakan pembelajaran
kontekstual merupakan upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi
pembelajaran yang dipelajarinya, yakni dengan melakukan suatu pendekatan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di
kelas. Selanjutnya, pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu,
pemahaman, keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang
hubungan mata pelajaran yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Pembelajaran akan
bermakna jika guru lebih menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang mereka
pelajari di sekolah dengan situasi kehidupan nyata di mana isi pelajaran akan digunakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual


mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat
tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa
belajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan berbagai
sumber belajar.

2. Prinsip Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa prinsip dasar. Adapun prinsip-prinsip
dalam pembelajaran kontekstual menurut Suprijono (2011: 80-81) adalah sebagai berikut.

1. Saling ketergantungan, artinya prinsip ketergantungan merumuskan bahwa


kehidupan ini merupakan suatu sistem. Lingkungan belajar merupakan sistem yang
mengitegrasikan berbagai komponen pembelajaran dan komponen tersebut saling
mempengaruhi secara fungsional.

2. Diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari realitas
kehidupan di sekitar siswa. Keanekaragaman mendorong berpikir kritis siswa untuk
menemukan hubungan di antara entitas-entitas yang beraneka ragam itu. Siswa dapat
memahami makna bahwa perbedaan itu rahmat.

3. Pengaturan diri, artinya prinsip ini mendorong pentingnya siswa mengeluarkan


seluruh potensi yang dimilikinya. Ketika siswa menghubungkan materi akademik dengan
konteks keadaan pribadi mereka, siswa terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip
pengaturan diri.
3.  Komponen-komponen yang Terdapat dalam
Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran kontekstual, ada beberapa komponen utama pembelajaran
efektif. Komponen-komponen itu merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dalam
pembelajaran kontekstul. Komponen-komponen dimaksud adalah konstruktivisme
(constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar
(learning community), permodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment). (Nurhadi dalam Sagala, 2009: 88-91; Suprijono,
2011: 85).

1) Konstruktivisme; yakni mengembangkan pemikiran siswa akan belajar lebih


bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan atau keterampilan barunya. Sumiati dan Asra (2009: 15) mengemukakan
lima elemen belajar konstruktivisme, yaitu:

1. pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiating knowledge),

2. perolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge),

3. pemahaman pengetahuan (understanding knowledge),

4. mempraktekkan pengetahuan (applyng knowledge),

5. melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting


knowledge).

2) Bertanya; yakni mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. Melalui
proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan mandiri. Dalam
sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk:

(a)    menggali informasi, baik administrasi maupun akademik;

(b)   mengecek pemahaman siswa;

(c)    membangkitkan respon pada siswa;

(d)   mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa;


(e)    mengetahui hal-hala yang sudah diketahui siswa;

(f)    memfokuskan pengetahuan siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;

(g)   membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan

(h) menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3) Menemukan; merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan


keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil megingat seperangkat
fakta-fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri.

4) Masyarakat belajar; yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar daam kelompok).


Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antara yang tahu ke
yang belum tahu.

5) Permodelan; menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Dengan adanya


model, siswa akan lebih mudah meniru apa yang dimodelkan. Pemodel tidak hanya orang
lain, guru atau siswa yang lebih mahir dapat bertindak sebagai model.

6) Refleksi; dilakukan pada akhir pembelajaran. Refleksi merupakan upaya untuk melihat
kembali, mengorganisir kembali, menganalisis kembali, mengklarifikasi kembali, dan
mengevaluasi kembali hal-hal yang telah dipelajari.

7) Penilaian sebenarnya; yaitu upaya pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa. Data dikumpulkan dari kegiatan nyata yang
dikerjakan siswa pada saat melakukan pembelajaran. Hal-hal yang bisa digunakan
sebagai dasar menilai prestasi siswa adalah proyek/kegiatan dan laporannya, PR, kuis,
karya siswa, presentasi atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes
tulis, dan karya tulis (Riyanto, 2010: 176).
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer)
dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia


nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif,
memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan,
dan menggunakan berbagai sumber belajar.

2. Saran
Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan pada pembelajaran kontekstual
ini, maka guru dapat memilih materi mana yang cocok untuk digunakan dalam model
pembelajaran kontekstual, sehingga dapat membantu guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Djahura, Dirman. 2012. Konsep Pembelajaran Kontekstual. 18 Febuari 2016

http://dirman-djahura.blogspot.co.id/2012/09/pembelajaran-kontekstual.html

Hermawan, Ayahanda Iwan. 2014. Strategi Pembelajaran Kontekstual. 18 Febuari 2016

https://kirimtugas.wordpress.com/2014/05/03/strategi-pembelajaran-kontekstual/

Mahahani. 2011. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Ctl / Contextual Teaching And


Learning. 18 Febuari 2016

http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html

Anda mungkin juga menyukai