STRATEGI PEMBELAJARAN
“Kondisi Pembelajaran”
Disusun oleh :
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya
makalah yang Penyusun susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Pembelajaran telah dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dengan mengacu pada beberapa
sumber buku dan jurnal. Oleh sebab itu, sudah semestinya Penyusun mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga kepada :
1. Bapak Dr. Rustam I Husain, M.Pd selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Strategi
Pembelajaran
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Namun,
harapan Penyusun semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk
Penyusun dan teman-teman yang telah membaca makalah ini. Amin ya Rabbal ‘alamin…
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
.................................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi pembelajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa. Definisi yang lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana terjadi
aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi
belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
Kondisi pembelajaran di sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) dewasa ini masih banyak
yang monoton. Monoton maksudnya selalu itu-itu saja atau tidak ada ragamnya. Pembelajaran
lebih identik dengan membaca, menghafal dan mengingat materi pelajaran. Demikian juga
mengajar diibaratkan hanya sebagai proses transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik.
Guru hanya memaknai mengajar sebagai menyampaikan materi, hal ini dapat diamati dalam
praksis pembelajaran sehari-hari. Dampak dari hal tersebut, peserta didik menjadi pasif, mudah
bosan, mengantuk dan guru mendominasi aktivitas pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat
memberikan landasan yang berguna dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karakteristik
setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh karena berbedanya karakter satu bidang studi
dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula.
Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media dan
menetapkan strategi dalam pembelajaran. Menurut Degeng (1989: 50-59).Karakteristik bidang
studi ini dapat diacukan pada dua hal:
Struktur orientasi adalah suatu struktur yang amat inklusif, yang di dalamnya
tercakup semua atau sebagian besar dari isi bidang studi yang akan diajarkan.
Fungsinya adalah memperkenalkan semua bagian bidang studi yang penting, yang
nantinya dapat dijadikan kerangka untuk mengaitkan bagian-bagian isi yang lebih
rinci. Struktur ini sejalan dengan tujuan umum orientasi
2
(2) struktur pendukung/pelengkap
Struktur pendukung adalah suatu struktur yang tidak inklusif jika dibandingkan
dengan struktur orientasi. Struktur ini dapat berisi fakta, konsep, prosedur atau
prinsip yang dimasukkan dalam struktur orientasi.
Struktur ganda adalah suatu struktur yang menunjukkan kaitan di antara struktur-
struktur suau bidang studi. Struktur ini akan melibatkan struktur orientasi dan
struktur pendukung. Oleh karena itu, struktur ini akan memasukkan hampir semua isi
bidang studi yang penting mulai dari fakta, konsep, prosedur, sampai prinsip.
Reigeluth dan Merril (1979) menganalisis isi bidang studi menjadi empat tipe, yang
disebutnya sebagai konstruk isi bidang studi, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
(1) Fakta adalah asosiasi satu-ke-satu antara objek, peristiwa atau simbol yang ada, atau
mungkin ada, di dalam lingkungan riel atau imajinasi. (segala hal yang bewujud
kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang,
nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya).
Misalnya, Jakarta ibukota Indonesia;
(2) Konsep adalah sekelom-pok objek, peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik
umum yang sama dan yang diidentifikasi dengan nama yang sama, (segala yang
berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya )
umpamanya konsep hewan; konsep tumbuhan dll.
(4) Prosedur adalah urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah
tertentu atau membuat sesuatu. Misalnya prosedur penelitian (merupakan langkah-
langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi
suatu sistem. merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem).
3
kendala yang sering terjadi dalam pembelajaran adalah keterbatasan sumber-sumber seperti
media, waktu, personalia, dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam
menjalani kegiatan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih
media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila dikaitkan
dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik.
Namun perlu kita ingat, bahwa peranan media tidak akan telrihat bila penggunaannya tidak
sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran
harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka
media bukan lagi sebagia alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Selain itu kendala yang sering terjadi di lapangan adalah faktor keuangan. Seorang guru
dituntut untuk mengunakan media dalam proses belajar mengajar. Aka tetapi disisi lain guru
terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak
dapat memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis, media yang digunakan tidak harus
mahal, yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujua pembelajaran secara
efektif dan efisien.
Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memanfaatkan media belajar dari yang
sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana. Agar proses
pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan
pemanfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat
mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguh-sungguh oleh guru.
ini adalah kendala-kendala yang dihadapi guru dalam beberapa kategori, yaitu:
4
Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti
bakat, motivasi belajar dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik
si-belajar akan berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan
bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai
dengan karakteristik perseorangan si-belajar. Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut
guru untuk strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga,
tingkat tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel
metode, disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.
kondisional yang berbeda dengan kondisi di mana pembelajaran dilakukan. Variabel yang
berhubungan dengan karakteristik siswa dan budayanya penting dijadikan pijakan
pengembangan program-program pembelajaran di Indonesia.
Kemampuan Awal:
Kemampuan awal siswa dapat memberi pengaruh dalam pelaksanaan dan hasil pembelajaran
Berguna dan sebagai pijakan pemilihan startegi pembelajaran yang optimal
5
Dalam teori pembelajaran, untuk mengoptimalkan perolehan dan pengungkapan
pengetahuan baru haruslah bermakna bagi si belajar. Ini harus diterima secara luas bagi
pengembang teori pembelajaran (Designer)
Dapat megaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yg telah dimiliki oleh si belajar
Bahasan ini dimaksudkan untuk menempatkan konteks masalah kajian penelitian dan
praktik-praktik pembelajaran dalam klasifikasi variabel-variabel pembelajaran. Secara jelas
dapat dikatakan bahwa karakteristik siswa termasuk dalam variabel kondisi pembelajaran.
Sebagai variabel kondisi, berarti karakteristik siswa harus diterima apa adanya dan dijadikan
pijakan kerja dalam mengembangkan desain pembelajaran.
6
(8) Mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.
Karakteristik siswa yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang amat berpengaruh
terhadap proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, kemampuan awal, gaya kognitif, gaya
belajar, motivasi, dan faktor sosial-budaya. Informasi tentang tingkat perkembangan kecerdasan
siswa amat diperlukan sebagai pijakan dalam memilih komponen-komponen pembelajaran
seperti tujuan pembelajaran, materi, media, strategi pembelajaran dan evaluasi (Gardner, 1993;
Amstrong, 1994). Menurut Suparno (2001), siswa yang berada pada tahap pemikiran operasional
konkrit sudah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya melalui benda-benda konkret,
sehingga semua komponen pembelajaran perlu disesuaikan dengan kemampuan tersebut.
Sebaliknya, mereka yang sudah berada pada tahap operasi formal sudah mampu berpikir abstrak
dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. Mereka sudah dapat berpikir
ilmiah baik deduktif maupun induktif, serta mampu menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesis. Oleh sebab itu, komponen-komponen pembelajaran sudah dapat
dirancang sedemikian rupa untuk diarahkan pada kemampuan tersebut.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi pembelajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
belajar siswa. Definisi yang lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana terjadi
aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Kondisi
belajar juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karna terbatasnya materi dan
referensi yang kami peroleh. Semoga makalah ini dapat diterima dengan baik.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33329696/
KONSEP_DASAR_INOVASI_PENDIDIKAN_and_PEMBELAJARAN. Diakses pada
hari sabtu tanggal 19 februari 2022 pukul 20:49 WIB
http://sweetcher.blogspot.com/2015/01/konsep-dasar-inovasi-pendidikan.html?m=1.Diakses
pada hari sabtu tanggal 19 februari 2022 pukul 20:50 WIB