Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

Ragam, Kefleksibelan, dan Persyaratan Pembelajaran Tematik Terpadu

Dosen Pengampu :

Dr. Yeni Erita M.pd

Oleh Kelompok 7:

Ayu Wahyuni (20129250)

Berliana Syavira (20129255)

Pelia Septina (20129186)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Padang

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Pembelajaran Tematik
Terpadu.Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu
Dr. Yeni Erita M.pd selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan arahan dalam
proses perkuliahan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran demi kemajuan penulis dimasa depan, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dari
penulis dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Padang ,30 Agustus 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... I


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... II
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
A. Ragam Bentuk Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu ........................................ 3
B. Kefleksibelan Pembelajaran Terpadu ................................................................................. 8
C. Persyaratan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu.............................................................. 9
BAB III .......................................................................................................................................... 12
PENUTUP...................................................................................................................................... 12
A.Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
B.Saran ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 13

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi demi keberlangsungan
umat manusia. Namun, kebutuhan akan pendidikan pada setiap individu berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang menyebabkan ketidakseimbangan antara individu yang tingkat
pendidikannya tinggi dan individu yang tingkat pendidikannya masih rendah. Perbedaan
ini disebabkan oleh tingkat ekonomi masyarakat yang berbeda-beda pula, sehingga
kebutuhan pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu diduakan untuk mencukupi
kebutuhan lainnya seperti kebutuhan pangan, sandang, dan sebagainya.
Salah satu model pembelajaran yang saat ini sedang diterapkan dalam proses
pembelajaran adalah model pembelajaran tematik. Model ini merupakan model
pembelajaran yang mengintegrasikan mata pelajaran dalam satu tema tertentu untuk
mempermudah pemahaman siswa terhadap suatu bahan pembelajaran. Model
pembelajaran tematik melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Hal ini dikatakan bermakna karena di dalam pembelajaran
tematik siswa dapat mempelajari suatu konsep dengan melakukan pengamatan langsung
dan menghubungkannya dengan konsep lainnya.
Pembelajaran tematik terpadu dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak . Hal
tersebut didasarkan pada perkembangan anak secara holistik, berlangsung secara terpadu
(aspek dimensi satu mempengaruhi aspek dimensi yang lain). Dalam pembelajaran
terpadu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak agar dapat mengikuti perkembangan
jaman yang semakin maju.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu ditinjau dari
sifat materi yang dipadukan?
2. Bagaimana ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu ditinjau dari
cara memadukan materinya?
3. Bagaimana ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu dilihat dari
waktu pelaksanaannya?

1
4. Bagaimana ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu ditinjau dari
perencanaan pemaduannya?
5. Bagaimana ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu dilihat dari
unsur pemicu keterpaduan?
6. Bagaimana kefleksibelan dan persyaratan pembelajaran tematik terpadu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu
ditinjau dari sifat materi yang dipadukan.
2. Untuk mengetahui ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu
ditinjau dari cara memadukan materinya.
3. Untuk mengetahui ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu dilihat
dari waktu pelaksanaannya.
4. Untuk mengetahui ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu
ditinjau dari perencanaan pemaduannya.
5. Untuk mengetahui ragam bentuk implementasi pembelajaran tematik terpadu dilihat
dari unsur pemicu keterpaduan.
6. Untuk mengetahui kefleksibelan dan persyaratan pembelajaran tematik terpadu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ragam Bentuk Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pembelajaran terpadu
diungkapkan oleh Tim Pengembang PGSD (1996: 13) yaituketelitian dalam
mengantisipasi kemanfaatan arahan pengait konseptualintra maupun antar bidang studi,
penguasaan material dan medodologiterhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan
dan memperhatikankurikulum yang telah ada sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
Didalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara guru
melaksanakan pembelajaran terpadu. Hal ini mengakibatkan terdapatnya beraneka macam
bentuk pelaksanaan pembelajaran terpadu. Ragam ini bisa ditentukan oleh sifat materi,
yang dipadukan cara memadukan materinya, perencanaan pemaduannya, waktu
pelaksanaannya, serta dilihat dari unsure pemicunya.
Menurut Tim Pengembang PGSD (1996: 10-13) ragam bentuk implementasi
pembelajaran terpadu dapat diuraikan dalam bentuk sebagaiberikut.
1. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan
Jika ditinjau dari sifat yang dipadukan, maka ada dua macam bentuk implementasi
pembelajarn terpadu yaitu pembelajaran terpadu intra bidang studi dan antar bidang
studi.
a) Pembelajaran terpadu intra bidang studi
Pembelajaran terpadu dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan
adalah materi-materi (pokok bahasan, sub pokok bahasan, konsep, sub konsep,
ketrampilan atau nilai) dalam satu bidang studi. Suatu pembelajaran yang
memadukan materi pengukuran, rasio, pecahan, operasihitung, misalnya adalah
pembelajaran terpadu intra bidang studi matematika. Pembelajaran yang
memadukan ketrampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis misalnya,
adalah pembelajaran terpadu intra bidang Bahasa Indonesia.
b) Pembelajaran terpadu antar bidang studi
Pembelajaran terpadu yang memadukan konsep, sub konsep, pokok bahasan,
sub pokok bahasan bidang studi yang satu dengan bidang studi-bidang studi yang
lainnya dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang studi. Satu pembelajaran
yang memadukan Matematikadan IPA, misalnya dikatakansebagai pembelajaran

3
terpadu antar bidang studi Matematika dan IPA. Pembelajaran terpadu juga biasa
terjadi antara IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia.
2. Ditinjau dari cara memadukan materinya
Didalam melaksanakan pembelajaran terpadu, guru terkadang masih
memperhatikan secara tegas batas-batas antara bidang studi dengan yang lain.
Namun kadang-kadang pula batas-batas antara mata pelajaran yang satu dengan yang
lain sudah sangat samar, hampir seperti tidak ada sekat yang membatasinya. Dalam
praktiknya, jika suatu tema sudah ditetapkan, maka guru bersama siswa mengkaji
tema tersebut dari sudut pandang masing-masing bidang studi. Berdasarkan tema
tersebut, guru (bersama siswa) menentukan unsur-unsur bidang studi yang biasa
dipelajari tanpa harus ada tupang tindih dengan bidang studi yang lain. Jika suatu
tema sudah ditetapkan, misalnya “banjir”, siswa diajak mempelajari aspek
matematika, aspek IPA, aspek IPS dari banjir tersebut tanpa memperhatikan
keterkaitan antara apa yang dipelajari dalam Matematika, IPA, dan IPS.
Sementara itu, bisa juga terjadi pembelajaran yang mengakibatkan siswa harus
memadukan secara utuh beberapa atau bahkan semua bidang studi. Siswa tidak hanya
dituntut untuk mengetahui aspek dari masing-masing bidang studi, melainkan harus
mengoperasikannya sedemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh. Umumnya hal
ini terjadi dalam pembelajaran proyek.
3. Dilihat dari waktu pelaksanaannya
Waktu pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam. Ada yang
dilaksanakan pada waktu tertentu yaitu apabila materi yang diajarkan cocok apabila
diajarkan secara terpadu. Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu
tertentu dikatakan pembelajaran terpadu temporer yang jadwalnya tidak teratur.
Pembelajaran tersebut bersifat situasional. Ada juga yang pelaksanaannya secara
periodik, seperti pada akhir pekan, tengah semester, atau akhir semester. waktu
pelaksanaannya telah dirancang secara pasti. Selain itu, pembelajarn terpadu dapat
juga dilaksanakan seharian penuh. Selama satu hari penuh siswa belajar sesuai
dengan yang diinginkannya. Oleh karena itu, tidak perlu heran apabila dalam
pembelajaran terpadu yang demikian siswa terlihat sibuk dengan urusannya masing-
masing. Pembelajarn yang demikian dikenal dengan integrated day atau hari terpadu.
4. Ditinjau dari perencanaan pemaduannya
Pembelajaran terpadu ada kalanya terjadi melalui proses perencanaan yang
matang, namun ada kalanya terjadi secara spontan. Guru dapat merancang sejak awal

4
pembelajaran terpadu yang segala aktifitasnya diarahkan untuk menciptakan
keterpaduan. Guru dapat memilih tema yang dapat menjadi payung untuk
memadukan beberapa bidang studi dan menyusun kegiatan belajar sesuai pokok
bahasan.
Ada kalanya guru tidak merencanakan secara matang keterpaduan antara konsep
satu dengan konsep yang lainnya, namun dalam proses belajar mengajar guru dapat
mengaitkan materi lain dengan materi yang sedang diajarkannya, sehingga
memungkinkan gurur untuk melaksanakan pembelajaran terpadu. Misalnya dalam
pembahasan konsep air di IPS dapat dikaitkan dengan konsep air di IPA.
5. Dilihat dari unsur pemicu keterpaduan
Guru dapat menganalisis kurikulum yang ada untuk mencapai keterpaduan.
Seperti membuat peta konsep dan menemukan tema berdasarkan konsep-konsep
yang saling tumpamng tindih tersebut. Dan berdasarkan analisis tersebut, guru
menyusun program ppembelajarn terpadu yang memungkinkan. Selain itu, guru juga
dapat menciptakan tema terlebih dahulu, kemudian berdasarkan tema yang telah
dipilih guru menjalankan kegiatan belajar mengajar yang memadukan bidang-bidang
studi yang berkaitan.

 Dasar Pertimbangan Pemilihan Pembelajaran Tematik


Terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan model
pembelajaran tematik, diantaranya;
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih intuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus disesuaikan dengan perkembangan siswa.
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebagian minat siswa.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
didalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta
harapan masyarakat.
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
(Ahmad Fawzan Rohman, 20 Desember 2018).

5
 Prinsip-Prinsip Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Terpadu
Jika diklasifikasikan, setidaknya ada empat kelompok prinsip-prinsip
pengembangan Pembelajaran Tematik: (Trianto, 154-155)
1. Prinsip Penggalian Tema
a. Tema hendaknya tidak terlalau luas, namun dengan mudah digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran.
b. Tema harus bermakna, maksudnya adalah tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa-siswi untuk belajar selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak
d. Tema harus mewadahi sebagian besar minat anak
e. Tema hendaknya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di dalam
rentang waktu belajar
f. Tema hendaknya sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat
(asas relevansi)
g. Tema hendaknya sesuai dengan ketersediaan dengan sumber belajar.
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
a. Guru tidak menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
belajar-mengajar.
b. Pemberian tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerjasama kelompok. Dan
c. Guru harus mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan.
3. Prinsip Evaluasi
a. Memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk; mengevaluasi diri sendiri (self
evaluation) di samping bentuk evalauasi lain;
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan keriteria keberhasilan pencapaian tujuan.
4. Prinsip Reaksi
a. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa-siswi dalam semua peristiwa serta tidak
mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan
bermakna. Pembelajaran tematik memungkinkan hal ini dan guru hendaknya
menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai
melalui dampak pengiring tersebut.
6
Dengan melihat berbagai ragam implementasi pembelajaran terpadu, dapat diuraikan
bahwa pembelajaran terpadu dimulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.
Pembelajarn terpadu masih dibagi menjadi tiga model yaitu model pembelajaran tematik,
keterpaduan intra bidang studi dan inter bidang studi, yang masing-masing akan
dijelaskan lebih lanjut.
Adapun model jadwal pengajaran tematik ada dua macam yang dijabarkan sebagai
berikut.
1. Model jadwal pengajaran tematik dengan mata pelajaran.
Model jadwal pelajaran tematik dengan mata pelajaran adalah model jadwal yang
pada umumnyadipakai disekolah dasar maupun di madrasah ibtidaiyah. Model ini
paling mudah diterapkan dan biasanya dipakai untuk pembelajaran tematik yang
masih menonjolkan mata pelajaran. Sebagian guru menyebut model jadwal ini
dengan “ tema masuk dalam pelajaran “. Artinya, tema-tema yang di pakai dalam
pembelajaran tematik tidak nampak dalam jadwal, tetapi yang tertulis di jadwal
adalah nama mata pelajaran.
 Cara Merancang Jadwal Pembelajaran Tematik Dengan Mata Pelajaran
1) Semua guru mengajar di kelas 1-3, yaitu baik guru kelas, mata pelajaran pendidikan
agama, guru pendidikan jasmani, maupun guru muatan lokal perlu bersama-sama
menyusun jadwal pelajaran sebagai mana di jelaskan Tim Puskur Balitbang
Departemen Pendidikan Nasional ( 2006 ).
2) Menyusun jadwal pelajaran dengan mmenggunakan tabel yang berisi mata
pelajaran dan jam mata pelajaran.
3) Semua guru bermusyawarah menentukan tema. Sebaiknya musyawarah guru di
lakukan setiap minggu. Guru juga perlu menentukan satu tema di gunakan untuk
berapa minggu.
2. Model jadwal pengajaran tematik secara terintegrasi.
Jadwal pembelajaran tematik secara terintregasi adalah jadwal pelajaran yang
menggunakan tema-tema, bukan nama mata pelajaran. Oleh karena itu, dalam jadwal
pelajaran tidak tertulis nama-nama mata pelajaran. Tema-tema yang digunakan dalam
pembelajaran satu semester. Semua guru di kelas 1-3 dengan persetujuan kepala sekolah
dan wakasek, menentukan tema-tema yang di gunakan dalampembelajaran tematik. Dan
setiap minggu pada minggu efektif , guru-guru harus bersepakat menentukan tema yang
di gunakan dalam jangka minggu tertentu disesuiakan dengan momen dan kondisi.
7
 Cara Merancang Jadwal Pembelajaran Tematik Dengan Terintegrasi
a. Semua guru yang mengajar di kelas 1-3, yaitu baik guru kelas, mata pelajaran
pendidikan agama, guru pendidikan jasmani maupun guru muatan lokal perlu
bersama-sama menyusun jadwal mata pelajaran.
b. Sebelum di mulai tahun ajaran baru, semua guru bermusyawarah untuk menentukan
tema-tema yang digunakan dalam pembelajaran tematik dalam satu tahun.
c. Menentukan tema-tema yang di gunakan dalam pembelajaran tematik yang di
sesuaikan pada momen-momen tertentu, seperti tema “pengorbanan” di sekitar
tanggal 8 Dzul Hijjah atau tema “Perang Gajah” di sekitar bulan maulid Nabi
Muhammad Saw.
d. Selain itu, guru menyusun kegiatan harian dan menentukan sub tema yang diajarkan
untuk satu atau dua minggu.

B. Kefleksibelan Pembelajaran Terpadu


Di dalam praktiknya, pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh guru tidak
hanya satu dimensi.
1. Pembelajaran terpadu secara spontan
Dalam proses pembelajaran guru dapat mengkaitkan materi lain dengan materi
yang diajarkannya. Misalnya: Seorang guru IPA akan membahas pokok bahasan air. Ia
bermaksud memperpadukan pokok bahasan ini dengan pokok bahasan lain dalam IPA
dan pokok bahasan yang relevan dalam mata pelajaran yang lain. Untuk keperluan ini,
sebelum pokok bahasan itu disajikan guru merencanakan dan menemukan keterkaitan
konseptual inter dan antar mata pelajaran tersebut.
Misalnya dalam keterkaitan konseptual inter mata pelajaran IPA pada pokok
bahasan kegunaan air dan pokok bahasan siklus air. Sedangkan dalam keterkaitan
antar mata pelajaran, contohnya mata pelajaran IPA pokok bahasan kegunaan air
dikaitkan dengan mata pelajaran IPS pokok bahasan kenampakan alam.
2. Pembelajaran terpadu terencana.
Pembelajaran terpadu terencana dilaksanakan atas suatu tema tertentu dan
dilaksanakan setiap periode waktu tertentu. Melalui proses perencanaan, guru
merancang sejak awal pembelajaran dan segala aktivitasnya diarahkan untuk
menciptakan keterpaduan. Guru memilih tema dan menyusun tema/kegiatan
berdasarkan tema tersebut. Misalkan seorang guru merencanakan pembelajaran

8
terpadu pada hari Kamis setiap minggunya dengan tema yang berbeda-beda. Tema-
tema tersebut misalnya air, udara, uang, dan bumi.
Contoh: Seorang guru kelas IV mengangkat pokok bahasan “bumi” untuk
menampilkan pokok bahasan terpadu. Untuk keperluan ini guru menjadikan pokok
bahasan bumi ini sebagai inti (center core).
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tidak jauh berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya, yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
dan tahap evaluasi. Hanya langkah - langkah pembelajaran terpadu tidak bersifat statis
namun bersifat dinamis, luwes atau fleksibel, dan dapat diakomodasikan dari berbagai
model pembelajaran.
 Bersikap luwes (Fleksibel)
Pembelajaran terpadu bersifat luwes, sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari
satu bahan ajar dengan mata pelajaran lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
 Kefleksibelan Pembelajaran Terpadu.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada. Didalam praktiknya,pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh
guru tihanya satu dimensi.Ada pembelajaran terpadu spontan yang memadukan dua
mata pelajaran secara utuh.Ada pula pembelajaran terpadu terencana yang di
dasarkan atas suatu tema tertentu,dan dilaksanakan setiap periode waktu
tertentu.Hampir tidak ditemukan pembelajara terpadu yang unidemensional.

C. Persyaratan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu


Dalam pembelajaran terpadu terdapat beberapa syarat yang harus ada dalam
pelaksanaannya. Di bawah ini beberapa hal yang diharapkan antara lain:
1. Kejelian Keprofesionalan guru dalam mengantisipasi pemanfaatan aneka macam
kemungkinan isyarat pengait konseptual intra atau pun antarbidang studi.Kejelian
keprofesionalan guru meliputi:
a. Menyeleksi topik-topik ataupun konsep-konsep yang menarik yang akan diajarkan,
sebagai teladan konsep lingkungan, komunikasi, benda-benda pos dan sebagainya.
b. Memilih bahan yang relevan dengan tingkat perkembangan anak.
c. Mencoba untuk mengkaitkan atau menghubungkan dengan mata pelajaran lain.

9
Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan kejelian
profesional guru dalam penguasan material terhadap bidang-bidang studi yang perlu
dikaitkan dan menentukan bahan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan
anak. Dalam hal kesiapan guru sebagai penterjemah kurikulum, guru dituntut jeli
dalam mengantisipasi pemanfaatan aneka macam kemungkinan isyarat pengait
konseptual intra ataupun antar bidang studi.

2. Penguasaan material dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu


dikaitkan.
Guru dalam melakukan pembelajaran terpadu hendaknya menguasai bahan bidang-
bidang studi yang dipadukan dalam setiap pembelajaran sehingga ketika pembelajaran
berlangsung guru tidak akan mengalami kesulitan ketika siswa menanyakan hal-hal
yang terkait dengan bahan pembelajaran yang dipelajari. Hal tersebut dikarenakan
guru telah menguasai semua bahan pada tiap bidang-bidang studi yang diajarkan.
Selain penguasaan materi, guru juga harus menguasai metodologi terhadap bidang-
bidang studi yang perlu dikaitkan. Hal tersebut diharapkan sebab dalam menjelaskan
suatu materi, diharapkan metode yang paling sempurna semoga penyampaian bahan
efektif. Maka dari itu penguasaan metodologi sangat penting semoga guru memahami
kelebihan dan kekurangan masing-masing metode sehingga guru sanggup menentukan
metode-metode apa yang akan dipakai semoga penyampaian bahan efektif. Terlebih
lagi dalam pembelajaran terpadu, terdapat lebih dari satu bidang studi yang
disampaikan sehingga metode yang dipilih harus sesuai dengan bidang-bidang studi
yang disampaikan
3. Wawasan kependidikan yang bisa menciptakan guru selalu waspada untuk
memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya untuk menunjukkan urunan faktual
bagi pencapaian tujuan utuh pendidikan (dampak instraksional dan dampak pengiring).
Pembelajaran terpadu diyakini membawa laba pada pencapaian imbas
instruksional dan imbas pengiring (nurturant effect). Dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu, perlu juga wawasan kependidikan yang dimiliki oleh guru. Dengan wawasan
tersebut, guru sanggup bertindak waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dalam memanfaatkan setiap keputusan dan tindakan. Dengan demikian,
perilaku kewaspadaan guru tersebut sanggup menunjukkan bantuan yang faktual bagi
pencapaian tujuan utuh kependidikan.

10
Keputusan dan tindakan ini sanggup berupa mengakibatkan aneka macam bidang
studi dalam satu kemasan bahan yang sanggup membuatkan kemampuan berpikir
kreatif, objektif dan logis, sehingga pelaksanaan pembelajaran tersebut akan lebih
bermakna bagi siswa dan tercapai tujuan utuh pendidikan yang berupa instruksional
dan pengiring.
Hal-hal yang dipersyaratkan dan dituntut dari guru agar proses pembelajaran terpadu
dapat terlaksana, antara lain:
1. Kemampuan profesional guru dalam mengantisipasi pemanfaatan berbagai Menurut
Tim Pengembang PGSD (1996: 10-13) ragam bentuk implementasi pembelajaran
terpadu dapat diuraikan dalam bentuk sebagai berikut kemungkinan arahan pengait
konspetual intra atau antar bidang studi.
2. Penguasaan materi dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan.
3. Wawasan kependidikan yang membuat guru mampu memanfaatkan setiap
kemungkinan dan tindakannya untuk memberikan urutan nyata bagi tercapainya tujuan
pendidikan, baik dalam bentuk dampak instruksional maupun dampak pengiring.

Hal penting lainnya, sebelum merancang pembelajaran terpadu guru harus mengkaji
GBPP, mengumpulkan dan menyusun pokok-pokok bahasan dari berbagai bidang studi
dalam satu cawu. Disamping itu, guru harus mengkaji berbagai sumber dan baahan yang
kesemuanya diperlukan dalam proses pembelajaran terpadu. Banyak atau sedikitnya
sumber dan bahan maupun GBPP bidang studi dan pokok-pokok bahasan yang harus
dikaji, dicatat, disusun dan diramu oleh guru bergantung kepada tema yang dikembangkan
serta seberapa banyak bidang studi yang terkait dalam mempersiapkan model
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu disarankan untuk dilaksanakan satu kali
dalam seminggu, atau satu kali dalam dua minggu. Paling tidak yaitu satu kali dalam
sebulan.

11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ragam bentuk pembelajaran tematik
terpadu dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain, yaitu:
1. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, maka ada dua macam yaitu pembelajaran
terpadu intra bidang studi dan antar bidang studi.
2. Ditinjau dari cara pemaduan materi, dalam praktiknya, jika suatu tema sudah
ditetapkan, maka guru bersama siswa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang
masing-masing bidang studi.
3. Dilihat dari waktu pelaksanaannya, Ada yang dilaksanakan pada waktu tertentu. Ada
juga yang pelaksanaannya secara periodik
4. Ditinjau dari perencanaan pemaduannya, pembelajaran terpadu ada kalanya terjadi
melalui proses perencanaan yang matang, namun ada kalanya terjadi secara spontan.
Ada juga kalanya guru tidak merencanakan secara matang.
5. Dilihat dari unsur pemicu keterpaduan, guru dapat menganalisis kurikulum yang ada
untuk mencapai keterpaduan. Seperti membuat peta konsep dan menemukan tema.
Prinsip-prinsip pengembangan Pembelajaran Tematik yaitu: prinsip penggalian tema,
prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi. Adapun model jadwal
pengajaran tematik ada dua macam yaitu model jadwal pengajaran tematik dengan mata
pelajaran dan model jadwal pengajaran tematik secara terintegrasi. Kefleksibelan
pembelajaran terpadu, ada pembelajaran terpadu secara dan ada pula pembelajaran terpadu
terencana.
Dalam pembelajaran terpadu terdapat beberapa syarat yang harus ada dalam
pelaksanaannya yaitu kejelian keprofesionalan guru dalam mengantisipasi pemanfaatan aneka
macam, penguasaan material dan metodologi terhadap bidang-bidang studi yang perlu
dikaitkan, dan wawasan kependidikan yang bisa menciptakan guru selalu waspada untuk
memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya untuk menunjukkan urunan faktual bagi
pencapaian tujuan utuh pendidikan.

B.Saran
Demikian makalah ini penulis buat, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dan
mengembangkan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Winda.2019. PRAKTEK PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH


DASAR.Cirebon : Mentari Jaya. (Hlm 24-25).

Tim Pengembang PGSD. 1996. Pembelajaran Terpadu D2 PGSD dan S2 Pendidikan Dasar.
Departemen Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (Hlm 10-13)

Andayani dkk.2008. Pembelajaran Terpadu Di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi anak Usia Dini TK/RA dan Anak
Usia Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. (hlm 154-155)

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Puskur Balitbang Dep Diknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik

Tirtoni, Feri. 2018. Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Umsida Press

Depdiknas. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur
Balitbang

Tim Pengembangan PGSD. 2001. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S 2 Pendidikan
Dasar. Bandung: CV Maulana

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran Tematik di SD/MI; Pengembangan Kurikulum


2013. Yogyakarta: Samudra Biru

13

Anda mungkin juga menyukai