Anda di halaman 1dari 22

Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu

“Model Pembelajaran Tematik Terpadu dan Pembelajaran Fragmented”

Makalah Ini Dibuat untuk Melengkapi Tugas Kelompok Pengembangan


Pembelajaran Tematik Terpadu

Oleh :
KELOMPOK I

DINA ERINA NASUTION (22124013)


MAYRISA UNDARI (22124032)
VACHRY DHANI (222124062)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Risda Amini, M.P

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu tentang “Model
Pembelajaran Tematik Terpadu dan Pembelajaran Fragmented ”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami
ini masih ada kekurangan baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasa. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Pengembangan Pembelajaran
Tematik Terpadu dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Padang, Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4
A. Pembelajaran Tematik Terpadu ....................................................................4
1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ..............................................4
2. Karakteristik Pembelajaran Pembelajaran Terpadu .................................4
3. Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu ....................................................6
4. Manfaat Pembelajaran Tematik Terpadu ..................................................7
B. Model Fragmanted ........................................................................................8
1. Pengertian Model Fragmanted ...................................................................8
2. Karakteristik Model Fragmanted............................................................. 10
3. Manfaat Model Fragmanted .................................................................... 11
4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Fragmanted ...................................... 12
5. Langkah-langkah model Fragmanted ...................................................... 13
6. Penerapan Model Fragmanted ................................................................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 17
A. Kesimpulan .................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................2

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek dalam intra

mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. dengan adanya pemanduan ini

siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga

pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. bermakna disini memberikan arti

bahwa pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep

yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang

menghubungkan antara konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata

pelajaran jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran

terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga

siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan.

Setiap siswa menentukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup

di masyarakat dan bahkan diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di

sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah dapat mungkin

memberikan bekal siswa dalam mencapai kecepatan untuk berkarya. Ke

capaian ini disebut dengan kecepatan hidup yang cakupannya lebih luas hanya

sebanding dengan keterampilan.

Ditinjau dari sejarah memadukan konsep, keterampilan, topik dan unit

tematisnya, menurut Robin fogarty 1991 terdapat 10 cara atau model

1
merencanakan pembelajaran terpadu.ke-10 cara atau model tersebut adalah

yang pertama pragmented

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembelajaran terpadu model

fragmented yang merupakan penyusunan kurikulum tradisional berdasarkan

ilmu-ilmu yang berbeda dan terpisah dalam kurikulum standar, mata pelajaran

diajarkan secara terpisah. dengan tidak menggabungkan atau

mengintegrasikan. Setiap mata pelajaran dipandang sebagai suatu kesatuan

yang murni baik dalam kelompok disiplin ilmu maupun disiplin ilmu sendiri

pembelajaran ini dilaksanakan secara terpisah hanya terfokus pada satu

disiplin mata pelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah untuk:

1. Bagaimana Pengertian Model Fragmanted?

2. Bagaimana Karakteristik Model Fragmanted?

3. Bagaimana Manfaat Model Fragmanted?

4. Bagaimana Kelebihan Dan Kekurangan Model Fragmanted?

5. Bagaimana langkah-langkah model Ftagmented?

6. Bagimana Penerapan Model Fragmanted?

2
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah

ini adalah untuk:

1. Mengetahui Pengertian Model Fragmanted

2. Mengetahui Karakteristik Model Fragmanted

3. Mengetahui Manfaat Model Fragmanted

4. Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan Model Fragmanted

5. Mengetahui langkah-langkah Model Fragmented

6. Mengetahui Penerapan Model Fragmanted

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu digunakan sebagai suatu

pendekatan yang dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013.

Pengertian pembelajaran tematik terpadu menurut Daryanto (2014:81)

bahwa “Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dalam

berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema”. Sejalan dengan itu Lif

(2013:223) menyatakan bahwa “Pembelajaran tematik terpadu adalah

pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa

materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada

peserta didik”.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik terpadu adalah sebuah pendekatan pembelajaran

yang menggunakan tema untuk mengaitkan berbagai kompetensi dari

beberapa mata pelajaran agar terciptanya pembelajaran bermakna bagi

peserta didik.

2. Karakteristik Pembelajaran Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu sebagai sebuah pendekatan yang

mengaitkan beberapa materi ajar dengan menggunakan satu tema

bertujuan untuk menciptakan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

4
Pembelajaran tematik terpadu memiliki beberapa karakteristik. Menurut

Daryanto (2014:5) karakteristik pembelajaran tematik terpadu (1)

Berpusat pada peserta didik, (2) memberikan pengalaman langsung, (3)

pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep

dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) hasil

pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan

peserta didik, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain.

Sejalan dengan pendapat di atas, Ibnu (dalam Andi, 2014:100)

menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik terpadu yaitu (1)

student centered, (2) menyuguhkan direct experiences, (3) pemisahan

materi pelajaran remang-remang, (4) menyuguhkan konsep dari berbagai

mata pelajaran, (5) fleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat

dan kebutuhan peserta didik, (7) menggunakan prinsip belajar sambil

bermain, (8) mengembangkan komunikasi peserta didik, (9)

mengembangkan kompetensi metakognisi peserta didik, (10) lebih

menekankan proses ketimbang hasil.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik terpadu berpusat pada peserta didik,

memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik,

menggunakan prinsip belajar sambil bermain, menyajikan konsep dari

beberapa mata pelajaran tetapi pemisahan antar mata pelajaran tidak

begitu jelas, mengembangkan kompetensi metakognisi dan komunikasi

5
peserta didik, dan lebih menekankan pada proses dari pada hasil

pembelajaran.

3. Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Sebagai sebuah pendekatan, pembelajaran tematik terpadu

memiliki beberapa prinsip dalam pelaksanaannya. Menurut Lif

(2014:192) beberapa prinsip pembelajaran tematik terpadu (1) Bersifat

kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan, (2) bentuk belajar harus

dirancang agar peserta didik berkerja secara sungguh-sungguh untuk

menemukan tema-tema pembelajaran yang rill sekaligus

mengaplikasikannya, (3) pembelajaran tematik terpadu memiliki nilai

efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode,

penggunaan sumber belajar yang otentik.

Sedangkan Abdul (2014:89) menyatakan prinsip-prinsip

pembelajaran tematik terpadu (1) Memiliki satu tema yang aktual, dekat

dengan dunia nyata dan ada dalam kehidupan sehari-hari, (2)

pembelajaran tematik terpadu memilih materi beberapa mata pelajaran

yang mungkin saling terkait, (3) pembelajaran tematik terpadu tidak

boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, (4) materi

pembelajaran yang dipadukan dalam satu tema mempertimbangkan

karakteristik peserta didik, (5) materi yang dipadukan tidak perlu

dipaksakan.

6
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

prinsip pembelajaran tematik terpadu yaitu menggabungkan beberapa

materi pelajaran yang terkait dipadukan dalam satu tema dengan

mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan memiliki nilai

efisiensi dari segi waktu, beban materi pelajaran, metode, penggunaan

sumber belajar bersifat otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan

kompetensi secara tepat.

4. Manfaat Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu digunakan dalam pembelajaran di

SD/MI pada kurikulum 2013. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari

pembelajaran tematik terpadu. Menurut Lif (2014:224) manfaat

pembelajaran tematik terpadu adalah (1) Suasana kelas nyaman dan

menyenangkan, (2) menggunakan kelompok kerja sama, kolaborasi,

kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong

peserta didik untuk memecahkan masalah, (3) mengoptimasi lingkungan

belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak, (4) peserta didik secara

cepat dan tepat waktu memproses informasi, (5) pembelajaran ramah

otak, (6) materi pembelajaran dapat diaplikasikan kehidupannya sehari-

hari, (7) peserta didik keterlambatan diberikan bimbingan khusus dan

menerapkan prinsip belajar tuntas, (8) mewujudkan ketuntasan belajar

dengan menerapkan variasi cara penilaian.

7
Sejalan dengan pendapat di atas, Daryanto (2014:73) manfaat

pembelajaran tematik terpadu (1) Fleksibilitas pemanfaatan waktu dan

menyesuaikannya dengan kebutuhan peserta didik, (2) menyatukan

pembelajaran peserta didik, konvergensi pemahaman yang diperolehnya

sambil mencegah terjadinya inkonsistensi antar mata pelajaran, (3)

merefleksikan dunia nyata yang dihadapi peserta didik di rumah dan

lingkungannya, (4) selaras dengan cara peserta didik berfikir, dimana

menurut penelitian otak mendukung teori pedagogi dan psikologi bahwa

peserta didik menerima banyak hal dan memeroleh dan merangkumnya

menjadi satu.

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan manfaat

pembelajaran tematik terpadu yaitu terciptanya suasana belajar yang

nyaman dan menyenangkan, melatih keterampilan sosial dalam

memecahkan masalah, pemprosesan informasi akan lebih cepat dan tepat

waktu, materi pembelajaran dapat diaplikasikan langsung dalam

kehidupannya sehari-hari, pembelajaran sesuai dengan cara berfikir

peserta didik yang konkret dan holistik serta mewujudkan ketuntasan

belajar dengan menerapkan variasi cara penilaian.

B. Model Fragmanted

1. Pengertian Model Fragmanted

Model fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang

menentukan disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini

8
memisahkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu,

pelaksaan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut masih dalam inter

disiplin ilmu. Biasanya, dalam bidang akademik utama seperti

matematika, sains, seni bahasa dan ilmu sosial (Ratna and Widi 2018).

Model fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang

menentukan disiplin ilmuyang terpisah dan berbeda. Model fragmented ini

merupakan pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah

secaramata pelajaran. Hal ini dipelajari anak didik tanpa menghubungkan

kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran

lainnya. Artinya model ini memisahkan antara mata pelajaran yang satu

dengan yang lainnya. Di dalam kurikulum standar terdapat berbagai

macam mata pelajaran yang diajarkan secara terpisah dan sama sekali

tidak ada usaha untuk menghubungkan dan menggabungkan pelajaran-

pelajaran tersebut. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda

dan mungkin pula ruang yang berbeda serta mata pelajaran tersebut

memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk

mempersatukannya.(Eryani et al. 2015)

Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas

pada satu mata pelajaran saja. Misalnya dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia, materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan

berbahasa, dalam proses pembelajarannya, butir-butir materi

tersebut.(Avanti Vera Risti P 2017)

9
Pada model pembelajaran Fragmented mempunyai tujuan agar siswa

dapat mempunyai kemempuan dan kecapakap tertentu dalm kurun waktu

yang telah ditetapkan. Melalui model pembelajaran fragmented ini

diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi,

mengumpulkan, menilai dan menggunakan informasi yang ada di

sekitarnya secara bermakna dan juga bisa mendapatkan aspek proses dan

produk yang sudah ditentukan (Eryani et al. 2015).

Berdasarkan pernyatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model

fragmented ini menunjukkan pengintegrasian secara impilisit dalam

satuan disiplin ilmu. Dalam masing-masing disiplin ilmi itu memilki

bidang-bidang atau bidang ilmu yang merupakan satu kesatuan dalam

bidang tersebut. (Suparyanto dan Rosad (2020)

2. Karakteristik Model Fragmanted

Menurut Rusydi & Abdillah (2018) dan Halida (2016), beberapa

karakteristik model pembelajaran terpadu tipe fragmented antara lain:

a. Setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah.

Model pembelajaran terpadu tipe fragmented merupakan tipe

pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata

pelajaran. Mata pelajaran disampaikan guru dan dipelajari siswa secara

terpisah tanpa ada usaha untuk menghubungkan kebermaknaan dan

keterkaitan konsep pada mata pelajaran satu dengan yang lainnya.

b. Adanya keterpaduan konsep dari satu mata pelajaran yang

disampaikan secara sistematis dan logis.

10
Pengintegrasian dalam tipe fragmented terjadi secara implisif di

dalam satu disiplin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam mata

pelajaran tersebut terdapat bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu

yang merupakan satu kesatuan dalam bidang ilmu tersebut. Bagian

tersebut disampaikan secara runtut sehingga membentuk keterpaduan

utuh yang saling berkesinambungan antar bagian-bagian tersebut.

c. Materi yang diajarkan berpusat pada konten (isi).

Dalam pembelajaran tipe fragmented, guru dan siswa akan lebih

terfokus dalam mempelajari isi pada mata pelajaran tersebut. Dalam

satu waktu guru dan siswa hanya mempelajari satu mata pelajaran.

Sehingga dalam proses pembelajaran yang berlangsung topik yang

dibahas akan berfokus pada isi dari mata pelajaran tersebut.

3. Manfaat Model Fragmanted

Salah satu manfaat dari model fragmented adalah menjaga agar suatu

mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri

dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model ini

menyiapkan seorang guru yang betul-betul pakar atau ahli di bidang mata

pelajaran yang ia ajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan

memahami materitersebut secara luas dan mendalam. Dan model ini juga

memberikan “zona kenyamanan ”bagi seluruh pesertanya artinya

guru akan ditempatkan sebagai seorang sumber belajar, sedangkan

siswa sebagai pencari ilmu yang berbeda.(Avanti Vera Risti P 2017)

11
Dengan bantuan seorang guru siswa akan banyak mendapatkan

manfaat dari model fragmented ini (Resmini 2010). Model Fragmented ini

sangat bermanfaat bagi tingkat menengah atas dan universitas mana

masing-masing siswa akan didorong untuk menentukan mengkhususkan

bidang keahlian yang mereka miliki melalui serangkaian aktivitas seperti

monitoring, pelatihan dan kerjasama belajar. Itu model ini juga bermanfaat

bagi guru yang ingin lebih spesifik dalam keahliannya di

bidang tertentu mengembangkan kurikulum yang ada dalam proses

pembelajaran di kelas.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Fragmanted

Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada sekolah

dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda

dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan

didorong untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini

sangat bermanfaat pada tingkat menengah atas dan universitas di mana

masing-masing siswa akan kita dorong untuk menentukan dan

mengkhususkan bidang keahlian yeng meraka miliki melalui serangkaian

aktivitas seperti monitoring, pelatihan, serta kerja sama belajar. Selain itu

model ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang ingin lebih spesifik

dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan menggembangkan

kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran di kelas (Model et al.

2021).

12
Kelebihan model fragmented yang lainnya dengan mengajarkan satu

bidang ilmu atau satu mata pelajaran yang diajarkan lebih fokus dan

terarah serta dapat mengetahui secara lebih mendalam dan detail, tanpa

ada pencampuran dari bidang ilmu yang lain. Pendidik yang telah

memiliki keahlian dibidang ilmu tersebut dituntut untuk lebih menguasai,

mencari dan menggali secara menyeluruh mengenai bidang ilmu tersebut

sehingga diberikan kepada anak. (Eryani et al. 2015).

Kekurangan dari model fragmented ini ada dua yaitu siswa tidak

mampu membuat hubungan yang berkesinambungan antara macam bidang

ilmu yang berbeda sehingga mereka tidak mampu membuat hubungan

secara konsep dua matapelajaran yang berbeda. Yang kedua model ini

akan menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal konsep,

perilaku dan konsep yang dikuasai siswa. (Juanda 2019). Selain itu model

ini tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpisah-

pisah (Eryani et al. 2015).

5. Langkah-langkah model Fragmanted

Langkah-langkah model pembelajaran tipe Fragmented.(Model et al.

2021)

a. Membedah kurikulumMembedah kurikulum dilakukan dengan

menganalisis KI, KD, Indikator,dan Tujuan Pembelajaran yang

terdapat pada kurikulum.

b. Menentukan subjek atau mata pelajaranGuru menentukan subjek

mata pelajaran yang akan diajarkan kepadapeserta didik

13
c. Membuat daftar topic yang akan diajarkan sesuai deng subjek. Guru

membuat daftar topik-topik yang akan diajarkan. Topic-topik

tersebut disusun berdasarkan subjek atau mata pelajaran yang

sudah ditentukan. Topic tersebut berisi bagian-bagian materi dari

subjek yangdibuat dalam bentuk daftar topic.

d. Membuat skala prioritasSkala prioritas disusun berdasarkan kebutuhan

siswa. Penyusunan skalaprioritas dilakukan dengan menyusun topik

mulai dari topic yang utamasampai yang terakhir. Penyusunan ini

berguna untuk mengurutkan topicsupaya dapat diajarkan secara

bertahap dan mudah dipelajari.

6. Penerapan Model Fragmanted

Model fragmented di Sekolah Dasar sangat tepat diterapkan di kelas

tinggi yaitu di kelas IV, V, dan VI. Di kelas tersebut pemahaman siswa

lebih konkrit dibanding di kelas I, II, dan III yang masih bersifat abstrak

atau global sehingga di kelas tinggi ini siswa mampu untuk menerima guru

dan matapelajaran yang berbeda dalam proses pembelajarannya.

Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang pembelajaran Bahasa

Indonesia di sekolah dasar kelas 5 dengan menggunakan pembelajaran

terpadu model fragmented.

Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan

kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

berbahasa meliputi kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara,

menulis, dan apresiasi sastra. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

14
diharapkan kelima kemampuan tersebut dapat meningkat baik secara lisan

maupun tertulis.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa

siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun metode yang inovatif

dan kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menjadi

pembelajaran yang membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diharapkan siswa dapat belajar

mandiri dan merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan

kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru. Untuk mencapai

tujuan tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat rencana

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana yang

tersedia.(Amelia 2019)

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek kemampuan

berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana,

sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima

aspek tersebut baik secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu

pengetahuan.

Pembelajaran kebahasaan juga tak kalah pentingnya dalam

pengembangan pembelajaran Bahasa Indonesia selain kelima aspek

kemampuan berbahasa tersebut. Walaupun dalam KTSP pembelajaran

kebahasaan tidak dicantumkan secara eksplisit atau secara tertulis tetapi

dalam pengembangan pembelajarannya aspek kebahasaan ini harus

diberikan secara terintegrasi dalam dalam kelima aspek tersebut. Hai ini

15
disebabkan aspek kebahasaan meerupakan dasar dari kemampuan

berbahasa seseorang agar mereka dapat berkomunikasi dengan baik dan

benar secara lisan maupun tulis.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan Secara umum pendidikan serta pengetahuan diartikan

sebagai usaha sadardan terencana yang dijadikan landasan dasar bagi

manusia untukmemanusiakan manusia. Dalam pembelajaran terpadu, salah

satu modelnyaadalah model fragmented. Model fragmented merupakan

susunan kurikulumtradisional yang memisahkan berbagai macam disiplin ilmu

atau dengan katalain pembelajarannya dilakukan secara utuh dan terpisah-

pisah. Di dalam model fragmented juga terdapat kelebihan dan

kekurangannya.Kelebihan dari model fragmented yaitu guru dapat

menyiapkan bahan ajarsesuai dengan bidang keahliannya, materi pelajaran

merupakan bentuk murnidari setiap ilmu,dan menciptakan guru yang

ahli dibidangnya serta dapatmengembangkan ilmunya secara luas

sedangkan kekurangan dari modelfragmented adalah siswa tidak

mampu membuat hubungan yangberkesinambungan antara macam

bidang ilmu, terjadinya proses tumpangtindih dalam konsep perilaku

dan konsep yang dikuasai siswa,serta tidak efisien dalam hal waktu.

B. Saran

Saran semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi

khalayak yang membacanya. Penyusun tahu bahwa makalah ini jauh

17
dari kata sempurna, sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari

pembaca, agar penyusun dapat menyempurnakan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Majid. 2013. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja


Rosdakarya

. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Interes Media

Amelia, Winda. 2019. Praktek Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Ebook.

Andi, Prastowo. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana

Avanti Vera Risti P. 2017. “Buku Ajar Pembelajaran Terpadu,” 1–57.

Dadang, Yudhistira. 2013. Menulis PTK yang APIK (Asli Perlu Ilmiah Konsisten).
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Daryanto dan Herry Sudjendro. 2014. Siap Menyonsong Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Gava Media

. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).


Yogyakarta: Gava Media

. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:


Gava Media

Eryani, Esa, Ila Mustakimah, Nia Octaviani, and Sulastri Banyutresna. 2015.
“Simulasi Pembelajaran Terpadu Model Fragmented.” Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents 3 (April): 49–58.
https://ejournal.alfarabi.ac.id/index.php/jos/%0ASIMULASI.

Juanda, Anda. 2019. Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. Teori Dan


Praktik Pembelajara Tematik Terpadu Beroientasi Landasan Filosofis,
Psikologis Dan Pedagogis.

Model, Pengaruh, Pembelajaran Fragmented, Dalam Meningkatkan, and Rasa


Percaya. 2021. “Windi Geminiawati, 2021 Pengaruh Model Pembelajaran
Fragmented Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Terhadap
Kemampuan Berbicara (Speaking) Universitas Pendidikan Indonesia |
Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu.”

Ratna, Hidayah, and fajari laksmi evasufi Widi. 2018. “Model Pembelajaran
Terpadu Fragmented Dan Nested.”
Https://Spada.Uns.Ac.Id/Mod/Resource/View.Php?Id=124484, 18.

Resmini, Novi. 2010. “Model-Model Pembelajaran Terpadu.” Universitas


Pendidikan Indonesia, 1–10.

Anda mungkin juga menyukai