Anda di halaman 1dari 21

MODEL TERKAIT (CONNECTED MODEL)

Ida Ermiana, S.Pd.,M.Pd


Asri Fauzi, S.Pd.,M.Pd

DI SUSUN OLEH:
EKA WIDIA (E1E019098)

6C

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MARET 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur khadirat Allah SWT. Yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model
Pembelajaran Terkait (connected model)” tepat waktu. Makalah ini sebagai tugas
dari mata kuliah PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini agar kida dapat memahami lebih dalam tentang model
pembelajaran terkait (connected model). Makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bimbingan dari dosen pengampu Ibu Ida Ermiana, S.Pd.,M.Pd dan Bapak Asri Fauzi,
S.Pd.,M.Pd untuk itu kami ucapkan terimakasih.
Dan semoga makalah kami ini bermanfaat tidak hanya bagi kami tapi juga
bagi para pembaca pada umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kritik dan saran para
pembaca akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini.

Mataram, 04 maret 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Definisi connected model...............................................................................


B. Langkah-langkah pengembangan connected model......................................
C. Kelebihan dan kekurangan connected model.................................................
D. Contoh penerapan model pembelajaran connected........................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
kelas sering sekali diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal, otak
anak selalu dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi tersebut untuk dapat dihubungkan dengan
kehidupan nyata sehari-hari. Nyatanya? Akibatnya? Ketika peserta didik lulus
dari sekolah, mereka pintar secara teoritik tetapi miskin akan aplikasinya.
Kegiatan proses pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan diri menjadi kemampuan
yang semakin lama semakin meningkat dalam segala aspek, baik dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk
bermasyarakat. Karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang
diharapkan. (Hidayah Nurul, 2015:34).
Sanjaya (2008:106) mengatakan bahwa proses pembelajaran harus diarahkan
supaya siswa mampu mengatasi masalah dan tantangan dalam kehidupan yang
cepat berubah. Maka dari itu diperlukan pembelajaran yang ideal dengan
kurikulum 2013. Sundayana (2014:41) memaparkan bahwa pendekatan dan
landasan kurikulum 2013 yang digunakan sebagai pijakan pengembangan
kurikulum tersebut secara eksplisit menganut pendekatan terintegrasi melalui
pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran terpadu ideal untuk diimplementasikan
disekolah dasar karena dengan mengaplikasikan 10 tipe yang mengacu kurikulum
2013.
Trianto (2011: 6) menjelaskan bahwa model pembelajaran terpadu merupakan
salah satu model implementasi kuriulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan
pada semua jenjang pendidikan terutama pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD).
Pembelajaran terpadu sangat sederhana jika diterapkan dalam Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), dalam materi yang dikembangkan atau mata
pelajaran yang dikembangkan memerlukan pendekatan yang terpadu sebagai
acuan dasar untuk membentuk sebuah tema pada SD/MI memungkinkannya
dalam pendekatan tematik tersebut. Bahkan, kompetensi inti kelas I
menyeimbangkan kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan (Murfiah
Uum, 2017:59). Salah satu model pembelajaran terpadu yang menghubungkan
sikap, keterampilan dan pengetahuan adalah model pembelajaran terpadu tipe
connected. Didalam makalah ini dibahas mengenai pembelajaran terpadu model
connected yang merupakan pemelajaran yang menghubungkan satu konsep
dengan konsep lain , satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan
keterampilan lain , tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang
dilakukanpada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada semester
berikutnya dalam satu bidang studi.
Terkait dengan hal ini, kami akan mengembangkan pembelajaran terpadu
model connected (terkait). Pembelajaran terpadu model ocnnected adalah model
pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik
dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain , tugas dilakukan
pada satu hari dengan tugas yang dilakukanpada hari berikutnya. Model
connected ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan
konsep dapat dikaitkan secara ekspilisit. Satu mata pekajaran dapat memfokuskan
sub-sub yang saling berkaitan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan connected model?
2. Bagaimana mengembangkan langkah-langkah connected model?
3. Apa kelebihan dan kekurangan conected model?
4. Bagaimana contoh penerapan connected model?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi connected model.
2. Mengetahui karakteristik connected model
3. Menjelaskan langkah-langkah mengembangkan connected model.
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan connected model.
5. Menjelaskan contoh penerapan connected model.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI CONNECTED MODEL
Model pembelajaran terpadu tipe connected merupakan pembelajaran
yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok
bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya, atau
mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan lain. Model pembelajaran
terpadu tipe connected mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar
mengajar (Putra,Syahruddin, & Widiana, 2014).
Kunci dari pendekatan connected ini adalah upaya penuh
pertimbangan untuk menghubungkan materi pembelajaran dalam satu mata
pelajaran yang sama, dengan asumsi bahwa siswa tidak akan memahami
adanya hubungan secara otomatis dari materi yang dipelajari dengan materi
lainnya (Ridyah & Siti, 2016).
Berbeda dengan yang diungkapkan oleh Hermawan & Novi (2014)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran
dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir- butir
pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya,
dapatdipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penguasaan butir- butir pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam
membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan
pemahaman, keterampilan,dan pengalaman secara utuh tersebut tidak
berlangsung secara otomatis. Karenaitu, guru harus menata butir-butir
pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Dijelaskan lebih mendalam oleh Rahmat (2017: 445) Dalam model
Pembelajaran connected, makna “terhubung” tidak diartikan menghubungkan
beberapa disiplin ilmu yang memiliki karakteristik yang mirip. Tiap-tiap
disiplinilmu tetap berada pada posisinya masing-masing. Makna “terhubung”
dimaksudkan untuk menghubungkan materi-materi dalam satu disiplin ilmu.
Dengan menggunakan model connected, dimungkinkan materi- materi yang
memiliki keterkaitan dapat dipadukan menjadi satu aktivitas pembelajaran
sehingga materi dapat mudah dikuasai siswa dan tidak terpecah- pecah.
Dengan model connected, dimungkinkan siswa akan mampu menuangkan ide-
ide,gagasan, dan keterampilannya sehingga sangat dimungkinkan antar tema,
materi, bab, maupun keterampilan dapat saling terpadu menjadi satu kesatuan
pemahaman yang utuh.
Sedangkan menurut Murfiah (2017) model terhubung (connected
merupakan alternatif jika dalam mengimplementasi-kan model jaring laba-
laba,guru mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran padatema yang telah ditentukan. Model ini mengkoneksikan
beberapa konsep, beberapa keterampilan, beberapa sikap, atau bahkan
gabungan seperti keterampilan dengan sikap atau keterampilan dengan konsep
yang terdapat pada mata pelajaran tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran
terpadu model Connected adalah model pembelajaran yang menghubungkan
satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan
tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari
pada satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya
dalam satu bidang studi.
B. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN CONNECTED MODEL
Model connected pada dasarnya menghubungkan topik-topik dalam
satu disiplin ilmu. Konsep-konsep yang saling terhubung tersebut mengarah
pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan
dalam suatu disiplin ilmu. Dalam model connected, hubungan antar disiplin
ilmu tidak berkaitan, konten tetap fokus pada satu disiplin ilmu.
Dalam proses belajar mengajar, model connected digunakan untuk
menghubungkan bebrapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki
karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-
materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan
pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi,
alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahamann
siswa dari materi satu ke materi berikutnya. Materi-materi yang tidak
memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika
dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam
merekonstruksi pengetahuan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected
(terkait/terhubung) menurut Prabowo (2000) sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan tujuan pembelajaran umum.
b. Menentukan tujuan pembelajaran khusus.
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru:
a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa (materi
prasyarat).
b. Menyampaikan konsep-konspe yang hendak dikuasai oleh siswa.
c. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan/dibutuhkan.
e. Menyampaikan pertanyaan kunci.
3. Tahap pelaksanaan, meliputi:
a. Evaluasi proses, berupa:
1) Ketepatan hasil pengamatan
2) Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
3) Ketepatan siswa saat menganalisis data
b. Evaluasi produk:
Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep/ materi sesuai dengan
tujuan pelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi psikomotor:
Kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
Guru sengaja menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu
topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, atau
tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari
berikutnya dalam satu bidang studi, serta menyeimbangkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Gambaran model keterhubungan ini dapat dilihat pada gambar atau
diagram dibawa ini dimana koneksi dilakukan hanya dalam satu mata pelajaran saja
yaitu pada mata pelajaran matematika.

Gambar 3: model keterhubungan (connected)


Langkah-langkah pembelajaran dengan model terkait menurut Murfiah (2017)
adalah:
1. Menentukan tema atau topik yang akan dibahas dalam satu mata pelajaran,
misalnya bilangan dalam mata pelajaran matematika,
2. Menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang akan dikoneksikan.
Pemiliihan kompetensi yang akan dikoneksikan yang benar-benar dapat dalam
mata pelajaran tersebut.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CONNECTED MODEL
1. Kelebihan model pembelajaran connected
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik
memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga
suatu transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep
pokok dikembangkan terus menerus. secara umum proses pembelajaran
sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga factor masukan yaitu raw input
instrumental input dan environmental input. Demikian halnya dengan
pembelajaran terpadu connected maka sistem itu dapat digunakan. Raw
input terdiri dari guru dan peserta didik maksudnya kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan
pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun
pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap,minat dan
motivasi merupakan factor peserta didik yang akan berpengaruh pada
kegiaan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam
pengembangan pembelajaran terpadu model connected berdasarkan pada
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri ( kurikulum,
SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran
Rahmat (2017:447).
Beberapa kelebihan dari modell terhubung (connected) adalah sebagai
berikut:
1. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi
adalah sisa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu
bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2. Sisa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu
konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena
konsep-komsep pokok dikembangkan terus menerus; sehingga
terjadilah proses internalisasi.
3. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat
memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus
sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide
dalam memecahkan masalah.
4. Siwsa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari
konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk
melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.
5. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan
kemampuan/indicator yang digabungkan.
6. Kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang
tertera pada indicator.
2. Kelemahan model pembelajaran connected
a. Masih kelihatan terpisahnya bidang studi, belum memberikan
gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain.
b. Tida mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi
pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep
serta ide-ide antar bidang studi.
c. Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha
untuk mengembangkan keterhubungan anatar bidang studi menjadi
terabaikan.
d. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk
menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur
waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pad
keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.
D. CONTOH PENERAPAN CONNECTED MODEL
1. pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep,
keterampilan, topik, ide, kegiatan dalam suatu bidang studi. Model ini tidak
melatih siswa untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena
dalam model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja.

2. menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam


satu bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan,
dengan sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu

3. model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk


menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain,
satu keterampilan dengan keterampilan lain, tugas-tugas yang dilakukan
dalam satu hari dengan tugas-tugas yang dilakukan dihari berikutnya, bahkan
ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan
dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu mata pelajaran

Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini guru mencermati standar kompetensi suatu mata
pelajaran untuk menentukan keterkaitan antara kompetensi dasar suatu mata pelajaran
dalam satu tingkat kelas kemudian guru menjabarkan standar kompetensi ke dalam
indicator.

Contoh :

Pada Permendiknas nomor 22 tentang standar isi pada mata pelajaran IPS kelas 3
semester 2 terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :

Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.

 Mengenal jenis-jenis pekerjaan


 Memahami pentingnya semangat kerja
 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah
 Mengenal sejarah uang
 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan
Kompetensi dasar tersebut kemudian dijabarkan dalam indikator
sebagai berikut :

1. Mengenal jenis-jenis pekerjaan


 Mengenal pekerjaan bidang perdagangan
 Mengenal bidang pekerjaan guru
 Mengenal bidang pekerjaan polisi
2. Memahami pentingnya semangat kerja.
 Menjelaskan pengertian etos kerja
 Mengidentifikasi ciri-ciri semangat kerja
 Menjelaskan pengaruh semangat kerja terhadap kesuksesan bekerja.
3. Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah
 Mengidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah
 Mengenal jual beli kebutuhan sehari-hari
4. Mengenal sejarah uang
 Mengenal sistem barter
 Mengenal alat tukar emas dan perak
 Mengenal alat tukar logam

5 .Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.

 Mengenal berbagai nilai mata uang


 Mengenal manfaat mata uang
 Memecahkan masalah menggunakan uang

Dari penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator


guru menentukan tema misalnya sebagaimana dijelaskan oleh sukayati (2004) tema
yang diambil adalah belanja. lebih lanjut dijelaskan oleh sukayati 2004 bahwa dalam
hal ini guru perlu menyusun dan merencanakan pembelajaran yang mengkaitkan
belanja dengan materi keterhubungan indikator dalam mata pelajaran IPS di kelas 3
semester 2 dengan demikian alternatif bagan yang diambil dapat disajikan sebagai
berikut

1.Mengenal berbagai nilai


1. Mengidentifikasi
mata uang
kegiatan jual beli
2.mengenal manfaat mata dilingkungan
uang sekolah dan rumah
2. Mengenal jual beli
3. memecahkan masalah kebutuhan sehari
dengan uang hari

belanja

Mengenal jenis-jenis
pekerjaan

Menurut Sukayati (2004) aktivitas yang akan dilaksanakan dapat


direncanakan menjadi beberapa kali pertemuan yang meliputi 4 kegiatan.

Dalam satu kegiatan dapat dilaksanakan beberap kali pertemuan tergantung


kepadatan dan ketuntasan dari materi yang dicapai. Pada setiap kegiatan guru dapat
melaksanakan penilaian baik proses maupun akhir kegiatan. Sebagai contoh dapat
direncanakan sebagai berikut :
Kegiatan 1

Dalam kegiatan ini guru merencanakan pelaksaan pembelajaran untuk


memperkenalkan pekerjaan bidang perdagangan.

Kegiatan 2

Dalam kegiatan ini guru mengenalkan kegiatan jual beli untuk kegiatan
sehari-hari.Siswa-siswi diajak mwngidentifikasi kegiatan jual beli di lingkungan
rumah dan sekolah serta mengenai jual beli kebutuhan sehari-hari.

Kegiatan 3

Dalam kegiatan ini guru melaksanakan pembelajaran untuk mengenalkan nilai


mata uang; misalnya lima ribuan, ribuan, lima ratusan, dan ratusan serta manfaat dari
uang antara lain untuk jual beli. Media yang harus disiapkan ialah uang uangan atau
model peraga mata uang nilainya lima ribuan, ribuan, lima ratusan dan ratusan.

Pada tahap ini diperkenalkan pula nilai tukar mata uang.

Contih : 1 lembar lima ribuan ditukar menjadi 5 lembar ribuan, 1 lembar ribuan
ditukar menjadi 2 lembar atau 2 keping lima ratusan dan seterusnya.
(5 lembar uang ribuan)

Atau

(5 keping uang ribuan)

Tahap Pelaksanaan

Untuk contoh tahap pelaksaan pada penulis ini hanya akan dibahas mengenai
kegiatan 4 saja, yaitu kegiatan yang merupakan gabungan dari pengetahuan dan
keterampilan pada kegiatan 1 sampai dengan 3 pada tahap perencaan yang dibahas
diatas.

Metode/strategi
Kegiatan pembelajaran pada tahap ini adalah bermain peran untuk melakukan
kegiatan jual-beli kegiatan sehari-hari.Oleh kaena itu, metode yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah metode demonstrasi.

Skenario KBM ( kegiatan belajar mengajar)

Dengan bermain peran siswa-siswi seakan-akan bermain, tetapi sebetulnya


siswa-siswi juga berpikir dan bertindak, yaitu siswa-siswi menjadi pembeli, penjual,
mengidentifikasi kebutuhan yang ingin dibeli, mengkalkulasi keseimbangan uang
yang dimiliki dengan barang yang akan dibeli, dan tukar menukar nilai mata uang.

Kegiatan belajar mengajar dapat dijabarkan sebagai berikut :

 Siswa-siswi dibagi menjadi beberapa kelompok, yang masing-masing


kelompok berimbang antara laki-laki dan perempuan. Pembagian tugas setiap
kelompok Diatur sebagai berikut

3 orang sebagai pembeli 1 orang sebagai penjual dan 1 orang sebagai


pengamat.tugas pengamat adalah mengamati proses terjadinya jual beli barang barang
penghitungan barang yang dibeli penghitungan harga pembayaran dan
pengembalian.mengingat tugas pengamat yang begitu penting maka siswa-siswi yang
dituju sebagai pengamat ini harus mempunyai kelebihan pengetahuan dan
keterampilan dibanding teman yang lain siswa-siswi yang bertugas sebagai penjual
dan pembeli dapat bergantian dalam proses jual beli pada satu periode yang telah
ditentukan sampai selesai

 Setiap siswa-siswi yang bertugas sebagai pembeli diberi jumlah uang yang
telah ditentukan misalnya Rp5.000 .00 untuk dibelikan sejumlah barang yang
mereka inginkan dan diharapkan uang yang dipunyai tidak dihabiskan atau
masih ada uang kembali penjual juga diberi modal berupa barang-barang yang
dijual dan mata uang yang bernilai kecil sebagai uang kembalianan.
 Bila transaksi periode 1 telah selesai maka dapat dilanjutkan ke periode kedua
dengan cara mengganti peran petugas penjual menjadi pembeli sedangkan
and1 pembeli berganti peran menjadi penjual kegiatan ini diteruskan sehingga
masing-masing siswa-siswi pernah bertugas sebagai pembeli maupun penjual

Media

Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah barang-barang bekas


kebutuhan sehari-hari seperti botol bekas sampo botol bedak bayi botol minyak kayu
putih atau bungkus makanan anak-anak.

Penilaian

Dalam pembelajaran ini guru bekerja bersama-sama dengan mengamati untuk


membantu individu maupun kelompok dalam pelaksanaan tugasnya guru secara
terus-menerus melakukan pengamatan dan penilaian baik secara individu maupun
kelompok aspek-aspek penilaian dapat berupa:

1 . Partisipasi setiap siswa-siswi dalam kerja kelompok

2. Kekompakan kelompok

3. Produktivitas kelompok

4. Toleransi dan sikap


5. penggunaan bahasa dalam komunikasi teknik yang digunakan dalam
menarik kesimpulan penilaian dapat beragam misalnya melalui daftar cek
pengamatan penyajian laporan secara individu dan dari pengalaman siswa-
siswi menjadi pembeli maupun penjual maupun tes tertulis setelah proses
pembelajaran selesai
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa pembelajaran terpadu tipe connected model ( terhubung) adalah
metode terpadu yang menghubungkan bagian-bagian topik, tema, materi-
materi maupun pengalaman-pengalaman antar semester, tetpai masih tetap
berada pada satu disiplin ilmu. Metode connected digunakan untuk
mengkaitkan beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan
saling terkait sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan
dapat meningkatkan kreativitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-
pengetahuan baru sesuai dengan kemampuannya. Dalam metode connected,
fokus pembelajaran pada siswa berfokus sebagai pelaku utama pembelajaran.
Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa merencanakan,membuat dan
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap
mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
B. SARAN
Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah
satu alternatif pada pembelajaran dikelas tinggi. Pembelajaran terpadu yang
paling sederhana adalah model keterhubungan . kaitan dalam model
connected dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.
Setelah membaca makalah ini kami berharap kita bisa lebih mengerti dan
memahami mengenai connected model (model keterkaitan/keterhubungan).
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Hidayah. 2015. Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar. Jurnal
pendidikan dan pembelajaran dasar: halaman 42.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Grup.
Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA Dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenadamedial Group.
Sundayana, W. 2014. Pembelajaran Berbasis Tema: Panduan Guru Mengembangkan
Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Erlangga
Murfiah, U. (2017). Model Pembelajaran Terpadu Disekolah Dasar. Jurnal Pesona
Dasar,Vol 1 No 5.

Anda mungkin juga menyukai