Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TIPE PEMBELAJARAN IPA TERPADU


NETWORKED

Disusun oleh :

Kelompok 10

Okta rahma putri


A1M019007

Jefri ronggo waskito


A1M019037

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM

PRODI PENDIDIKA ILMU PEGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
berguna bagi pembaca.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 21 mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
1.2. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 4
1.3. TUJUAN ............................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU ...................................................... 5
2.2. PENGERTIAN NETWORKED MODEL................................................................. 6
2.4. KELEBIHAN MODEL NETWORKED ................................................................... 8
2.5. KELEMAHAN MODEL NETWORKED................................................................ 8
2.5. PENGGUNAAN MODEL NETWORKED .............................................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 10
3.1. KESIMPULAN ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan formal secara umum dapat


diindikasikan apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku
peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui
pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes. Proses pembelajaran akan
efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup terencana dan
diimplementasikan dalam bentuk pola-pola kegiatan pembelajaran.
Pola-pola kegiatan pembelajaran dapat diintegrasikan kedalam kurikulum.
Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau
lebih sedemikian hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Integrated curriculum diwujudkan dengan adanya pembelajaran terpadu.
Dalam integrated curriculum, apa yang disajikan di sekolah disesuaikan dengan
kehidupan anak di luar sekolah. Pelajaran di sekolah membantu siswa dalam
menghadapi berbagai persoalan di luar sekolah.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?

2. Apa dimaksud dengan pembelajaran terpadu model networked?

3. Seperti apa model pembelajaran networked ?

4. Apa kelebihan dan kekurangan dari model networked?

1.3.TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran terpadu

2. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran terpadu model networked

3. Untuk mengetahui seperti apa model pembelajaran networked

4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari model networked


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU


Pembelajaran Terpadu merupakan model pembelajaran yang mencoba untuk
memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995:615). Pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai aspek dalam pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan tematik. Untuk mencapai aspek perkembangan
anak dengan optimal, materi yang disampaikan dijelaskan berdasarkan tema dan
subtema.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai SMA. Model pembelajaran ini pada
hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik baik secaraa individual maupun kelompok aktif untuk mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistis dan otentik.
Pembelajaran terpadu menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu
sejalan dengan beberapa aliran modern yaitu termasuk dalam aliran pendidikan
progresivisme. Aliran progresivisme memandang pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (student centered),
sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru
(teacher centered) dan pada bahan ajar. Tujuan utama sekolah adalah untuk
meningkatkan kecerdasan praktis, serta untuk membuat anak lebih efektif dalam
memecahkan berbagai problem yang disajikan dalam konteks
pengalaman (experience) pada umumnya (Willian F. Oneill, 1981).
Pembelajaran terpadu diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu
yang dikaitkan dengan pokok bahasan lainnya, dimana konsep tertentu dikaitkan
dengan konsep lain yang telah direncanakan, baik dalam satu bidang atau lebih
dan dengan beragam pengalaman belajar agar pembelajaran menjadi lebih bermakna
(Hardisubroto, 1998). Dengan adanya pemaduan ini, maka anak akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran lebih
bermakna (meaningfull) bagi siswa. Jika dibandingkan dengan pendekatan
konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan pada
keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa tampak aktif terlibat dalam
proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan(decision making) (Sukayati
2004:4).
Oleh karena itu, pembelajaran terpadu merupakan salah satu
pendekatan yang digunakan di dalam pembelajaran yang menekankan pada
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran secara holistik, berdasarkan desain
kurikulum terpadu yang direncanakan.

2.2. PENGERTIAN NETWORKED MODEL

Model networked adalah model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa


dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan
dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa
secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa
buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru
yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri
artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam
dirinya. Networked model merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk
mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian
dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan
kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai
contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama
dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas
bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh
keterampilan yang sempurna.
Menurut pandangan Robin Fogarty ( 1991 ) Networked merupakan model
pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah
siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda – beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus –
menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan
yang dihadapi siswa.
Seorang peserta didik membuat jaringan dengan orang lain baik dalam
bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka
menghubungkan ide-ide baru ke dalam ide-ide lama secara kontinu atau terus-
menerus. Peserta didik menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian para
ahli dan membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal ahli di
bidang terkait. Model ini digambarkan seperti sebuah bangun prisma yaitu
merupakan sebuah bangun yang apabila dilihat dapat menciptakan berbagai
dimensi dan arah fokus. Pendidikan seorang manusia tidak pernah selesai sampai
ia mati. (Robert E. Lee).
Model networked dalam model pembelajaran terpadu merupakan sumber
masukan eksternal yang berkelanjutan, model ini seterusnya akan memberikan
ide-ide baru, dan ide-ide ekstrapolasi atau ide yang halus. Jaringan profesional
peserta didik biasanya tumbuh di arah yang jelas dan kadang-kadang tidak begitu
jelas. Dalam pencarian pengetahuannya, peserta didik bergantung pada jaringan
ini sebagai sumber informasi utama dan mereka harus menyaring melalui sudut
pandang mereka sendiri sesuai dengan keahlian dan minat yang mereka miliki.
Model networked, tidak seperti di model sebelumnya, pelajar mengarahkan
proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya
pembelajar sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka,
peserta didik dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini, seperti
model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan tambahan yang
dapat mendorong peserta didik ke arah yang baru. Contoh: arsitek, jika mereka
mengadaptasi teknologi CAD / CAM untuk desain, jaringan dengan teknik
pemrograman dan memperluas pengetahuan dasar yang mereka miliki, seperti
yang dia lakukan secara tradisional dengan para desainer interior.

2.3. BENTUK MODEL PEMBELAJARAN NETWORKED


Model networked dipandang secara terbatas memperpanjang dimulai sejak
sekolah dasar. Bayangkan seorang anak kelas lima yang telah memiliki minat di
Indiana sejak hari anak itu bermain koboi dan Indian. Semangat untuk
pengetahuan Indian membawa dia membaca buku-buku sejarah dan non fiksi
dengan baik.
Keluarganya, sadar ketertarikan anaknya dengan orang Indian, kemudian
mereka mendengar dan menggali tentang arkeologis yang mendukung anak-anak
untuk benar-benar menggali dan berpartisipasi sebagai bagian dari peserta
program liburan musim panas yang ditawarkan oleh sebuah perguruan tinggi
lokal. Sebagai hasil dari ini “perkemahan” musim panas ini, pelajar tersebut
menjumpai orang dari sejumlah bidang seperti: seorang antropolog, ahli geologi,
arkeolog, dan ilustrator, mahasiswa seni rupa, mereka disewa untuk mewakili
menggali kemampuan siswa dalam menggambar.
Jaringan yang dimiliki peserta didik ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan
secara alami yang dimilikinya telah menyebabkan dia untuk belajar dari orang lain
di bidang yang menawarkan berbagai tingkat pengetahuan dan wawasan yang
memperluas jangkauan belajarnya.

2.4. KELEBIHAN MODEL NETWORKED

Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran


terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik
memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan
kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan,
keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai
tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada
peserta didik melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta
didik. Namun, mentor memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung
tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik
terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.

2.5. KELEMAHAN MODEL NETWORKED

Kelemahan dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah
mengembangkan beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk
mendapatkan sisi acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin
untuk mendapatkan di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya
mengundang dan berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang
tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah
bahwa model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat
menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah
perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi
tidak efektif.

2.5. PENGGUNAAN MODEL NETWORKED

Model ini, seperti model yang tersamar, model jaringan


sering memindahkan tanggung jawab integrasinya lebih berat kepada pelajar
daripada seorang desainer pembelajarannya. Namun, itu adalah model yang sesuai
untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering
menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para pelajar atau
memberikan perspektif yang diperlukan. Sebagai jaringan berkembang,
koneksi atau suatu hubungan terkadang muncul secara kebetulan di sepanjang
proses pembelajaran. Seringkali, tanpa sengaja hal ini mendorong peserta didik
menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya
mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus. Salah satu contoh seperti
di era modern sekarang, dalam bidang genetika yang telah mengembangkan
sebuah penemuan baru yang dikenal sebagai rekayasa genetik. Ini berlangsung
dari lapangan yang merupakan hasil dari pengembangan model jaringan seorang
pelajar yang berbakat dengan pelajar lainnya yang mendalami keahliannya
tersebut.
Bertahun-tahun kemudian para pemikir di sekolah pascasarjana
membicarakan kepada dua ahli model jaringan, seorang ahli psikolog kognitif dan
seorang programmer komputer. Sebagai contoh ketika Fogarty menganggap
dirinya sebagai pustakawan yang memiliki ketrampilan ilmu perpustakaan.
Tapi sebagai seorang kandidat doktor di bidang kecerdasan buatan, dia perlu
membuat jaringan dengan orang lain di bidang yang sangat teknis. Saya mencari
sebuah program untuk membantu mensimulasikan pencarian kognitif untuk
informasi.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Model networked merupakan rancangan kurikulum yang dilaksanakan


dalam pembelajaran yang akan memberikan bekal kepada siswa mampu memfilter
(memilih) seluruh kegiatan belajar dari berbagai macam sumber belajar.
Penggunaan model jaringan ini untuk memperluas cakrawala para pelajar atau
memberikan perspektif yang diperlukan untuk mendorong peserta didik
menemukan kedalaman pengetahuan baru disuatu bidang atau sebenarnya
mengarah ke penciptaan bidang yang lebih khusus.
Pengembangan kurikulum mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pemerolehan hasil belajar pada dasarnya adalah bagaimana
menyiapkan peserta didik menjadi individu yang kreatif dan kritis dengan
mendasarkan pada keberanian, mampu mengembangkan komunikasi dan interaksi
inter dan antar personal baik dengan teman maupun musuh. Pelaksanaan model
pembelajaran terpadu harusnya didukung dengan kemampuan dan kesiapan guru
yang optimal serta media pembelajaran yang memadai, menuntut adanya
kreativitas dan inovasi guru dalam pengembangan pembelajaran, bertotal dan
dikembangkan dari kurikulum yang sudah terpadu.
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin.1991.The Mindful School How to Integrate the

Curricula.IRI/Skylight Publishing, Inc.Palatine, Illinois.

Sudjana. Nana.1988.Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Sinar

Baru Algesindo : Bandung.

Padmono. Dr. Pembelajaran Terpadu atau Kurikulum Terpadu

Anda mungkin juga menyukai