Tentang
Kelompok 2
MIRANDA :22124034
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. RISDA AMINI, M.P
Drs. SAFRI AHKMAD, M.Pd, Ph.D
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan izin-Nya kami diberikan kemudahan dan kelancaran
sehingga dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran Tematik Terpadu tentang “Pembelajaran Terpadu Model
Connected ”.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman, terutama kepada
dosen mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu yaitu Ibu Prof.
Dr. Risda Amini, M.P dan Bapak Drs. Safri Ahkmad, M.Pd, Ph.D yang telah
memberikan pengarahan kepada kami dalam membuat makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya. Namun
demikian, kami sangat menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima setiap kritik dan saran dari
pembaca dengan tangan terbuka.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial. Pembelajaran terpadu sebagai suatu
konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang
melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna
kepada anak didikPendekatan pembelajaran terpadu merupakan salah satu
implementasi kurikulum yang diaplikasikan pada jenjang pendidikan.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.
Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran
terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar
sehingga peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk
pembuatan keputusan. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan
dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan
diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu
pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal peserta
didik dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut
kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar
keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit
tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model
dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model
tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5)
shared, (6)
1
webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
Kesepuluh cara ini di klasifikasikan kedalam 3 jenis, yakni
pengintegrasian kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian
kurikum beberapa disiplin ilmu, dan pengintegrasian kurikulum di dalam dan
beberapa disiplin ilmu.
Terkait dengan hal ini, Penulis akan mengembangkan pembelajaran
terpadu model connected (keterhubungan). Pembelajaran terpadu model
connected adalah model pembelajaran yang menghubungkan satu konsep
dengan konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan
keterampilanlain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan
pada hari berikutnya. Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan
bahwa sebenarnya dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan
antara topik dengan topik, konsep dengan konsep dapat dikaitkan secara
eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling
berkaitan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)?
2. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Keterhubungan (Connected)?
3. Bagaimana Bentuk Model Pembelajaran Terpadu IPS Connected?
4. Bagaimana langkah-langkah sintaks Model Pembelajaran Connected?
5. Bagaimana contoh Implementasi Model Pembelajaran
Keterhubungan(Connected)?
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran Keterhubungan
2
(Connected)
2. Untuk mengetahui kelebihan Model Pembelajaran Keterhubungan
(Connected)
3. Untuk mengetahui Bentuk Model Pembelajaran Terpadu IPS Connected
4. Untuk mengetahui langkah-langkah sintaks Model Pembelajaran
Keterhubungan (Connected)
5. Untuk mengetahui contoh aplikasi Model Pembelajaran Keterhubungan
(Connected) dalam Pembelajaran IPS
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pembelajaran terpadu dengan menggunakan metode conected menuntut
pemahaman dan kreatifitas guru dan siswa dalam menuangkan ide-ide ke
dalam
suatu pembelajaran yang efektif. Dalam hal ini, fokus utama tetap berada
pada siswa (student oriented) sebagai pelaku utama pembelajaran. Guru
dapat mengajak siswa bermusyawarah dalam menentukan materi-materi
yang sekiranya memiliki keterkaitan untuk dipadukan dalam suatu aktifitas
belajar mengajar. Selanjutnya guru membuat rencana pembelajaran yang
mengakomodir materi- materi secara terintegrasi dengan tetap mengacu
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5
d. Dengan adanya hubunngan atau kaitan antara gagasan didalam satu
bidang studi, peserta didik mempunyai gambaran yang lebih
komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih
mendalam.
e. Mengkaitkan sejumlah sasaran di dalam satu bidang memungkinkan
peserta didik untuk mengkonseptualisasikan kembali dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.
2. Kekurangan model pembelajaran terpadu connected
a. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim,sehingga isi dari
pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta
ide-ide antar bidang studi.
b. Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi
terabaikan.
c. Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena
belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/ mata pelajaran
lain.
d. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan
sedikit kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki,
serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus.
e. Dalam mengolah suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa
kesulitan untuk memadukan topik- topik, konsep- konsep, maupun
ide- ide dalam satu mata pelajaran, walaupun guru sudah berusaha
memadukannya sesuai dengan karakteristik disiplin ilmu.
f. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak
tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata
pelajaran (interdisiplin).
g. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi
pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-
ide antara mata pelajaran.
h. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide
6
dalam suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk
mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran
lain.
7
D. Langkah-langkah Pembelajaran IPS Terpadu Connected
Model connected atau correlated. Keterpaduan connected atau biasa
disebut correlated merupakan keterpaduan yang berangkat dari satu KD
atau materi atau masalah kemudian dicari hubungan dengan KD atau materi
atau aspek yang lain. Pembelajaran terpadu model connected dilakukan
dengan mengaitkan satu KD atau satu pokok bahasan dengan KD atau
pokok bahasan yang lain atau mengaitkan satu konsep dengan konsep lain.
Dalam proses belajar mengajar, model connected digunakan untuk
menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki
karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-
materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan
pengetahuan”.
Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi, alat
peraga dan lain- lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman
siswa dari materi satu ke materi berikutnya. Materi-materi yang tidak
memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika
dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam
merekonstruksi pengetahuan.
Pada dasarnya langkah – langkah atau sintaks pembelajaran
connected melaluai tahap-tahap yang dilalui setiap model pembelajaran,
menurut Prabowo meliputi tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanann, dan tahap evaluasi. Berkaitan dengan itu makna sintaks model
pembelajaran terpadu dapat direduksi dari berbagai model pembelajaran
seperti model pembelajaran lansung model pembelajaran kooperatif,
maupun pembelajaran berdasarkan masalah.
Pembelajaran IPS terpadu efektif akan terlaksana sesuai dengan
tujuan pembelajaran apabila terdapat suatu persiapan dan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian dilakukan guru sebagaimana mestinya.
Pembelajaran efektif dan efisien harus memenuhi standar proses pendidikan
yang meliputi perencaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
8
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran.
Dengan demikian sintaks pembelajaran terpadu tipe connected
bersifat luwes dan fleksibel. Artinya, bahwa sintaks dalam pembelajaran
terpadu dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran yang dikenal
dengan istilah setting atau merekontruksi. Dalam merancang pembelajaran
terpadu setidaknya ada empat hal yang perlu di perhatikan sebagai berikut
diantaranya, menentukan tujuan, menentukan materi atau media, dan
menyusun sekenario KBM, dan menentukan evaluasi.
Menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran
terpadu model Keterhubungan (connected) adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan :
a. Menentukan Kompetensi Dasar dalam hal ini dikenal sebagai KD.
b. Menentukan Indikator Menentukan Tujuan Pembelajaran yang dalam
hal ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
2. Langkah-Langkah yang ditempuh guru :
a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta
didik.(materi prasyarat).
b. Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik.
c. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.
e. Menyampaikan pertanyaan kunci.
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. Pengelolaan kelas dengan membangi kelas kedalam beberapa
kelompok.
b. Kegiatan proses.
c. Kegiatan pencatatan data.
d. Diskusi secara klasikal
e. Evaluasi pada dasarnya menjadi hal yang penting dalam setiap
kegiatan. Bagaimana suatu kegiatan dapat diketahui hasilnya dengan
menggunakanevaluasi.
9
Dalam pembelajaran terpadu diperlukan beberapa langkah- langkah
dalam prinsip evaluasi, antara lain:
1) Memberi kesempata kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri
disamping bentuk evaluasi lainnya.
2) Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan
belajar yang dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan dalam
tujuan yang akandicapai.
4. Tahap Evaluasi, meliputi :
a. Evaluasi Proses, berupa :
1) Ketepatan hasil pengamatan
2) Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan
3) Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.
b. Evaluasi Produk, Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep /
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah
ditetapkan.
c. Evaluasi Psikomotor, Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap
penggunaan alat ukur.
10
yang telah dipersiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari pendidik.
8. Pendidik memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi dan sebagai
tindak lanjut
9. Pendidik menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan
dikumpulkan waktu yang akan datang.
Menurut Trianto, 2007. Model pembelajaran terpadu tipe connected
terdiri dari enam tahap yaitu satu, tahap persiapan dalam hal ini kegiatan
pendahuluan. Dua, tahap presensi materi. Tiga, tahap membimbing pelatihan.
Empat, tahap menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik, Lima,
tahap mengembangkan dan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
dan penerpan. Enam, tahap menganalisis dan mengevaluasi.
Fase-fase pembelajaran terpadu model connected yang dilaksanakan
didasarkan pada pembelajaran terpadu yang terdiri dari enam fase. Adapun
fase-fase dalam pembelajaran ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:
1. Fase 1 Pendahuluan yang terdiri atas:
a. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan pelajaran sebelumnya
b. Memotivasi siswa
c. Memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep
konsep prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Fase 2 Presentasi Materi yang terdiri atas:
a. Presentasi konsep-konsep yang harus dikuasai oleh siswa melalui
demonstrasi
b. Presentasi keterampilan proses yang di kembangkan
c. Presentasi alat dan bahan yang di butuhkan
d. Pemodelan menggunakan media.
3. Fase 3 Membimbing Pelatihan yang terdiri atas:
a. Menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
b. Mengingatkan cara siswa bekerja dan berdiskusi secara kelompok
c. Membagi LKS
d. Memberikan bimbingan
11
e. Mengumpulkan hasil kerja kelompok setelah batas waktu yang di
tentukan
4. Fase 4 Menelaah Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
a. Meminta salah satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil
kegiatan sesuai dengan LKS yang dikerjakan Meminta anggota
kelompok lain menanggapi hasil presentasi
b. Membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi
5. Fase 5 Mengembangkan Pemahaman Dengan Memberikan kesempatan
Untuk Pelatihan Lanjutan Dan Penerapan
a. Mengecek dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang telah
diberikan
b. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi pembelajaran
yangbaru saja di pelajari
c. Memberikan tugas rumah
6. Fase 6 Menganalisis dan Mengevaluasi dalam hal ini Guru membantu
siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kinerja mereka.
Dengan demikian, dalam metode connected, fokus pembelajaran
berpusat pada siswa sebagai pelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru
bersama- sama siswa merencanakan, membuat, dan melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan berkelanjutan dengan tetap mengacu pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
12
gurunya, dan kategori kedua terpadu dalam materi pelajarannya dengan
menggunakan model-model pembelajaran IPS Terpadu.
2. Terpadu dengan Guru
Dalam kategori ini seorang guru Sejarah termasuk guru IPS
yang lain (Geografi, Sosiologi dan Ekonomi) harus mengajar keempat
materi pelajaran IPS, yaitu Sejarah, Geografi, Sosiologi dan Ekonomi,
dengan alokasi waktu selama 4 atau 5 jam pelajaran per minggu.
Terkait masalah pembagian jam pelajaran dari keempat materi IPS
tersebut menjadi wewenang dari sekolah masing-masing untuk
mengaturnya, sehingga untuk setiap sekolah yang melaksanakan kategori
pembelajaran ini pembagian jam pelajarannya juga berbeda-beda.
3. Terpadu dalam Materi Pelajaran
Dalam kategori ini, seorang guru sejarah harus juga mengajar
materi Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi. Dalam hal ini, keempat materi
IPS yang terbagi dalam beberapa Kompetensi Dasar tidak hanya dilihat
secara terpisah-pisah, melainkan juga dapat diartikan sebagai satu
kesatuan materi IPS. Dalam pengertian materi IPS sebagai satu kesatuan
materi, sebagai konsekuensinya dalam setiap pembelajaran IPS, satu
tema tertentu yang akan disampaikan guru untuk dibahas harus dilihat
atau dianalisis peserta didik dari keempat aspek tersebut, yakni sejarah,
ekonomi, geografi dan sosiologi. Dengan kata lain, seorang guru harus
melaksanakan pembelajaran tematik.
Contoh Terpadu dalam materi pembelajaran
Untuk tema Proklamasi dapat kita soroti dari segi Sejarah,
Geografi, Sosiologi dan Ekonomi.
1. Sejarah, dengan proklamasi berarti Indonesia menjadi negara merdeka,
lepas dari belenggu penjajahan asing. Dua kejadian penting terkait
proklamasi yakni: 1) peristiwa Rengasdenglok; dan 2) peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan itu sendiri.
2. Geografi, mencermati lokasi terjadinya peristiwa Rengasdeklok dan
peristiwa Proklamasi kemerdekaan yang menjadi saksi Sejarah.
13
Sosiologi, stuktur masyarakat Indonesia di awal kemerdekaan terjadi
perubahan pokok yakni dari stuktur masyarakat kolonial yang
diskriminatif (adanya kelas 1, kelas 2, dan kelas 3) menjadi masyarakat
merdeka (tanpa diskriminasi). Untuk membangun masyarakat yang
teratur dan baik, diperlukan pranata sosial yakni sistem tata kelakuan
dan hubungan dalamkehidupan masyarakat.
3. Ekonomi, pada saat proklamasi kondisi ekonomi Indonesia sangat
kacau karena mewarisi inflasi yang tinggi sebagai dampak dari masa
pendudukan Jepang, sehingga perlu menata ekonomi. Untuk itu,
diperlukan sistem ekonomi, yakni Sistem Perekonomian di Indonesia.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa pembelajaran terpadu tipe connected (terhubung) adalah metode
terpadu yang menghubungkan bagian-bagian topik, tema, materi-materi
maupun pengalaman pengalaman antar semester, tetapi masih tetap berada
pada satu disiplin ilmu. Metode connected digunakan untuk mengkaitkan
beberapa bagian materi menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling terkait
sehingga siswa mampu menyerap informasi secara utuh dan dapat
meningkatkan kreatifitas siswa untuk melahirkan pengetahuan-pengetahuan
baru sesuai dengan kemampuannya.
Dalam metode connected, fokus pembelajaran berpusat pada siswa
sebagaipelaku utama pembelajaran. Dalam hal ini, guru bersama-sama siswa
merencanakan, membuat, dan melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
berkelanjutan dengan tetap mengacu pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta bisa mengimplementasikannya dengan baik. Dengan
pembelajaran terpadu menggunakan metode connected, diharapkan
pemikiran siswa akan berkembang tanpa dibatasi oleh materi-materi dan
tuntutan pembelajaran yang justru akan membingungkan siswa.
B. Saran
Pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan sebagai
alternatif penerapan model pembelajaran terpadu dengan pendekatan
tematik di sekolah. Hal ini dapat menghindarkan peserta didik dari
kebosanan dan kejenuhan dari proses pembelajaran yang diterapkan di
sekolah. Ditinjau dari aspek guru, penerapan pembelajaran terpadu dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi-materi atau konsep-
konsep yang memiliki tingkat kesukaran yang cukup tinggi dan sukar
dikuasai oleh peserta didik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
https://sogabiliyanjaya.gurusiana.id/article/2018/08/model- pembelajaran-terpadu-
connected-1484892?ba_status=not logged&ba_status=not-
logged&ba_status=not- logged&bima_access_status=not-logged
Alfiah, S. (2016, Juli). Retrieved Februari Jumat, 2023, from Penerapan Model
Stimulasi Terpadu:
http://eprints.stainkudus.ac.id/2141/5/5.%20BAB %20II.pdf
17