Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU


“PEMBELAJARAN TERPADU MODEL SEQUENCED”

Tugas Ini Dibuat Untuk melengkapi tugas Kelompok


Mata Kuliah Pegembangan Pembelajaran Tematik Terpadu Pertemuan 4

Oleh:
Kelompok 4
1. ADELWEIIS SARALEE 22124070
2. FITRA RAMADANI 21124023
3. SALMIYANTI 22124054

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Risda Amini, MP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul “Pembelajaran Terpadu Model Sequence”.Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pengampu dalam program mata
kuliah Pengembangan Pembelajaran Tematik Terpadu .
Serta tak lupa salam dan shalawat kami ucapkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya diakhir zaman. Semoga kita selalu
dalam ajarannya. Amiin.
Dalam pembuatan resume ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pengampu Mata Kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan kesempatan dan ilmu kepada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata penulis sampaikan terima
kasih. Billahi taufiq walhidayah. Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Padang, Februari 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Pengertian Model Urutan (Sequenced) ...................................................... 3
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Sequenced ................................................... 4
C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Sequenced .................................... 5
D. Penerapan Model Urutan Ini Dalam Pembelajaran..................................... 5
E. Kekurangan Dan Kelebihan Model Pembelajaran Ini ................................ 8
F. Manfaat Model Pembelajaran Ini Bagi Guru Dan Siswa ............................ 11
G. Perbedaan Mdodel Sequenced dengan Model Pembelajaran lain………….14
H. Prinsip-prinsip Model Sequnced……………………………………………14
I. Kasus/ Permasalahan dalam Pembelajaran Tematik Model Sequenced.14

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 18


A. Kesimpulan ......................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................... 18

Daftar Rujukan ............................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses
belajar mengajar, guru seharusnya menggunakan berbagai model pembelajaran
dalam kelas sehingga dapat tercipta pembelajaran yang bermakna. Menurut
Ausubel (dalam widada, 2004: 9) belajar bermakna adalah proses belajar
dengan informasi baru yang akan dipelajari peserta didik disusun serta
dihubungkan dengan struktur pengetahuan yang sudah dimiliki.
Pada perkembangannya pembelajaran pada abad 20 ini lebih
menitikberatkan pada penyampaian materi yang dilakukan secara terintegrasi,
menyeluruh dan bermanfaat, dimana diasumsikan bahwa setiap anak
mempunyai kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai ilmu yang
diterimanya, adapun salah satu model yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran terpadu.
Model pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep yang dapat
dimengerti secara umum sebagai pendekatan mengajar yang melibatkan
konsep-konsep dari beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang
bermakna kepada siswa. Siswa mampu memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari maupun konsep-konsep yang didapat melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep-konsep yang mereka telah ketahui.
Pembelajaran terpadu dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan cakupan materi
yang akan dipadukan, yaitu interdisiplin, antardisiplin ilmu, dan integrasi inter
dan antar disiplin ilmu. Pembelajaran terpadu interdisiplin ilmu
mengintegrasikan topik-topik, konsep-konsep, yang terdapat dalam satu
rumpun sedangkan pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu mengintegrasikan
topik atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran terpadu pada
hakekatnya kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi dengan
beberapa mata pelajaran atau beberapa topik pelajaran dalam satu tema. Pada
pembelajaran terpadu tidak boleh bertentangan dengan kurikulum yang

1
berlaku tetapi dengan pembelajaran terpadu yang digunakan harus mendukung
pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran dalam kurikulum.
Fogarty (1991) mengemukakan mengenai bagaimana
mengintegrasikan kurikulum melalui sepuluh model, dimana model ini
berorientasi pada mata pelajaran yang terpotong- potong sampai model
pembelajaran terpadu, antara lain: (1) Model Fragmented, (2) Model
Connected, (3) Model Nested, (4) Model Sequenced, (5) Model Shared, (6)
Model Webbed, (7) Model Threaded, (8) Model Integrated, (9) Model
Immersed, dan (10) Model Networked.
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu yang dikemukakan
Forgarty ini, dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Model
pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu, yakni: model Fragmented,
Connected, dan Nested.2. Model pembelajaran terpadu antar beberapa disiplin
ilmu, yakni: model Sequenced, Shared, Webbed, Threaded, dan Integrated. 3.
Model pembelajaran terpadu berdasarkan dalam dan antar pelajar, yakni model
Immersed dan Networked
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai model
pembelajaran terpadu sequenced menurut Forgarty.

B. Focus Question
1. Apa pengertian model urutan (sequence)?
2. Bagaimana Ciri-ciri Model Pembelajaran Sequenced ?
3. Bagaimana Langkah-langkah Model Pembelajaran Sequenced ?
4. Bagaimana penerapan model urutan ini dalam pembelajaran?
5. Apa kekurangan dan kelebihan model pembelajaran ini?
6. Apa manfaat model pembelajaran ini bagi guru dan siswa?
7. Apa saja perbedaan model sequenced dengan model pembelajaran lainnya?
8. Apa saja prinsip-prinsip model sequenced ?
9. Apa saja permasalahan/isu dalam pelaksanaanpembelajaran tematik model
Sequenced ?

2
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengerti dan memahami pengertian model urutan
2. Dapat mengerti dan memahami Ciri-ciri Model Pembelajaran Sequenced ?
3. Dapat mengerti dan memahami Langkah-langkah Model Pembelajaran
Sequenced ?
4. Dapat mengerti dan memahami penerapan model urutan dalam
pembelajaran
5. Dapat mengerti dan memahami kekurangan dan kelebihan model
pembelajaran ini
6. Dapat mengerti dan memahami manfaat model pembelajaran ini bagi guru
dan siswa
7. Dapat mengerti dan memahami perbedaan model sequenced dengan model
pembelajaran lainnya
8. Dapat mengerti dan memahami prinsip-prinsip model seqeunced
9. Dapat mengetahui kasus/permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik model Sequenced dan menyelesaikan permasalahan tersebut

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Model Urutan (Sequenced)


Menurut Fogarty (1991;34) pembelajaran terpadu model urutan
(Sequenced) adalah beberapa topik dari suatu mata pelajaran diorganisasikan
kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau serupa. Hamalik (2008),
menyatakan bahwa model sequenced adalah susunan atau urutan
pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana”
pokok-pokok bahasan tersebut ditempatkan dan dilaksanakan.

Model Pembelajaran Terpadu Tipe Sequence Model sequenced


merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda
secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya; topik pembahasannya
secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal
sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada
periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang
sama (Resmini, 2010; Hernawan,2016;Rusydi & Abdillah, 2018;)

Dalam pengajaran, guru mata pelajaran mengajar pada pelajaran


yang berbeda secara berurutan. Pembelajaran terpadu model urutan
(sequenced) ini materi pelajarannya dipadukan dengan antardisiplin ilmu yang
berbeda. Secara bahasa, “sequenced” adalah rangkaian, urutan, atau tingkatan.
Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di
dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan.
Dengan artikulasi yang terbatas lintas disiplin, guru dapat mengatur kembali
urutan topik sehingga unit-unit yang mirip bersinggungan dengan yang
lainnya. Dua disiplin terkait dapat diurutkan sehingga isi bidang studi dari
keduanya dapat diajarkan secara pararel. Dengan melakukan pengurutan di
mana topik-topik diajarkan, aktivitas yang satu meningkatkan yang lain.

4
Dengan pembelajaran terpadu model urutan (sequenced) guru bidang studi
dapat menyusun kembali urutan dari topik mereka sehingga kedua mata
pelajaran itu dapat dipikirkan secara paralel, dimana urutan topik harus harus
disusun terlebih dahulu. Topik pembelajaran yang ada dapat dipilih dan
diurutkan mana yang harus didahulukan dari topik yang lainnya. Intinya salah
satu topik membawa yang lain dan sebaliknya. Dengan dibuat suatu urutan
yang saling bersinggungan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain,
akan membantu siswa lebih mudah memahami terhadap apa yang disampaikan
oleh guru.

Gambar di atas menunjukkan bahwa model sequenced diibaratkan


seperti eyeglasses (kaca mata), yang berarti konten internal yang bervariasi
dibingkai oleh konsep yang berkaitan. Lensa menggambarkan dua materi
pelajaran yang berbeda. Kedua lensa sejajar karena kedua materi pelajaran ini
akan diajarkan secara paralel, dimana isi materi pelajaran tersebut telah
diurutkan terlebih dahulu. Mata pelajaran yang terpisah ini dibingkai oleh
konsep yang berkaitan yang menaungi topik atau mata pelajaran tersebut.

Ilustrasi Model Urutan (Sequenced)

5
B. Ciri-ciri Model Sequenced

Ciri-ciri model sequenced, antara lain:

a. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah memahami konsep karena adanya
mata pelajaran yang saling berkaitan.
b. Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses
pembelajaran.
c. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan partner untuk
mengurutkan konsep-konsep yang sama, yang akan diajarkan pada siswa.
d. Topik atau unit pada satu mata pelajaran disusun dan diurutkan bertepatan
dengan unit mata pelajaran lain.
e. Ide atau konsep yang sama pada satu mata pelajaran diajarkan juga pada
mata pelajaran lain, walaupun tetap pada pengajaran yang terpisah
C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Sequence
Model sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi,
menggunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan satu sama lain. Guru
harus bekerja dengan seorang mitra, mulai dari membuat daftar isi kurikuler
secara terpisah. Kemudian, tim mencoba menyulap potongan-potongan konten
yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan beberapa hal bersinggungan. Guru
mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih masuk akal
bagi para siswa yang belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model
ini, kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain
materi pelajaran, tetapi siswa mendapatkan manfaat dari konten yang terkait.
Untuk mengaplikasikan model sequence pada proses pembelajaran
di sekolah, langkah-langkah pengembangan dapat dilakukan, sebagai berikut:
1. Menganalisis isi kurikulum.
2. Think Back (Re-design): Memilih dua mata pelajaran sejenis dan
mengurutkan topik atau konsep dari masing-masing mata pelajaran dengan
periode waktu yang sejajar.
3. Think Ahead (Design): Memikirkan urutan yang logis dari kedua mata
pelajaran dan menempatkan ke dalam urutan yang tepat.

6
4. Think Again (Refine): Mendesain atau meredesain unit, topik, atau konsep
dari kedua mata pelajaran yang secara logis dapat diajarkan dengan
periode waktu yang sejajar

D. Penerapan Model Pembelajaran Urutan (Sequenced)


Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi ( pembauran
), yang menggunakan dua bidang disiplin yang secara mudah dikaitkan dengan
yang lainnya. Guru, bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi
kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim ini mencoba untuk menyulap
potongan-potongan isi yang terpisah sampai keduanya dapat “match up”.
Mereka mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna
membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya.
Pada model ini, kedua disiplin tetap murni.Penekanan khusus tetap pada domain
bidang studi, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi yang terkait.
Untuk menyusun bahan ajar yang sesuai dengan model sequenced,
ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Kronologis
2. Kausal
3. Struktural
4. Logis dan Psikologis (deduktif, induktif)
5. Spiral
6. Rangkaian ke belakang
7. Hirarkhi belajar

7
Di atas merupakan contoh pembelajaran yang menggunakan model
sequenced. Gambar tersebut menunjukkan bagaimana semulanya mata
pelajaran Seni Bahasa dan Sosial memiliki daftar topik yang mungkin saja
daftar tersebut berdasarkan urutan dalam buku teks yang tersedia. Namun,
ketika menggunakan model sequenced urutan topik yang akan diajarkan
menjadi berubah. Contohnya, urutan pertama pada mata pelajaran Seni Bahasa
adalah “Robin Hood” dan pada mata pelajaran Sosial adalah “Revolusi
Perang”. Ketika topik-topik diatur ulang dan diurutkan maka hasilnya menjadi
pada urutan pertama topik yang akan diajarkan yakni Robin Hood dan Abad
Pertengahan, karena Robin Hood ini adalah sebuah cerita rakyat Inggris yang
menurut catatan terjadi di abad pertengahan, sehingga sembari guru
mengajarkan mengenai Abad Pertengahan, belajar seni bahasa mengenai Robin
Hood dapat diajarkan secara paralel
Contoh lainnya dalam pembelajaran IPS dan sains di sekolah dasar
berhubungan dengan fenomena yang ada di sekitar kita dan saling berkaitan
dengan bidang studi yang lain sehingga dalam proses pengajarannya tidak
cukup dengan hanya satu bidang studi dengan demikian pengajaran dengan
model terpadu yang ada diharapkan dapat membantu pencapaian hasil belajar
yang optimal. Selain alasan tersebut, pembelajaran IPS Sains banyak

8
memerlukan hafalan dalam lingkup materi. Oleh karena itu pembelajaran
sering diorganisasikan sekitar tema yang dipilih siswa dan atau menyediakan
pilihan-pilihan, memperluas minat dan motivasi siswa. Maka Pembelajaran
model terpadu di sekolah dasar dapat mengarahkan siswa menggunakan
keterampilan secara bermakna dan langsung dan pembelajaran IPS dan sains
secara terpadu diharapkan meningkatkan transfer belajar.

Salah satu contoh implementasi model sequenced di SD

Penelitian Cicilia Ovavia, Marlina, Desyandri tahun 2022 dengan


judul PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI BERSASIS
MODEL SEQUENCED DI KELAS IV SEKOLAH DASAR. Hasil dari
penelitian ini yaitu Penelitian model ini menggunakan model penelitian ini
meliputi beberapa tahap, yaitu: (1) urutan, (2) rangkaian, atau (3) rentetan,
sehingga model sequenced dapat diartikan sebagai model urutan/rangkaian.
Dengan artikulasi yang terbatas lintas/antar disiplin ilmu, guru dapat mengatur
ulang urutan topik sehingga unit-unit yang mirip dapat bersinggungan satu
sama lain. Dua disiplin ilmu yang berhubungan dapat diurutkan sehingga isi
materi pelajaran dari keduanya dapat diajarkan secara paralel. Dengan
mengurutkan topik yang akan diajarkan, kegiatan masing-masing displin ilmu
ini dapat saling meningkatkan satu sama lain. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan (research and devlopment). Setelah melalui tahap
produksi dihasilkan produk awal kemudian dilakukan validasi oleh seorang
ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran.
Selanjutnya produk diujicobakan kepada siswa melalui tiga tahap, yaitu uji
coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Kesimpulan
penelitian ini bahwa media pembelajaran video animasi tervalidasi ahli dan
menarik.

Media pembelajaran yang dikembangkan sudah sesuai dengan


tuntutan kurikulum, indikator dan baha ajar yang dirumuskan serta sesuai

9
dengan perkembangan siswa. Selain itu bahasa yang digunakan sudah
sederhana, singkat dan jelas yang berguna untuk memudahkan siswa
memahami pelajaran. Media Pembelajaran juga sudah didesain semenarik
mungkin agar siwa tidak merasakan kejenuhan saat proses pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran video animasi tervalidasi ahli dan menarik. Setelah melalui tahap
produksi dihasilkan produk awal kemudian dilakukan validasi oleh seorang
ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran.
Selanjutnya produk diujicobakan kepada siswa melalui tiga tahap, yaitu uji
coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan, pada
pembelajaran tematik terpadu menggunakan media video animasi bersasis
model squenceded di kelas IV UPT.SDN 08 Mandeh sebanyak 28 siswa.

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Urutan (Sequenced)


1. Kelebihan Model Pmebelajaran Urutan (Sequenced)
John Adams pernah berkata “The textbook is not moral contract
that teachers are obliged to teach – teachers are obliged to teach
childrens”. Kurang lebih artinya ialah ”buku teks tersebut bukan kontrak
moral yang guru berkewajiban untuk mengajar melainkan guru wajib untuk
mengajar anak-anak. Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran,
seorang guru tidak harus terurut seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat
menyusun ulang sehingga murid akan lebih memahami karena
bersinggungan dengan pelajaran yang lain diwaktu yang bersamaan. Namun
sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak teks
yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir
tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran
tertentu, mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang
lain bisa jadi itu kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun
ulang. Dengan membuat urutan yang baru, mungkin akan menghasilkan
susunan konsep yang lebih logis dibandingka dengan susunan yang ada

10
dibuku. Ketika susunan itu dipadukan dengan pelajaran yang lain, akan
terparalelkan dan saling bersinggungan. Sehingga akan mempermudah
siswa dalam belajar, dan akan bermanfaat bagi guru.
Beberapa topik diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu
sama lain. Artinya, beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara
bersamaan, sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan dalam mata
pelajaran terpisah. Misalnya, seorang guru Bahasa Indonesia membahas
tentang novel berlatar belakang sejarah perjuangan yang menggambarkan
suatu masa di jaman lampau, sementara guru Sejarah mengajarkan juga
masa perjuangan yang sama di jaman lampau yang dibahas guru Bahasa
Indonesia. Dengan mengatur urutan topik, bab, dan unit, guru dapat
membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah
dibuat oleh buku teks. Dengan cara ini, guru-guru dapat membuat keputusan
kritis mengenai isi. Dari sisi siswa, pengurutan yang sengaja dari topik-topik
yang terkait dari disiplin-disiplin membantu mereka membuat pemahaman.
Pengintegrasian ini membantu transfer belajar.
Suatu model yang dibuat oleh manusia tentu memiliki kelebihan
dan kekurangan, begitu pula dengan model pembelajaran sequenced.
Adapun kelebihan model sequenced seperti yang telah diuraikan diatas,
dapat kita simpulkan sebagai berikut:
a. Beberapa konsep yang hampir sama diajarkan secara bersamaan
terparallel sehingga akan terjadi persinggungan isi materi.
b. Guru dapat membuat prioritas kurikuler, tidak sekedar mengikuti urutan
dibuku.
c. Membantu siswa mempermudah pemahaman terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.
d. Menambah kreatif guru untuk menganalisis urutan suatu pokok
bahasan.
e. Mempererat hubungan antarguru mata pelajaran yang berbeda.
f. Aktivitas pada satu pelajaran akan meningkatkan pelajaran yang
lainnya.

11
2. Kekurangan Model Pembelajaran Urutan (Sequenced)
Selain mempunyai keuntungan atau kelebihan, model sequenced,
juga mempunyai kekurangan. Beberapa kekurangan
model sequenced antara lain sebagai berikut:
Kelemahan dari model sequenced, yaitu:

a. Diperlukan kompromi untuk membentuk model. Guru harus mengalah


pada otonomi dalam membuat urutan kurikulum karena guru bermitra
dengan yang lain, artinya guru tidak boleh menang sendiri atau
mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak mengalah karena
dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang bermitra.
Untuk urutan yang sesuai dengan kejadian-kejadian yang terakhir
membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas yang
tinggi dari semua orang yang area kontennya terlibat. Hal ini tidak
semudah kedengarannya. Namun, dalam waktu yang sangat singkat,
bahkan dengan hanya satu sore bersama, mitra guru dapat dengan
mudah melakukan beberapa penataan ulang dan pengurutan sebagai
langkah awal. Jika usaha pertama ini dalam menghubungkan dua area
subjek berhasil, maka dua guru dapat mencoba mengurutkan lebih
banyak unit untuk pengajaran paralel.
b. Dibutuhan kompromi antar guru untuk mengurutkan kurikulum (mata
pelajaran) sesuai minat, bakat dan kebutuhan belajar siswa.
c. guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran kerja sama
dengan guru bidang studi yang lain yang ada hubungannya dengan sub
materi yang akan diajarkan kemudian harus memilih tema yang tepat
dengan kedua sub materi yang tersebut.
d. Dalam model urutan (sequenced) memerlukan kolaborasi dan
fleksibilitas semua kalangan. Ini tidak semudah yang kita dengar
karena ketepatan waktu, guru yang mengajar dan sub materi harus
dengan sesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga dalam

12
aplikasinya model pembelajaran urutan ini lebih jarang digunakan
(Juanda,2019)
Jadi dapat kami simpulkan bahwa kekurangan dari model sequenced
adalah:
a. Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang
berbeda untuk membentuk model. Tidak mudah tentunya,
mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru.
Terlebih lagi waktu yang diberikan pada setiap mata pelajaran
tidaklah sama. Dengan demikian, setiap pokok bahasan pada pelajara
yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang relatif bersamaan.
b. Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuat urutan
kurikulum. Otonomi adalah kewenangan atau kemandirian, yaitu
kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak
tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada
tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru
diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum, belum tentu
mereka dapat membuatnya dengan professional dan kreatif.
c. Untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir
membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang
terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.

F. Manfaat Model Pembelajaran Urutan (Sequenced) Bagi Guru dan Murid


Dari sudut pandang siswa dengan pertimbangan urutan topik dari
disiplin ilmu yang terkait dapat membantu mereka untuk memahami mata
pelajaran yang telah diajarkan. Contohnya guru bahasa inggris mengajarkan
periode sejarah novel tertentu, sementara guru sejarah juga mengajarkan
periode sejarah yang sama. Dalam dua disiplin ilmu tersebut, memudahkan
siswa menerima materi yang dijelaskan oleh guru, memberikan penguatan
terhadap materi yang disamapaikan dan pembelajaran lebih bermakna.

13
G. Perbedaan Model Sequenced dengan Model Pembelajaran lainnya
No Model Pembelajaran Keterangan
1 Fragmented Pemaduan yang hanya terbatas pada
satu mata pelajaran saja
2 Connected Harus menata butir-butir
pembelajaran dan proses
pembelajarannya secara terpadu
3 Nested Pemaduan berbagai bentuk
penguasaan konsep keterampilan
melalui sebuah kegiatan
pembelajaran
4 Sequenced
5 Shared Bentuk pemaduan pembelajaran
akibat adanya “overlapping” konsep
atau ide pada dua mata pelajaran
atau lebih.
6 Webbed Tema dapat mengikat kegiatan
pembelajaran baik dalam mata
pelajaran tertentu maupun lintas
mata pelajaran.
7 Threaded Model pemaduan bentuk
keterampilan. Bentuk threaded ini
berfokus pada apa yang diesbut
meta-curriculum.
8 Integrated Pemaduan sejumlah topik dari mata
pelajaran yang berbeda, tetapi
esensinya sama dalam sebuah topik
tertentu.
9 Immersed Dirancang untuk membantu siswa
dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan
pengetahuan dihubungkan dengan
medan pemakaiannya

14
10 network Model pemaduan pembelajaran
yang mengandaikan kemungkinan
pengubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk keterampilan baru
setelah siswa mengadakan studi
lapangan dalam situasi, kondisi,
maupun konteks yang berbeda-beda

H. Prinsip-prinsip Model Sequenced


Prinsip dari pelaksanaan Sequenced Model adalah dengan membuat suatu
perencanaan kurikulum dan membuat konsep evaluasi untuk melihat hasil
antara yang diharapkan dan sebenarnya.
1. Kurikulum hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek
perkembangan anak (fisik, emosi, sosial, spiritual, dan kognitif) dengan cara
yang terintegrasi atau terpadu. Jika salah satu aspek perkembangan
distimulus, maka akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.
2. Kurikulum hendaknya memperhatikan proses belajar interaktif dengan
keterlibatkan anak secara aktif dan dapat mengarahkan anak dalam mencari
solusi permasalahannya. Dengan demikian anak akan merasa berhasil dan
rasa keberhasilan dapat memotivasi mereka untuk terus aktif belajar dan
bereksplorasi.
3. Kurikulum hendaknya selalu dimodifikasi seiring berjalannya waktu
pembelajaran dengan mengenal kekuatan, bakat, minat, dan kebutuhan
setiap anak.
4. Kurikulum hendaknya dapat merencanakan suatu kegiatan
denganmempertimbangkan latar belakang budaya keluarga anak
dibesarkan. Permainan, norma-norma sosial, dan lagu-lagu yang relevan
dengan latar belakang anak dapat dipakai. Seluruh kegiatan belajar dan
material yang digunakan juga harus kongkrit, nyata, dan relevan dalam
kehidupan anak.

15
I. Permasalahan/Kasus dalam Pembelajaran Tematik Model Sequence
1. Guru lebih senang untuk mengikuti pola atau tata letak materi
pembelajaran yang telah ada dibuku.
Dalam menyampaikan pelajaran, seseorang guru tidak harus
terurut seperti ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga
murid akan lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang
lain diwaktu yang bersamaan. Namun pada kenyataanya, guru lebih
senang untuk mengikuti pola dan atau tata letak teks yang telah ada dibuku,
mulai dari halaman pertama hingga halaman terakhir tanpa mau menyusun
ulang. Meskipun pada suatu kasus atau pelajaran tertentu mengikuti alur
pada buku akan lebih baik, namun pada kasus yang lain bisa jadi itu kurang
baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun ulang. Dengan membuat
urutan baru, mungkin akan mengahasilkan susunan konsep yang lebih
logis dibandingkan dengan susunan yang ada dibuku. Ketika
susunan itu dipadukan dengan pelajaran yang lain akan, terparalelkan dan
saling bersinggungan. Sehingga akan mempermudah siswa dalam belajar,
dan akan bermanfaat bagi guru.
Beberapa topic diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu
sama yang lain. Artinya beberapa konsep yang hampir sama diajarkan
secara bersamaan, sementara salah satu konsep tersebut tetap diajarkan
dalam mata pelajaran terpisah. Misalnya, seorang guru bahasa Indonesia
membahas tentang sebuah novel berlatar belakang sebuah perjuangan
yang mengambarkan suatu masa dizaman lampau, sementara guru sejarah
mengajrkan juga masa perjuangan yangsama dizaman lampau yang
dibahas guru bahasa Indonesia.
Dengan mengatur urutan topic keduanya dapat “match up”.
Mereka mencoba untuk menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna
membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dan
keduanya. Pada model ini, kedua disiplin tetap murni. Penekanan khusus
tetap ada domain bidang studi, tetapi siswa mendapat keuntungan dari isi
yang terkait.

16
2. Guru kesulitan dalam membuat topik pembahasan actual
Model Sequenced adalah suatu model pembelajaran yang guru
dapat menyusun kembali topic mata pelajaran lain dengan mengutamakan
topic dan pembahasan yang relevan. Kelebihan dari Sequenced adalah
guru dapat memprioritaskan topic yang actual tanpa memperdulikan
penulisan buku teks (Istiana, 2020). Namun pada kenyataannya guru
kesulitan dalam membuat topik pembahasan actual sehingga hanya
terfokus kepada materi pembelajaran yang ada pada buku.

3. Guru kesulitan dalam menganalisis materi yang akan diurutkan


Pembelajaran terpadu model sequenced ini materi pelajarannya
dipadukan dengan antar disiplin ilmu yang berbeda (khususnya antar dua
disiplin ilmu yang berbeda), dimana guru bidang studi dapat menyusun
kembali urutan dari topik mereka sehingga kedua mata pelajaran itu dapat
dipikirkan secara paralel dan melalui pembelajaran terpadu model
sequenced (urutan) dimana urutan topik harus disusun terlebih dahulu.
Topik pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan mana yang harus
didahulukan dari topik yang lainnya. (Wahyudiati, 2012)
Sedangkan dalam penerapan disekolah, jarang sekali guru yang
menganalisis topik-topik materi yang akan diajarakan apalagi membuat
urutan dan mencari konsep yang hampir sama dengan mata pelajaran
lainnya. Dalam model sequenced, guru harus mampu memadukan antar
dua mata pelajaran dan Menyusun Kembali urutan topik materi
pembelajaran tersebut sehingga dalam penyajiannya kedua mata pelajaran
tersebut disajikan secara parallel.

4. Kurangnya Kerjasama dengan guru bidang studi lainnya

17
Guru harus bekerja dengan seorang mitra, mulai dari membuat
daftar isi kurikuler secara terpisah. Kemudian, tim mencoba menyulap
potongan-potongan konten yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan
beberapa hal bersinggungan. Guru mencoba menyamakan konten yang
berbeda untuk membuat lebih masuk akal bagi para siswa yang belajar
kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model ini, kedua disiplin ilmu
tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain materi pelajaran,
tetapi siswa mendapatkan manfaat dari konten yang terkait (Hidayah &
Evasufi Widi Fajari, 2021).
Dalam kenyataan di sekolah, guru sangat sulit untuk bekerjasama
dengan guru lain dalam penyajian materi pembelajaran. Guru terfokus
pada materi dan tujuan pembelajaran dari masing-masing bidang studi.
Jadi untuk menmbuat urutan topik atau materi pelajaran dari dua mata
pelajaran yang berkaitan sangat sulit untuk dilakukan.
Sebuah kelemahan dari model sequenced menurut (Hidayah &
Evasufi Widi Fajari, 2021) adalah diperlukan kompromi untuk membentuk
model. Guru harus mengalah pada otonomi dalam membuat urutan
kurikulum karena guru bermitra dengan yang lain, artinya guru tidak boleh
menang sendiri atau mementingkan diri sendiri namun guru harus banyak
mengalah karena dalam penggunaan model ini melibatkan dua guru yang
bermitra. Untuk urutan yang sesuai dengan kejadian-kejadian yang
terakhir membutuhkan kerjasama yang berkelanjutan dan fleksibilitas
yang tinggi dari semua orang yang area kontennya terlibat.

5. Guru mengalami kesulitan dalam Menyusun bahan ajar berdasarkan


materi yang telah diurutkan
Dalam pembelajaran terpadu model sequnced, para guru dari dua
disiplin ilmu yang berbeda misalnya dapat bekerjasama untuk menyusun
kembali urutan dari topik yang akan mereka padukan sehingga topik atau
unit tersebut saling berkaitan satu sama lain, dimana beberapa guru
membahas topik yang serupa pada saat memberikan mata pelajaran yang

18
berbeda-beda (Wahyudiati, 2012). Untuk itu diperlukan bahan ajar sesuai
dengan materi pembelajaran yang telah diurutkan.
Bahan ajar dapat dibagi atas: handout, buku, lembar kegiatan
peserta didik (LKPD), leaflet, modul, brosur. LKPD merupakan bahan ajar
yang dikemas agar peserta didik dapat dan mampu mempelajari materi
pembelajaran secara mandiri. LKPD memuat materi, ringkasan dan
penugasan berkaitan dengan materi pembelajaran. LKPD juga mencakup
berbagai petunjuk untuk mengarahkan peserta didik dalam mempelajari
dan memahami materi pembelajaran. Penggunaan LKPD diharapkan
peserta didik mampu memahami materi dan secara langsung, memupuk
rasa percaya diri, kemandirian, tanggung jawab dan sikap kedisiplinan
peserta didik. LKPD harus memenuhi syarat yang meliputi penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosakata, dan keefektifan pada proses
pembelajaran (Prima Candra et al., 2016).
Namun pada kenyataannya, pada proses pembelajaran guru masih
terpaku dengan bahan ajar buku teks yang telah disediakan oleh
pemerintah tanpa mengembangkan bahan ajar tersebut menjadi modul,
LKPD dan bahan ajar pendukung lainnya yang dapat menunjang proses
pembelajaran dan penyampaian materi pembelajaran.

BAB III

19
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Pembelajaran Terpadu Tipe Sequence Model sequenced
merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda
secara paralel. Model Sequenced adalah model pembelajaran terpadu yang
menekankan pada urutan karena adanya persamaan-persamaan konsep,
walaupun mata pelajarannya berbeda

Model Squenced mempunyai ciri ciri yaitu (1) berpusat pada anak,
(2) Konsep dari berbagai bidang studi disajikan dalam suatu proses
pembelajaran. (3) Topik atau unit pada satu mata pelajaran disusun dan
diurutkan bertepatan konsep yang sama pada satu mata pelajaran diajarkan juga
pada mata pelajaran lain, walaupun tetap pada pengajaran yang terpisah

Model sequenced berguna pada tahap awal proses integrasi,


menggunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan satu sama lain. Guru
harus bekerja dengan seorang mitra, mulai dari membuat daftar isi kurikuler
secara terpisah. Kemudian, tim mencoba menyulap potongan potongan konten
yang terpisah menjadi "cocok" atau urutan beberapa hal bersinggungan. Guru
mencoba menyamakan konten yang berbeda untuk membuat lebih masuk akal
bagi para siswa yang belajar kedua bidang disiplin ilmu tersebut. Dalam model
ini, kedua disiplin ilmu tetap murni. Penekanan khusus masih dalam domain
materi pelajaran, tetapi siswa mendapatkan manfaat dari konten yang terkait

B. Saran
Setelah membahas tentang model pembelajaran urutan (sequenced)
diharapkan untuk lebih bijak dalam memilih model pembelajaran agar tercipta
suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

20
Ananda, Rusydi & Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu Karakteristik,
Landasan, Fungsi, Prinsip Dan Model. Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPI)
Fogarty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinios: SkylightPublishing Inc.
Hamalik,Oemar. 2018. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Bumi Aksara.
Hernawan, A. H., & Resmini, N. (2009). Konsep dasar dan model-model
pembelajaran terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://repository.ut.ac.id/4039/1/PDGK4205-M1.pdf
Hernawan, dkk. 2016. Pembelajaran Terpadu di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka
Hidayah, R., & Evasufi Widi Fajari, L. (2021). Modul Belajar Model Pembelajaran
Terpadu Connected & Sequence. 5.
Juanda, Anda.(2019). Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. Cirebon:CV
Confident
Kurniawan, Deni, 2014, Pembelajaran Terpadu Tematik, Alfabeta, Bandung
Ovavia., Marlin., & Desyandri. 2022. PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO
ANIMASI BERSASIS MODEL SEQUENCED DI KELAS IV SEKOLAH
DASAR. PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR,
VOLUME 11 NOMOR 1. DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i1.8303
Prima Candra, Y., Djamas, D., & Pengajar Jurusan Fisika, S. (2016). PENGARUH
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS MODEL
PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SEQUENCED TERHADAP
KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII DI
SMP NEGERI 3 PARIAMAN Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA
Universitas Negeri Padang 2). Pillar of Physics Education, 8, 137–144.
http://dx.doi.org/10.24036/2474171074
Resmini, N. (2010). Model-model pembelajaran terpadu. Universitas Pendidikan
Indonesia, 1-10.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDON
ESIA/196711031993032-
NOVI_RESMINI/MODEL_PEMBELAJARAN_TERPADU.pdf
Rusydi, A., & Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu
(Karakteristik, Landasan, Fungsi, Prinsip & Model). Medan:Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia.

21
Trianto, T. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
https://scholar.google.com/scholar?cites=425545282354777317&as_sdt=200
5&sciodt=0,5&hl=id&scioq=trianto+model+pembelajaran+terpadu
Terpadu, P. (2020). 223-411-1-Sm. 4(1), 1042–1052.
Wahyudiati, D. (2012). Urgensi Pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar. El-Hikam, 5(1), 163–181.
http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/elhikam/article/view/1438

22

Anda mungkin juga menyukai