Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR


TENTANG
“Analisis Agenda Setting dan Implementsai Kebijakan”

Oleh :
ELZA EKA LESTARI ( 22124072 )
NIVETIKEN (221240….)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Nurhizrah Gistituati, M.Ed
Prof. Dr. Hadiyanto, M.Ed.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN PELAJARAN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sedalam dalamnya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahNya kepada kita semua
sehingga kita masih bisa melaksanakan tugas dengan baik, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Shalawat dan beriring salam juga penulis mohonkan
kepada Allah SWT semoga selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW
yang telah berjasa membawa kita ke dunia yang terang menerang dan membawa
perubahan kepada umat maanusia di bumi ini.
Makalah ini disusun oleh penulis dengan tujuan agar dapat memahami tentang
AGENDA SETTING DAN IMPLEMENTASI Kebijakan Dalam Perkuliahan
Manajemen Kebijakan Dan Pengelolaan Pendidikan. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca, walaupun makalah ini banyak
memiliki kekurangan penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan saran dari pembaca
untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya. Atas kritikan dan saran yang diberikan,
penulis mengucapkan terima kasih.

Padang, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................1

A. Latar Belakang........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................2

C. Tujuan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................3
A. Model-model Implementasi

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan.

C. Pengertian Analisis Kebijakan

D. Model Analisis Kebijakan

E. Model Implementasi Kebijakan, Keberhasilan Implementasi

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...................................11

A. Kesimpulan...........................................................................11

B. Saran......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebijakan public atau public police merupakan serangkaian tindakan yang


dilakukan ataupun tidak dilakukan pemerintah, baik yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang berorientasi pada
kepentingan masyarakat (Muadi, 2016) (Andhika, 2019). Didalam pengembangan
kebijakan ini tentu diperlukan beberapa proses yang sering kali menjadi tatangan
tersendiri didalam kebijakan public ini. Kebijakan sering dipergunakan dalam konteks
tindakan-tindakan atau kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh para aktor dan institusi-
institusi pemerintah serta perilaku pada umumnya. Makna kebijakan juga sering
dikonotasikan dengan sebagai politik karena membawa konsekwensi politis dan perilaku
politik. Dengan makna lain kebijakan adalah a means to an end, alat untuk mencapai
sebuah tujuan. Kebijakan publik pada akhirnya menyangkut pencapaian tujuan publik.
(Aziz et al., 2020).

Suatu kebijakan dibuat secara sengaja dan ada tujuan yanghendak diwujudkan.
Kebijakan memiliki unsur-unsur yang dengannya dapat dimengerti mengapa kebijakan
tersebut perlu ada. Abidin dalam Handoyo, 2012 mencatat ada empat unsur penting dari
kebijakan, yaitu (1) tujuan kebijakan, (2) masalah, (3) tuntutan (demand), dan (4)
dampak atau outcomes (Handoyo et al., 2012). Pada dasarnya aspek kebijakan publik
sangat kompleks. Pertama, dalam pelaksanaannya yang menyangkut pada strukturnya.
Struktur yang ada dalam sistem pemerintahan seringkali menimbulkan konflik dalam
implementasi kebijakan karena adanya perbedaan kepentingan pada masing-masing
jenjang pemerintahan. Kedua, bahwa tidak semua kebijakan pemerintah dilaksanakan
oleh badan-badan pemerintah sendiri, seringkali kebijakan pemerintah dilaksanakan
oleh organisasi swasta dan individu. Ketiga, bahwa kebijakan yang diambil pemerintah
akan selalu menimbulkan akibat terhadap kehidupan warga negara (Sutapa, 2005).
Untuk dapat melaksanakan berbagai kebijakan yang telah dibuat pemerintah, maka
sangat diperlukan memahami teori-teori yang terkait dengan kebijakan public untuk
mempengaruhi tingkat keberhasilan pelaksanaan berbagai kebijakan baik dalam
pembuatan kebijakan dan pengelolaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah terkait pembahasa ini adalah sebagai
berikut ;
1. Latar Belakang Pengertian Implementasi kebijakan
2. Analisis Kebijakan
3. Agenda setting kebijakan
4. Model-model Implementasi
C. Tujuan Penulisajnhn
BAB II
PEMBAHASAN
Model-model Implementasi
A. Model Implementasi kebijakan George Edward III :

A. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis implementasi kebijakan


tentang konservasi energi adalah teori yang dikemukakan oleh George C.
Edwards III. Dimana implementasi dapat dimulai dari kondisi abstrak dan
sebuah pertanyaan tentang apakah syarat agar implementasi kebijakan dapat
berhasil, menurut George C. Edwards III ada empat variabel dalam kebijakan
publik yaitu Komunikasi (Communications), Sumber Daya (resources), sikap
(dispositions atau attitudes) dan struktur birokrasi (bureucratic structure)
B. Ke empat faktor di atas harus dilaksanakan secara simultan karena antara
satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang erat. Tujuan kita adalah
meningkatkan pemahaman tentang implementasi kebijakan. Penyederhanaan
pengertian dengan cara membreakdown (diturunkan) melalui eksplanasi
implementasi kedalam komponen prinsip. Implementasi kebijakan adalah
suatu proses dinamik yang mana meliputi interaksi banyak faktor. Sub
kategori dari faktor-faktor mendasar ditampilkan sehingga dapat diketahui
pengaruhnya terhadap implementasi.
C.
D. Sumber : George III Edward :implemeting public policy, 1980
E. Faktor –faktor yang berpengaruh dalam implementasi menurut George C.
Edwards III sebagai berikut :
F. a. Komunikasi
G. Implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan tujuan-tujuan
kebijakan dipahami oleh individu-individu yang bertanggungjawab dalam
pencapaian tujuan kebijakan. Kejelasan ukuran dan tujuan kebijakan dengan
demikian perlu dikomunikasikan secara tepat dengan para pelaksana.
Konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar dan tujuan perlu
dikomunikasikan sehingga implementors mengetahui secara tepat ukuran
maupun tujuan kebijakan itu. Komunikasi dalam organisasi merupakan suatu
proses yang amat kompleks dan rumit. Seseorang bisa menahannya hanya
untuk kepentingan tertentu, atau menyebarluaskannya. Di samping itu
sumber informasi yang berbeda juga akan melahirkan interpretasi yang
berbeda pula. Agar implementasi berjalan efektif, siapa yang
bertanggungjawab melaksanakan sebuah keputusan harus mengetahui apakah
mereka dapat melakukannya. Sesungguhnya implementasi kebijakan harus
diterima oleh semua personel dan harus mengerti secara jelas dan akurat
mengenahi maksud dan tujuan kebijakan. Jika para aktor pembuat kebijakan
telah melihat ketidakjelasan spesifikasi kebijakan sebenarnya mereka tidak
mengerti apa sesunguhnya yang akan diarahkan. Para implemetor kebijakan
bingung dengan apa yang akan mereka lakukan sehingga jika dipaksakan
tidak akan mendapatkan hasil yang optimal. Tidak cukupnya komunikasi
kepada para implementor secara serius mempengaruhi implementasi
kebijakan.
H. . Sumberdaya
I. Tidak menjadi masalah bagaimana jelas dan konsisten implementasi program
dan bagaimana akuratnya komunikasi dikirim. Jika personel yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan program kekurangan sumberdaya
dalam melakukan tugasnya. Komponen sumberdaya ini meliputi jumlah staf,
keahlian dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk
mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait
dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa
program dapat diarahkan kepada sebagaimana yamg diharapkan, serta
adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan
kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana.
Sumberdaya manusia yang tidak memadahi (jumlah dan kemampuan)
berakibat tidak dapat dilaksanakannya program secara sempurna karena
mereka tidak bisa melakukan pengawasan dengan baik. Jika jumlah staf
pelaksana kebijakan terbatas maka hal yang harus dilakukan meningkatkan
skill/kemampuan para pelaksana untuk melakukan program. Untuk itu perlu
adanya manajemen SDM yang baik agar dapat meningkatkan kinerja
program. Ketidakmampuan pelaksana program ini disebabkan karena
kebijakan konservasi energi merupakan hal yang baru bagi mereka dimana
dalam melaksanakan program ini membutuhkan kemampuan yang khusus,
paling tidak mereka harus menguasai teknik-teknik kelistrikan.

Informasi merupakan sumberdaya penting bagi pelaksanaan kebijakan. Ada dua bentuk
informasi yaitu informasi mengenahi bagaimana cara menyelesaikan kebijakan/program serta
bagi pelaksana harus mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan informasi tentang data
pendukung kepetuhan kepada peraturan pemerintah dan undang-undang. Kenyataan dilapangan
bahwa tingkat pusat tidak tahu kebutuhan yang diperlukan para pelaksana dilapangan.
Kekurangan informasi/pengetahuan bagaimana melaksanakan kebijakan memiliki konsekuensi
langsung seperti pelaksana tidak bertanggungjawab, atau pelaksana tidak ada di tempat kerja
sehingga menimbulkan inefisien. Implementasi kebijakan membutuhkan kepatuhan organisasi
dan individu terhadap peraturan pemerintah yang ada. Sumberdaya lain yang juga penting adalah
kewenangan untuk menentukan bagaimana program dilakukan, kewenangan untuk
membelanjakan/mengatur keuangan, baik penyediaan uang, pengadaan staf, maupun pengadaan
supervisor.
Fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan/program harus terpenuhi seperti kantor,
peralatan, serta dana yang mencukupi. Tanpa fasilitas ini mustahil program dapat berjalan.

c. Disposisi atau Sikap

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap
implementor. Jika implemetor setuju dengan bagian-bagian isi dari kebijakan maka mereka akan
melaksanakan dengan senang hati tetapi jika pandangan mereka berbeda dengan pembuat
kebijakan maka proses implementasi akan mengalami banyak masalah.

Ada tiga bentuk sikap/respon implementor terhadap kebijakan ; kesadaran pelaksana,


petunjuk/arahan pelaksana untuk merespon program kearah penerimaan atau penolakan, dan
intensitas dari respon tersebut. Para pelaksana mungkin memahami maksud dan sasaran program
namun seringkali mengalami kegagalan dalam melaksanakan program secara tepat karena
mereka menolak tujuan yang ada didalamnya sehingga secara sembunyi mengalihkan dan
menghindari implementasi program. Disamping itu dukungan para pejabat pelaksana sangat
dibutuhkan dalam mencapai sasaran program.
Dukungan dari pimpinan sangat mempengaruhi pelaksanaan program dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Wujud dari dukungan pimpinan ini adalah Menempatkan kebijakan
menjadi prioritas program, penempatan pelaksana dengan orang-orang yang mendukung
program, memperhatikan keseimbangan daerah, agama, suku, jenis kelamin dan karakteristik
demografi yang lain. Disamping itu penyediaan dana yang cukup guna memberikan insentif bagi
para pelaksana program agar mereka mendukung dan bekerja secara total dalam melaksanakan
kebijakan/program.

d. Struktur Birokrasi
Membahas badan pelaksana suatu kebijakan, tidak dapat dilepaskan dari struktur birokrasi.
Struktur birokrasi adalah karakteristik, norma-norma, dan pola-pola hubungan yang terjadi
berulang-ulang dalam badan-badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial maupun
nyata dengan apa yang mereka miliki dalam menjalankan kebijakan.

B. Model Implementasi kebijakan Van dan Van Meter

“Implementasi kebijakan public berjalan secara linear dari kebijakan public”

Van Horn dan Van Meter menunjukkan beberapa unsur yang mungkin berpengaruh terhadap
suatu organisasi dalam implementasi kebijakan, yaitu:

1. Kompetensi dan ukuran staf suatu badan;

2. Tingkat pengawasan hirarkhis terhadap keputusan-keputusan sub unit dan proses-proses dalam
badan pelaksana;

3. Sumber-sumber politik suatu organisasi (misalnya dukungan di antara anggota legislatif dan
eksekutif);

. Vitalitas suatu organisasi;

5. Tingkat komunikasi “terbuka”, yaitu jaringan kerja komunikasi horizontal maupun vertikal
secara bebas serta tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan
individu-individu di luar organisasi;

6. Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan pembuat keputusan atau pelaksana
keputusan.

Bila sumberdaya cukup untuk melaksanakan suatu kebijakan dan para implementor
mengetahui apa yang harus dilakukan , implementasi masih gagal apabila struktur birokrasi yang
ada menghalangi koordinasi yang diperlukan dalam melaksanakan kebijakan. Kebijakan yang
komplek membutuhkan kerjasama banyak orang, serta pemborosan sumberdaya akan
mempengaruhi hasil implementasi. Perubahan yang dilakukan tentunya akan mempengaruhi
individu dan secara umum akan mempengaruhi sistem dalam birokrasi

C. Model Grindle

Menurut Grindle (1980) “ Implementasi kebijakan ditentukan oleh isi dari kebijakan dan
konteks implementasi nya.”

Ide utama dari model ini adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, barulah
implementasi kebijakan dilakukan dan tingkat keberhasilannya ditentukan derajat
implementability dari kebijakan tersebut.

Isi kebijakan mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan.


b. Jenis manfaat yang dihasilkan.
c. Derajat perubahan yang di inginkan.
d. Kedudukan dan pelaksanaan program.
e. Sumber daya yang di kerahkan.

Sementara itu konteks implementasinya adalah:

a. Kekuasaan, kepentingan, dan strategi actor yang terlibat.


b. Karakteristik lembaga dan penguasa serta kepatuhan dan daya tanggap.

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan

Dalam proses implementasi sebuah kebijakan, para ahli mengidentifikasi berbagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi sebuah kebijakan. Dari kumpulan faktor tersebut bisa
kita tarik benang merah faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan publik.
Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Isi atau content kebijakan tersebut. Kebijakan yang baik dari sisi content setidaknya
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: jelas, tidak distorsif, didukung oleh dasar teori yang teruji,
mudah dikomunikasikan ke kelompok target, didukung oleh sumberdaya baik manusia maupun
finansial yang baik.

Implementator dan kelompok target. Pelaksanaan implementasi kebijakan


tergantung pada badan pelaksana kebijakan (implementator) dan kelompok
target (target groups). Implementator harus mempunyai kapabilitas,
kompetensi, komitmen dan konsistensi untuk melaksanakan sebuah
kebijakan sesuai dengan arahan dari penentu kebijakan (policy makers),
selain itu, kelompok target yang terdidik dan relatif homogen akan lebih
mudah menerima sebuah kebijakan daripada kelompok yang tertutup,
tradisional dan heterogen. Lebih lanjut, kelompok

2. target yang merupakan bagian besar dari populasi juga akan lebih mempersulit keberhasilan
implementasi kebijakan.
3. Lingkungan. Keadaan sosial-ekonomi, politik, dukungan publik maupun kultur populasi
tempat sebuah kebijakan diimplementasikan juga akan mempengaruhi keberhasilan kebijakan
publik. Kondisi sosial-ekonomi sebuah masyarakat yang maju, sistem politik yang stabil dan
demokratis, dukungan baik dari konstituen maupun elit penguasa, dan budaya keseharian
masyarakat yang mendukung akan mempermudah implementasi sebuah kebijakan.

PENGERTIAN ANALISIKEBIJAKAN

Analisis kebijakan adalah suatu teknik yang digunakan dalam administrasi publik untuk
memeriksa dan mengevaluasi pegawai dalam mencapai tujuan. Hal ini telah didefinisikan
sebagai proses "menentukan berbagai kebijakan dalam mencapai suatu tujuan."[1] analisis
Kebijakan dapat dibagi[oleh siapa?] menjadi dua bidang utama:[2]

1. Analisis kebijakan yang ada, suatu analisis deskriptif yaitu, bagaimana menjelaskan
kebijakan dan perkembangannya.
2. Analisis untuk kebijakan baru, yang bersifat preskriptif yaitu, suatu analisis yang
melibatkan perumusan kebijakan dan proposal (misalnya: memperbaiki kesejahteraan
sosial)
Bidang minat dan tujuan analisis menentukan apa jenis analisis yang dilakukan. suatu kombinasi
dari dua jenis kebijakan analisis secara bersama-sama dengan evaluasi program akan
didefinisikan sebagai studi kebijakan.[3] analisis Kebijakan adalah sering digunakan[oleh siapa?] di
sektor publik, tetapi juga berlaku untuk jenis lain dalam suatu organisasi, seperti organisasi
nirlaba dan organisasi non-pemerintah. Analisis kebijakan memiliki akar dalam analisis sistem,
pendekatan yang digunakan oleh Amerika Serikat Menteri Pertahanan Robert McNamara[4] pada
tahun 1960-an.

Model Analisis Kebijakan

Dalam mengkritisi kebijakan, terdapat dua pendekatan yaitu: (1) Analisis proses kebijakan
(analysis of policy process), dimana dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas proses
perumusan, penentuan agenda, pengambilan keputusan, adopsi, implementasi dan evaluasi dalam
proses kebijakan. Jika dilihat dari item analisisnya, pendekatan ini lebih melihat kandungan
(content) sebuah proses kebijakan. (2) Analisis dalam dan untuk proses kebijakan (analysis in
and for policy process), dimana dalam pendekatan ini, analisis dilakukan atas teknik analisis,
riset, advokasi dalam sebuah proses kebijakan. Nampaknya, pendekatan ini cenderung melihat
prosedur proses kebijakan. Hasil analisis kebijakan adalah informasi yang relevan bagi pihak-
pihak yang akan melaksanakan kebijakan. Analisis bisa dilakukan pada semua tahap proses
kebijakan. Pada tahap agenda setting, analisis dilakukan untuk mengidentifikasi masalah publik
dan memobilisasi dukungan agar masalah publik tersebut menjadi kebijakan publik. Hasil
analisis tahap ini adalah daftar masalah publik yang menjadi agenda pemerintah. Analisis pada
tahap selanjutnya dilakukan untuk menemukan alternatif kebijakan publik dengan menentukan
tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Hasil analisis tahap ini adalah pernyataan kebijakan
(policy statement) yang biasanya berupa peraturan perundangan. Analisis pada tahap selanjutnya
mencakup interpretasi dan sosialisasi kebijakan, merencanakan serta menyusun kegiatan
implementasi kebijakan. Hasil analisis pada tahap ini adalah aksi kebijakan (policy action).
Analisis berikutnya adalah evaluasi implementasi kebijakan dengan memperhatikan tingkat
kinerja dan dampak sebuah implementasi kebijakan. Hasil analisisnya berupa informasi kinerja
yang akan menjadi dasar tindakan apakah kebijakan tersebut akan diteruskan atau sebaliknya.
Kegagalan sebuah kebijakan publik disebabkan oleh beberapa kesalahan antara lain kesalahan
dalam perumusan masalah publik menjadi masalah kebijakan, kesalahan dalam formulasi
alternatif kebijakan, kesalahan dalam implementasi atau kesalahan dalam evaluasi kebijakan.
Oleh karena itu analisis kebijakan dalam tiap tahap merupakan satu hal yang krusial untuk
mencegah kegagalan sebuah kebijakan.

Model Implementasi Kebijakan, Keberhasilan Implementasi

1.Program dirancang dengan landasan yang jelas, dengan kelompok sasaran, perubahan perilaku,
dan tujuan yang jelas.
2.Pendukung kebijakan memuat arahan dan struktur organisasi yang tepat sehingga
memaksimalkan proses pelaksanaan.
3.Pemimpin lembaga punya keterampilan manajerial dan politik yang memadai.
4.Program didukung oleh kelompok konstituen yang terorganisasi dengan dukungan legislatif
yang kuat.
5.Prioritas kebijakan tidak diganggu oleh konflik diantara perumus kebijakan dan perubahan
kondisi sosial-ekonomi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Model dalam kebijakan merupakan artenativ pilihan dalam menentukan kebijakan apa yang
paling tepat yang akan di putuskan dan dilaksanakan.

Ketika suatu kebijakan diputuskan maka seluruh komonen harus saling kerja sama membantu
dan meranalisikannya,pilihan salah satu model kebijakan, merupakan suatu upaya untuk arah
kedepan nya yang lebih baik, orientasi kebijakan tidak hanyan menyenangkan dan merumuskan
satu golongan tertentu saja melain kan bersifst unversal dan menyeluruh.
Daftar Pustaka

Ndut_ozy@yahoo.co.id

http://Organisasi.org.

http://www.wikipedia.com/Kebijakan.

http://e-course.usu.ac.id/content/Implementasi/manajemen0/textbook.pdf

http://elearning.unej.ac..id/courses/penempatan_tenaga_kerja/text.1.

http://www.fe.unpad.ac..id/elearning_fe/dosen/ernie/pengantar_/20manajemen/b

ersepuluh.ppt

http://upb.ac.id/download/proposal.pdf.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai