KELAS 1 A
KELOMPOK 9
DISUSUN OLEH :
HEXA DEWANTHY (221030590154)
INDAH GITA CAHYANI (221030590152)
NAFISA AULIA PUTERI (221030590126)
SABITA ULANDARI (221030590122)
SITI NASYA KAMILA (221030590144)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dasar kebijakan
kesehatan mengenai, Model dalam Implementasi Kebijakan. Adapun tujuan
dibuatnya makalah ini ialah, untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar kebijakan
kesehatan di tempat kami belajar.
Berkat kemauan, kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada,
1. Allah SWT dan Kedua orang tua kami atas semua dukungan yang diberikan.
2. Dr. (HC) Darsono, selaku Ketua yayasan Widya Dharma Husada.
3. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua STIKes Widya Dharma
Husada.
4. Ibu Frida Kasumawati, S.Km, M.Kes., selaku Kepala Program studi Kesehatan
Masyarakat.
5. Ibu Tri Okta, S.Km, M.Kes., selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Dasar
Kebijakan Kesehatan.
Tak lepas dari kesempurnaan, kami menyadari kekurangan kami dalam
menyusun makalah ini, maka dari itu segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami harapkan untuk memperbaiki susunan makalah ini. Kami juga
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar dapat memahami
lebih dalam mengenai berbagai model yang terdapat dalam implementasi
kebijakan.
Hormat kami,
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya. Menurut Winarno (2012), suatu
program kebijakan harus diimplementasikan agar memiliki dampak atau
tujuan yang diinginkan.
Implementasi kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku badan-
badan administrasi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program
dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran. Melainkan,
menyangkut pada jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial
yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku
dari semua pihak yang terlibat. Pada akhirnya berpengaruh pada
dampak/hasil, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Penyimpangan dalam mengimplementasikan kebijakan yang telah
dirumuskan sering kali terjadi. Oleh karena itu, dalam
mengimplementasikan kebijakan diperlukannya adanya model yang dapat
digunakan sebagai acuan ataupun pedoman dalam mengimplementasikan
kebijakan, agar pada saat pelaksanaannya kebijakan tersebut tidak akan
menyimpang dari apa yang sebelummya telah dirumuskan.
Adapun berbagai jenis model dalam pengimplentasian kebijakan
dikelompokan menjadi dua yaitu melalui pendekatan Top-Down dan
Bottom-up yang selanjutnya akan kami bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini ialah,
1. Apa saja model yang terdapat dalam implementasi kebijakan yang
berorientasi pada pendekatan Top-down dan Bottom-up?
2. Apa saja contoh implementasi dari berbagai model dalam implementasi
kebijakan yang berorientasi pada pendekatan Top-down dan Bottom-Up?
3. Apa saja determinan implementasi kebijakan?
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini ialah,
1. Agar mahasiswa mengetahui berbagai jenis model yang terdapat dalam
implementasi kebijakan (Berorientasi pada pendekatan Top-down dan
Bottom-up).
2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan contoh implementasi dari berbagai
model dalam implementasi kebijakan yang berorientasi pada pendekatan
Top-down dan Bottom-up.
3. Agar mahasiswa mengatahui dan memahami berbagai determinan dalam
implementasi kebijakan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
e. Model Smith
Model ini dikemukakan oleh Smith dalam buku Paradigma
Kritis dalam Studi Kebijakan Publik (2003:90). Model ini
memandang implementasi sebagai alur yang melihat proses
kebijakan dari perspektif perubahan sosial politik, dimana kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengadakan
perbaikan/perubahan dalam masyarakat sebagai kelompok sasaran.
Smith menyatakan terdapat 4 variable yang perlu diperhatikan
dalam proses implementasi kebijakan, diantaranya idealized policy
(pola interaksi), Target group (sasaran), Implementing organization
(badan pelaksana/birokrasi), serta environmental factor (faktor
lingkungan).
7
Top-Down Bottom-Up
Fokus Awal Kebijakan pemerintah Jaringan implementasi
pusat pada level paling bawah
Identifikasi aktor Dari pusat (atas) Dari bawah, yaitu para
utama yang dilanjutkan kebawah implementor pada level
terlibat dalam sebagai kensekuensi lokal keatas
proses implementasi
Kriteria Evaluasi Berfokus pada Kurang begitu jelas, apa
pencapaian tujuan formal saja yang dianggap
yang dinyatakan dalam peneliti penting dan
dokumen kebijakan punya relevansi dengan
kebijakan
Fokus secara Bagaimana mekanisme Interaksi strategi antar
keseluruhan implementasi bekerja berbagai aktor yang
untuk mencapai tujuan terlibat dalam
kebijakan implementasi
e. Model Smith
Dilaksanakannya kegiatan pemantauan status gizi balita, ibu hamil
dan WUS, sebagai upaya tindak lanjut dari Peraturan Presiden nomor
72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, dengan
memperhatikan pola interaksi masyarakat, kelompok sasaran, badan
pelaksana serta lingkungan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terdapat empat jenis model yang terdapat dalam teori pendekatan top-down
diantaranya ialah model teori Edwards III, model Van Meter dan Van Horn,
Model A Framework For Policy Implementation Analysist, serta model
Grindle. Adapun dalam teori pendekatan Bottom-Up terdapat lima jenis
model yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengimplementasian
kebijakan diantaranya ialah, model manajemen sistem-sistem, model
perkembangan Organisasi, model proses birokrasi, model konflik tawar-
menawar, serta model Smith.
2. Salah satu contoh dari model teori top-down ialah model Of The Policy
Implementation yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn seperti,
dilaksanakannya program upaya pecegahan narkoba pada remaja dengan
memperhatikan faktor ukuran dan tujuan dari kebijakan tersebut, sumber
daya yang tersedia, karakteristik agen pelaksana, sikap dan kecenderungan
para pelaksana, serta komunikasi antar organisasi antar lingkungan sosial,
ekonomi dan politik. Sedangkan contoh implementasi dari model teori
Bottom-up (Smith) ialah, dilaksanakannya kegiatan pemantauan status gizi
balita, ibu hamil dan WUS, sebagai upaya tindak lanjut dari Peraturan
Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting,
dengan memperhatikan pola interaksi masyarakat, kelompok sasaran, badan
pelaksana serta lingkungan.
3. Adapun determinan dalam mengimplementasikan kebijakan menurut model
Grindle ialah, Isi dari sebuah kebijakan (content of policy) serta Lingkungan
implementasi (context of implementation). Sedangkan menurut model
Smith ialah, idealized policy (pola interaksi), Target group (sasaran),
Implementing organization (badan pelaksana/birokrasi), serta environmental
factor (faktor lingkungan).
DAFTAR PUSTAKA