KAJIAN PUSTAKA
Government Do, Why They Do It, What Difference It Makes, Dye dengan
tegas mengatakan bahwa kebijakan publik adalah studi tentang “apa yang
tersebut dan apa akibat dari tindakan tersebut? 2 Kemudian Parsons dalam
Winarno mengatakan bahwa pendapat Dye ini selaras dengan apa yang
1
Thomas R. Dye dalam Budi Winarno, Kebijakan Publik Era Globalisasi: Teori, Proses,
dan studi Kasus Komparatif, (Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing
services, 2016), hlm. 21.
2
Ibid.
3
Ibid.
12
13
4
Ibid., hlm. 37.
5
William Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press), hlm. 22-29.
14
dikaji dalam dua pertanyaan yaitu: keadaan apa yang dibutuhkan agar
1. Komunikasi
Terdapat tiga hal yang menjadi acuan dalam komunikasi, yakni:
a. Transmisi, yaitu penyaluran atau penyampaian informasi
diantara sesama pelaksana-pelaksana sehingga proses
implementasi dapat berjalan dengan baik. Hambatan yang ada
dalam proses transmisi komunikasi ini antara lain adanya
perbedaan pendapat antara pelaksana kebijakan dengan
keinginan pembuat kebijakan yang akhirnya membuat distorsi
dalam pelaksanaan kebijakan. Yang kedua, struktur hirarki
yang panjang dan tidak tersedianya saluran komunikasi antara
6
Edwards III dalam Budi Winarno, Kebijakan Publik Era Globalisasi: Teori, Proses, dan studi Kasus
Komparatif, ( Yoggyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing services, 2016), hlm. 192.
7
Ibid, hlm 175.
15
Namun tidak semua ahli setuju dengan anggapan yang demikian. Hal ini
jalankan dengan benar atau sebaliknya dan jika sebaliknya apa yang
11
Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori, Proses dan Studi Kasus, (Yogyakarta: CAPS,
, 2012), hlm. 192.
12
Said Zainal Abidin, Kebijakan Publik, ( Jakarta.Salemba Humanika, 2012), hlm.165
13
Op.cit, hlm. 611.
18
1. Efektifitas (effectiveness)
Berkenaan bagaimana alternatif mencapai hasil (akibat) yang
diharapkan, atau mencari tujuan dari diadakannya tindakan.
Efektifitas,yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas
teknis.
2. Efisiensi (efificiency)
Berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk
mengahasilkan tingkat efektifitas tertentu
3. Kecukupan (adequacy)
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas
memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang akan
menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan
pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dengan hasil
yang diharapkan
4. Pemerataan (equity)
Berkenaan dengan bagaimana biaya dan manfaat didistribusikan
secara merata kepada kelompok-kelompok tertentu
5. Responsivitas (responsiveness)
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat
memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok
masyarakat tertentu. Secara lebih aktual dari kelompok yang
semestinya diuntungkan dari kebijakan yang dibuat
6. Ketepatan(appropriateness)
Berkenaan dengan rasionalitas substantif atau apakah hasil yang
diinginkan berguna atau bernilai.
Tabel 2.1
Model Evaluasi
atau bernilai?
Sumber: Dunn,2013.
yang optimal.
wilayah provinsi;
kota;
14
http://www.penataanruang.com/perencanaan-tata-ruang-wilayah-kota.html , diakses pada 5
November 2019.
21
wilayah kota;
antarsektor;
15
https://www.ajarekonomi.com/2016/06/pembangunan-wilayah-perkotaan-urban.html,
diakses pada tanggan 4 November 2019.
22
fungsi pokoknya.
resources).
kesejahteraan masyarakat.
23
pembangunan perkotaan.
perekonomian.
target pembangunan.
masyarakatnya.
1. Pengorganisasian
Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam
mengoperasikan program sehingga tenaga pelaksana dapat
16
Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2008) ,Hlm. 5.
17
Arif Rohman, Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan (Yogyakarta : Laksbang Mediatama, 2009). Hlm.
101
18
Siti Erna Latifi Suryana, “Implementasi Kebijakan tentang Pengujian Kendaraan Bermotor di Kab Aceh
Tamiang”, Tesis, Studi Pembangunan Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara , 2009) Hlm. 28.
25
diungkapkan oleh David C. Korten dalam Akib dan Tarigan 19. Model ini
Gambar 2.1
Model Kesesuaian Implementasi Program
PROGRAM
Output Tugas
Kebutuhan Kompetensi
PEMANFAAT ORGANISASI
Tuntutan Putusan
19
Haedar Akib dan Antonius Tarigan, Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan : Perspektif, Model dan Kriteria
Pengukurannya, (Jurnal, 2000) , Hlm. 12.
26
100% akses air minum, 0% luas kawasan kumuh perkotaan dan 100%
100 ini.
persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100
20
Kementerian Pekerjaan Umum Ditjen Cipta Karya, Sekilas Informasi Program Tanpa Kumuh (KOTAKU),
(Jakarta : Satja Pengembangan Kawasan Permukiman), Hlm. 2-3
28
kumuh dari segi tampak fisik saja, tapi meliputi berbagai aspek penting
permukiman perkotaan;
dilaksanakan, baik oleh masyarakat atau oleh pihak lain, yang memiliki
daerah pada 27 April 2016 bertempat di Jakarta. BKM akan menjadi faktor
Program KOTAK berasal dari pinjaman luar negeri lembaga donor, yaitu
diharapkan.
1. Bangunan gedung;
tata ruang;
bahan bangunan.
2. Jalan lingkungan;
kesehatan.
4. Drainase lingkungan;
b. Menimbulkan bau;
berlaku;
6. Pengelolaan persampahan;
persampahan;
7. Pengamanan kebakaran.
memadai;
adalah :
21
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 tahun 2016 tentang Peningkatan
terhadap Kualitas Perumahan kumuh dan permukiman kumuh, Pasal 4 ayat (2).
33
Inovator.
pihak swasta.
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
perdesaan.
22
Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
35
permukiman kumuh.
BAB III Pasal 5 ayat (1) dan (2) menerangkan bahwa Negara
dilaksanakan oleh (a) Menteri pada tingkat nasional; (b) gubernur pada
23
Ibid., Pasal 1 ayat (13)
24
Ibid., Bab III Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
25
Ibid., Bab III Pasal 7 ayat (i)
36
dan penerima hasil saja. Masyarakat pun turut dilibatkan dalam upaya
a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
26
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1.
37
dan Sosial. 27
dan Negara.
nasional. 28
alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung,
dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan,
layak dan asri bagi masyarakat yang bermukim maupun yang berkunjung.
29
Kementerian Perencanaan Pembanguna Nasional/ Badan Perencanaan Pembanguna Nasional, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 : Buku I Agenda Pembangunan Nasinal, 2014.
30
Ibid., hlm 6-9.
39
Kumuh
pelaksanan. Hal serupa juga berlaku pada program yang tengah dibahas
aturan tersebut sesuai yang tertuang dalam pasal 2 ayat (2) adalah
c. Pola-pola penanganan
d. Pengelolaan
40
31
e. Pola kemitraan, peran masyaralat, dan kearifan lokal
a. Bangunan gedung;
b. Jalan lingkungan;
d. Drainase lingkungan
f. Pengelolaan persampahan
g. Proteksi kebakaran. 32
31
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016 tentang Peningkatan
Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, Pasal 3.
32
Ibid., Pasal (4).
41
Tabel. 2.2
Perbandingan Penelitian Sebelumnya
sumatif.
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
Hasil
3. Disposisi
4. Struktur Evaluasi Kota Tanpa Kebijakan
Birokrasi Kumuh (KOTAKU)
menurut teori Wiliam N
Dunn
1. Efektivitas
2. Perataan
3. Efisiensi
4. Kecukupan
5. Responsivitas
6. Ketepatan