DIMENSI KEBIJAKAN
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Dimensi
Kebijakan”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I..............................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
BAB II............................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Definisi Kebijakan..............................................................................
B. Tahap-tahap Kebijakan.......................................................................
C. Analisis Kebijakan..............................................................................
D. Implementasi Kebijakan.....................................................................
E. Monitoring dan Evaluasi.....................................................................
F. Isu-isu Penting Mengenai Kebijakan..................................................
BAB II...........................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebijakan
2
Kebijakan merupakan alat hukum administrasi dimana berbagai aktor,
organisasi, prosedur, dan teknik bekerja sama untuk menjalankan seluruh
aktivitas guna meraih tujuan yang diinginkan. Implementasi dapat dipahami
sebagai proses, output maupun sebagai hasil. Kebijakan publik erat hubungannya
dengan administrasi pemerintahan. Kebijakan publik pada dasarnya merupakan
keputusan lembaga atau pejabat pemerintahan yang bertujuan mengatur kehidupan
publik baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan cara memilih suatu
cara bertindak maupun dengan cara tidak memilih tindakan apapun (no action
policy) untuk menciptakan ketertiban dan kesejahteraan masyarakat luas. Maka
kebijakan publik merupakan salah satu aspek penting yang ada dalam praktek
kehidupan bernegara.
B. Tahap-tahap Kebijakan
3
yang terbaik. Dibuat banyak alternatif untuk penyelesaian masalah. Masing-
masing alternatif bersaing untuk dipilih. Setiap aktor kebijakan akan bersaing
untuk menentukan alternatif. Informasi mengenai kondisi-kondisi yang
menimbulkan masalah.
4. Implementasi Kebijakan
Pada tahap ini alternatif kebijakan yang telah ditetapkan tadi dilaksanakan
oleh unit-unit administratif dengan memobilisasi berbagai sumber daya. Bisa
terjadi implementasi kebijakan ini memperoleh atau tidak memperoleh
dukungan dari para pelaksana. Informasi konsekuensi sekarang dan masa lalu
diterapkannya alternatif kebijakan termasuk kendala-kendalanya.
5. Evaluasi Kebijakan
Kebijakan yang telah diimplementasikan kemudian dinilai untuk melihat
sejauh mana atau tingkat keberhasilan kebijakan yang dibuat telah mampu
memecahkan masalah untuk meraih dampak yang diinginkan. Perlu
ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk
menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.
Informasi mengenai kinerja atau hasil dari kebijakan.
6. Tindak Lanjut Kebijakan
Tindak lanjut ini adalah tahap dimana melakukan langkah selanjutnya
(tentang penyelesaian perkara, perbuatan, dan sebagainya) dari kinerja atau
hasil dari kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui seberapa
baik respon dari kebijkana yang telah dikeluarkan dan ketika terdapat
masalah maka kembali ke tahap pertama yaitu identifikasi masalah.
C. Analisis Kebijakan
Kebijakan publik mengacu pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang
bagaimana menjalankan masyarakat secara umum. Cakupan kebijakan publik
sangat besar dan mencakup segala sesuatu mulai dari pajak hingga pendidikan,
regulasi industri, perawatan kesehatan, hiburan, dll.
4
Pembuat kebijakan memainkan peran penting dalam menjalankan negara karena
mereka menetapkan kebijakan yang mengatur bagaimana masyarakat harus
dijalankan dan dengan cara apa ia akan berfungsi. Kebijakan-kebijakan inilah
yang menjadi dasar kebijakan publik dan implementasinya, oleh karena itu
pentingnya analisis kebijakan publik.
Ada dua bentuk analisis kebijakan publik. Salah satunya dikenal sebagai teori
ekonomi dan yang lainnya dikenal sebagai teori ilmu sosial. Dalam teori ekonomi,
kebijakan publik dianalisis berdasarkan efek yang ditimbulkannya terhadap
perekonomian secara keseluruhan. Di sisi lain, dalam teori ilmu sosial, para
analis melihat efek jangka panjang dari kebijakan publik dalam hal pengaruhnya
terhadap masyarakat secara keseluruhan. Perbedaan utama antara keduanya
adalah bahwa dalam analisis ekonomi, efek jangka panjang dari kebijakan
dipertimbangkan dan mereka melihat efek kebijakan tersebut pada orang
kebanyakan. Sedangkan dalam analisis ilmu sosial, para analis lebih fokus pada
masyarakat secara totalitas dan mencoba menganalisis kebijakan publik dari
sudut pandang makro. Pertanyaan “apa yang dimaksud dengan analisis kebijakan
publik?” memiliki banyak jawaban dan penting bagi orang-orang untuk memiliki
gagasan tentangnya. Berkali-kali para analis mencoba menjawab pertanyaan ini
dari perspektif yang berbeda. Misalnya, beberapa orang fokus pada aspek
distribusi kebijakan sementara beberapa orang mempelajari dampak kebijakan
pada kelompok tertentu.
5
Aspek lain dari pertanyaan “apa arti dari analisis kebijakan publik?” berkaitan
dengan konsep pemerataan. Kesetaraan mengacu pada kenyataan bahwa semua
warga negara memiliki hak yang sama. Ketika kebijakan publik berjalan salah,
beberapa kelompok lebih disukai daripada kelompok lain dan kebijakan publik,
dengan demikian, mendukung kelompok-kelompok ini.
Pemerataan juga mengacu pada fakta bahwa semua warga negara diuntungkan
melalui kebijakan tersebut. Aspek penting lainnya dari pertanyaan “apa arti dari
analisis kebijakan publik?” berkaitan dengan konsep keadilan distributif.
Diyakini bahwa semua orang diuntungkan oleh distribusi kekayaan. Distribusi ini
didasarkan pada ekuitas, kesempatan untuk berpartisipasi, ukuran kekayaan dan
faktor-faktor serupa lainnya.
D. Implementasi Kebijakan
6
formator, implementor, inisiator, dan waktu (Sabatier, 1986: 21-48). Penekanan
utama kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri, kemudian hasil yang
dicapai dan dilaksanakan oleh implementor dalam kurun waktu tertentu.
Implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan
realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah Ini sesuai dengan pandangan Van
Meter dan van Horn (Grindle, 1980). Alasan mengapa implementasi kebijakan
diperlukan mengacu pada pandangan para pakar bahwa setiap kebijakan yang
telah dibuat harus diimplementasikan. Oleh karena itu, implementasi kebijakan
diperlukan karena berbagai alasan atau perspektif.
7
Isu generik yang sering dipersoalkan berkenaan dengan etika dalam kebijakan
publik. Semua tahapan proses pembuatan keputusan cenderung berhubungan
dengan masalah etika. Contohnya: Etika Pejabat Publik dan Soliditas
Kebijakan dalam Pandemi COVID-19 fenomena ini dari mulai awal sampai
akhir kemarin. Pemberian bantuan di masa pandemi ini apapun bentuknya
tidak boleh memasang foto pejabat-pejabat, karena hal tersebut tidak etis dan
kurang baik.
2. Isu Reformasi Kebijakan Publik
Muncul ajakan untuk menerapkan reformasi dalam proses kebijakan publik
baik menyangkut doktrin Reinventing Government/NPM maupun New Public
Service (NPS). Seperti pemerintah yang bersifat katalitik, memberdayakan
masyarakat, mendorong semangat kompetisi, berorientasi pada misi,
mementingkan hasil dan bukan cara, mengutamakan kepentingan pelanggan,
berjiwa wirausaha, selalu berupaya dalam mencegah masalah atau bersikap
antisipatif, cenderung sentralistis, dan berorientasi pada pasar. Kehadiran
prinsip-prinsip ini membawa implikasi bahwa kebijakan-kebijakan publik di
masa mendatang. Contohnya: The New Normal dan Akselerasi Reformasi
Birokrasi fenomena ini Ada hikmah dibalik pandemic Covid-19 yang melanda
dunia dan Indonesia, utamanya dalam mendorong percepatan reformasi
birokrasi di Indonesia, pemberlakuan sistem work from home bagi ASN
menandakan babak baru shifting cara kerja atau memasuki situasi yang “tidak
normal” dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
3. Isu Partisipasi Dalam Kebijakan Publik
Partisipasi sangat diperlukan dalam rangka demokrasi, bahkan beberapa
dekade lalu Berelson (Ventris, 2001) pernah mengatakan bahwa partisipasi
adalah syarat mutlak untuk suatu kehidupan demokrasi. Untuk Indonesia
yang sudah menerima ideologi demokrasi bahkan telah mendapatkan
penghargaan demokrasi dan pengakuan dunia internasional, maka partisipasi
mau tidak mau harus diterima dan dipraktekkan dalam sistem politik.
Contohnya: Penolakan kenaikan BBM. Sejumlah kelompok kepentingan
seperti Mahasiswa yang berpartisipasi dalam menolaknya kebijakan kenaikan
harga BBM dengan melakukan aksi demokrasi.
4. Isu Kepalsuan Kebijakan
8
Isu terakhir yang kurang diperhatikan dan barangkali perlu terus
dipertimbangkan di masa mendatang adalah menghitung kerugian atau
ketidak bergunaan dari kebijakan-kebijakan yang ada. Contohnya: ASN
dilarang naik ojek pada masa new normal atau kenormalan baru. Tak hanya
itu, ojek juga dikabarkan dilarang beroperasi. Meski sekarang telah direvisi
isu ini mampu dijadikan sebagai contoh kepalsuan kebijakan karena
ketidakbergunaan kebijakan mampu merugikan banyak orang sehingga
disebut isu kepalsuan.
BAB II
PENUTUP
9
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Kebijakan:
http://eprints.ums.ac.id/38223/2/BAB%20I.pdf
Kebijakan:
https://digilib.uinsby.ac.id/13038/4/Bab%201.pdf
Kebijakan Publik:
https://repository.penerbitwidina.com/publications/357758/kebijakan-
publik
Identifikasi Masalah:
https://raharja.ac.id/2020/10/16/identifikasi-masalah/
Kebijakan Masalah:
https://repository.unimal.ac.id/3595/2/Media%20Powe
https://adminpublik.uma.ac.id/2021/09/30/apa-pengertian-analisis-
kebijakan-publik/r%20Poin%20Pertemuan%201-14%20kebijakan.pdf
Monitoring and Evaluation of Policy Research:
https://trainingadvokasi.smeru.or.id/cso/file/70.pdf
Isu Etika Kebijakan:
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/5/1/1377/etika-
pejabat-publik-dan-soliditas-kebijakan-dalam-pandemi-covid-19.html
Isu Reformasi Kebijakan:
https://www.setneg.go.id/baca/index/the_ne
https://bisnis.tempo.co/read/1348504/tanggapi-protes-ojek-online-aturan-
new-normal-asn-direvisiw_normal_dan_akselerasi_reformasi_birokrasi
Implementasi Kebijakan:
https://ojs.unm.ac.id/iap/article/view/289/6
Isu Kepalsuan Kebijakan:
https://bisnis.tempo.co/read/1348504/tanggapi-protes-ojek-online-aturan-
new-normal-asn-direvisi
Isu Partisispasi Kebijakan:
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/13/21092621/demo-tolak-
kenaikan-harga-bbm-berakhir-mahasiswa-hingga-buruh-tinggalkan?page=all
11