Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

PENGANTAR ILMU ADMINISTRASI


Dosen Pengampu : Asmarianti S.SOS.,M.SI

DIMENSI KEBIJAKAN

DISUSUN OLEH :

1. ASTY FAIQAH (S022022012)


2. NABILA AMIRUDDIN (S022022013)
3. M HILAL MULIA DJAMIL (S022022001)
4. FEBRY AZFAIQAH ARDHANA (S022022024)

PRODI ADMINISTRASI BISNIS SEKTOR PUBLIK TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan  kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Dimensi
Kebijakan”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Makassar, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I..............................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
BAB II............................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Definisi Kebijakan..............................................................................
B. Tahap-tahap Kebijakan.......................................................................
C. Analisis Kebijakan..............................................................................
D. Implementasi Kebijakan.....................................................................
E. Monitoring dan Evaluasi.....................................................................
F. Isu-isu Penting Mengenai Kebijakan..................................................
BAB II...........................................................................................................
PENUTUP.....................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebijakan merupakan masalah pilihan. Setiap kebijakan mengandung


konsekuensi tertentu. Masalahnya, apakah semua pihak menyadari apa
konsekuensi kebijakan tersebut, apakah kebijakan yang dibuat tersebut
merugikan salah satu pihak ataukah tidak. Dalam kebijakan perlu adanya
implementasi. Tanpa implementasi maka kebijakan-kebijakan hanya akan
sekedar merupakan rencana indah yang tidak akan terwujud. Proses untuk
melaksanakan kebijakan pemerintah perlu mendapatkan perhatian yang seksama
karena banyak hambatan dalam pelaksanaannya. Proses kebijakan merupakan
proses dinamis, banyak faktor yang mempengaruhinya. Kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dan memperoleh legitimasi dari lembaga legislatif
telah memungkinkan birokrasi untuk bertindak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa proses implementasi kebijakan menyangkut prilaku badan-badan
administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program, yang akan
mempengaruhi dampak baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan.
Oleh karena itu diperlukan adanya sistem kerja yang baik agar kebijakan itu
dapat dilaksanakan sesuai harapan. Faktor yang menyebabkan masyarakat tidak
mematuhi suatu kebijakan publik, yaitu : pertama, adanya konsep ketidak
patuhan selektif terhadap hukum, dimana terdapat beberapa peraturan
perundang-undangan atau kebijakan publik yang bersifat kurang mengikat
individu-individu. Kedua, karena masyarakat mempunyai gagasan atau
pemikiran yang bertentangan dengan peraturan hukum dan keinginan
pemerintah. Ketiga, adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat
diantaranya masyarakat yang mencenderungkan orang bertindak dengan menipu
atau dengan jalan melawan hukum. Keempat, adanya ketidakpastian hukum atau
ketidakjelasan “ukuran” kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu sama
lain, yang dapat menjadi sumber ketidak patuhan orang pada kebijakan publik.
Kelima, apabila suatu kebijakan bertentangan dengan sistem nilai yang dianut
masyarakat secara luas atau kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Kebijakan?


2. Apa saja tahap-tahap kebijakan?
3. Apa itu analisis kebijakan?
4. Apa itu implementasi kebijakan?
5. Bagaimana monitoring dan evaluasi dalam kebijakan?
6. Bagaimana contoh isu-isu penting mengenai kebijakan?

C. Tujuan

1. Mampu mengetahui definisi kebijakan.


2. Mampu mengetahui ada berapa dan apa saja tahap-tahap kebijakan.
3. Mampu mengetahui apa itu analisis kebijakan.
4. Mampu mengetahui apa itu implementasi kebijakan.
5. Mengenal bagaimana dan apa itu monitoring dan evaluasi dalam kebijakan.
6. Mampu mengetahui contoh-contoh isu penting mengenai kebijakan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kebijakan

2
Kebijakan merupakan alat hukum administrasi dimana berbagai aktor,
organisasi, prosedur, dan teknik bekerja sama untuk menjalankan seluruh
aktivitas guna meraih tujuan yang diinginkan. Implementasi dapat dipahami
sebagai proses, output maupun sebagai hasil. Kebijakan publik erat hubungannya
dengan administrasi pemerintahan. Kebijakan publik pada dasarnya merupakan
keputusan lembaga atau pejabat pemerintahan yang bertujuan mengatur kehidupan
publik baik secara langsung maupun tidak langsung, baik dengan cara memilih suatu
cara bertindak maupun dengan cara tidak memilih tindakan apapun (no action
policy) untuk menciptakan ketertiban dan kesejahteraan masyarakat luas. Maka
kebijakan publik merupakan salah satu aspek penting yang ada dalam praktek
kehidupan bernegara. 

B. Tahap-tahap Kebijakan

Terdapat 6 tahap dalam kebijakan tahapan ini senantiasa berulang hingga


menjadi sebuah siklus, yakni:
1. Identifikasi masalah
Penelitian biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
belum bisa dijawab oleh seorang peneliti. Untuk dapat melihat dengan jelas
tujuan dan sasaran penelitian, maka dilakukanlah identifikasi masalah. 
Identifikasi masalah kebijakan dapat dilakukan melalui identifikasi apa yang
menjadi tuntutan (demands) atas tindakan pemerintah.
2. Penyusunan agenda
Dalam penyusunan agenda ini pembuat kebijakan membahas masalah-
masalah yang masuk dari masyarakat dan diteruskan apakah masalah-
masalah tersebut perlu atau tidak untuk ditangani. Meskipun banyak masalah
yang masuk dalam agenda pemerintah, namun tidak semuanya dapat
mencapai “ status agenda”. Ahli kebijakan publik mengakui bahwa
penyusunan agenda merupakan suatu tahapan yang amat sulit dalam
kebijakan publik. Ini disebabkan banyaknya aktor yang terlibat dan
bervariasinya kepentingan yang mereka wakili.
3. Formulasi Kebijakan
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan dibahas oleh para pembuat
kebijakan. Masalah tersebut didefinisikan untuk dicari alternatif pemecahan

3
yang terbaik. Dibuat banyak alternatif untuk penyelesaian masalah. Masing-
masing alternatif bersaing untuk dipilih. Setiap aktor kebijakan akan bersaing
untuk menentukan alternatif. Informasi mengenai kondisi-kondisi yang
menimbulkan masalah.
4. Implementasi Kebijakan
Pada tahap ini alternatif kebijakan yang telah ditetapkan tadi dilaksanakan
oleh unit-unit administratif dengan memobilisasi berbagai sumber daya. Bisa
terjadi implementasi kebijakan ini memperoleh atau tidak memperoleh
dukungan dari para pelaksana. Informasi konsekuensi sekarang dan masa lalu
diterapkannya alternatif kebijakan termasuk kendala-kendalanya.
5. Evaluasi Kebijakan
Kebijakan yang telah diimplementasikan kemudian dinilai untuk melihat
sejauh mana atau tingkat keberhasilan kebijakan yang dibuat telah mampu
memecahkan masalah untuk meraih dampak yang diinginkan. Perlu
ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi dasar untuk
menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak yang diinginkan.
Informasi mengenai kinerja atau hasil dari kebijakan.
6. Tindak Lanjut Kebijakan
Tindak lanjut ini adalah tahap dimana melakukan langkah selanjutnya
(tentang penyelesaian perkara, perbuatan, dan sebagainya) dari kinerja atau
hasil dari kebijakan yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui seberapa
baik respon dari kebijkana yang telah dikeluarkan dan ketika terdapat
masalah maka kembali ke tahap pertama yaitu identifikasi masalah.

C. Analisis Kebijakan

Kebijakan publik mengacu pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang
bagaimana menjalankan masyarakat secara umum. Cakupan kebijakan publik
sangat besar dan mencakup segala sesuatu mulai dari pajak hingga pendidikan,
regulasi industri, perawatan kesehatan, hiburan, dll.

4
Pembuat kebijakan memainkan peran penting dalam menjalankan negara karena
mereka menetapkan kebijakan yang mengatur bagaimana masyarakat harus
dijalankan dan dengan cara apa ia akan berfungsi. Kebijakan-kebijakan inilah
yang menjadi dasar kebijakan publik dan implementasinya, oleh karena itu
pentingnya analisis kebijakan publik.

Ketika pembuat kebijakan membentuk pemerintahan, mereka perlu menyusun


kebijakan publik yang mereka yakini akan membantu bangsa. Mereka melakukan
ini dengan berkonsultasi dengan berbagai ahli tentang masalah ini. Para ahli ini
memiliki banyak pengetahuan dan berada dalam posisi untuk
memberi nasihat kepada mereka tentang berbagai aspek yang menyangkut
bangsa. Kebijakan publik ini membentuk dasar dari struktur sosial bangsa dan
kebijakan publik dilaksanakan sesuai dengan itu. Mereka diundangkan menjadi
undang-undang oleh badan legislatif negara dan ditegakkan oleh pengadilan yang
menafsirkannya ke dalam praktik.

Ada dua bentuk analisis kebijakan publik. Salah satunya dikenal sebagai teori
ekonomi dan yang lainnya dikenal sebagai teori ilmu sosial. Dalam teori ekonomi,
kebijakan publik dianalisis berdasarkan efek yang ditimbulkannya terhadap
perekonomian secara keseluruhan. Di sisi lain, dalam teori ilmu sosial, para
analis melihat efek jangka panjang dari kebijakan publik dalam hal pengaruhnya
terhadap masyarakat secara keseluruhan. Perbedaan utama antara keduanya
adalah bahwa dalam analisis ekonomi, efek jangka panjang dari kebijakan
dipertimbangkan dan mereka melihat efek kebijakan tersebut pada orang
kebanyakan. Sedangkan dalam analisis ilmu sosial, para analis lebih fokus pada
masyarakat secara totalitas dan mencoba menganalisis kebijakan publik dari
sudut pandang makro. Pertanyaan “apa yang dimaksud dengan analisis kebijakan
publik?” memiliki banyak jawaban dan penting bagi orang-orang untuk memiliki
gagasan tentangnya. Berkali-kali para analis mencoba menjawab pertanyaan ini
dari perspektif yang berbeda. Misalnya, beberapa orang fokus pada aspek
distribusi kebijakan sementara beberapa orang mempelajari dampak kebijakan
pada kelompok tertentu.

5
Aspek lain dari pertanyaan “apa arti dari analisis kebijakan publik?” berkaitan
dengan konsep pemerataan. Kesetaraan mengacu pada kenyataan bahwa semua
warga negara memiliki hak yang sama. Ketika kebijakan publik berjalan salah,
beberapa kelompok lebih disukai daripada kelompok lain dan kebijakan publik,
dengan demikian, mendukung kelompok-kelompok ini.
Pemerataan juga mengacu pada fakta bahwa semua warga negara diuntungkan
melalui kebijakan tersebut. Aspek penting lainnya dari pertanyaan “apa arti dari
analisis kebijakan publik?” berkaitan dengan konsep keadilan distributif.
Diyakini bahwa semua orang diuntungkan oleh distribusi kekayaan. Distribusi ini
didasarkan pada ekuitas, kesempatan untuk berpartisipasi, ukuran kekayaan dan
faktor-faktor serupa lainnya.

D. Implementasi Kebijakan

Pemahaman umum mengenai implementasi kebijakan dapat diperoleh Jurnal


Administrasi Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 Haedar Akib/ Jurnal Administrasi
Publik, Volume 1 No. 1 Thn. 2010 2 dari pernyataan Grindle (1980: 7) bahwa
implementasi merupakan proses umum tindakan administratif yang dapat diteliti
pada tingkat program tertentu. Proses implementasi baru akan dimulai apabila
tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana
telah siap dan disalurkan untuk mencapai sasaran. Jika pemahaman ini
diarahkan pada lokus dan fokus (perubahan) dimana kebijakan diterapkan akan
sejalan dengan pandangan Van Meter dan van Horn yang dikutip oleh Parsons
(1995: 461) dan Wibawa, dkk., (1994: 15) bahwa implementasi kebijakan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh (organisasi) pemerintah dan swasta
baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan.

Deskripsi sederhana tentang konsep implementasi dikemukakan oleh Lane


bahwa implementasi sebagai konsep dapat dibagi ke dalam dua bagian yakni
implementasi merupakan persamaan fungsi dari maksud, output dan outcome.
Berdasarkan deskripsi tersebut, formula implementasi merupakan fungsi yang
terdiri dari maksud dan tujuan, hasil sebagai produk, dan hasil dari akibat.
Selanjutnya, implementasi merupakan persamaan fungsi dari kebijakan,

6
formator, implementor, inisiator, dan waktu (Sabatier, 1986: 21-48). Penekanan
utama kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri, kemudian hasil yang
dicapai dan dilaksanakan oleh implementor dalam kurun waktu tertentu.
Implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan
realisasinya dengan hasil kegiatan pemerintah Ini sesuai dengan pandangan Van
Meter dan van Horn (Grindle, 1980). Alasan mengapa implementasi kebijakan
diperlukan mengacu pada pandangan para pakar bahwa setiap kebijakan yang
telah dibuat harus diimplementasikan. Oleh karena itu, implementasi kebijakan
diperlukan karena berbagai alasan atau perspektif.

E. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan.


Monitoring dan evaluasi pada dasarnya adalah kegiatan untuk melakukan
evaluasi terhadap implementasi kebijakan. Monitoring dilakukan ketika sebuah
kebijakan sedang diimplementasikan. Evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat
kinerja suatu kebijakan, sejauhmana kebijakan tersebut mencapai sasaran.
Monitoring adalah Pengumpulan dan analisis informasi secara sistematis
mengenai perkembangan program/kegiatan. Tujuannya adalah memperbaiki
efisiensi dan efektivitas program/kegiatan atau organisasi. Didasarkan pada
satuan target dan aktivitas yang direncanakan. Membantu pekerjaan agar tetap di
dalam jalur yang tepat, dan memberi tahu manajemen jika terdapat
penyimpangan atau kesalahan. Memberi tahu apakah sumberdaya mencukupi
dan digunakan secara tepat, dan kegiatan berjalan sesuai rencana. Sedangkan
evaluasi adalah Perbandingan antara dampak program/kegiatan yang nyata
dengan dampak yang diharapkan dalam rencana. Mempelajari apa yang telah
dilakukan, apa yang telah dicapai, dan bagaimana mencapainya. Dapat bersifat
formatif (dilakukan sepanjang pelaksanaan proyek tersebut) atau sumatif
(Mempelajari proyek yang sudah selesai dilaksanakan).

F. Isu-isu Penting Mengenai Kebijakan

1. Isu Etika Kebijakan

7
Isu generik yang sering dipersoalkan berkenaan dengan etika dalam kebijakan
publik. Semua tahapan proses pembuatan keputusan cenderung berhubungan
dengan masalah etika. Contohnya: Etika Pejabat Publik dan Soliditas
Kebijakan dalam Pandemi COVID-19 fenomena ini dari mulai awal sampai
akhir kemarin. Pemberian bantuan di masa pandemi ini apapun bentuknya
tidak boleh memasang foto pejabat-pejabat, karena hal tersebut tidak etis dan
kurang baik.
2. Isu Reformasi Kebijakan Publik
Muncul ajakan untuk menerapkan reformasi dalam proses kebijakan publik
baik menyangkut doktrin Reinventing Government/NPM maupun New Public
Service (NPS). Seperti pemerintah yang bersifat katalitik, memberdayakan
masyarakat, mendorong semangat kompetisi, berorientasi pada misi,
mementingkan hasil dan bukan cara, mengutamakan kepentingan pelanggan,
berjiwa wirausaha, selalu berupaya dalam mencegah masalah atau bersikap
antisipatif, cenderung sentralistis, dan berorientasi pada pasar. Kehadiran
prinsip-prinsip ini membawa implikasi bahwa kebijakan-kebijakan publik di
masa mendatang. Contohnya: The New Normal dan Akselerasi Reformasi
Birokrasi fenomena ini Ada hikmah dibalik pandemic Covid-19 yang melanda
dunia dan Indonesia, utamanya dalam mendorong percepatan reformasi
birokrasi di Indonesia, pemberlakuan sistem work from home bagi ASN
menandakan babak baru shifting cara kerja atau memasuki situasi yang “tidak
normal” dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
3. Isu Partisipasi Dalam Kebijakan Publik
Partisipasi sangat diperlukan dalam rangka demokrasi, bahkan beberapa
dekade lalu Berelson (Ventris, 2001) pernah mengatakan bahwa partisipasi
adalah syarat mutlak untuk suatu kehidupan demokrasi. Untuk Indonesia
yang sudah menerima ideologi demokrasi bahkan telah mendapatkan
penghargaan demokrasi dan pengakuan dunia internasional, maka partisipasi
mau tidak mau harus diterima dan dipraktekkan dalam sistem politik.
Contohnya: Penolakan kenaikan BBM. Sejumlah kelompok kepentingan
seperti Mahasiswa yang berpartisipasi dalam menolaknya kebijakan kenaikan
harga BBM dengan melakukan aksi demokrasi.
4. Isu Kepalsuan Kebijakan

8
Isu terakhir yang kurang diperhatikan dan barangkali perlu terus
dipertimbangkan di masa mendatang adalah menghitung kerugian atau
ketidak bergunaan dari kebijakan-kebijakan yang ada. Contohnya: ASN
dilarang naik ojek pada masa new normal atau kenormalan baru. Tak hanya
itu, ojek juga dikabarkan dilarang beroperasi. Meski sekarang telah direvisi
isu ini mampu dijadikan sebagai contoh kepalsuan kebijakan karena
ketidakbergunaan kebijakan mampu merugikan banyak orang sehingga
disebut isu kepalsuan.

BAB II
PENUTUP

9
A. Kesimpulan

Kebijakan publik erat hubungannya dengan administrasi pemerintahan.


Kebijakan publik pada dasarnya merupakan keputusan lembaga atau pejabat
pemerintahan yang bertujuan mengatur kehidupan publik baik secara langsung
maupun tidak langsung, baik dengan cara memilih suatu cara bertindak maupun
dengan cara tidak memilih tindakan apapun (no action policy) untuk
menciptakan ketertiban dan kesejahteraan masyarakat luas. Tahap kebijakan
yang biasa disebut siklus kebijakan terbagi jadi 6 pertama identifikasi masalah
kedua penyususnan agenda ketiga formulasi kebijakan keempat implementasi
kebijakan kelima evaluasi kebijakan dan terakhir tindak lanjut dan berulang
kembali ke tahap pertama. Analisis kebijakan yaitu kebijakan publik mengacu
pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang bagaimana menjalankan
masyarakat secara umum. Cakupan kebijakan publik sangat besar dan mencakup
segala sesuatu mulai dari pajak hingga pendidikan, regulasi industri, perawatan
kesehatan, hiburan, dll. analisis kebijakan public juga berkaitan dengan konsep
pemerataan. Alasan mengapa implementasi kebijakan diperlukan mengacu pada
pandangan para pakar bahwa setiap kebijakan yang telah dibuat harus
diimplementasikan. Isu penting mengenai kebijakan diantaranya isu etika
kebijakan, isu reformasi kebijakan, isu partisipasi dalam kebijakan, dan isu
kepalsuan kebijakan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kebijakan:
http://eprints.ums.ac.id/38223/2/BAB%20I.pdf
Kebijakan:
https://digilib.uinsby.ac.id/13038/4/Bab%201.pdf
Kebijakan Publik:
https://repository.penerbitwidina.com/publications/357758/kebijakan-
publik
Identifikasi Masalah:
https://raharja.ac.id/2020/10/16/identifikasi-masalah/
Kebijakan Masalah:
https://repository.unimal.ac.id/3595/2/Media%20Powe
https://adminpublik.uma.ac.id/2021/09/30/apa-pengertian-analisis-
kebijakan-publik/r%20Poin%20Pertemuan%201-14%20kebijakan.pdf
Monitoring and Evaluation of Policy Research:
https://trainingadvokasi.smeru.or.id/cso/file/70.pdf
Isu Etika Kebijakan:
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/5/1/1377/etika-
pejabat-publik-dan-soliditas-kebijakan-dalam-pandemi-covid-19.html
Isu Reformasi Kebijakan:
https://www.setneg.go.id/baca/index/the_ne
https://bisnis.tempo.co/read/1348504/tanggapi-protes-ojek-online-aturan-
new-normal-asn-direvisiw_normal_dan_akselerasi_reformasi_birokrasi
Implementasi Kebijakan:
https://ojs.unm.ac.id/iap/article/view/289/6
Isu Kepalsuan Kebijakan:
https://bisnis.tempo.co/read/1348504/tanggapi-protes-ojek-online-aturan-
new-normal-asn-direvisi
Isu Partisispasi Kebijakan:
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/13/21092621/demo-tolak-
kenaikan-harga-bbm-berakhir-mahasiswa-hingga-buruh-tinggalkan?page=all

11

Anda mungkin juga menyukai