KELAS 1A
Disusun oleh:
Kamila Syafitri 221030590136
Lisna Fitria 221030590130
Anggun Salsabila asya 221030590119
Salsa Carsini 221030590149
Robiatul Adawiyah 221030590127
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingg
a penulis dapat menyelesaikan makalah dasar kebijakan enyusun mengenai, contoh kasus
implementasi kebijakan kesehatan di Indonesia berdasarkan teori analisis kebijakan
kesehatan. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini ialah, untuk memenuhi tugas mata kuliah da
sar kebijakan enyusun di tempat kami belajar.
Berkat kemauan, kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami mengucapkan terimaka
sih yang sebesar-besarnya kepada,
1. Allah SWT dan Kedua orang tua kami atas semua dukungan yang diberikan.
2. Dr. (HC) Darsono, selaku Ketua Penyusu Widya Dharma Husada.
3. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua STIKes Widya Dharma Husada.
4. Ibu Frida Kasumawati, S.Km, M.Kes., selaku Kepala Program studi Kesehatan Masya
rakat.
5. Ibu Tri Okta, S.Km, M.Kes., selaku Dosen Pengampu Mata kuliah Dasar Kebijakan K
esehatan.
Tak lepas dari kesempurnaan, kami menyadari kekurangan dalam enyusun makalah ini, maka
dari itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun kami harapkan untuk memperbaiki
susunan makalah ini. Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca a
gar dapat memahami proses dalam merumuskan kebijakan.
Hormat kami,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1 Implementasi Kebijakan Kesehata.........................................................3
2.2 Definisi Contoh Kasus Implementasi Kebijakan Kesehatan.................4
2.3 Contoh Kasus Implementasi Kebijakan Kesehatan...............................8
BAB III............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULAN
Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses
politik untuk menyusun kebijakan publik. Aktivitas ini tidak dimaksudkan
menggantikan proses politik dalam menyusun kebijakan. Analisis kebijakan
merupakan kolaborasi para teknokrat dari berbagai disiplin ilmu dengan pelaku
kebijakan. Tujuannya, memberikan informasi yang bersifat deskriptif, evaluatif,
atau preskriptif pada suatu masalah publik.
Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas kebijakan publiknya. Jika
kebijakan publiknya buruk bisa dipastikan keadaan negara tersebut juga tidak jauh
dari kualitas kebijakan publiknya. Oleh karena itu, penguasaan materi penyusunan
analisis kebijakan merupakan bagian penting dalam proses penyusunan kebijakan
yang dapat bermanfaat untuk masyarakat luas, bukan kelompok kekuasaan politik
tertentu.
Dalam program ini ada beberapa topik prioritas yang diharapkan dapat dibahas
yaitu:
Kebijakan JKN tetap menjadi topik prioritas untuk dibahas. Tahun ini menjadi
sangat penting karena berada dalam awal periode kerja kabinet baru.
1
Kebijakan KIA dan Gizi merupakan topik sangat penting dalam RPJMN yang akan
datang. Bagaimana kebijakan nasional dan daerah untuk menurunkan AKI dan AKB,
wasting serta stunting dengan intervensi komprhensif promotif, preventif dan kuratif,
termasuk intervensi perubahan perilaku dan kesehatan lingkungan menjadi prioritas
penting. Untuk itu kami akan membahas beberapa contoh kasusnya dengan analisis
dalam pelaksanaan kebijakan kesehatan.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Implementasi
Adapun teori implementasi kebijakan menurut pendapat George C. Edwards III dalam
bukunya yang berjudul Implementing Public Policy yaitu:
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan
implementasi kebijakan publik sebagai:
3
Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan
menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam
rangka melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil
yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”.
Tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran
ditetapkan terlebih dahulu yang dilakukan oleh formulasi kebijakan. Dengan demikian,
tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana
disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang bersifat praktis dan berbeda dengan
formulasi kebijakan sebagai tahap yang bersifat teoritis. Udoji (dalam Agustino, 2006)
yang mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan
mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. kebijakan-kebijakan hanya
akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau
tidak diimplementasikan.
Sejalan dengan pendapat Udoji, George Edward III (dalam Winarno, 2008)
berpandangan bahwa implementasi adalah krusial bagi administrasi publik dan
kebijakan publik. Implementasi merupakan tahap kebijakan antara pembentukan
program dan konsekwensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya.
4
Manfaat Program Jaminan Kesehatan Nasional,yaitu; (1) Pelayanan Kesehatan
diberikan di fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau swasta yang bekerja sama dengan
jaminan sosial, (2) dalam keadaan darurat, pelayanan kesehatan dapat diberikan pada
fasilitas kesehatan yang tidak menjalin kerjasama dengan badan penyelenggara jaminan
sosial, (3) Badan penyelenggara jaminan sosial wajib memberikan kompensasi untuk
memenuhi kebutuhan medik di daerah yang belum tersedia fasilitas kesehatan yang
memenuhi syarat, (4) layanan rawat inap di Rumah Sakit diberikan di kelas standar, (5)
Badan penyelenggara jaminan sosial menjamin obat-obatan dan bahan medis habis
pakai dengan mempertimbangkan kebutuhan medik, ketersediaan, efektifitas, dan
efisienssi dari obat atau bahan medis habis pakai sesuai ketentuan peraturan
perundangan, (6) Badan Penyelenggara Jaminan sosial menerapkan sistem kendali
mutu, sistem kendali biaya dan sistem pembayaran untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi jaminan kesehatan serta untuk mencegah penyalahgunaan pelayanan
kesehatan, (7) untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan
pelayanan, peserta dikenakan urun biaya.
5
Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
Namun, begitu sehat, mereka tidak lagi membayar iuran kepesertaan BPJS
Kesehatan. Bendahara negara mengungkap hal ini ia uangkap berdasarkan hasil
temuan dan audit yang telah dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). "Ada peserta yang bukan penerima upah, hanya mendaftar
pada saat sakit. Tingkat kepesertaan mereka rendah, tapi menggunakan manfaatnya
tinggi," ujar Sri Mulyani. Bahkan, menurutnya, ada kalangan peserta yang sebenarnya
sudah jelas-jelas tidak aktif lagi, namun begitu menggunakan kartu BPJS Kesehatan,
rupanya masih bisa mendapatkan klaim. Alhasil, ada biaya layanan kesehatan yang
6
ditanggung perusahaan, padahal peserta sudah tidak aktif. Untuk mengatasi masalah
fraud tersebut, Fachmi mengatakan pihaknya menerapkan beberapa kebijakan. Salah
satunya, merekam sidik jari peserta untuk peserta yang mendaftar. "Ini untuk
mengeliminasi fraud," katanya.
Selain kebijakan tersebut, pihaknya juga melakukan audit berkala. Sedangkan untuk
meningkatkan kepatuhan peserta, khususnya dari golongan pekerja bukan penerima
upah, pihaknya akan menerapkan kewajiban setor iuran secara autodebet.
2. Sumber Daya
7
Sikap tenaga kesehatan sudah memberikan dukungan dalam melaksanakan program
secara lebih baik dalam melayani masyarakat sebagai peserta BPJS Kesehatan.
Sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor BPJS cukup baik, yaitu adanya sosialisasi
melalui website dalam menjelaskan program, mekanisme serta prosedur BPJS
Kesehatan dan informasinya juga terus diperbaharui. Namun tidak semua masyarakat
mampu mengakses informasi melalui internet karena tingkat pendidikan dan tingkat
pemahaman akan teknologinya tidak sama.
6. Lingkungan Ekosopol
Masyarakat dalam area kerja Puskesmas Kopo dilihat dari aspek sosial memiliki
tingkat kepeduliaan yang tinggi terhadap program BPJS Kesehatan karena merasa
bahwa adanya program tersebut membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Cara Penyelesaian:
2. Puskesmas kopo melakukan hubungan yang intens dengan kantor BPJS dalam
implementasi kebijakan..
8
Di Puskesmas Punggur Pelayanan KIA – KB bertujuan untuk meningkatkan status
Kesehatan Ibu dan Anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu Hamil dan
Melahirkan, menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita serta meningkatkan
akseptor KB.
9
3. Pemberian sanksi tegas kepada instansi yang menyalurkan dan anggaran KIA
yang tidak sesuai kriteria/sasaran.
10
BAB III
PENUTUP
a. KESIMPULAN
11
optimal dilihat dari edukasi peserta BPJS yang igin langsung berobat ke fasilitas
tingkat lanjut dan peserta tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
yang sudah ditetapkan pemerintah.
b. Saran
12
3. Model pembiayaan saat ini dianggap idel, namun perlu ditinjau kembali
terkait kontribusi JKN dan KIA terhadap pemberi pelayanan kesehatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyawati, Arsita Eka. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium
Development Goals (MDGs).Yogyakarta: Nuha Medika.
Tanna, Indriyati. 2015. "Peran SKM Terhadap Kesehatan Ibu dan Anak",
Bandung.
Idris, Fahmi. 2019. “BPJS Kesehatan Akui Ada Kecurangan Dalam Program JKN”.
Jakarta: CNN Indonesia
14