Anda di halaman 1dari 10

Tugas Makalah Individu

Mata Kuliah : Administrasi kebijakan rumah sakit


Dosen :Mangindara SKM.,M.Kes

“KAJIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN SEBAGAI KOMODITI POLITIK“

NAMA : NUR LINDA

NIM : 201601011

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PELAMONIA KESDAM XIV


HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................................  
DAFTAR ISI ........................................................................................................................  
BAB I      PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................  
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Kesehatan........................................................................

B. pengertian Implementasi Kebijakan.....................................................................


C. Pengaruh Politik Dan Kesehatan...........................................................................
D. Strategi dan Esensi Politik Kesehatan......................................................................
E. Penetapan Kebijakan Kesehatan Dengan Politik……………………………………………………….

F. Mengapa Kesehatan Menjadi Isu Politik ………………………………………….

G. Politik Dan Outcome Kesehatan……………………………………………………………………………

H. Kesehatan dan Komitmen Politik

BAB III   PENUTUP


A. Kesimpulan .....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga

makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan

mengenai KAJIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEHATAN SEBAGAI KOMODITI

POLITIK. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.

Dalam penyelesaian Makalah ini, banyaknya kesulitan , terutama disebabkan oleh

kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah

sepantasnya jika mengucapkan terima kasih kepada semua dosen yang membimbing kami.

kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih

baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamualikum Wr.Wb.

penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah bagian dari politik oleh karena pelayanan kesehatan merupakan
pelayanan publik yang seyogianya tidak hanya dijadikan sebagai kendaraan politik para calon
atau kandidat kepala daerah. (Bambra et all, 2005). Sebuah studi yang dilakukan Navarro et all
pada tahun 2006 meneguhkan korelasi antara ideologi politik suatu pemerintahan terhadap
derajat kesehatan masyarakatnya, melalui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintahan
tersebut. Konsep kesehatan yang dianut pemerintah kita saat ini, berbuah pembangunan
kesehatan yang berbentuk pelayanan kesehatan individu, ketimbang layanan kesehatan
komunitas yang lebih luas, program-program karitas yang bersifat reaktif seperti Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau pengobatan gratis dan Jampersal.

Indikator peningkatan derajat kesehatan antara lain adalah meningkatnya usia harapan
hidup, menurunnya angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita, serta angka kesakitan
(morbiditas). Boleh jadi indikator ini terus menampakkan grafik membaik. Transparansi tidak
hanya menyangkut masalah keuangan, namun transparansi dalam informasi atas pelayanan
publik

Sebagai contoh, data mengenai jumlah penderita gizi buruk, jumlah penduduk miskin,
rasio jumlah penduduk dengan jumlah sarana kesehatan dan prosedur pelayanan dasar maupun
rujukan hendaknya diberikan pada publik secara transparan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Dari Kebijakan Kesehatan
2. Apa pengertian Implementasi Kebijakan
3. Apa Pengaruh Politik Terhadap Kesehatan Itu
4. Apa Strategi dan Esensi Politik Kesehatan
5. Bagaimana Penetapan Kebijakan Kesehatan Dengan Politik
6. Mengapa Kesehatan Menjadi Isu Politik
7. Bagiamana Politik Dan Outcome Kesehatan Itu
8. Bagaimana Kesehatan dan Komitmen Politik

C. TUJUAN
Untuk mengatahui bagaimana kajian implementasi kebijakan kesehatan sebagai komoditi politik
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBIJAKAN KESEHATAN
Pengertian Kebijakan Kesehatan adalah sekumpulan keputusan yang dibuat pemerintah
berhubungan dengan kesehatan. Kebijakan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajad
kesehatan masyarakat yang optimal.

Kebijakan Kesehatan meliputi :

a. Keputusan berkaitan dengan kesehatan dibuat oleh legislatif, disusun ke dalam undan-
undang.
b. Peraturan dirancang untuk menggerakan program kesehatan
c. Keputusan yuridis yang berhubungan dengan kesehatan[2, 3]
` Bentuk yang digunakan dalam desentralisasi akan menentukan kekuasaan (wewenang)
yang dimiliki dan dilakukan suatu lembaga kesehatan ditingkat daerah[3, 4]. Tetapi bentuk yang
digunakan tidak menentukan hubungan antara pusat dan daerah. Jumlah kewenangan yang
diperoleh daerah tergantung pada fungsi-fungsi yang didesentraliser, termasuk besarnya
wilayah yang diberi tanggung jawab. Mekanisme partisipasi masyarakat, sumber keuangan
ditingkat daerah, praktek-praktek anggaran, cara pengendalian dan pengawasan yang dipakai
oleh tingkat yang lebih tinggi, pendekatan perencanaan dan sikap pegawai pemerintah terhadap
desentralisasi dan cara-cara kerja sama antar lembaga.

B. PENGERTIAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN


Menurut Patton dan Sawicki (1993) bahwa Implementasi berkaitan dengan berbagai
kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif
mengatur cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang
telah diseleksi. Sehingga dengan mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur
secara efektif dan efisien sumber daya, Unit-unit dan teknik yang dapat mendukung
pelaksanaan program, serta melakukan interpretasi terhadap perencanaan yang telah
dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah bagi realisasi program yang
dilaksanakan.

Jadi tahapan implementasi merupakan peristiwa yang berhubungan dengan apa yang
terjadi setelah suatu perundang-undangan ditetapkan dengan memberikan otoritas pada
suatu kebijakan dengan membentuk output yang jelas dan dapat diukur. Dengan demikian
tugas implementasi kebijakan sebagai suatu penghubung yang memungkinkan tujuan-
tujuan kebijakan mencapai hasil melalui aktivitas atau kegiatan dan program pemerintah.
(Tangkilisan, 2003:9)
Menurut Robert Nakamura dan Frank Smallwood hal-hal yang berhubungan dengan
implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian
menerjemahkan ke dalam keputusan-keputusan yang bersifat khusus. (Tangkilisan, 2003:17)

C. PENGARUH POLITIK TERHADAP KESEHATAN

Penentuan kebijakan di bidang kesehatan memang merupakan sebuah sistem yang tidak
lepas dari keadaan disekitarnya yaitu politik. Oleh karena itu, kebijakan yang dihasilkan
merupakan produk dari serangkaian interaksi elit kunci dalam setiap proses pembuatan
kebijakan termasuk tarik-menarik kepentingan antara aktor, interaksi kekuasaan, alokasi sumber
daya dan bargaining position di antara elit yang terlibat. Proses pembentukan kebijakan tidak
dapat menghindar dari upaya individual atau kelompok tertentu yang berusaha mempengaruhi
para pengambil keputusan agar suatu kebijakan dapat lebih menguntungkan pihaknya. Semua
itu, merupakanmanifestasi dari kekuatan politik (power) untuk mempertahankan stabilitas
dankepentingan masing-masing aktor. Bahkan tak jarang terjadi pula intervensi kekuasaan dan
tarik-menarik kepentingan politis dari pemegang kekuasaan atau aktor yang memiliki
pengaruhdalam posisi politik

Pada era globalisasi diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas yang didukung
fisik dan mental yang sehat, sehingga mampu berkompetisi paling optimal. Tanpa didukung
dengan kesehatan fisik dan mental yang balk, sumberdaya manusia tidak akan mampu
berkompetisi dengan optimal. Secara tradisional kesehatan diukur dari aspek negatifilya seperti
angka kesakitan, angka kecacatan, dan angka kematian. Melalui paradigma sehat, kesehatan
sudah tidak lagi dipandang semata - mata sebagai terbebas dari penyakit, tetapi sebagai
sumberdaya yang memberi kemampuan kepada individu, kelompok, organisasi, dan masyarakat
untuk mengelola bahkan merubah pola hidup, kebiasaan, dan Iingkungannya.

D. STRATEGI DAN ESENSI POLITIK KESEHATAN

Gonjang-ganjing di panggung politik akhir – akhir ini, baik Pilgub ataupun Pilbup tak henti-
hentinya menghiasi media massa baik Cetak maupun Elektronik. Seolah menjadi sumber berita yang
memberikan “ energi lebih” kepada media untuk menjadikannya headline setiap hari.

Namun disisi lain, berbagai strategi yang telah dilakukan tersebut tetap tidak menghentikan
lajunya perkembangan penyakit yang terus memeras keringat para ahli kesehatan untuk
mengendalikannya. Masih Terus terdengar banyaknya masyarakat miskin yang tak mampu
mengakses layanan kesehatan karena tak ada biaya. Masih banyaknya Balita yang mengalami Gizi
buruk. Buruknya mutu pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat di Puskesmas dan Rumah
sakit pemerintah, serta sejumlah permasalahan pada sektor kesehatan yang menunggu
implementasi Visi, misi, dan program para calon pemimpin yang tampak menjanjikan, namun
sungguh sulit untuk direalisasi, akankah kenyataannya seindah janji.

Anggaran itu sudah pasti merupakan produk politik, karena ditetapkan pemerintah bersama
DPR. Membebani impor alat-alat kedokteran dengan pajak yang sama untuk impor mobil mewah,
juga keputusan politik. Membiarkan dokter menumpuk dan berebut cuma di kota besar, atau
mengatur penyebarannya berdasarkan kepentingan Daerah, contoh lain buah keputusan politik,
singkatnya, politik kesehatan atau kebijakan kesehatan memang akhirnya ditentukan oleh
keputusan politik. Kalau kehidupan politik di suatu Daerah tidak sehat, jangan harap kesehatan
masyarakat di daerah itu akan diurus dengan sehat pula. Politik yang sakit akan membiarkan
rakyatnya sakit.

Contoh paling nyata yang terjadi dalam penetapan anggaran untuk kesehatan, menteri
kesehatan mengajukan rancangan anggaran kepada presiden yang kemudian akan dibahas bersama
DPR karena dalam penetapan Anggaran Belanja Negara DPR mempunyai wewenang dalam
menyetujui maupun menolak terhadap rancangan yang diajukan tersebut.

E. PENETAPAN KEBIJAKAN KESEHATAN DENGAN POLITIK

Penetapan kebijakan kesehatan memang rumit dan dinamis. Karena penetapan


kebijakan kesehatan meliputi serangkaian komponen, proses, alokasi sumber daya, elit dan
kekuasaan yang kesemuanya memiliki peran masing-masing. Intervensi kekuasaan dan tarik
menarik kepentingan politik sering terjadi dalam proses Black Box of Policy Making Process
sistem kebijakan. Dengan berbagai karakteristik khasnya, politisasi kesehatan lazim terjadi
sehingga kebijakan kesehatan seringkali ditetapkan lebih berdasarkan aspek politis
dibanding aspek rasionalitas.

Kesehatan seolah menjadi sebuah komoditas yang diperjualbelikan. Tak hanya


konteks politik, ekonomi, sosial budaya juga turut memengaruhi. Menjadi penting
karenanya untuk mengetahui bagaimana proses pengembangan kebijakan berlangsung
sebagai sebuah sistem dan siklus kebijakan mulai dari formulasi hingga evaluasi.

F. MENGAPA KESEHATAN MENJADI ISU POLITIK?

Kelihatannya politik kesehatan agak terbelakang dan termarginalkan (underdeveloped and


marginalised). Politik kesehatan belum banyak diperdebatkan atau didiskusikan secara luas sebagai
entitas politik dalam debat-debat akademik (seminar, workshop, penelitian, pelatihan, seminar dan
konferens) atau kelompok masyarakat yang lebih luas, termasuk dalam ilmu politik (McGinnis,
Williams-Russo, & Knickman, 2002; Navarro & Shi, 2001). Dibandingkan dengan masalah-masalah
kemasyarakatan dan kenegaraan lainnya misalnya masalah KPK, kepolisian, terorisme, ekonomi,
geng motor masalah politik kesehatan belum menjadi isu dan perdebatan bagi setiap orang. Politik
kesehatan hanya banyak diperdebatkan oleh partai, calon legislatif dan calon
bupati/walikota/gubernur bahkan presiden ketika menjelang pemilihan kepala daerah dan
pemilihan umum. Isu kesehatan dan bahkan yang mempengaruhi kesehatan kemudian perlahan
hilang seiring dengan saat terpilihnya seorang pimpinan. Masalah politik kesehatan akan muncul
kembali diperdebatkan menjelang pemilihan berikutnya. Oleh karena itu, diibaratkan isu kesehatan
ini diperdebatkan seperti mata gergaji. Tidak ada penjelasan secara sederhana dalam kealpaan ini.
Perlakuan kesehatan sebagai politik hampir merupakan hasil interaksi dari sebuah isu yang demikian
kompleks.

G. POLITIK DAN OUTCOME KESEHATAN


Terdapat hubungan antara politik, pasar tenaga kerja, disparitas sosial dan outcome
kesehatan (lihat Gambar 1.2). Politik yang dimaksudkan misalnya dukungan elektoral yang
diukur dengan partisipasi pemilih dan keberpihakan pemilih, dan sumber daya kekuasaan yang
mendukung setiap tradisi politik. Kondisi politik ini berpengaruh terhadap pasar tenaga kerja
(labour market) dan negara kesejahteraan(welfare state). Pasar tenaga kerja mencakup populasi
yang aktif, partisipasi perempuan terhadap angkatan kerja, angka pengangguran terhadap
perempuan dan laki-laki sementara negara kesejahteraan diukur dari pengeluaran kesehatan
masyarakat (public health expenditure) dan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat (public
health care coverage). Baik pasar tenaga kerja maupun negara kesejahteraan berpengaruh
terhadap disparitas sosial yang dikur dari disparitas pendapatan. Tentu saja disparitas sosial
memberi dampak terhadap kesehatan baik terhadap angka kematian bayi usia harapan hidup.

H. Kesehatan dan Komitmen Politik

Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya
anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan
sosial ekonomi. Para Aktor Politik sebagai penentu kebijakan masih beranggapan sektor
kesehatan lebih merupakan kegiatan yang bersifat konsumtif ketimbang upaya membangun
sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga apabila ada keguncangan dalam keadaan
ekonomi negara alokasi terhadap sektor ini tidak akan meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Kebijakan Kesehatan adalah sekumpulan keputusan yang dibuat pemerintah
berhubungan dengan kesehatan. Kebijakan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
derajad kesehatan masyarakat yang optimal.
Implementasi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan untuk merealisasikan
program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk mengorganisir,
menginterpretasikan dan menerapkan kebijakan yang telah diseleksi. Sehingga dengan
mengorganisir, seorang eksekutif mampu mengatur secara efektif dan efisien sumber
daya, Unit-unit dan teknik yang dapat mendukung pelaksanaan program, serta melakukan
interpretasi terhadap perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti
dengan mudah bagi realisasi program yang dilaksanakan.
Sasaran dari politik kesehatan adalah rakyat, khususnya rakyat miskin. Dengan politik
kesehatan yang kuat, masyarakat miskin dapat terjamin dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diperlukan. Alhasil , tujuan dari politik kesehatan yaitu menciptakan
kesehatan untuk semua (health for all) dapat diwujudkan. Disamping perlunya di wujudkan
kesadaran , kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan menjadi gerak
masyarakat.
Penetapan kebijakan kesehatan memang rumit dan dinamis. Karena penetapan
kebijakan kesehatan meliputi serangkaian komponen, proses, alokasi sumber daya,
elit dan kekuasaan yang kesemuanya memiliki peran masing-masing. Intervensi
kekuasaan dan tarik menarik kepentingan politik sering terjadi dalam proses Black
Box of Policy Making Process sistem kebijakan.
B. SARAN
Politik dan kekuasaan dalam kesehatan sangat diperlukan. Karena itu diharapkan agar para
pembaca bisa memahami dengan baik defenisi dari politik dan kekuasaan berjalan dengan
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Dumilah Ayuningtyas. 2014. Kebijakan Kesehatan Prinsip Dan Praktik. Jakarta : Rajawali Pers
Diakses pada tanggal 9 Mei 2018. Pukul 19.25 WITA.

Munawaroh Hidayati. 2015. Issue Kesehatan Yang Berhubungan Dengan Politik. Weblink :
https://munawarohhidayati.wordpress.com/2015/04/22/issue-kesehatan-yang-berhubungan-
dengan-politik/ . Di Akses 8 Mei 2018. Pukul 18.45 WITA.

Naila Suhada. 2012 .Pengaruh Politik Terhadap Kesehatan. Weblink : http://nailasuhada-


m.blogspot.co.id/2012/05/pengaruh-politik-terhadap-kesehatan.html?m=1 .Di Akses 10 Mei 2018

Prasko Abdullah. 2012. Kebijakan Kesehatan. Weblink :


http://prasko17.blogspot.co.id/2012/07/kebijakan-kesehatan-health-policy.html?m=1 . Di Akses 9
Mei 2018. Pukul 19.35 WITA.

Sukri Palutturi. 2015. Health Politics Teori dan Praktik. Weblink : Makassar: e-Media Solusindo. Diakses
pada tanggal 9 mei 2018. Pukul 19.37 WITA.

Anda mungkin juga menyukai