Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TRANSLASI ATAU DERIVASI KEBIJAKAN MENJADI PROGRAM


KESEHATAN - BPJS KESEHATAN

Dosen Pengampu: Lili Amaliah S.K.M., M.M.

Kelompok 4

• Al-iffah Rakhmah (121C0003) • Muhammad Ziaul Haq ( 121C0032)

• Rijki kurnia Dahlan (121C0005) • Sheira Adilla Meicha (121C0034)

• Resa Safhira Azahra (121C0007) • Farhah Istianillah (121C0036)

• Siti Arofatul Mawali (121C0014) • Amelinda Nur'aeni (121C0037)

• Lydia Septianti (121C0022) • Widya Saharani (121C0039)

• Kania Humaira (121C0024) • Abdul Hakim (121C0042)

• Muallifatun Nisa (121C0025) • Arneti husnul Nur (121C0045)

• Kris Linda sari (121C0029) • Ayu Triyani (121C0050)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKes MAHARDIKA CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah Swt. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Translasi Atau Derivasi Kebijakan Menjadi Program Kesehatan (BPJS
Kesehatan)" dengan tepat waktu.

Shalawat dan salam tak lupa pula disampaikan kepada baginda Nabiyyallah
Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan thabi’in-thabi’in, yang turut bersama
menyiarkan dinullah, semoga kita adalah pengikut yang setia dalam merealisasikan
ilmunya di bumi ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Admistrasi dan
Kebijakan Kesehatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Translasi Atau Derivasi Kebijakan Menjadi Program Kesehatan bagi
pembaca sekaligus kelompok kami selaku penulis dan penyusun makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lili Amaliah SKM., MM


selaku dosen Mata Kuliah Adiministrasi dan Kebijakan Kesehatan. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan di masa yang
akan datang.

Cirebon, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................3
A. Pengertian Translasi atau Derivasi Kebijakan Menjadi Program Kesehatan
..................................................................................................................... 3
B. Fakta Tentang BPJS Kesehatan ................................................................... 3
C. Data Peserta BPJS Dari Tahun Ke Tahun ................................................... 6
D. Implasi dan Rekomendasi ........................................................................... 7
BAB III ....................................................................................................................9
PENUTUP ................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah merupakan pemimpin masyarakat yang tentu akan melakukan


upaya-upaya untuk mensejahterakan masyarakatnya. Termasuk dengan
membentuk program, salah satunya yaitu dalam bidang kesehatan. Namun, seperti
yang kita ketahui bahwa tidak ada hal yang hasilnya sempurna dan tentu ada saja
masalah dan kendala serta pelanggaran dan penyimpangan yang terjadi dalam
sebuah kebijakan. Dalam kebijakan progranm kesehatan, kerap kali terjadi
pelanggaran dan penyimpangan baik itu oleh masyarakat maupun oleh pelakasana
program atau tenaga pelayanan dalam program tersebut.

Dalam sebuah kebijakan, tidak akan lepas dari translasi atau derivasi. Entah
itu kehendak sendiri atau orang lain, untuk keuntungan sendiri atau kelompok dan
hal-hal lain yang mendukung seseorang atau sekelompok orang melakukan
penyimpangan terhadap kebijakan yang ada.

Dalam kebijakan program kesehatan, jaminan kesehatan nasional adalah


program kesehatan yang diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip equitas dengan tujuan menjamin agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan.

BPJS Kesehatan (badan penyelenggaraan sosial kesehatan) merupakan


penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan yang merupakan salah
satu dari lima program sistem jaminan sosial nasional (SJSN), yaitu jaminan
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hri tua, jaminan pensiun, dan jaminan
kematian sebagaimana teercantum dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2004
tentang sistem jaminan sosial nasional.

1
2

BPJS kesehatan menjalankan fungsi pemerintahan (governing function) di


bidang pelayanan umum (public services) yang sebelumnya sebagian dijalankan
oleh badan usaha milik negara dan sebagian lainnya oleh lembaga pemerintahan.
Gabungan antara kedua fungsi badan usaha dan fungsi pemerintahan itulah, yang
derivasi ini, tercermin dalam status BPJS kesehatan sebagai badan hukum publik
yang menjalankan fungsi pelayanan umum di bidang penyelenggaraan jaminan
sosial nasional.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan translasi atau derivasi kebijakan menjadi
program kesehatan?
2. Apa saja fakta tentang BPJS kesehatan ?
3. Berapa data peserta bpjs dari tahun ke tahun ?
4. Apa solusi atau rekomendasi yang diterapkan ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan translasi atau derivasi kebijakan
menjadi program kesehatan
2. Menjelaskan fakta tentang BPJS kesehatan
3. Menjelaskan data peserta BPJS dari tahun ke tahun
4. Menjelaskan solusi atau rekomendasi yang diterapkan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Translasi atau Derivasi Kebijakan Menjadi Program


Kesehatan

Kebijakan adalah rangkaian asas dan konsep yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintah, organisasi dan kelompok
sektor swasta , serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika
hukum dapat memaksa atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang
mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman
tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.

Program merupakan suatu kegiatan yang multidiplin, yang berorientasi


pada tujuan, yang dirancang oleh berbagai macam tugas, dengan hasil yang telah
ditentukan, untuk dicapai pada kurun waktu tertentu, dan dengan keterbatasan
sumber daya yang ada. Dalam kehidupan masyarakat muncul dan berkembang
suatu karakteristik, nilai dan norma yang diyakini dan dianut oleh masyarakat
tersebut yang mengatur dan membatasi perilaku individu. Namun tidak jarang
dalam kehidupan masyarakat tersebut terjadilah penyimpangan dan perbedaan
dalam berperilaku.

Dengan kata lain translasi atau derivasi kebijakan menjadi program


kesehatan dapat diartikan sebagai pergeseran dari kebijakan yang menjadi sebuah
bentuk program kesehatan dengan tetap mempertahankan prinsip dari kebijakan
tersebut.

B. Fakta Tentang BPJS Kesehatan

BPJS Kesehatan (badan penyelenggaraan sosial kesehatan) merupakan


penyelenggara program jaminan sosial bidang kesehatan yang dimana merupakan
salah satu dari lima program sistem jaminan sosial nasional (SJSN), yaitu jaminan

3
4

kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
jaminan kematian sebagaimana teercantum dalam Undang-undang nomor 40 tahun
2004 tentang sistem jaminan sosial nasional.

BPJS kesehatan menjalankan fungsi pemerintahan (governing function) di


bidang pelayanan umum (public services) yang sebelumnya sebagian dijalankan
oleh badan usaha milik negara dan sebagian lainnya oleh lembaga pemerintahan.
Gabungan antara kedua fungsi badan usaha dan fungsi pemerintahan itulah, yang
membuat derivasi ini, tercermin dalam status BPJS kesehatan sebagai badan hukum
publik yang menjalankan fungsi pelayanan umum di bidang penyelenggaraan
jaminan sosial nasional.

Fakta tentang BPJS diantaranya ialah:

1) Tidak sebagaimana asuransi swasta yang umumnya memiliki batasan dan


syarat beberapa jenis penyakit, BPJS kesehatan dirancang untuk
menanggung segala jenis penyakit. BPJS kesehatan akan menanggung
anggota BPJS dari seluruh jenjang usia dan semua tingkat keparahan
penyakit yang diderita. Besaran premi yang dibayarkan bukan berdasarkan
usia, riwayat kesehatan, atau tingkat penyakit yang diderita, melainkan
berdasarkan fasilitas kesehatan yang dinikmati. Fasilitas ini terbagi menjadi
kelas I sampai kelas III.
2) BPJS kesehatan menganut pola rujukan berjenjang, sehingga pasien tidak
bisa bebas memeriksakan diri ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang
diinginkan. Pertama, pasien harus berobat ke fasilitas kesehatan tingkat
pertama yaitu puskesmas, klinik, atau dokter praktik perorangan yang
bekerja sama dengan BPJS. Kemudian, jika fasilitas kesehatan tersebut
tidak sanggup mengobati, maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi atau sekelas rumah sakit.
3) Keterbatasan rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS, membuat pasien BPJS kesehatan seringkali harus mengantri untuk
5

mendapatkan pelayanan. Meskipun demikian, kini sudah semakin banyak


dokter dan rumah sakit yang melayani peserta BPJS kesehatan.
4) Biaya pengobatan dan pemeriksaan laboratorium juga termasuk dalam
layanan BPJS kesehatan. Pasien tidak perlu membayar lagi untuk layanan
tersebut, asalkan tetap sesuai dengan prosedur atau ketentuan BPJS
kesehatan yang berlaku. BPJS tidak akan menanggung biaya pemeriksaan
penunjang atas permintaan pasien sendiri tanpa indikasi atau tidak sesuai
diagnosis penyakit yang diberikan dokter.
5) Penarikan biaya terhadap pasien BPJS berlaku jika peserta meminta fasilitas
lebih tinggi dari hak yang seharusnya diperoleh. Misalnya, ketika pasien
meminta kelas perawatan lebih tinggi dari hak yang dimilikinya. Untuk itu,
pasien perlu memberitahukan hal tersebut kepada pihak BPJS kesehatan dan
petugas rumah sakit jika saat dirawat hendak menggunakan kelas yang lebih
tinggi dari premi yang dibayar ke BPJS.
6) BPJS kesehatan bukan badan usaha, melainkan badan hukum publik yang
diamanatkan oleh undang-undang untuk menyelenggarakan jaminan
kesehatan. Salah satu prinsip utama dalam penyelenggaraan jaminan sosial
tersebut adalah gotong royong, yang sehat membantu yang sakit, yang
mampu membantu yang kurang mampu, yang muda membantu yang tua
dan sebagainya.
7) Banyak masyarakat yang sangat terbantu dengan adanya program jaminan
kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS kesehatan. Realisasi biaya
manfaat berupa biaya pelayanan kesehatan perorangan meliputi biaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sampai dengan 31 Desember
2014 mencapai Rp.42,65 Triliun.
8) BPJS kesehatan menjamin bukan hanya penyakit ringan, melainkan juga
penyakit kronis dan katastrofik.

Fakta membuktikan, bahwa BPJS kesehatan menjamin penyakit kronis dan


katastrofik, antara lain : penyakit jantung, kanker, thalasemia, hemophilia, diabetes,
hipertensi dan lain-lain.
6

C. Data Peserta BPJS Dari Tahun Ke Tahun

BPJS sebagai leader dan authorized dealer jaminan sosial secara nasional
memiliki tingkat kepesertaan yang sangat besar dengan jumlah peserta untuk BPJS
Kesehatan.

Jumlah peserta tercatat meningkat sejak badan penyelenggara jaminan


sosial (BPJS) kesehatan terbentuk pada 2014 lalu dalam juta.

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

PBI 95,16 98,99 106,51 112,68 121,98 129,81 132,8 99,15

PPU 24,32 37,86 41,02 44,89 49,83 50,04 55,1 40,71

PBPU 9,05 14,96 19,33 25,39 31,1 31,15 30,4 30,92

BP 4,87 4,96 5,06 5 5,13 5,14 4,1 4,4

Jumlah 133,42 156,79 171,93 187,98 208,05 216,15 222,5 229,51

• PBI = Penerima bantuan iuran

Merupakan program jaminan kesehatan fakir miskin dan orang tidak


mampu yang dibayar oleh pemerintah pusat melalui APBN dan pemerintah
daerah melalui APBN

• PPU = Pekerja Penerima Upah

Setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau
upah, y ang terdiri dari PPU penyelenggara negara dan PPU NON
penyelenggara negara.

a) PPU penyelenggara negara terdiri dari pejabat negara, Pegawai


Negeri Sipil (PNS) pusat atau daerah, PNS yang dipekerjakan di
7

BUMN/BUMD, TNI/PNS, TNI, POLRI/PNS, POLRI, DPRD, dan


Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN).
b) PPU NON penyelenggara negara terdiri dari Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan
SWASTA.
• PBPU = Pekerja Bukan Penerima Upah

Setiap orang yang bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, yang terdiri
dari : notaris/pengacara/lembaga swadaya masyarakat (LSM), dokter/bidan
praktek swasta, pedagang/penyedia jasa, petani/peternak, nelayan, sopir,
ojek, montir dan pekerja lain yang mampu membayar iuran.

• BP = Bukan Pekerja

Setiap orang yang bukan termasuk masyarakat yang didaftarkan dan iuran
nya dibayar oleh pemerintah pusat/daerah, PPU serta PBPU, yang terdiri
dari : BP penyelenggara negara dan BP NON penyelenggara negara.

a) BP penyelenggara negara terdiri dari Penerima Pensiun (PP) pejabat


negara, PP PNS pusat/daerah, PP TNI, PP POLRI, veteran dan
printis kemerdekaan
b) BP NON penyelenggara negara terdiri dari : investor, pemberi kerja
dan BP lain yang mampu membayar iuran.

D. Implasi dan Rekomendasi


1) Kebijakan
o Kewajiban untuk membayar iuran BPJS
o Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah 5% dari
gaji atau upah per bulan yang terdiri atas (PNS, TNI, dan POLRI)
2) Pemberdayaan masyarakat
o Pemberian informasi kepada masyarakat dianjurkan untuk
mengikuti dan menjadi anggota BPJS kesehatan
8

3) Kesehatan
o Membantu masyarakat untuk membiayai rumah sakit
o Sebagai upaya mencegah dan meningkatkan status kesehatan
masyatrakat
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam sebuah kebijakan, tidak akan lepas dari translasi atau derivasi. Entah
itu kehendak sendiri atau orang lain, untuk keuntungan sendiri atau kelompok dan
hal-hal lain yang mendukung seseorang atau sekelompok orang melakukan
penyimpangan terhadap kebijakan yang ada.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan memberikan jaminan


kepada pesertanya dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh
(komprehensif) berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan
medik. Pada BPJS kesehatan memiliki 2 jenis fasilitas kesehatan yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
proventif, kuratif, maupun rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, D. K. (2018). Retrieved from https://www.alodokter.com/5-fakta-yang-


harus-diketahui-tentang-bpjs-kesehatan

Aryani, M. A., & Muqorrobin, M. (2013). Determinan willingness to pay (WTP)


iuran peserta BPJS Kesehatan. Jurnal Ekonomi & Studi
Pembangunan, 14(1), 44-57.

Ayuningtias, D. (2014). Kebijakan Kesehatan Prinsip dan Praktik. Jakarta: PT


RajaGafindo Perkasa.

Humas. (2019). Retrieved from https://bpjskesehatan.go.id/bpjs/indeksphp/-


pages/detail/2014/11

Indonesia, C. (2019). Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/nasional/-


20190731191435-20-

Kesehatan, B. (2014). Peraturan BPJS Kesehatan No 1 tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Jakarta: BPJS Kesehatan.

Komala, R. R. (2016, Mei). Translasi Kebijakan. Retrieved from Translasi


Kebijakan.

10

Anda mungkin juga menyukai