Dosen
Dr. Darmawansyah, S.E,. M.Si
Oleh
Kelas B Kelompok II
Hardin Waly K012211040
Cristien Lira Chandra K012211006
Ainun Jariah K012211030
Sri Indriani K012211061
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. berkat rahmat dan ridho-Nya.
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Kebijakan dan Manajemen
Kesehatan. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah
Kebijakan dan Manajemen Kesehatan.
Kami menyadari pada saat penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan
dan bantuan dari segala pihak. Karena itu saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Kami
mengapreasi bentuk kerja sama dari kelompok kami, kelompok 2 sehingga kami
mampu menyelesaikan tugas kelompok.
Kelompok kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. untuk itu diharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Demikian kiranya
semoga makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
1 BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
nasional suatu Negara akan berpengaruh kuat terhadap jenis layanan kesehatan
yang dapat diupayakan.
3. Faktor budaya, dapat mempengaruhi kebijakan keshatan. Dalam masyarakat
dimana hirarki memiliki tempat penting, akan sulit untuk bertanya atau menantang
pejabat tinggi/senior. Kedudukan sebagai minoritas atau perbedaan bahasa dapat
menyebabkan kelompok tertentu memiliki informasi yang tidak memadai tentang
hak-hak mereka tau menerima layanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan khusus
mereka. D beberapa Negara dimana wanita tidak dapat dengan mudah
mengunjungi fasilitas kesehatan (karena harus ditemani oleh suami) dan dimana
terdapat stigma tentang suatu penyakit (missal : TBC/HIV) pihak yang berwanang
harus mengembangkan system kunjungan pintu ke pintu. Faktor agama dapat pula
sangat mmpengaruhi kebijakan, seperti yang ditunjukan oleh ketidak-
konsistenannya Presiden George W. Bush pada awal tahun 2000an dalam hal
aturak seksual dengan mneingkatnya pemakaian kontrasepsi atau akses ke
pengguguran kandungan. Hal tersebut mempengaruhi kebijakna di Amerika dan
Negara lain, dimana LSM layanan kesehatan reproduksi sangat dibatasi atau dana
dari pemerintah Amerika dikurangi apabila merek agagal melaksanakan keyakinan
tradisi budaya Presiden Bush.
4. Faktor internasional atau exogenus yang menyebabkan meningkatnya
ketergantungan antar Negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerjasama
internasional dalam kesehatan. Meskipun banyak masalah kesehatan berhubungan
dengan pemerintahan nasional, sebagian dari masalah itu memerlukan kerjasama
organisasi tingkat nasional, regional atau multilateral. Contoh, pemberantasan
polio telah dilaksanakan hampir di seluruh dunia melalui gerakan nasional tau
regional, kadang dengan bantuan badan internasional seperti WHO. Namun,
meskipun suatu daerah telah berhasil mengimuniasis polio seluruh balitanya dan
tetap mempertahankan cakupannya, virus polio tetap bsa masuk ke daerah tersebut
dibawa oleh orang-orang yang tidak diimunisasi yang masuk lewat perbatasan.
(Rahman, dkk. 2016)
7
1. Identifikais masalah dan pengenalan akan hal-hal yang baru termasuk besar
persoalan-persoalannya.
2. Formulasi kebijakan yang mengeksplorasi siapa saja yang terlibat dalam
perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan tersebut didisepakati dan bagaimana
akan dikomunikasikan.
3. Implementasi kebijakan. Tahap ini seringkali diabaikan namun demikian
merupakan fase yang snagat penting dalam membuat suatu kebijakan , karena
apabila kebijakan tidak diimplenmentasikan maka dapat dianggap keliru.
4. Evaluasi kebijakan dimana diidentifikasi apa saja yang termausk hal-hal yang
muncul dan tidak diharapkan dari suatu kebijakan (Pollard 2005).
Menurut (Rahman, dkk. 2016), Agenda-agenda dari kebijakan kesehatan
kesehatan didominasi oleh hal-hal yang spesifik yang berhubungan dengan kebutuhan
yang dirasakan dalam kontes system kesehata utntuk menjawab persoalan kesehatan
masyarakat, penyebab penyakit-peyaki atau hal-hal yang berhubungan dengan
organisasi dan manajemen kesehatan. Contohnya, obat-obatan, peralatan,
aksesterhadap fasilitas kesehatan dan lain sebagainya (Leppo, 2001).
1. Pertama, kewenangan tradisional muncul pada saat seseorang patuh atas dasar
kebiasaan dan cara baku melakukan sesuatu.
2. Sebagai contoh: wanita hamil yang miskin di daerah pedesaan Guatemala tidak
akan bertanya kepada bidan apakah layanan dan nasehat yang ia terima ini
merupakan evidence‐based atau bukan, ia akan pasrah kepada kewenangan bidan
karena adanya kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bidan atas
pengalaman dan kepercayaan yang terbaik.
3. Kedua, kewenangan kharismatik didasarkan pada komitmen tinggi kepada seorang
pemimpin serta ideologi mereka atau ketertarikan pribadi lainnya. Kewenangan
yang dilaksanakan atas dasar kharisma, seperti pemimpin agama, negarawan
(misal: Nelson Mandela) serta tabib kesehatan dilakukan karena dinilai memiliki
kewenangan.
9
3.1 Kesimpulan
Kebijakan kesehatan yaitu suatu cara atau tindakan yang berpengaruh terhadap
perangkat institusi, organisasi, pelayanan kesehatan dan pengaturan keuangan dari
sistem kesehatan. Komponen sistem kesehatan meliputi sumber daya, struktur
organisasi, manajemen, penunjang lain dan pelayanan kesehatan. Tujuan dari
kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola pencegahan, pelayanan yang
terfokus pada pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan
terhadap kaum rentan.
Kekuasaan pada umumnya dipahami sebagai kemampuan untuk mencapai
hasil yang diharapkan – untuk ‘melakukan’ sesuatu. Dalam penyusunan kebijakan,
konsep kekuasaan secara khusus dipertimbangkan dalam suatu pemikiran hubungan
“memiliki kekuasaan” atas orang lain.
Faktor kontekstual yang mempengaruhi kebijakan terdiri dari : Faktor
situasional, Faktor structural, Faktor budaya, Faktor internasional Proses penyusunan
kebijakan kesehatan adalah cara bagaimana kebijakan dimulai, dikembangkan atau
disusun, dinegosiasi, dikomunikasikan, dilaksanakan dan dievaluasi.
Tahap dalam penyusunan kebijakan menurut tahap heuristic adalah , yaitu
memilah proses kebijakan tersebut kedalam suatu rangkaian tingkatan dengan
menggunakan suatu rangkaian tingkatan dengan menggunakan teori dan model serta
tidak mewakili apa yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya.
Kekuasan (power) adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus
mneerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau
golongan-golongan tertentu. Birokrasi juga merupakan salah satu sumber kekuasaan,
diamping kemampuan khusus dalam bidang ilmu pengetahuan ataupun atas dasar
peraturan hokum tertentu. Jadi, kekuasan terdapat dimana-mana dalam hubungan
sosial maupun didalam organisasi-organsisi sosial.
13
14
3.2 Saran
Sebagai penyusun, kami merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, kami kelompok 2 mohon kritik dan saran dari pembaca.
Agar kami dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya. Terima kasih.
4 DAFTAR PUSTAKA
Glassman A, Reich MR, Learson K dan Rojas F (1999). Political analysis of health
reform in the Dominican Republic. Health Policy and Planning 14: 115‐26
Massie, Roy G.A. 2009. Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis Dan
Penelitian. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan
KebijakanKesehatan.
Rahman, Fauzie. dkk. 2016. Dasar-dasar Manajemen Kesehatan. Banjarbaru. Pustaka
Banua
15