“KEBIJAKAN PERUBAHAN”
Dosen : Ibu Nuri Islami, M.SI
Disusun Oleh :
A. KESIMPULAN .................................................................................................. 12
A. LATAR BELAKANG
Winardi (2001) menyatakan, manajemen perubahan adalah upaya yang ditempuh manajer
untuk memanajemen perubahan secara efektif, dimana diperlukan pemahaman tentang
persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi. Dapat disimpulkan
bahwa manajemen perubahan adalah suatu upaya yg dilakukan manajemen guna melakukan
perubahan berencana dengan menggunakan jasa/ bekerjasama dengan
intervenis/ konsultan. Agar organisasi tersebut tetap survive dan bahkan mencapai puncak
perkembangannya.
Perubahan pada dasarnya bukanlah menerapkan teknologi, metode, struktur, atau
manajer-manajer baru. Perubahan pada dasarnya adalah mengubah cara manusia dalam
berpikir dan berperilaku” (Kasali, 2007). Dari pernyataan tersebut dapat diambil makna
bahwa manusia pada hakikatnya senantiasa “berubah” sesuai dengan tuntutan perubahan.
Perubahan manusia tersebut seperti perubahan pola pikir, sikap, perilaku, sistem, nilai,
metode bekerja dan sebagainya. Namun tidak banyak individu maupun organisasi menyukai
adanya perubahan, namun perubahan tak bisa dihindari, yakni harus dihadapi. Oleh karena
itu diperlukan satu pengelolaan perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut
dapat diarahkan pada titik perubahan yang positif yakni manajemen perubahan.
Perubahan dalam organisasi dapat berupa perubahan radikal maupun perubahan
incremental. "Perubahan radikal dapat merubah komponen sistem dalam organisasi,
sedangkan perubahan incremental merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus
dan dampaknya kecil karena merupakan perubahan yang biasa dalam organisasi".
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja fungsi dan isi dari kebijakan ?
2. Bagaimana merumuskan program-program kebijakan ?
3. Bagaimana penjabaran program kebijakan ?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Membantu sebuah perusahaan atau organisasi untuk tetap sesuai dengan jadwal
Selain fungsi dan kebijakan perubahan mananjemen terdapat juga manfaat dari
kebijakan yang diterapkan :
10. Mengurangi stress dan kecemasa yang terkait dengan kebijakan perubahan
ISI KEBIJAKAN
William Dunn dalam Ayuningtyas (2014: 16) mengatakan bahwa isi strategi terdiri
dari serangkaian pilihan mengenai usaha-usaha yang terbuka (termasuk pilihan untuk
tidak melakukan sesuatu) yang dibuat oleh pemerintah/organisasi dan pihak- pihak
yang berwenang. Isi kebijakan membahas berbagai masalah publik di berbagai bidang,
termasuk pertahanan, keamanan, energi, kesehatan, edukasi, kesejahteraan, dan
sebagainya. Menurut William N. Dunn melalui 5 tahap yang meliputi :
4. Tahap Pemantauan Kebijakan menyediakan data mengenai dampak saat ini dan
di masa lalu, termasuk hambatan-hambatan dalam pelaksanaan alternatif
kebijakan.
Pemangku kepentingan memiliki kekuatan, posisi penting, dan pengaruh terhadap isu
yang berkaitan dengan perubahan. Oleh karena itu, di dalam Reformasi Birokrasi yang
mengusung sejumlah perubahan yang signifikan, sangat penting bagi
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah mengenali para pemangku kepentingan
berikut kebutuhannya. Pemangku kepentingan dapat dibagi menjadi:
Pemangku kepentingan kunci adalah pihak yang memiliki kewenangan secara resmi
dalam hal pengambilan keputusan. Pemangku kepentingan kunci yang dimaksud
adalah pengambil keputusan di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.
(Permenpan, 2011)
2. Mengidentifikasi Resistensi/Penolakan
a. Pengertian Resistensi
b. Faktor-Faktor Resistensi
1. Keterkejutan akan sesuatu yang baru menyebabkan kecurigaan. Hal tersebut akan
mengganggu rutinitas yang sudah akrab dengan mereka
6. Ancaman bagi hubungan interpersonal apa pun yang mengganggu hubungan social,
adatdan standar kelompok akan ditolak
7. Symbol ketakutan; perubahan kecil dapat mempengaruhi hal yang mungkin lebih besar,
terutama ketika orang tidak yakin tentang seberapa jauh perubahan akan terjadi.
8. Ketakutan ekonomi akan uang yang mungkin akan hilang, ancaman terhadap
keamanankerja. (Lumbantoruan, 2021)
Untuk mengetahui seberapa besar upaya yang harus dilakukan oleh tim manajemen
perubahan dalam mengelola perubahan, maka perlu dikenali dan diukur seberapa besar
perubahan yang diinginkan.
Cara menilai besaran perubahan dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:
a. Studi dokumen, bila pernah terjadi perubahan sebelumnya; dan
Jones et al., (2005) berpendapat bahwa konsep kesiapan untuk berubah dapat
didefinisikan sebagai tingkatan dimana para karyawan memegang pandangan yang
positif mengenai kebutuhan perubahan organisasional (penerimaan terhadap peru-
bahan), dan juga tingkatan dimana para karyawan meyakini bahwa perubahan
semacam itu akan memberikan manfaat baik bagi mereka maupun organisasi. Tingkat
dari kesiapan tersebut bisa berbeda-beda tergantung dari karakteristik situasional
perubahan. Perbedaan tingkat kesiapan untuk berubah terwujud melalui sikap-sikap
dan keyakinan-keyakinan ter-tentu mengenai kebutuhan untuk berubah, kesesuaian
atau ketepatan dari perubahan, dukungan manajemen terhadap perubahan, dan
kebermanfaatan dari perubahan.
Menurut Armenakis dan Harris (2009), terbentuknya keyakinan, sikap dan intensi
tersebut merupakan hasil dari lima persepsi atau keyakinan, yaitu bahwa:
1. Political strategy : Pemahaman mengenai struktur kekuasaan yang terdapat dalam sistem
sosial.
3. Academic Strategy : Pemahaman bahwa setiap manusia itu rasional, yaitu setiap orang
sebenarnya akan bisa menerima perubahan, manakala kepadanya disodorkan data yg dapat
diterima oleh akal sehat (Rasio).
8. Followship Strategy : Pemahaman bahwa perubahan itu dapat dilakukan itu dapat
dilakukan dengan mengembangkan prinsip kepengikutan. (Muhammad Arifin, 2017)
Dalam kegiatan perubahan organisasi dapat dilakukan dengan berbagai macam program
atau metode yang pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu programperubahan
perilaku, dan program perubahan keterapilan dan sikap (Ratminto, Atik 2006:52)
1. Program Perubahan Perilaku
Program perubahan prilaku merupakan suatu program dengan tujuan untuk menyelidiki
secara menyeluruh proses perilaku kelompok atau individu. Ada beberapa cara untuk
mencapai hal ini. Adapun program perubahan perilaku dibedakan menjadi beberapa
macam yaitu:
a. Jaringan Organisasi: Jaringan Manajerial adalah program pengembangan
organisasiberbasis jaringan material yang berfokus pada kemampuan pemimpin
untuk menyeimbangkan antara produksi dan manusia. Dalam hal ini, pemimpin
perlu memperhatikan orang-orang dan produksi.
c. Pengembangan tim: Ini adalah salah satu program perubahan organisasi yang
menggunakan metode intervensi yang dikenal sebagai pengembangan tim untuk
meningkatkan perilaku kelompok. Pembentukan tim yang efektif adalah tujuan
dari pengembangan perilaku kelompok.
Tujuan dari program pelatihan berkelanjutan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, dan sikap anggota organisasi. Oleh karena itu, istilah "pelatihan" mengacu pada
proses peningkatan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap perilaku anggota
organisasi. Pelatihan di tempat kerja, pelatihan instruksi kerja, pelatihan di luar tempat kerja,
dan pelatihan di tempat kerja tiruan merupakan metode-metode untuk mengimplementasikan
program pelatihan.
3. Pelatihan di luar tempat kerja: Ini adalah pelatihan di luar tempat kerja. Motivasi
peserta pelatihan untuk lebih memahami materi adalah salah satu manfaat dari
pelatihan ini karena mereka tidak diharuskan untuk menyelesaikan pekerjaan
apa pun selama pelatihan. Pelatihan di Dunia Nyata: adalah instruksi yang
diberikan di tempat kerja yang disimulasikan. Biasanya, pelatihan ini diberikan
kepada orang-orang yang bekerja di lingkungan yang memiliki banyak risiko.
Peserta diharapkan dapat belajar lebih banyak tentang metode kerja yang efektif
melalui latihan ini.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut Dunn (1994), sistem kebijakan (policy system) mencakup hubungan timbal balik
dari tiga unsur, yaitu kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan. fungsi dari
kebijakan dalam manajemen perubahaan sebagai berikut :
1. Membantu sebuah perusahaan atau orgnisasi untuk tetap pada anggaran yang sudah
direncanakan
2. Membantu meningkatan serta memenuhi tujuan proyek yang sedang perusahaan atau
organisasi kerjakan.
4. Membantu sebuah perusahaan atau organisasi untuk tetap sesuai dengan jadwal
5. Membantu mengadopsi atau mengambil sisi kebijakan dengan lebih cepat, terampil serta
lengkap
6. Membantu karyawan untuk tetap bisa teeribat dalam kebijakan perusahaan atau organisasi yang
mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. (2006). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Deby Eka Putri, dkk, 2021, MANAJEMEN PERUBAHAN, Jawa Barat: Widina Bakti Persada
Bandung