PT. PLN
Disusun Oleh :
BAB 1 ............................................................................................................................................... 1
Pendahuluan ................................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................................... 5
BAB 2 ............................................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORI ............................................................................................................................ 6
2.1 Pengembangan Organisasi ................................................................................................... 6
2.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia .................................................................................... 7
2.3 PT.Pos Indonesia ....................................................................................................................... 7
2.3.1 Sejarah Singkat PT.PLN ....................................................................................................... 7
2.3.2 Visi, Misi, dan Motto PT.PLN .............................................................................................. 8
2.3.3 Tujuan PT.PLN..................................................................................................................... 9
2.3.4 Tugas Pokok dan Fungsi PT.PLN ......................................................................................... 9
BAB 3 ............................................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 11
3.1 Pengertian Organisasi ............................................................................................................. 11
3.2 Definisi Pengembangan Organisasi ......................................................................................... 11
3.3 Tujuan Pengembangan Organisasi .......................................................................................... 13
3.4 Faktor Yang Mendukung Pengembangan Organisasi ............................................................. 13
3.5 Teknik Dalam Pengembangan Organisasi ............................................................................... 14
3.6 Model Pengembangan Organisasi .......................................................................................... 15
3.7 Agen Pengubah dalam Pengembangan Organisasi................................................................. 15
3.8 Pengembangan Organisasi Pada PT.PLN............................................................................ 17
3.8.1 Pelayanan PT.PLN ............................................................................................................ 17
3.8.2 Kelebihan Dan Kekurangan PT.PLN .................................................................................. 19
3.8.3 Pengembangan Organisasi melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia .................. 20
3.8.4 Hasil Pengembangan Organisasi Pada PT.PLN ................................................................. 24
BAB 4 ............................................................................................................................................. 26
ii
Kesimpulan Dan Saran .................................................................................................................. 26
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 26
4.2 Saran ....................................................................................................................................... 28
ii
BAB 1
Pendahuluan
1
guna menghapus hambatan-hambatan komunikasi antarpribadi dan kelompok.
Sasaran pengembangan organisasi juga dalam tumbuh berkembangnya iklim yang
ditandai dengan saling percaya dan keterbukaan yang dapat memotivasi serta menantang
anggota organisasi untuk lebih berprestasi. Pengembangan organisasi juga merupakan bentuk
usaha perubahan berencana yang dikendalikan dan dipimpin oleh top manajemen. Bertujuan
untuk meningkatkan keefektifan kerja dan kesehatan organisasi.
Dalam prakteknya menggunakan metode intervensi berencana terhadap proses dalam
organisasi dengan memanfaatkan teori-teori perilaku. Intervensi pengembangan organisasi
dilakukan oleh manajer atau konsultan dengan sasaran individu, kelompok, dan organisasi.
Tujuan pengembangan organisasi adalah untuk meningkatkan prestasi dan keefektifan kerja
keseluruhan dari seluruh kelompok, departemen dan organisasi serta menciptakan kesehatan
organisasi ; memudahkan pemecahan masalah dalam pekerjaan dan meningkatkan mutu
keputusan ; mengadakan perubahan-perubahan yang efektif ; meningkatkan keterlibatan dengan
tujuan organisasi. Berdasarkan penjelasan diatas, hal yang melatarbelakangi penulisan makalah
ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pengembangan organisasi,
memahami teknik pengembangan organisasi, mengetahui model pengembangan organisasi,
serta agen pengubah dalam pengembangan organisasi.
Negara juga memegang peranan penting dalam mengarahkan dan mengendalikan bentuk
perdebatan atau discourse yang muncul untuk mengerti peran dari negara dan memahami
konsep negara. Namun, negara mempunyai arti yang luas, yaitu suatu badan yang menguasai
segala pranata (administratif, politik, yuridis) yang mengatur jalur kekuasaan dan distribusi
sumber daya, serta menguasai semua aparat yang mempunyai kemampuan kopersif. Walaupun
negara mencakup juga pemerintah, ia tidak indentik dengan pemerintah. Pemerintah terbatas
pada lembaga-lembaga yang berada dalam struktur politik tertentu dan berfungsi menjalankan
pemerintah (Saptari dan Brigitte Holzner 1997: 212).
Sementara itu, sebagai seorang yang berwenang untuk melakukan pengambilan
keputusan, dia harus mampu meletakkan desentralisasi dalam organisasi secara tepat. Delegasi
wewenang, partisipasi masyarakat, dan pengambilan keputusan kepada tingkatan-tingkatan
administratif yang lebih rendah merupakan hal yang penting bagi masyarakat yang demokratis.
2
Selain itu, ia pun akan selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan bagaimana meciptakan
pemerintah yang rasional sekaligus yang bertanggung jawab secara demokratis(Wahyudi
Kumoroto 2011: 124-125). Dengan demikian organisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan
yang terpolakan di antara orang-orang yang berususan dengan aktivitas-aktivitas ketergantungan
yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu. Seperti organisasi formal misalnya perusahaan,
Rumah sakit, Sekolah, serikat buruh, intansi pemerintah dan sejenisnya sangat penting dalam
masyarakat maju yang terspesialisasi dengan teknologi tinggi. Katz and Kahn, 1996, menjelaskan
organisasi dengan model “sistem terbuka”(open system).
Sistem adalah rangkaian hubungan antar komponen yang bekerja sama secara
keseluruhan. Suatu organisasi biasanya memiliki satu tujuan atau lebih yang dinyatakan secara
formal. Selain itu ada juga tujuan informal, yaitu hanya dapat dibaca dalam suatu keputusan
tertentu dan tindakan organisasi (Wexley dan Gary A. Yuki, 2005: 13-15). Pengembangan
organisasi lebih dikenal dengan organization development (OD).
Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana (planned change). Perubahan
dalam bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi, terus menerus terjadi dan mempunyai
pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya yang
membentuk masyarakat modern, mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini.
Perubahan- perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empatkatagori,
yaitu perkembangan teknologi, perkembangan produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang
mengakibatkan makin singkatnya daur hidup produk, serta perubahan sosial yang
mempengaruhi perilaku, gaya hidup, nilai-nilai dan harapan tiap orang.
Dan dalam hal ini pula, pengembangan organisasi yang diperlukan tidak lain untuk
meningkatkan efektifitas organisasi yang berkualitas. Sehingga dapat difahami bahwasanya
pengembangan suatu organisasi sasaran utamanya adalah anggota organisasi itu sendiri, dengan
tujuan untuk membentuk sikap dan mental person maupun kelompok dalam berinteraksi dengan
sesama sehingga terbentuk tim kerja yang mampu diharapkan oleh organisasi tersebut.
Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi, perilaku serta harapan semua anggota
organisasi, pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana
dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi dengan menggunakan cara interfensi oleh
3
pihak ketiga yang didasarkan pada pendekatan perilaku manusia. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa penerapan pengembangan organisasi dalam sebuah organisasi dilakukan
dengan bantuan konsultan ahli, sistematis dan harus didukung oleh pimpinan.
Berdasarkan penjelasan di atas, hal yang melatar belakangi penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui apakah dan bagaimana yang di maksud dengan Pengembangan Organisasi. Dalam
makalah ini akan mengambil sample yaitu PT.PLN karena sejarah dari PT.PLN itu sendiri yang
sudah mulai berdiri pada tanggal 6 Juni 1995 dan masih bisa berjalan sampai dengan sekarang
sehingga PT.Pos Indonesia bisa di jadikan contoh bagi Pengembangan Organisasi.
1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan Organisasi.
2. Memahami makna dari Pengembangan Organisasi.
3. Memahami tujuan dari organisasi.
4. Memahami Teknik Pengembangan Organisasi.
4
5. Memahami model Pengembangan Organisasi.
6. Mengetahui agen perubahan dalam Pengembangan Organisasi.
7. Untuk mengetahui Pengembangan Organisasi pada PT.PLN
Dalam melakukan suatu penelitian, hasil yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat secara
teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis berguna untuk mengembangkan disiplin ilmu yang
berkaitan lebih lanjut dan manfaat praktis digunakan untuk pemecahan masalah aktual.
1. Manfaat Teoritis
• Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu
dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik pengembangan organisasi
(organizational development), khususnya dalam bidang pengembangan SDM.
• Menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan makalah ini
sebagai acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya
yang belum tercakup dalam makalah ini.
2. Manfaat Praktis
• Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
pengelola lembaga tentang wacana kontemporer manajemen sekaligus
memperoleh bekal aplikatif untuk memperbaiki sistem pengelolaan
organisasinya.
• Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada umumnya, bahwa
pengembangan organisasi (organizational development) khususnya
pengembangan SDM bisa terjadi di Lembaga Pendidikan atau organisasi nirlaba.
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pengembangan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan untuk menjadi lebih baik.
Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan,pertumbuhan, evolusi atas berbagai
kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian ini
yaitu;
a. Pengembangan itu bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu
tujuan.
b. Pengembangan itu bisa menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu.
Huse and Cummings mengemukakan bahwa Pengembangan Organisasi (Organizational
Development) merupakan sistem yang menyeluruh yang berusaha menerapkan ilmu perilaku
dengan memakai perencanaan pengembangan jangka panjang. Cara ini ditujukan untuk
mengembangkan strategi, struktur, dan proses sehingga dicapai efektivitas organisasi.Dari
beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Pengembangan Organisasi
(Organizational Development) adalah suatu usaha yang berencana yang meliputi organisasi
secara keseluruhan dan dikelola dari pimpinan untuk meningkatkan efektivitas dan kesehatan
organisasi melalui intervensi yang berencana didalam proses organisasi, dengan menggunakan
pengetahuan ilmu perilaku. Rumusan ini menunjukkan bahwa Pengembangan Organisasi
(Organizational Development) tidaklah hanya “sesuatu yang dikerjakan untuk pencapaian
keadaan organisasi yang lebih baik”, melainkan merupakan suatu jenis proses perubahan,
pembaharuan dan penyempurnaan yang khusus dalam suatu organisasi.
6
2.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia
2.3 PT.PLN
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri Antara tahun 1942-1945
terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah
Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II Proses peralihan
kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah
kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif
7
menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada
Pemerintah Republik Indinesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit
tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada
Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang
memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,
maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang
Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
8
Motto
Adapun PT PLN (Persero) memiliki tugas umum dan tugas pokok yang tercantum dalam fungsi
pelayan pelanggan berikut ini adalah urainnya adalah:
Fungsi Pelayanan Pelanggan (FPL) adalah fungsi yang melaksanakan pelayanan pemberian
informasi tentang tata cara, perhitungan besarnya biaya, persyaratan, dan informasi lainnya yang
berhubungan dengan penyambungan tenaga listrik kepada calon elanggan serta masyarakat umum
lainnya serta pelayanan pemberian penyambungan tenaga listriknya, perubahan data yang
berhubungan dengan pemberian penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan,
persiapan, pelaksanaan dan pengendalian.
a. Menyusun data potensi pasar, rencana penjualan serta perkiraan pendapatan di daerah kerja APJ
maupun di masing-masing unit asuhannya.
9
b. Mempersiapkan dan melaksanakan pengembangan usaha baru sesuai dengan program yang
telah ditetapkan.
c. Memonitor dan melakukan analisa atas pemakaian energi pada
d. pelanggan-pelanggan potensial (TM/TT).
e. Mengadakan komunikasi dan memberikan pelayanan khusus kepada pelangganpelanggan dalam
rangka meningkatkan loyalitas pelanggan.
f. Melaksanakan pembacaan meter dengan Automatic Meter Reading (AMR) untuk pelanggan
potensial, serta memelihara sarana dan kelengkapannya.
g. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian pemasaran.
2. Bagian Niaga
3. Bagian Distribusi
10
Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pembangunan jaringan distribusi untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan pengembangan sistem, merencanakan dan melaksanakan
pengoprasian jaringan distribusi untuk menjamin kontinyuitas pelayanan dengan mutu dan
keandalan yang memadai, serta mengoptimalkan pelaksanaan pemeliharaan dan pengaturan
jaringan distribusi agar dicapai pengusahaan energi yang efisien. Untuk melaksakan tanggung
jawab sebagaimana disebutkan di atas, Bagian Distribusi mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana dan melaksanakan pembangunan jaringan untuk melayani pelanggan dan
pengembangan sistem.
b. Menyusun SOP dan mengatur pengoprasian jaringan distribusi.
c. Menyusun rencana pemeliharaan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi.
d. Mengelola aset jaringan distribusi dan menyusun Data Induk Jaringan.
e. Membuat data peta jaringan (mapping) dan memelihara akurasi data sesuai dengan
perkembangan.
f. Mengendalikan dan mengawasi fungsi Alat Pembatas dan Pengukur (APP) dan menyususn
rencana pemeliharaannya.
g. Melaksanakan analisa dan evaluasi susut distribusi serta menyusun upaya pengendaliannya.
h. Membina dan mengembangkan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan).
i. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian distribusi.
4. Bagian Keuangan
Bertanggung jawab dalam pencatatan dan pembukuan aset, perencanaan dan pengendalian
anggaran dan pendapatan sesuai dengan prosedur administrasi dan akuntansinya, untuk menjamin
pengelolaan anggaran dan pendapatan yang efektif dan efisien guna peningkatan kinerja keuangan.
Untuk melaksakan tanggung jawab sebagaimana disebutkan di atas, Bagian Keuangan mempunyai
fungsi :
a. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan aset.
b. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pendapatan serta mengadakan rekonsilasi dengan
fungsi terkait.
c. Menyusun RAO / UA1 sesuai dengan jadwal dan pedoman yang ada.
11
d. Mengatur dan melaksanakan pengwasan atas penggunaan anggaran investasi maupun operasi.
e. Mengatur dan mengendalikan likuidasi keuangan secara optimal.
f. Melaksanakan supervisi tentang keuangan dan akuntansi terhadap unit asuhannya.
g. Menyusun laporan keuangan serta melaksanakan analisa dan evaluasi untuk merumuskan upaya
perbaikannya.
h. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian keuangan.
a. Mencatat dan melaksanakan inventarisasi fasilitas kantor serta menyusun rencana dan
melaksanakan pemeliharannya.
b. Melaksanakan Administrasi kepegawaian, membuat perhitungan dan melaksanakan
pembayaran hak-hak pegawai sesuai ketentuan yang ada.
c. Menyusun dan memelihara Data Induk Kepegawaian serta melaksanakan monitoring dan
evaluasi SDM.
d. Melaksanakan pembinaan SDM serta menyusun rencana pengembangan SDM.
e. Merencanakan dan mengelola kegiatan kesekretariatan, umum dan KS.
f. Mengatur penyelesaian masalah hukum yang terkait dengan masalah kedinasan, baik di
lingkungan internal maupun eksternal.
g. Mengatur dan melaksanakan program kehumasan dan pemberdayaan lingkungan.
h. Menyusun laporan sesuai bidang tugas bagian SDM dan Administrasi.
12
BAB 3
PEMBAHASAN
Pengertian Organisasi Menurut Chester Barnerd organisasi adalah suatu sistem dari
aktivitas-aktivitas orang yang terkoordinasikan secara sadar atau kekuatan- kekuatan yang
terdiri dari dua orang atau lebih. Organisasi dapat didefinisikan sebagai hubungan-hubungan
yang terpolakan di antara orang-orang yang berususan dengan aktivtas-aktifitas
ketergantungan yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu (Wexley dan Gary A. Yuki, 2005:
13).
Stephen p. robbins menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) social yang di
koordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatf terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perujudan eksistensi
sekelompok orang terhadap masyarakat.
13
Teori dan praktik pengembangan organisasi didasarkan pada beberapa asumsi penting yakni :
• Manusia sebagai individu, Dua asumsi penting yang mendasari pengembangan
organisasi adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan
orang tidak hanya berpotensi , dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak
mungkin pada organisasi. pengembangan organisasi bertujuan untuk
menghilangkan faktor faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan
dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaranorganisasi.
• Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang menerapkan
pengembangan organisasi harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima
dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu
ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa
mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan
mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian
performansi kelompok akan lebih efektif.
• Manusia sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompokdalam
organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut. Misalnya
bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat manajernya ,
koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila segenap anggota
kelompok terlibat dalam interaksi.
14
Bennis, pengembangan organisasi adalah suatu tanggapan terhadap perubahan, suaru
strategi komplek yang bersifat pendidikan yang dimaksudkan untuk merubah berbagai
pandangan, sikap, nilai dan struktur organisasi, agar organisasi dapat menyesuaikan secara lebih
baik dengan teknologi, pasar dan tantangan-tantangan baru, serta tingkat kesulitan perubahan
itu sendiri.Pengembangan Organisasi (PO) merupakan cara pendekatan terhadap perubahan
yang berjangka panjang dan lebih luas ruang lingkupnya dengan tujuan untuk menggerakkan
seluruh organisasi ke arah tingkat fungsional yang lebih tinggi.
Faktor perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam organisasi dimana
faktor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang
dapat berasal dari berbagai sumber. Problem yang sering timbul berkaitan dengan hubungan
sesame anggota organisasi pada umumnya menyangkut masalah komunikasi dan kepentingan
15
masing-masing anggota. Proses kerja sama yang berlangsung dalam organisasi juga kadang-
kadang merupakan penyebab dilakukannya perubahan. Problem yang timbul dapat menyangkut
masalah system kerjasamanya dan dapat pula menyangkut perlengkapan atau peralatan yang
digunakan. Sistem kerja sama yang terlalu birokratis atau sebaliknya dapat menyebabkan suatu
organisasi menjadi tidak efisien.
Faktor eksternal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang dapat
mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa faktor tersebut antara lain : Politik,
Hukum , Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar, atau sering disebut lingkungan.
Organisasi bersifat responsive terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena
itu, jarang sekali suatu organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat
dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena lingkungan menuntut
seperti itu. Beberapa penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah
perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
• Unfreezing
Keadaan dimana orang siap sedia untuk memperlajari & mengubah perilaku anda.
• Changing
Seseorang mulai melakukan percobaan dengan perilaku baru.
• Refreshing
Setelah seseorang melakukan perilaku barunya, selama masa changing, dimana hal itu
telah menjadi bagian dari siri orang tersebut.
16
3.6 Model Pengembangan Organisasi
Hasil analisa perlu disampaikan kepada anggota organisasi dalam bentuk umpan balik.
Selanjutnya tanggapan terhadap umpan balik tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan
strategi perubahan. Kemudian strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk intervensi nyata
untuk kemudian diukur dan dinilai hasilnya, dan pada akhirnya disampaikan berupa umpan balik.
Dari uraian tadi, maka model pengembangan organisasi memiliki manfaat sebagai berikut:
• Berguna untuk lebih dapat memahami persoalan dan organisasi itu sendiri
• Bermanfaat untuk lebih memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
suatu persoalan dan usaha pemecahannya
• Bermanfaat untuk menyusun langkah-langkah tindak dalam melakukan pengembangan
organisasi
Dalam rumusan Havelock (1973) agen perubahan adalah orang yang membantu
terlaksananya perubahan atau suatu inovasi berencana. Inovasi sendiri adalah pengenalan dan
penerapan hal-hal, gagasan, ide-ide baru. Agen pengubah ( change agents ) dapat berasal dari :
a. Agen Perubahan Eksternal: individu dari luar organisasi yang diminta atau ditugasi untuk
memberikan usulan tentang perubahan.
17
b. Agen Perubahan Internal: staf ahli dalam organisasi yang secara khusus dilatih untuk
melakukan pengembangan organisasi
c. Agen Perubahan Eksternal-Internal: usaha memadukan orang-orang dari dalam dan luar
organisasi dengan mengambil m a nfaat atau kelebihan dan mengurangi kelemahan dari
agen perubahan internal dan eksternal.
Menurut Havelock (1970) dalam Nasution, 1990:38, agen pengubah dalam
pengembangan organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Agen perubahan harus memiliki nilai-nilai dan sikap mental yang dapat
mempertimbangkan manfaat inovasi atau perubahan bagi organisasinya maupun
masyarakat sekitar.
2. Agen perubahan harus mengetahui bahwa individu, kelompok dan masyarakat dalam
organisasi merupakan sistem-sistem terbuka yang saling berhubungan dimana agen
perubahan harus mengetahui bagaimana orang lain memandang peranannya. Serta
dapat memperkirakan konsep alternatif mengenai perubahan di masa sekarang dengan
masa mendatang.
3. Agen perubahan harus memiliki keterampilan untuk menyampaikan kepada orang lain
mengenai pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang dimilikinya, mengembangkan
dan memelihara hubungan proyek peubahan dengan orang lain, mengatasi
kesalahpahaman dan konflik, membina tim kerja sama untuk perubahan, dan
menyampaikan ke masyarakat akan potensi yang tersedia dari sumber-sumber mereka
sendiri.
Menurut Rogers dan Shoemaker, agen perubahan berfungsi sebagai mata rantai
komunikasi antar dua sistem sosial.Yaitu menghubungkan antara sistem sosial yang
mempelopori perubahan dengan sistem masyarakat yang dibinanya dalam usaha perubahan
tersebut. Masyarakat disini berarti anggota organisasi. Peran utama seorang agen perubahan
yaitu (Nasution, 2004:129) :
1. Sebagai katalisator yang menggerakkan anggota organisasi untuk melakukan perubahan
2. Sebagai pemberi pemecahan persoalan
3. Sebagai pembantu proses perubahan yaitu dalam proses pemecahan masalah
18
3.8 Pengembangan Organisasi Pada PT.PLN
Pelayanan PT PLN
• Privasi penggunaan daya listrik lebih terjaga karena tidak ada campur tangan dari petugas
PLN
• Jika muatan kWh sudah menipis, sistem MCB akan mengeluarkan suara peringatan yang
dapat mengganggu tetangga.
• Pengisian token listrik tidak periodik dan bisa lebih dari sekali dalam sebulan jika boros.
20
3.8.3 Pengembangan Organisasi melalui Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia akan menghasilkan sumber daya yang professional
yang tentunya akan memiliki kontribusi bagi keberhasilan sebuah organisasi jika mereka mampu
mengembangkan sistem dan kebijakan organisasi yang dihubungkan dengan nilai-nilai, tujuan-
tujuan dan tugas organisasi, sepertiyang dituliskan dalam jurnal Cam Caldwell, Do X. Truong,
Pham T. Linh, Anh Tuan (2011:171) :The research about strategic human resource management
(SHRM) has suggested that human resource professionals (HRPs) have the opportunity to play a
greater role in contributing to organizational success if they are Effective in developing systems
and policies aligned with the organization values, goals, and mission.
Dalam jurnalnya, Simon A. J. Beausaert & Mien S. R. Segers & Wim H. Gijselaers
(2011:235) mendeskripsikan mengenai PDP (Personal Development Plan). Perencanaan
Pengembangan Personal adalah cara/metode yang digunakan untuk menampilkan informasi
tentang kompetensi para pegawai yang telah bekerja dan merencanakan untuk pengembangan
selanjutnya. Perencanaan Pengembangan Personal dapat didefinisikan sebagai cara/alat yang :
• memberikan gambaran dari kompetensi para pegawai yang bekerja di masa lalu dan
kompetensi pegawai yang bekerja di masa depan;
• disusun dan ditulis oleh pegawai sendiri meskipun struktur dari Perencanaan
Pengembangan Personal sebagian besar telah diselesaikan;
• dapat digunakan sebagai dasar/struktur dalam pembicaraan dengan supervisor atau
pelatih yang mengurus para pegawai melalui umpan balik dan stimulasi/rangsangan bagi
pemikiran pegawai;
• dipakai sebagai cara pembuatan keputusan dari perencanaan program pelatihan individu
(perkembangan penilaian) untuk menilai kesesuaian promosi (penilaian sumatif).
21
dalam hasil penelitian sebelumnya. Untuk menjelaskan restrukturisasi organisasi di PT. PLN
(Persero) digunakan teori Robbins (1994) tentang sasaran yang harus ditransformasi dalam
organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan bahwa proses restrukturisasi organisasi di PT. PLN
(Persero) Area Gorontalo ternyata tidak sepenuhnya mengarah ke sasaran yang harus rubah dalam
organisasi seperti yang dikemukakan oleh Robbins. Hal ini terungkap dari kajian di lapangan pada
proses restrukturisasi organisasi pada keempat fungsi yang ada di PT. PLN (Persero).
Restrukturisasi organisasi memfokuskan pada pola yang sudah ada mengenai hubungan-
hubungan antara berbagai komponen dalam organisasi. Tiga indikator yang digunakan pada proses
restrukturisasi organisasi adalah: pertama, spesialisasi atau pembagian kerja pada fungsi masing-
masing, kedua, formalisasi tugas dan fungsi masing-masing pegawai, ketiga, sentralisasi dalam
organisasi yang menggambarkan ditingkat mana kekuasaan formal untuk mengambil keputusan.
Indikator pertama, fakta dilapangan menunjukan bahwa restrukturisasi organisasi tentang
spesialisasi atau pembagian kerja pada fungsi masing-masing telah dilakukan. Namun ada beberapa
pegawai yang kurang bersemangat dalam bekerja karena mengalami kebosanan dalam
menghadapi pekerjaan yang menjadi tugas rutinnya itu. Namun karena keterbatasan jumlah
pegawai yang memiliki keahlian khusus tersebut, maka hal ini tetap berlangsung di PT. PLN
(Persero).
Proses restrukturisasi organisasi yang telah digambarkan di atas menunjukkan adanya
kesesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh Kast dan Rosenzweig (2002) yang mengemukakan
tentang desain tugas yang dirancang untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan organisasi.
Konseptualisasi restrukturisasi organisasi dalam konteks spesialisasi tugas dan fungsi dapat
dilakukan melalui beberapa hal yang dapat ditegaskan sebagai berikut:
1) Melakukan upaya memberikan penyegaran dalam pekerjaan dengan cara rolling
pekerjaan.
2) Melakukan upaya untuk membuat program inovasi dalam pekerjaan. Indikator
restrukturisasi organisasi yang kedua yaitu tentang formalisasi tugas.
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa formalisasi tugas dilakukan dengan formalisasi
kegiatan dan proses, melalui kebijaksanaan, aturan dan prosedur dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi. Kondisi restrukturisasi organisasi sebagaimana dijelaskan di atas memberikan kontribusi
22
positif dalam optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. Proses restrukturisasi
organisasi yang telah digambarkan di atas menunjukkan adanya kesesuaian dengan teori yang
dikemukakan oleh Kast dan Rosenzweig (2002) yang mengemukakan tentang formalisasi akan
mengarahkan perilaku pegawai agar lebih terprogram dalam pelaksanaan tugas dan fungsi.
Konseptualisasi restrukturisasi organisasi ini dalam konteks spesialisasi tugas dan fungsi dapat
dilakukan melalui beberapa hal yang dapat ditegaskan sebagai berikut:
1) Melakukan upaya untuk formalisasi kebijakan dan prosedur dalam organisasi cenderung
akan formal dalam menuntun aktivitas semua pegawai.
2) Tingkat formalisasi yang ada di PT.PLN (Persero) tidak membatasi kebebasan pegawai
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
3) Namun formalisasi yang ada di PT.PLN (Persero) lebih cocok untuk diarahkan ke
pengaturan tentang bagaimana perilaku pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
terutama yang berhubungan dengan pelayanan pada masyarakat.
Aktualisasi kedua konsep di atas dalam konteks restrukturisasi organisasi dapat memberikan
kontribusi pada kehandalan fungsi organisasi yang akan menjamin terlaksananya tugas dan fungsi
masing-masing bagian secara baik dan tepat dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada
pelanggan/masyarakat dalam mengakses layanan kelistrikan. Indikator restrukturisasi organisasi
yang ketiga yaitu tentang sentralisasi. Sentralisasi dalam organisasi menggambarkan ditingkat
mana kekuasaan formal untuk mengambil keputusan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa
restrukturisasi organisasi dilakukan dengan cara memberi kebebasan pada tiap level pimpinan
untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun
setiap keputusan yang diambil tetap mengacu pada aturan yang telah ditetapkan. Kondisi
revitalisasi struktur sebagaimana dijelaskan di atas memberikan kontribusi positif dalam
optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing. Proses restrukturisasi organisasi yang
telah digambarkan di atas menunjukkan adanya kesesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh
Kast dan Rosenzweig (2002) yang mengemukakan tentang yang mengemukakan tentang
pentingnya sentralisasi pada berbagai level dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan.
Konseptualisasi restrukturisasi organisasi ini dalam konteks sentralisasi tugas dan fungsi dapat
dilakukan melalui beberapa hal yang dapat ditegaskan sebagai berikut:
1) Proses penguatan sentralisasi di semua bagian yang ada di PT. PLN dinamis, karena tingkat
23
pengambilan keputusan tetap diserahkan pada level tertentu sesuai hirarki jabatan.
2) Melakukan upaya untuk memperbaiki image PT. PLN yang saat ini masih dinilai ‘tambun
dan lamban”.
Aktualisasi kedua konsep di atas dalam konteks restrukturisasi organisasi dapat memberikan
kontribusi pada optimalisasi fungsi organisasi yang akan menjamin terlaksananya tugas dan fungsi
masing-masing bagian secara baik dan tepat dalam memberikan pelayanan yang berkualitas pada
pelanggan/masyarakat dalam mengakses layanan kelistrikan. Kejelasan tingkatan dalam
pengambilan keputusan akan lebih memfokuskan para pegawai untuk menyelesaikan tugas dan
fungsinya, karena ada kejelasan perintah atau kebijakan mana yang harus dilaksanakan. Hal ini
tentunya akan mengatasi terjadinya tumpang tindih perintah atau keputusan yang harus
dilaksanakan oleh bawahan. Keseluruhan konsep yang sudah dijelaskan diatas dapat mendukung
restrukturisasi organisasi dengan menggunakan pendekatan konfigurasi dimensi struktur. Yang
dimaksud dengan konfigurasi dimensi struktur adalah perpaduan elemen atau indikator yang
mencerminkan restrukturisasi organisasi pada PT. PLN (Persero). Perpaduan elemen tersebut
menggambarkan karakteristik internal PT. PLN yang meliputi formalisasi, spesialisasi dan
standarisasi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
24
BAB 4
4.1 Kesimpulan
25
Pembuatan model pengembangan organisasi sangatlah perlu untuk mempermudah
komunikasi antara agen pembaharu dengan mereka yang berada dalam organisasi. Model
pengembangan yang dijelaskan pada gambar yang terdapat dalam pembahasan model
pengembangan organisasi, menggambarkan bahwa :
• Program pengembangan organisasi dimulai dari pengenalan bahwadalam
organisasi tersebut terdapat persoalan;
• Kemudian, persoalan didiskusikan sehingga tercapai suatu kesamaan
pendapat;
• Berdasarkan persoalan tersebut, dilakukan analisa organisasi yang
dimaksudkan untuk meneliti kembali persoalan tersebut serta untuk
mencari sebabnya;
• Hasil analisa kemudian disampaikan kepada anggota organisasi dalam
bentuk umpan balik;
• Tanggapan terhadap umpan balik tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan strategi perubahan;
• Strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk intervensi nyata untuk
kemudian diukur dan dinilai hasilnya, dan pada akhirnya disampaikan
berupa umpan balik.
Dalam pengembangan organisasi, hal yang penting selanjutnya adalah agen
perubahan dalam organisasi. Sebagai penentu perubahan apa yang sebaiknya dilakukan
dan tidak dilakukan, baik tidaknya perubahan yang akan dihasilkan, sehingga para agen
harus benar-benar mengetahui perannya masing-masing. Berwawasan luas dan
mempunyai kepercayaan diri yang kuat, karena akan berdampak langsung pada
pelaksanaan organisasi dan masyarakat luas.
26
4.2 Saran
1. Berusaha mencapai yang terbaik Dengan keyakinan, kerja keras, disiplin yang tinggi yang
dapat memberikan pelayanan terbaik adalah pelayanan yang cepat, akurat, cermat serta
memuaskan pemakai jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti tidak pernah
menunda pekerjaan, berusaha mancari jalan keluar bagi setiap permasalahan yang
dihadapi, memanfaatkan waktu yang tersedia secara efisien untuk menyeleseikan
permasalahan dan menetapkan produktivitas yang tinggi, mampu mengatur tugas atau
pekerjaan secara professional memiliki komitmen dalam melaksanakan tugas.
2. Senantiasa melihat kedepan dan belajar dari pengalaman Senantiasa menyambut dan
berupaya menemukan gagasan serta teknologi baru yang mampu meningkatkan
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang bermutu meningkatkan efisiensi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Muchlas, Makmuri, 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
posindonesia.co.id/id/content/13
Wexley, N Kenneth, Ph. D, dan Gary A. Yuki, 2005. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia
Jakarta: PT Rineka Cipta
Ruhana, Ika. 2012. PengembanganOrganisasi. Diunduh 01 Desember 2015
padahttp://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/bab-15.-pengembngn-org.pdf
28