Anda di halaman 1dari 11

UTS BUSINESS OPPORTUNITY CREATION

EMPATHY AND DEFINE

Kelompok 4 (Bioskop)
Anggota :
Helmy Fhierhasbyantara 0108012010009
Pradnya Paramita Savira K.S. 0108012020070
Erica Mas’udah 0108012020081

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS CIPUTRA
SURABAYA
JAWA TIMUR
2021
BAB I
TAHAPAN WAWANCARA

1. Aspek yang disiapkan Sebelum Wawancara


Sebelum melakukan wawancara untuk mendalami apa saja Poin Empathy Map bagi
pelanggan yang suka menonton Bioskop, kami menentukan beberapa Persona untuk kami
wawancarai, yaitu :
1. Restu (21 Tahun). Seorang mahasiswa S2 dari ITS Biasanya sebelum pandemi dalam
kurun waktu 1 bulan dapat menonton di bioskop hingga 3 - 4 kali. Genre film yang
disukai adalah : Action, comedy dan
2. Okta (20 Tahun). Seorang mahasiswa S1 dari UB dan videografer. Sebelum pandemi
cukup sering menonton bioskop karena merupakan sebuah hobi. Genre film yang
disukai adalah: Action, thriller

Dalam melakukan Wawancara, terdapat 8 Poin yang ditanyakan terkait Empathy Map
untuk mengambil data serta memahami sudut perspektif dari para persona. 8 Poin tersebut
yaitu :
1. Hearing
2. Doing
3. Major Worries
4. Pain
5. Seeing
6. Saying
7. What Makes Them Happy
8. Gain

Dari 8 Poin tersebut dapat membantu untuk lebih memahami penggemar bioskop tersebut
untuk menimbulkan rasa Empathy. Jika dijabarkan satu-satu poin tersebut maka dapat
dituliskan sebagai berikut:
1. Hearing
Apa yang para penggemar pikirkan saat mendengar kata “Bioskop”, serta apa yang
didengar oleh penggemar mengenai aspek-aspek yang ada di Bioskop?
2. Doing
Apa yang biasanya dilakukan oleh penggemar Bioskop?
3. Major Worries
Hal-hal apa yang mereka resahkan ketika menonton Bioskop apa saja?
4. Pain
Apa saja ketakutan dan juga hal yang membuat frustasi pada penggemar Bioskop?
5. Seeing
Apa aspek yang biasa dilihat saat menonton / memilih Bioskop?
6. Saying
Apa yang menjadi topik pembicaraan ketika ada terlintas kata Bioskop?
7. What Makes Them Happy
Apa aspek yang membuat senang para penggemar Bioskop?
8. Gain
Apa yang mereka inginkan dan butuhkan saat menonton di Bioskop?

Setelah menanyakan mengenai 8 poin kepada persona maka didapatkan jawaban


mengenai 8 poin tersebut menurut pandangan masing-masing persona. Dalam melakukan
wawancara, kami membagi 8 poin tersebut kepada beberapa persona. Pembahasan
mengenai jawaban dari tiap persona mengenai 8 poin tersebut akan dibahaskan pada bab
II.

2. Kendala Saat Melakukan Wawancara


Mengingat kondisi pandemi COVID-19, kami kesusahan untuk melakukan
wawancara secara langsung dengan pelanggan pada tempatnya (Bioskop) dikarenakan di
beberapa kota ada bioskop yang belum buka. Dan juga mengingat bioskop di Surabaya
baru buka per tanggal 2 April 2021 yang mengakibatkan situasi kurang kondusif. Oleh
karena itu kami mewawancarai rekanan kami yang juga penikmat bioskop sebagai
gantinya.
BAB II
HASIL WAWANCARA

Kami menanyakan kepada beberapa persona mengenai ke-8 poin Empathy Map tersebut,
dan pada bab II ini akan kami bahas satu persatu mengenai jawaban masing-masing persona.

1. Persona 1 (Restu)
Pada persona 1, kami menanyakan 4 poin yaitu : Hearing, Doing, Major Worries dan
What Makes Them Happy.

● Untuk Poin “Hearing”, Saat mendengar kata “Bioskop”, yang dipikirkan oleh persona 1
adalah : Tempat yang menyenangkan (terutama sebelum pandemi) dimana bisa nonton
film-film terbaru bersama teman-teman untuk melakukan refresh, sehingga menjadi
semangat lagi

● Untuk Poin “Doing”, persona 1 pergi ke bioskop terkadang saat ada promo yang
ditawarkan oleh platform beli tiket bioskop online (semisal : buy 1 get 1), terkadang juga
bermain arcade (di cinema XXI ada tempat bermain seperti balap mobil), dan tentunya
untuk melihat film di bioskop

● Untuk Poin “Major Worries”, menurut persona 1 yang paling utama adalah mengenai
protokol kesehatan, terutama bersama-sama dengan orang lain di satu ruangan dan
sirkulasi udara kurang baik. Walau sudah pakai masker tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi nya pertukaran virus, apalagi semisal jika pembersihannya kurang
bersih dan bisa jadi virus mengendap dari pagi sampai malam di dalam ruangan tersebut.

● Untuk Poin “What Makes Them Happy”, persona 1 akan senang jika pihak bioskop bisa
menjamin mengenai protokol kesehatan selain menjaraki kursi dengan 1 slot kosong
(semisal : bagaimana sirkulasi udara di dalam studio bioskop ? Apakah sudah bagus ? dan
apa bedanya sebelum dan saat pandemi ?), bahkan menurut persona 1 pribadi tidak apa-
apa jika semisal per 30 menit diminta untuk keluar selama 5 menit atau mungkin
pintunya dibuka agar sirkulasi udara di dalam studio tidak berputar disitu saja, tetapi
mungkin hal ini bisa jadi kurang berkenan di pribadi lainnya. Dan selain protokol
kesehatan, persona 1 akan senang jika jadwal penayangan film lebih dikurangi agar dapat
terjamin sanitasi dan kebersihannya (semisal : sebelum pandemi, penayangan film relatif
jaraknya sangat singkat dan hanya berjarak beberapa menit saja. Lebih baik dikurangi
tetapi untuk kebersihannya terjamin untuk tiap studio bioskop)

2. Persona 2 (Okta)
Pada persona 2, kami menanyakan 4 poin yaitu : Pain, Seeing, Saying, dan Gain.

● Untuk Poin “Pain”, yang menjadi keresahan oleh persona 2 adalah gangguan dari
penonton sekitar, seperti berteriak, berbicara terlalu keras, orang mondar-mandir. Dengan
begitu dapat mengganggu konsentrasi ketika sedang menonton film, terutama ketika
adegan yang sedang asik-asiknya.

● Untuk Poin “Seeing”, beberapa aspek yang biasa dilihat ketika saat menonton atau
sebelum menonton bioskop menurut persona 2 adalah pelayanan, kualitas film yang
ditayangkan, kursi (misal bioskop premiere XXI menawarkan kursi yang sekaligus dapat
digunakan untuk berbaring) , dan sound (di XXI ada pilihan studio yang dilengkapi
dengan kualitas audio dolby atmos)

● Untuk Poin “Saying”, menurut persona 2 adalah harga tiket. Kemudian


mempertimbangkan kualitas bioskop (misalnya layar yang ditawarkan standar atau lebih
lebar). Namun, sejak pandemi, kata yang paling utama terucap adalah operasional
bioskop itu sendiri (misalnya “apakah bioskop buka saat pandemi? Tidakkah takut
tertular wabah virus?”).

● Untuk Poin “Gain”, beberapa poin yang diinginkan oleh persona 2 ketika menonton
bioskop adalah kualitas film yang bagus, karena apabila menonton sendiri melalui live
streaming di rumah kualitasnya kurang baik mulai dari visual, audio, dan feel yang
didapat sangat berbeda. Kemudian persona 2 berharap bahwa penayangan di bioskop
berjalan tepat waktu sesuai jadwal, mengingat kadang tidak sabar menantikan film yang
akan ditayangkan. Karena hanya di bioskop kita dapat melihat film yang baru tayang
lebih awal, tidak seperti di platform lain seperti live streaming (misal: netflix, iflix, viu).
Ketika pandemi seperti saat ini, yang dibutuhkan persona 2 adalah adanya protokol
kesehatan, mengingat kondisi saat ini yang rentan akan tertularnya virus corona.

3. Latar Belakang Pendidikan


Kelompok kami terdiri dari 3 orang yang memiliki latar belakang pendidikan berbeda
beda. Helmy Fhierhasbyantara dari Fisip, Pradnya Paramita dari Teknik Kimia, dan Erica
Mas’udah dari Sistem Informasi. Tentunya kami secara otomatis menyorot dari sudut
pandang yang berbeda-beda. Helmy menyoroti hubungan antara bioskop dengan pihak
pelanggan, Pradnya lebih menyoroti mengenai protokol kesehatan, dan Erica lebih
menyoroti bagian teknologi yang bisa membantu proses bisnis agar lebih terstruktur.

BAB III
BUKTI DAN DOKUMENTASI
Berikut ini bukti dan dokumentasi kami selama proses mengerjakan. Dimulai dari diskusi
melalui grup WA hingga proses pengambilan video wawancara.

1. Diskusi Melalui Grup WA


2. Wawancara
BAB IV
SOLUSI DAN REFLEKSI

1. Solusi
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa persona, dapat diambil poin-poin
mengenai apa saja yang dikeluhkan dan apa yang diinginkan. Sehingga dapat diambil
solusi bagi pihak bioskop dari keluhan dan saran yang dialami persona, yaitu:
● Pihak bioskop bisa membuat info grafis mengenai protokol kesehatan sehingga
dapat lebih menarik pelanggan dan meyakinkan untuk kembali menonton film di
bioskop (contoh: Bagaimana sirkulasi udara di bioskop ? Apakah sudah dipastikan
tidak apa apa ?)
● Untuk menanggulangi mengenai sirkulasi udara di dalam studio bioskop, pihak
bioskop dapat menyediakan air purifier untuk membersihkan serta melancarkan
sirkulasi udara.
● Agar menjaga sanitasi dari studio bioskop, pihak bioskop dapat mempertimbangkan
untuk mengurangi jam tayang dari film. Sehingga, petugas kebersihan tidak
terburu-buru dalam membersihkan serta men-sanitasi studio.
● Saat pemutaran film sedang berjalan, diharapkan pihak bioskop dapat mengedukasi
dengan memberi himbauan secara tegas agar penonton film tidak melakukan hal-
hal yang telah dilarang. Karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan penonton
lain.

2. Refleksi Kelompok
Saat telah mendirikan dan memiliki sebuah usaha, dan tiba-tiba sesuatu yang tidak
terduga terjadi, maka kita tidak boleh panik dan patah semangat. Tetap harus memiliki
prasangka baik dalam melihat semua kesempatan atau celah. Sebagai bentuk preventif,
maka sebuah usaha harus memiliki contigency plan sehingga jika yang tak terduga itu
terjadi maka kita sudah tau hal apa yang selanjutnya akan dilakukan.
3. Refleksi Individu
● Helmy Fhierhasbyantara 0108012010009

● Pradnya Paramita Savira K.S 0108012020070


Sebagai seorang penjual, terkadang kita lupa dan egois akan diri sendiri
karena hanya mementingkan dan memikirkan diri kita sendiri sebagai “penjual”.
Perlu dipahami juga oleh pelaku bisnis bahwa kita harus mengerti dan memahami
apa yang kustomer butuhkan dan inginkan. Sehingga antara supply dan demand
akan seimbang karena penjual memahami kebutuhan kustomer dan kustomer
merasa kebutuhannya dapat terpenuhi.

● Erica Mas’udah 0108012020081


Empathy map dapat menjadi suatu key success factor bagi sebuah
perusahaan. Dengan melakukan empathy map, maka kita bisa mengetahui lebih
dalam mengenai customer. Baik dari karakter tiap kustomer hingga pola pikirnya.

Anda mungkin juga menyukai