Kelompok 4 (Bioskop)
Anggota :
Helmy Fhierhasbyantara 0108012010009
Pradnya Paramita Savira K.S. 0108012020070
Erica Mas’udah 0108012020081
Dalam melakukan Wawancara, terdapat 8 Poin yang ditanyakan terkait Empathy Map
untuk mengambil data serta memahami sudut perspektif dari para persona. 8 Poin tersebut
yaitu :
1. Hearing
2. Doing
3. Major Worries
4. Pain
5. Seeing
6. Saying
7. What Makes Them Happy
8. Gain
Dari 8 Poin tersebut dapat membantu untuk lebih memahami penggemar bioskop tersebut
untuk menimbulkan rasa Empathy. Jika dijabarkan satu-satu poin tersebut maka dapat
dituliskan sebagai berikut:
1. Hearing
Apa yang para penggemar pikirkan saat mendengar kata “Bioskop”, serta apa yang
didengar oleh penggemar mengenai aspek-aspek yang ada di Bioskop?
2. Doing
Apa yang biasanya dilakukan oleh penggemar Bioskop?
3. Major Worries
Hal-hal apa yang mereka resahkan ketika menonton Bioskop apa saja?
4. Pain
Apa saja ketakutan dan juga hal yang membuat frustasi pada penggemar Bioskop?
5. Seeing
Apa aspek yang biasa dilihat saat menonton / memilih Bioskop?
6. Saying
Apa yang menjadi topik pembicaraan ketika ada terlintas kata Bioskop?
7. What Makes Them Happy
Apa aspek yang membuat senang para penggemar Bioskop?
8. Gain
Apa yang mereka inginkan dan butuhkan saat menonton di Bioskop?
Kami menanyakan kepada beberapa persona mengenai ke-8 poin Empathy Map tersebut,
dan pada bab II ini akan kami bahas satu persatu mengenai jawaban masing-masing persona.
1. Persona 1 (Restu)
Pada persona 1, kami menanyakan 4 poin yaitu : Hearing, Doing, Major Worries dan
What Makes Them Happy.
● Untuk Poin “Hearing”, Saat mendengar kata “Bioskop”, yang dipikirkan oleh persona 1
adalah : Tempat yang menyenangkan (terutama sebelum pandemi) dimana bisa nonton
film-film terbaru bersama teman-teman untuk melakukan refresh, sehingga menjadi
semangat lagi
● Untuk Poin “Doing”, persona 1 pergi ke bioskop terkadang saat ada promo yang
ditawarkan oleh platform beli tiket bioskop online (semisal : buy 1 get 1), terkadang juga
bermain arcade (di cinema XXI ada tempat bermain seperti balap mobil), dan tentunya
untuk melihat film di bioskop
● Untuk Poin “Major Worries”, menurut persona 1 yang paling utama adalah mengenai
protokol kesehatan, terutama bersama-sama dengan orang lain di satu ruangan dan
sirkulasi udara kurang baik. Walau sudah pakai masker tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi nya pertukaran virus, apalagi semisal jika pembersihannya kurang
bersih dan bisa jadi virus mengendap dari pagi sampai malam di dalam ruangan tersebut.
● Untuk Poin “What Makes Them Happy”, persona 1 akan senang jika pihak bioskop bisa
menjamin mengenai protokol kesehatan selain menjaraki kursi dengan 1 slot kosong
(semisal : bagaimana sirkulasi udara di dalam studio bioskop ? Apakah sudah bagus ? dan
apa bedanya sebelum dan saat pandemi ?), bahkan menurut persona 1 pribadi tidak apa-
apa jika semisal per 30 menit diminta untuk keluar selama 5 menit atau mungkin
pintunya dibuka agar sirkulasi udara di dalam studio tidak berputar disitu saja, tetapi
mungkin hal ini bisa jadi kurang berkenan di pribadi lainnya. Dan selain protokol
kesehatan, persona 1 akan senang jika jadwal penayangan film lebih dikurangi agar dapat
terjamin sanitasi dan kebersihannya (semisal : sebelum pandemi, penayangan film relatif
jaraknya sangat singkat dan hanya berjarak beberapa menit saja. Lebih baik dikurangi
tetapi untuk kebersihannya terjamin untuk tiap studio bioskop)
2. Persona 2 (Okta)
Pada persona 2, kami menanyakan 4 poin yaitu : Pain, Seeing, Saying, dan Gain.
● Untuk Poin “Pain”, yang menjadi keresahan oleh persona 2 adalah gangguan dari
penonton sekitar, seperti berteriak, berbicara terlalu keras, orang mondar-mandir. Dengan
begitu dapat mengganggu konsentrasi ketika sedang menonton film, terutama ketika
adegan yang sedang asik-asiknya.
● Untuk Poin “Seeing”, beberapa aspek yang biasa dilihat ketika saat menonton atau
sebelum menonton bioskop menurut persona 2 adalah pelayanan, kualitas film yang
ditayangkan, kursi (misal bioskop premiere XXI menawarkan kursi yang sekaligus dapat
digunakan untuk berbaring) , dan sound (di XXI ada pilihan studio yang dilengkapi
dengan kualitas audio dolby atmos)
● Untuk Poin “Gain”, beberapa poin yang diinginkan oleh persona 2 ketika menonton
bioskop adalah kualitas film yang bagus, karena apabila menonton sendiri melalui live
streaming di rumah kualitasnya kurang baik mulai dari visual, audio, dan feel yang
didapat sangat berbeda. Kemudian persona 2 berharap bahwa penayangan di bioskop
berjalan tepat waktu sesuai jadwal, mengingat kadang tidak sabar menantikan film yang
akan ditayangkan. Karena hanya di bioskop kita dapat melihat film yang baru tayang
lebih awal, tidak seperti di platform lain seperti live streaming (misal: netflix, iflix, viu).
Ketika pandemi seperti saat ini, yang dibutuhkan persona 2 adalah adanya protokol
kesehatan, mengingat kondisi saat ini yang rentan akan tertularnya virus corona.
BAB III
BUKTI DAN DOKUMENTASI
Berikut ini bukti dan dokumentasi kami selama proses mengerjakan. Dimulai dari diskusi
melalui grup WA hingga proses pengambilan video wawancara.
1. Solusi
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa persona, dapat diambil poin-poin
mengenai apa saja yang dikeluhkan dan apa yang diinginkan. Sehingga dapat diambil
solusi bagi pihak bioskop dari keluhan dan saran yang dialami persona, yaitu:
● Pihak bioskop bisa membuat info grafis mengenai protokol kesehatan sehingga
dapat lebih menarik pelanggan dan meyakinkan untuk kembali menonton film di
bioskop (contoh: Bagaimana sirkulasi udara di bioskop ? Apakah sudah dipastikan
tidak apa apa ?)
● Untuk menanggulangi mengenai sirkulasi udara di dalam studio bioskop, pihak
bioskop dapat menyediakan air purifier untuk membersihkan serta melancarkan
sirkulasi udara.
● Agar menjaga sanitasi dari studio bioskop, pihak bioskop dapat mempertimbangkan
untuk mengurangi jam tayang dari film. Sehingga, petugas kebersihan tidak
terburu-buru dalam membersihkan serta men-sanitasi studio.
● Saat pemutaran film sedang berjalan, diharapkan pihak bioskop dapat mengedukasi
dengan memberi himbauan secara tegas agar penonton film tidak melakukan hal-
hal yang telah dilarang. Karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan penonton
lain.
2. Refleksi Kelompok
Saat telah mendirikan dan memiliki sebuah usaha, dan tiba-tiba sesuatu yang tidak
terduga terjadi, maka kita tidak boleh panik dan patah semangat. Tetap harus memiliki
prasangka baik dalam melihat semua kesempatan atau celah. Sebagai bentuk preventif,
maka sebuah usaha harus memiliki contigency plan sehingga jika yang tak terduga itu
terjadi maka kita sudah tau hal apa yang selanjutnya akan dilakukan.
3. Refleksi Individu
● Helmy Fhierhasbyantara 0108012010009