Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen semester V
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
Wulandari : 11713200679
2019 M/1440H
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semogasemua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen proyek merupakan tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari akhir sampai selesainya
proyek itu. Manajemen proyek bisa diterapkan pada semua proyek apapun, dan
dipakai secara umum dan luas agar bisa menyelesaiakn proyek yang besar atau
kompleks. Tujuan manajemen proyek paling utama adalah pencapaian semua tujuan
dari akhir proyek dengan segala kekurangan yang ada, waktu, dan dana yang tersedia.
Waktu atau jadwal merupakan sasaran utama proyek. Keterlambatan akan berdampak
buruk untuk proyek dan akan berdampa kerugian bagi proyek itu. Pengelolaan waktu
mencakup pengendalian jadwal yaitu dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian,
konsep cadangan waktu, waktu kumulatif jalur, memantau dengan mengendalikan
jadwal penggunaan cadangan waktu.
Dalam proses pengendalian terdapat berbagai cara untuk menyusun atau
membuat jadwal yang nantinya akan dipakai sebagai tolak ukur pengendalian jadwal.
Dan dalam cadangan waktu dapat dilihat suatu rangkaian kegiatan yang memperoleh
salah satu metode pengolahan proyeknya efektif untuk merancang kan dan
mengendalikan jadwal. Pengendalian proyek dilaksanakan seiring dengan
pelaksanaan proyek, pengendalian dilakukan supaya proyek tetap berjalan dalam
batas waktu, biaya, dan kegiatan yang telah ditentukan dalam perencanaan.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian?
2. Bagaimana konsep cadangan waktu ?
3. Bagaimana dengan waktu kumulatif jalur?
4. Bagaimana memantau dan mengendalikan jadwal penggunaan cadangan
waktu?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian.
2. Untuk mengetahui konsep cadangan waktu.
3. Untuk mengetahui waktu kumulatif jalur.
4. Untuk mengetahui memantau dan mengendalikan jadwal penggunaan
cadangan waktu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Mohamad Ferdaus Noor Aulady and Cesaltino Orleans, „Perbandingan Durasi Waktu Proyek Konstruksi
AntaraMetode CriticalPathMethod (CPM) dengan Metode Critical Chain Project Management (Studi Kasus:
Proyek Pembangunan Apartamen Menara Rungkut)‟, Jurnal IPTEK, vol. 20, no. 1 (2016), p. 13.
2
Iman Soeharto, Manajemen Proyek, (Jakarta: Erlangga, 2001) hlm 263.
2
Sebagian besar proyek mempunyai tanggal akhir yang ketat. Para kontraktor
harus menerima sebuah jadwal yang ketat sebagai dasar mereka agar dapat
memenuhi target yang telah ditetapkan. Adanya jadwal yang ketat ini,
mewajibkan proyek selesai pada waktu yang telah ditetapkan, jika tidak selesai
sesuai jadwal yang telah disepakati, maka kontraktor akan kehilangan
pekerjaannya.
4. Memakai jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan pekerjaan dan
sumber daya.
Jaringan kerja merupakan langkah penyempurnaan yang berguna untuk
menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki komponen besar. Untuk
membuat jaringan kerja ini, didasarkan atas logika ketergantungan pekerjaan
yang disebabkan oleh kegiatan proyek itu sendiri dan ketergantungan terhadap
sumber daya yang diakibatkan oleh terbatasnya dana atau sumber daya.
5. Pertimbangan untuk persyaratan khusus
Pertimbangan dilakukan karena tentunya untuk memperkirakan kondisi alam
disekitar proyek, yang akan mempengaruhi pelaksanaan proyek. Hal yang
harus dipertimbangan khususnya adalah cuaca. contohnya, pondasi harus
selesai sebelum musim dingin dan gedung harus dipasangi atap sebelum musim
hujan.
6. Memakai kalkulasi biaya sebagai dasar
Kalkulasi biaya dapat membantu mengembangkan keperluan dan lamanya
tenaga kerja. Kalkulasi biaya dan jadwal harus diperbaharui bersamaan yang
akan memastikan bahwa semua unsur dalam sumber daya dievaluasi, cuaca
dipertimbangkan, dan eskalasi dihitung. Kalkulasi akan memaparkan rincian
kegiatan dan jam anggota kerja.
7. Persyaratan kontraktual
Persyaratan kontraktual ini merupakan perjanjian untuk sebuah proyek yang
akan dikerjakan. Artinya dengan ada kontrak ini dalam sebuah proyek tidak ada
lagi alasan proyek itu tidak selesai sesuai waktu yang telah disepakati, karena
sebelum melaksanakan sebuah proyek harus mempunyai syarat yaitu
persyaratan kontraktual,adalah:
a. Pemberian kontrak
b. Menetapkan tanggal dimana keseluruhan dan rincian skedul harus
diserahkan.
3
c. Menetapkan batas-batas waktu untuk persetujuan tertentu.
d. Menetapkan tanggal pembelian dan pengiriman untuk peralatan dan
borongan tertentu.
e. Menetapkan tanggal untuk menyelesaikan pekerjaan atau menghindari
pekerjaan atau pada waktu periode tertentu.
CW = WT-WKJ
Dimana:
3
Ibid. hlm.264
4
diketahui tidak cukup waktu untuk mengakhiri proyek sesuai jadwal. Oleh
karena itu, bila pada saat laporan dijumpai angka CW negatif, hal ini akan
menyodorkan peringatan bahwa ada indikasi pada jadwal, bila tidak dilakukan
perubahan kearah perbaikan maka di belakang hari betul-betul akan terjadi
keterlambatan. Konsernya dengan waktu disajikan dan dianalisis dengan bunda
kan jaringan ke kerja PDM, berikut ada kaidah dasar yang bersangkutan.
2. waktu tersedia
Hubungan aljabar antara CW, WT dan WKJ. Terlihat bahwa untuk
memperbesar cadangan waktu jalur, perlu memperbesar selisih terhadap waktu
kumulatif pada jalur. Misalnya memperpanjang WT atau mempersingkat WKJ
atau kedua-duanya. Untuk masuk tersebut diteliti lebih jauh apa saja yang dapat
diklasifikasikan sebagai waktu sedia dan waktu kumulatif jalur pada proyek, dan
bagaimana cara menghitung dan memperoleh nya. Besar WT suatu jalur
diperoleh dari selisih ES node awal atau mulai terhadap eleven ade akhir atau
selesai. Dinyatakan dalam tanggal menjadi:
WT = LF(ns) – ES(nm) + 1
Di mana:
Seringkali ES(nm) maupun LF(ns) diberi batasan batasan berupa waktu atau
tanggal.
12 juni A 35 23 Juli
(133) (169)
15 Juni 25 Juni
(169)
(135)
5
2
24 Juli B 45 16 Sept
(168) (214)
27 Juli 18 Sept
(170) (214)
3
17 Sept C 47 10 Nov
(215) (259)
19 Sept 12 Nov
(215) (261)
Jumlah 129 hari waktu tersedia pada contoh di atas adalah hari kerja antara 12
November dengan 12 juni. Jadi, bukan termasuk hari minggu dan hari libur. Jumlah
hari minggu dan hari libur relatif cukup banyak setiap tahunnya, apalagi bila memakai
peraturan 5 hari kerja per minggu. Sebagai contoh, untuk tahun 1992 dengan 5 hari
dan 6 hari kerja per minggu,:
6
1) 6 hari kerja per minggu
Hari Minggu : 52
Hari besar ( yang jatuh diluar hari minggu : 12
Total : 64
Total % WT Tahun 1992 = (64/365)(100%) = 17,5 %
Pada konsep cadangan waktu, hari-hari dewa hari kerja melupakan sumber
waktu tersedia (WT) untuk 6 hari kerja sebesar ( 64/365 ) (100%)= 17.5 % dan
untuk 5 hari masa kerja (114/365) (100%) = 32.1 %. Seandainya diperlukan untuk
hal-hal yang mendesak, masih tersedia wta lain dalam jumlah yang besar, berarti
sebagai kerja yang lemburnya yang pada hari yang sama, dari analisis diatas,
terlihat bahwa secara teori, WT bisa diperbesar atau diperpanjang dengan cara
berikut :
b) Menambah hari kerja dengan hari libur, minggu dan kerja lembur.
Memulai kegiatan proyek lebih awal dari segi jadual merupakan langkah
langkah yang ideal, tetapi seringkali terhalang oleh faktor faktor teknis dan
nonteknis, seperti menunggu akan adanya kontrak resmi, sumber pendanaan yang
bagus, dan lain-lain. Oleh karena itu keputusan untuk menggunakan tidaknya
cadangan waktu dalam bentuk hari sabtu, minggu, tidak masuk kerja, dan lembur
akan tergantung pada perkembangan ekonomi.
7
C. Waktu Kumulatif Jalur-Wkj
Untuk memeperbesar cadangan waktu suatu proyek adalah dengan mengusahakan
untuk memperkecil atau mempersingkat waktu kumulatif jalur (WKJ) proyek
tersebut. Dengan asumsi lingkup kegiatan proyek tidak berubah, maka untuk maksud
tersesbut terbuka berbagai kemungkinan, yaitu:
1 2 3
0 6 SS(1-2)=3 3 12 11 16
A 6 B 9 C 5
0 6 3 12 11 16
- FF(23)=4
4
Op.Cit., Iman Soeharto, hlm.269
8
Untuk menghitung total panjang/kurun waktu jalur, digunakan metode
CPM/PDM dengan hitungan maju dan mundur. Yaitu, menjumlahkan angka numerik
masing-masing kurun waktu node dan memperhatikan jalur yang bergabung maupun
berpencar. Demikian pula harus diperhatikan konstrain yang menghubungkan,
misalnya untuk konstrain lag diperhitungkan sama halnya dengan node. Tabel 29-2
menjelaskan keterangan di atas. Misalnya, 3 kegiatan dengan masing-masing
mempunyai kurun waktu A=6, B=9, dan C=5 MEMILIKI KONSTRAIN ss(1-2)=3
dan FF(2-3)=4
CW-m=LS-ES
Angka CW-m atau CW-s dapat dan negative. Positif berarti bahwa node yang
bersangkun memiliki waktu tersedia lebih besar dari yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatn, dan negative berarti bahwa yang terjadi adalah sebaliknya.
Untuk menghitung cadangan waktu node, urutannya adalah :
9
1
11
maret 25 april
(58) (95)
A 38
13 28 april
maret (97)
(60)
CW- CW-
m=2 2.4 cadangans=2
Table: waktu node mulai dan node selesai
Sekarang ditinjau pengaruh cadangan waktu node terhadap cadangan waktu pada
jalur. Di umpamakan proyek terdiri dari 3 kegiatan A,B, dan C, dengan kurun waktu
kegiatan berturut-turut adalah 35, 25, dan 20 hari. Sedangkan ES=12 juni , maka
akan selesai pada tanggal 23 juli. Selanjutnyam kegiatan B dimulai tanggal 24 juli dan
selesai tanggal 22 agustus. Sedangkan C di mulai 24 agustus selesai 16 september ( 23
agustus hari minggu). Terlihat dari table 2.3 cadangan waktu masing-masing kegiatan
/node adalah +4 hari. Di tinjau dari keseluruhannya proyek, maka total waktu yang
diperlakukan untuk menyelesaikannya adalah 35+25+20=80 hari, sedangkan waktu
yang tersedia adalah 216-133+= 84 hari (12jini-21 september). Jadi proyek tersebut
mempunyai cadangan waktu sebesar 84-80 =4 hari.
10
dihitung dengan cara di atas, bukan hanya milik kegiatan/node komponen jalur, tetapi
merupakan cadangan waktu jalur yang bersangkutan di mana dia berasa5.
3. Jalur Kritis
Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan kritis. Jika dilihat dari
prosedur menghitung umur proyek, jalur kritis bisa juga diartikan sebagai jalur yang
memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dinilai dari peristiwa awal hingga
peristiwa akhir. 6. Jika jalur kritis mengalami keterlambatan penyelesaian maka akan
memperlembat secara keseluruhan, meskipun yang lain tidak mengalami
keterlambatan.Jalur kritis memiliki pengertian ES = LS baik peristiwa awal maupun
peristiwa akhir dari kegiatan. Berdasarkan perhitungan Earliest Start (ES) dan Latest
Start (LS) diatas maka dapat dihitung Float (Slack) dari masing-masing kegiatan
untuk menentukan jalur kritisnya. Jadi nilai float atau waktu longgar harus sama
dengan 0 (nol). Dilihat dari segi cadangan waktu, maka jalur kritis adalah jalur yang
mempunyai total cadangan waktu terkecil atau jalur terpanjangn dalam proyek
relative terhadap waktu yang tersedia WT.
5
Ibid.hlm.270
6
Program Studi, Teknik Industri, and Fakultas Teknik, PENERAPAN METODE JALUR KRITIS
DALAM PENYUSUNAN, vol. 6, no. 3 (2013), pp. 210–7.
11
Memantau Kecepatan Erosi CW
Sebagai indicator apakah laju proyek sesuai peranan jadwal, maka dapat dilihat
1 2 3 4 5
D=20 20 D= 40 60 D = 50 110 D= 30 140 D=10 150
T= 25 25 T = 50 75 T= 135 135 170 180
Dari kecepatan erosi cadangan waktu. Yang dimaksud dengan erosi cadangan
waktu adalah kecepatan berkurangnya CW pada kurun waktu tertentu. Bila kecepatan
erosi demikian cepat melebihi laju peneyelesaian pekerjaan yang direncanakan,
pertanda harus diambil tindakan untuk menjaga jangan sampai sasaran jadwal menjadi
tidak tercapai. Rumus mencari CW
CW = WT-WKJ
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan dalam setiap kegiatan perusahaan atau organisasi atau individu
dalam melaksanakan suatu proyek sangat diperlukan pengendalian jadwal dan
cadangan waktu yang secara optimal dari seluruh sumber daya yang terdapat
didalamnya. Dalam pengendalian jadwal, ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam menyusun pengendalian jadwal yaitu:tanggal akhir ditetapkan oleh manajer
puncak, tanggal akhir ditetapkan oleh pasar, jadwal ditetapkan oleh klien, persyaratan
kontraktual, pertimbangan untuk persyaratan khusus, memakai kalkulasi biaya
sebagai dasar,memakai jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan
pekerjaan dan sumber daya.
Untuk bisa mengendalikan jadwal harus memahami cadangan waktu, agara
proyek bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah di sepakati dalam kontrak kerja.
CW adalah cadangan waktu pada jalur tertentu dari urutan kegiatan proyek. Adapun
WKJ merupakan jumlah kumulatif kurun waktu untuk menyelesaikan nude-nude pada
jalur tersebut. Angka CW dapat positif, negatif, atau nol. Maka kita harus memproleh
lebih banyak waktu yang terbatas diperlukan pengendalian waktu dalam sutua proyek
supaya proyek tersebut berjalan dengan efektif dan efesien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aulady, Mohamad Ferdaus Noor and Cesaltino Orleans, „Perbandingan Durasi Waktu
Proyek Konstruksi AntaraMetode CriticalPathMethod (CPM) dengan Metode Critical Chain
Project Management (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartamen Menara Rungkut)‟,
Jurnal IPTEK, vol. 20, no. 1, 2016, p. 13 [https://doi.org/10.31284/j.iptek.2016.v20i1.29 ].
Studi, Program, Teknik Industri, and Fakultas Teknik, PENERAPAN METODE JALUR
KRITIS DALAM PENYUSUNAN, vol. 6, no. 3, 2013, pp. 210–7.
14