Anda di halaman 1dari 17

PENGENDALIAN JADWAL PROYEK

(Kajian Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam)

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen semester V

DOSEN PEMBIMBING

Karno Arianto, M.Pd.I

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

Filda Sandora : 11713202689

Nasib Samsuri Lubis : 11713100731

Oktani Nodelva Putri : 11710324150

Wulandari : 11713200679

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2019 M/1440H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Manajemen Proyek”.

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan
segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan
yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semogasemua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

Pekanbaru, 2 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian ...................................................... 2


B. Konsep Cadangan Waktu ....................................................................................... 4
C. Waktu Kumulatif Jalaur ......................................................................................... 8
D. Memantau dan Mengendalikan Jadwal penggunaan Cadangan Waktu ................ 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen proyek merupakan tata cara mengorganisir dan mengelola sumber
penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari akhir sampai selesainya
proyek itu. Manajemen proyek bisa diterapkan pada semua proyek apapun, dan
dipakai secara umum dan luas agar bisa menyelesaiakn proyek yang besar atau
kompleks. Tujuan manajemen proyek paling utama adalah pencapaian semua tujuan
dari akhir proyek dengan segala kekurangan yang ada, waktu, dan dana yang tersedia.
Waktu atau jadwal merupakan sasaran utama proyek. Keterlambatan akan berdampak
buruk untuk proyek dan akan berdampa kerugian bagi proyek itu. Pengelolaan waktu
mencakup pengendalian jadwal yaitu dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian,
konsep cadangan waktu, waktu kumulatif jalur, memantau dengan mengendalikan
jadwal penggunaan cadangan waktu.
Dalam proses pengendalian terdapat berbagai cara untuk menyusun atau
membuat jadwal yang nantinya akan dipakai sebagai tolak ukur pengendalian jadwal.
Dan dalam cadangan waktu dapat dilihat suatu rangkaian kegiatan yang memperoleh
salah satu metode pengolahan proyeknya efektif untuk merancang kan dan
mengendalikan jadwal. Pengendalian proyek dilaksanakan seiring dengan
pelaksanaan proyek, pengendalian dilakukan supaya proyek tetap berjalan dalam
batas waktu, biaya, dan kegiatan yang telah ditentukan dalam perencanaan.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian?
2. Bagaimana konsep cadangan waktu ?
3. Bagaimana dengan waktu kumulatif jalur?
4. Bagaimana memantau dan mengendalikan jadwal penggunaan cadangan
waktu?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dasar penyusunan jadwal untuk pengendalian.
2. Untuk mengetahui konsep cadangan waktu.
3. Untuk mengetahui waktu kumulatif jalur.
4. Untuk mengetahui memantau dan mengendalikan jadwal penggunaan
cadangan waktu.
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Penyusunan Jadwal untuk Pengendalian

Jadwal proyek adalah alat yang bisa menunjukkan kapan berlangsungnya


sebuah aktivitas, maka bisa dipakai untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan
proyek secara menyeluruh. Dalam penelitian, penjadwalan merupakan pembagian
waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan
keterbatasan-keterbatasan yang ada. Penjadwalan proyek merupakan suatu element
penting, Karena penjadwalan memberikan informasi mengenai kemajuan suatu
proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya.1 Penjadwalan sering terlambat
dikarenakan karena pengelola proyek kurang memahami jadwal proyek dan
kurangnya komunikasi antara pengelola dengan pekerja dilapangan. Seharusnya harus
ada pengendalian jadwal agar tidak terjadi keterlambatan dalam penyelesai proyek.
Dalam proses pengendalian jadwal terdapat berbagai cara untuk menyusun
atau membuat jadwal proyek yang nantinya akan dipakai sebagai tolak ukurnya.
Adapun cara untuk menyusunnya, antara lain:2
1. Tanggal akhir ditetapkan oleh manajer puncak
Pimpinan perusahaan atau kepala eksekutif bisa menetapkan tanggal akhir
proyek. Tanggal akhir yang telah ditetapkan adalah batas akhir dari kegiatan
proyek yang dijalankan harus selesai pada waktu yang ditetapkan.
2. Tanggal akhir ditetapkan oleh pasar
Situasi ini bisa terjadi pada kasus ketika proyek akan memproduksi sebuah
produk yang mungkin bersifat musiman. Maka sebuah proyek mengharuskan
dalam menyelesaikan pekerjaannya, harus sesuai dengan tanggal yang
ditetapkan oleh pasar untuk kebutuhan para konsumen.
3. Jadwal ditetapkan oleh klien

1
Mohamad Ferdaus Noor Aulady and Cesaltino Orleans, „Perbandingan Durasi Waktu Proyek Konstruksi
AntaraMetode CriticalPathMethod (CPM) dengan Metode Critical Chain Project Management (Studi Kasus:
Proyek Pembangunan Apartamen Menara Rungkut)‟, Jurnal IPTEK, vol. 20, no. 1 (2016), p. 13.
2
Iman Soeharto, Manajemen Proyek, (Jakarta: Erlangga, 2001) hlm 263.
2
Sebagian besar proyek mempunyai tanggal akhir yang ketat. Para kontraktor
harus menerima sebuah jadwal yang ketat sebagai dasar mereka agar dapat
memenuhi target yang telah ditetapkan. Adanya jadwal yang ketat ini,
mewajibkan proyek selesai pada waktu yang telah ditetapkan, jika tidak selesai
sesuai jadwal yang telah disepakati, maka kontraktor akan kehilangan
pekerjaannya.
4. Memakai jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan pekerjaan dan
sumber daya.
Jaringan kerja merupakan langkah penyempurnaan yang berguna untuk
menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki komponen besar. Untuk
membuat jaringan kerja ini, didasarkan atas logika ketergantungan pekerjaan
yang disebabkan oleh kegiatan proyek itu sendiri dan ketergantungan terhadap
sumber daya yang diakibatkan oleh terbatasnya dana atau sumber daya.
5. Pertimbangan untuk persyaratan khusus
Pertimbangan dilakukan karena tentunya untuk memperkirakan kondisi alam
disekitar proyek, yang akan mempengaruhi pelaksanaan proyek. Hal yang
harus dipertimbangan khususnya adalah cuaca. contohnya, pondasi harus
selesai sebelum musim dingin dan gedung harus dipasangi atap sebelum musim
hujan.
6. Memakai kalkulasi biaya sebagai dasar
Kalkulasi biaya dapat membantu mengembangkan keperluan dan lamanya
tenaga kerja. Kalkulasi biaya dan jadwal harus diperbaharui bersamaan yang
akan memastikan bahwa semua unsur dalam sumber daya dievaluasi, cuaca
dipertimbangkan, dan eskalasi dihitung. Kalkulasi akan memaparkan rincian
kegiatan dan jam anggota kerja.
7. Persyaratan kontraktual
Persyaratan kontraktual ini merupakan perjanjian untuk sebuah proyek yang
akan dikerjakan. Artinya dengan ada kontrak ini dalam sebuah proyek tidak ada
lagi alasan proyek itu tidak selesai sesuai waktu yang telah disepakati, karena
sebelum melaksanakan sebuah proyek harus mempunyai syarat yaitu
persyaratan kontraktual,adalah:
a. Pemberian kontrak
b. Menetapkan tanggal dimana keseluruhan dan rincian skedul harus
diserahkan.
3
c. Menetapkan batas-batas waktu untuk persetujuan tertentu.
d. Menetapkan tanggal pembelian dan pengiriman untuk peralatan dan
borongan tertentu.
e. Menetapkan tanggal untuk menyelesaikan pekerjaan atau menghindari
pekerjaan atau pada waktu periode tertentu.

B. Konsep Cadangan Waktu


Pada dasarnya cadangan waktu dapat dipandang suatu proses kegiatan.
konsep cadangan waktu memiliki cakupan yang lebih luas, dengan prosedur analisis
yang sistematis sehingga bila dapat menggunakannya dengan baik akan
merupakan/memperoleh salah satu metode pengolahan proyeknya efektif untuk
merancang kan dan mengendalikan jadwal.3
1. Formulasi dasar
Denis H. Busch mendefinisi cadangan, bahwa cadangan waktu adalah kurun
waktu proyek yang belum diperuntukkan bagi kegiatan tertentu sehingga dapat
dipakai untuk memecahkan masalah proyek dalam aspek jadwal. Pada Konsep
cadangan waktu dapat dijelaskan sebagai perbandingan antara waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek terhadap waktu yang tersedia.

CW = WT-WKJ

Dimana:

CW= cadangan waktu jalur

WT= waktu yang tersedia

WKJ= waktu kumulatif jalur.

Dalam konteks yang spesifik, CW adalah cadangan waktu pada jalur


tertentu dari urutan kegiatan proyek. Adapun WKJ adalah jumlah kumulatif
kurun waktu untuk menyelesaikan nude-nude pada jalur tersebut. Angka CW
bisa negatif, positif atau pun nol. Positif merupakan waktu yang tersedia lebih
besar dari waktu yang diperlukan guna menyelesaikan proyek. Nol Berarti
waktu yang sama besar dengan yang diperlukan. Namun angka CW negatif,

3
Ibid. hlm.264
4
diketahui tidak cukup waktu untuk mengakhiri proyek sesuai jadwal. Oleh
karena itu, bila pada saat laporan dijumpai angka CW negatif, hal ini akan
menyodorkan peringatan bahwa ada indikasi pada jadwal, bila tidak dilakukan
perubahan kearah perbaikan maka di belakang hari betul-betul akan terjadi
keterlambatan. Konsernya dengan waktu disajikan dan dianalisis dengan bunda
kan jaringan ke kerja PDM, berikut ada kaidah dasar yang bersangkutan.

2. waktu tersedia
Hubungan aljabar antara CW, WT dan WKJ. Terlihat bahwa untuk
memperbesar cadangan waktu jalur, perlu memperbesar selisih terhadap waktu
kumulatif pada jalur. Misalnya memperpanjang WT atau mempersingkat WKJ
atau kedua-duanya. Untuk masuk tersebut diteliti lebih jauh apa saja yang dapat
diklasifikasikan sebagai waktu sedia dan waktu kumulatif jalur pada proyek, dan
bagaimana cara menghitung dan memperoleh nya. Besar WT suatu jalur
diperoleh dari selisih ES node awal atau mulai terhadap eleven ade akhir atau
selesai. Dinyatakan dalam tanggal menjadi:

WT = LF(ns) – ES(nm) + 1
Di mana:

LF (ns) = tanggal terakhir pada jalur yang bersangkutan

ES(nm) = tangga mulai pertama pada jalur bersangkutan.

Seringkali ES(nm) maupun LF(ns) diberi batasan batasan berupa waktu atau
tanggal.

12 juni A 35 23 Juli

(133) (169)

15 Juni 25 Juni
(169)
(135)

5
2
24 Juli B 45 16 Sept
(168) (214)
27 Juli 18 Sept
(170) (214)

3
17 Sept C 47 10 Nov
(215) (259)
19 Sept 12 Nov
(215) (261)

Yang dicantumkan pada node nude yang bersangkutan. misalnya, Tm = 12


Juni, yang berarti tanggal mulai tidak boleh lebih awal dari tanggal 12 juni, dan td=
8November, berarti tanggal selesai tidak boleh lewat tanggal 8 November. Dengan
demikian, Tm dan Td tersebutlah dengan menentukan angka-angka untuk ES(nm)
dan LF(ns).

Contoh perhitungan waktu yang tersedia

Dengan memakai rumus tersebut, maka waktu yang tersedia untuk


menyesuaikan proyek (WT) adalah 261- 133 + 1 = 129 hari, yaitu jumlah hari kerja
dari 12 juni (ES node dimulai sampai 12 November (LF node selesai).

Menambah jumlah waktu tersedia

Jumlah 129 hari waktu tersedia pada contoh di atas adalah hari kerja antara 12
November dengan 12 juni. Jadi, bukan termasuk hari minggu dan hari libur. Jumlah
hari minggu dan hari libur relatif cukup banyak setiap tahunnya, apalagi bila memakai
peraturan 5 hari kerja per minggu. Sebagai contoh, untuk tahun 1992 dengan 5 hari
dan 6 hari kerja per minggu,:

Hari minggu dan libur 1992 sebagai WT

6
1) 6 hari kerja per minggu
Hari Minggu : 52
Hari besar ( yang jatuh diluar hari minggu : 12

Total : 64
Total % WT Tahun 1992 = (64/365)(100%) = 17,5 %

2) 5 hari kerja per minggu


Hari minggu : 52
Hari sabtu : 52
Hari besar ( yang diluar hari minggu dan sabtu ) : 10
Total : 114

Total % WT Tahun 1992 = (114/365)(100%) =32,1 %.

Pada konsep cadangan waktu, hari-hari dewa hari kerja melupakan sumber
waktu tersedia (WT) untuk 6 hari kerja sebesar ( 64/365 ) (100%)= 17.5 % dan
untuk 5 hari masa kerja (114/365) (100%) = 32.1 %. Seandainya diperlukan untuk
hal-hal yang mendesak, masih tersedia wta lain dalam jumlah yang besar, berarti
sebagai kerja yang lemburnya yang pada hari yang sama, dari analisis diatas,
terlihat bahwa secara teori, WT bisa diperbesar atau diperpanjang dengan cara
berikut :

a) Memulai kegiatan proyek lebih awal.

b) Menambah hari kerja dengan hari libur, minggu dan kerja lembur.

Memulai kegiatan proyek lebih awal dari segi jadual merupakan langkah
langkah yang ideal, tetapi seringkali terhalang oleh faktor faktor teknis dan
nonteknis, seperti menunggu akan adanya kontrak resmi, sumber pendanaan yang
bagus, dan lain-lain. Oleh karena itu keputusan untuk menggunakan tidaknya
cadangan waktu dalam bentuk hari sabtu, minggu, tidak masuk kerja, dan lembur
akan tergantung pada perkembangan ekonomi.

7
C. Waktu Kumulatif Jalur-Wkj
Untuk memeperbesar cadangan waktu suatu proyek adalah dengan mengusahakan
untuk memperkecil atau mempersingkat waktu kumulatif jalur (WKJ) proyek
tersebut. Dengan asumsi lingkup kegiatan proyek tidak berubah, maka untuk maksud
tersesbut terbuka berbagai kemungkinan, yaitu:

1 2 3

0 6 SS(1-2)=3 3 12 11 16
A 6 B 9 C 5
0 6 3 12 11 16
- FF(23)=4

Tabel 2.3 kegiatan dengan konstrain SS dan FF

a. Mempercepat selesainya kegiatan dengan menambahkan sumber daya, misalnya


tenaga kerja, peralatan, dan lain-lain
b. Meneliti kembali urutan kegiatan, kemungkinan adanya kegiatan, atau bagian
kegiatan yang dapat dilaksanakan sejajar atau tumpang tindih.

butir a berarti menukar jadwal dengan biaya atau “membeli” jadwal.


butir b, yaitu meneliti dan mengatur kembali urutan kegiatan agar diperoleh WKJ
yang terpendek, ini merupakan pilihan yang terbaik.4

Seharusnya jadwal yag dihasilkan dari perencanaan dasar sudah merupakan


perencanaan yang memiliki WKJ yang terpendek, telah diketahui pada awal sewaktu
membuat perencanaan dasar proyek, masih terbatas data informasi yang tersedia,
sehingga WKJ yang tersusun masih banyak memiliki peluang untuk penyempurnaan.
Agar pada butir b memberikan hasil yang diinginkan, maka perlu dianalisis secara
terperinci sifat-sifat mode dan hubungan di antara yang menentukan besarnya WKJ
adalah

a) Kurun waktu masing-masing node pada jalur


b) Konstrain (SS,SF,FS, dan FF) yang menghubungkan node-node pada jalur
yang bersangkutan

4
Op.Cit., Iman Soeharto, hlm.269
8
Untuk menghitung total panjang/kurun waktu jalur, digunakan metode
CPM/PDM dengan hitungan maju dan mundur. Yaitu, menjumlahkan angka numerik
masing-masing kurun waktu node dan memperhatikan jalur yang bergabung maupun
berpencar. Demikian pula harus diperhatikan konstrain yang menghubungkan,
misalnya untuk konstrain lag diperhitungkan sama halnya dengan node. Tabel 29-2
menjelaskan keterangan di atas. Misalnya, 3 kegiatan dengan masing-masing
mempunyai kurun waktu A=6, B=9, dan C=5 MEMILIKI KONSTRAIN ss(1-2)=3
dan FF(2-3)=4

WKJ untuk contoh Tabel 2.3 adalah

WKJ =A SS(1-2) B FF(2-3) C


=0 + 3 +9 +4 +0
=16

1. Cadangan waktu node dan jalur


Untuk menghitung CW jalur, terlebih dahulu ditinjau cadangan waktu node CW.
Kemudian , dianalisa bagaimana hubungan CW node-node yang menjadi komponen
jalur tersebut CW jalur proyek secara keseluruhan.
Batasan cadangan waktu node dinyatakn dengan rumus ,

CW-m=LS-ES

Cadangan waktu node selesai


CW-s=LF-EF

Angka CW-m atau CW-s dapat dan negative. Positif berarti bahwa node yang
bersangkun memiliki waktu tersedia lebih besar dari yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatn, dan negative berarti bahwa yang terjadi adalah sebaliknya.
Untuk menghitung cadangan waktu node, urutannya adalah :

a. Dari kelender kerja diambil angka-angka numeric parameter ES,LS,EF dan LF


dari node
b. Hitung CW-m dan CW-s dengan rumusa tadi
Contoh berikut ini akan menjleaskan hal tersebut:

9
1
11
maret 25 april
(58) (95)
A 38
13 28 april
maret (97)
(60)
CW- CW-
m=2 2.4 cadangans=2
Table: waktu node mulai dan node selesai

Kegiatan A memerlukan waktu 38 hari kerja untuk menyelesaikannya. Dimulai


(ES) pada tanggal 11 maret. Dari kelender kerja table 29,4 hari ini merupakan hari
kerja ke-58 dan selesai pada pada hari kerja ke-95, atau jatuh pada tanggal 25 april.
Demikian juga dari pembacaan kelender kerja, diperoleh angka 15 pada hari ke-60
dan LF hari ke-97 -95=2

2. Cadangan Waktu Jalur

Sekarang ditinjau pengaruh cadangan waktu node terhadap cadangan waktu pada
jalur. Di umpamakan proyek terdiri dari 3 kegiatan A,B, dan C, dengan kurun waktu
kegiatan berturut-turut adalah 35, 25, dan 20 hari. Sedangkan ES=12 juni , maka
akan selesai pada tanggal 23 juli. Selanjutnyam kegiatan B dimulai tanggal 24 juli dan
selesai tanggal 22 agustus. Sedangkan C di mulai 24 agustus selesai 16 september ( 23
agustus hari minggu). Terlihat dari table 2.3 cadangan waktu masing-masing kegiatan
/node adalah +4 hari. Di tinjau dari keseluruhannya proyek, maka total waktu yang
diperlakukan untuk menyelesaikannya adalah 35+25+20=80 hari, sedangkan waktu
yang tersedia adalah 216-133+= 84 hari (12jini-21 september). Jadi proyek tersebut
mempunyai cadangan waktu sebesar 84-80 =4 hari.

Misalkan sekarang penyelesaian kegiatan B telambat 3 hari, maka kurun waktu


kegiatan B menjadi 25+3 28 hari, dengan demikian waktu yang di perlukan untuk
menyelesaikan proyek adalah 35+28+20= 83 hari, sedangkan waktu yang tersedia
tetap, yaitu 216-133+1= 84 hari. Maka CWJ proyek berkurang menjadi 84-83= 1.
Meskipun hanya satu node yang terlambat, tetapi mengakibatkan keterlambatan
secara menyeluruh pada jalur yang bersangkutan. Dengan kata, cadangan waktu yang

10
dihitung dengan cara di atas, bukan hanya milik kegiatan/node komponen jalur, tetapi
merupakan cadangan waktu jalur yang bersangkutan di mana dia berasa5.

3. Jalur Kritis

Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan kritis. Jika dilihat dari
prosedur menghitung umur proyek, jalur kritis bisa juga diartikan sebagai jalur yang
memiliki waktu terpanjang dari semua jalur yang dinilai dari peristiwa awal hingga
peristiwa akhir. 6. Jika jalur kritis mengalami keterlambatan penyelesaian maka akan
memperlembat secara keseluruhan, meskipun yang lain tidak mengalami
keterlambatan.Jalur kritis memiliki pengertian ES = LS baik peristiwa awal maupun
peristiwa akhir dari kegiatan. Berdasarkan perhitungan Earliest Start (ES) dan Latest
Start (LS) diatas maka dapat dihitung Float (Slack) dari masing-masing kegiatan
untuk menentukan jalur kritisnya. Jadi nilai float atau waktu longgar harus sama
dengan 0 (nol). Dilihat dari segi cadangan waktu, maka jalur kritis adalah jalur yang
mempunyai total cadangan waktu terkecil atau jalur terpanjangn dalam proyek
relative terhadap waktu yang tersedia WT.

D. Memantau dan Mengendalikan Jadwal Penggunaan CW


Cw adalah suatu konsep terarah untuk pengelolaan kurun waktu yang tak
terpakai bagi kegiatan tertentu, agar dapat di pakai untuk memecahkan masalah
proyek yang terjadi di luar rencana dalam aspek jadwal. Dari segi konsep, cadangan
waktu diinginkan agar pada waktu menentukan jadwal komponen kegiatan telah
dipertibangkan atau dialokasikan jangka waktu sedemikian rupa agar beseran CW
positif, bukan 0 apalagi negative. Sekali lagi diingatkan bahwa dengan
memperkirakan biaya proyek, selalu ada kontinjensi untuk menutup hal-hal yang
belum diketahui dengan jelas pada waktu menyusun perkiraan biaya karena
terbatasnya informasi. Bila diambil jalan pemikiran yang parallel, untuk perkiraan
biaya bagi proyek E-MK yang kompleksitasnya sedang dan memakan waktu sekitar
3,5 tahun. Maka kontijensi biaya umumnya sekitar 12-13 persen. Dengan demikian
alokasi cadangan waktu tidak jauh dari angka tersebut, yaitu 12,5 persen X 40 = 50
bulan.

5
Ibid.hlm.270
6
Program Studi, Teknik Industri, and Fakultas Teknik, PENERAPAN METODE JALUR KRITIS
DALAM PENYUSUNAN, vol. 6, no. 3 (2013), pp. 210–7.
11
Memantau Kecepatan Erosi CW

Sebagai indicator apakah laju proyek sesuai peranan jadwal, maka dapat dilihat

1 2 3 4 5
D=20 20 D= 40 60 D = 50 110 D= 30 140 D=10 150
T= 25 25 T = 50 75 T= 135 135 170 180

Dari kecepatan erosi cadangan waktu. Yang dimaksud dengan erosi cadangan
waktu adalah kecepatan berkurangnya CW pada kurun waktu tertentu. Bila kecepatan
erosi demikian cepat melebihi laju peneyelesaian pekerjaan yang direncanakan,
pertanda harus diambil tindakan untuk menjaga jangan sampai sasaran jadwal menjadi
tidak tercapai. Rumus mencari CW

CW = WT-WKJ

Dimana: CW = Cadangan Waktu Jalur


WT = Waktu yang Tersedia
WKJ= Waktu Kumulatif Jalur
Jika hasil yang diperoleh:
CW Positif : waktu tersedia > waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek.
CW Nol : waktu tersedia = waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek.
CW Negatif : waktu tersedia < waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberhasilan dalam setiap kegiatan perusahaan atau organisasi atau individu
dalam melaksanakan suatu proyek sangat diperlukan pengendalian jadwal dan
cadangan waktu yang secara optimal dari seluruh sumber daya yang terdapat
didalamnya. Dalam pengendalian jadwal, ada beberapa hal yang harus di perhatikan
dalam menyusun pengendalian jadwal yaitu:tanggal akhir ditetapkan oleh manajer
puncak, tanggal akhir ditetapkan oleh pasar, jadwal ditetapkan oleh klien, persyaratan
kontraktual, pertimbangan untuk persyaratan khusus, memakai kalkulasi biaya
sebagai dasar,memakai jaringan kerja didasarkan atas logika ketergantungan
pekerjaan dan sumber daya.
Untuk bisa mengendalikan jadwal harus memahami cadangan waktu, agara
proyek bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah di sepakati dalam kontrak kerja.
CW adalah cadangan waktu pada jalur tertentu dari urutan kegiatan proyek. Adapun
WKJ merupakan jumlah kumulatif kurun waktu untuk menyelesaikan nude-nude pada
jalur tersebut. Angka CW dapat positif, negatif, atau nol. Maka kita harus memproleh
lebih banyak waktu yang terbatas diperlukan pengendalian waktu dalam sutua proyek
supaya proyek tersebut berjalan dengan efektif dan efesien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aulady, Mohamad Ferdaus Noor and Cesaltino Orleans, „Perbandingan Durasi Waktu
Proyek Konstruksi AntaraMetode CriticalPathMethod (CPM) dengan Metode Critical Chain
Project Management (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartamen Menara Rungkut)‟,
Jurnal IPTEK, vol. 20, no. 1, 2016, p. 13 [https://doi.org/10.31284/j.iptek.2016.v20i1.29 ].

Iman Soeharto(2001). Manajemen Proyek, Jakarta: Erlangga

Studi, Program, Teknik Industri, and Fakultas Teknik, PENERAPAN METODE JALUR
KRITIS DALAM PENYUSUNAN, vol. 6, no. 3, 2013, pp. 210–7.

14

Anda mungkin juga menyukai