OLEH :
KELOMPOK 1
Seringkali visi dan misi dipandang sebelah mata oleh beberapa orang. Kita
tahu bahwa untuk membangun sebuah rumah kita memerlukan dasar yang kokoh
terlebih dahulu. Agar rumah yang dibangun dapat kokoh berdiri menahan semua
rintangan hujan dan badai.
Pada umumnya karyawan masa bodoh soal visi misi perusahaan tempat
mereka bekerja, yang mereka pikirkan hanya setiap bulan hanya mendapat
bayaran yang utuh dari perusahaan. Dipertegas lagi oleh sikap para manajernya
yang tidak terlalu peduli pada sikap dan pola pikir karyawannya, dan akhirnya
perusahaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Kesadaran para manajer untuk mengeksplorasi bakat, potensi, dan gairah
kerja dari para karyawan sama sekali tidak ditemukan. Semua ini disebabkan oleh
lemahnya sikap kepemimpinan, yang mana para manajer masih dalam batas
kemampuan maksimalnya sebagai seorang mandor, yang belum mampu
menunjukkan kualitas kompetensinya sebagai seorang pemimpin.
Sikap karyawan yang masa bodoh pada visi misi perusahaan adalah
sebuah beban berat buat masa depan perusahaan. Akibatnya, perusahaan tidak
mungkin bisa membangun sistem dan kultur kerja yang andal untuk bisa memacu
kinerja maksimal perusahaan secara konsisten. Bila sikap masa bodoh manajer
dan karyawan ini terus berlangsung dalam jangka panjang, maka perusahaan
sangat berpotensi kehilangan kredibilitasnya di mata para stakeholders.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kotler dalam visi yang dikutip (2004), Visi adalah “pernyataan
tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalamprodukdan pelayanan yang
ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang
dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan”.
Berorientasi ke depan
Tidak dibuat berdasarkan kondisi pada saat ini
Mengekspresikan kreatifitas
Berdasarkan pada prinsip nilai-nilai yang mengandung penghargaan bagi
masyarakat.
Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004), Di dalam misi produk dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut.
Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh
perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan
bagaimana pemuasan tersebut dilakukan. Menurut Drucker (2000), Pada dasarnya
misi merupakan “alasan mendasar eksistensi suatu organisasi”. Pernyataan misi
organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas
bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan
menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas
yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.
Menentukan visi dan misi tidaklah sembarangan. Kita tahu bahwa visi
dan misi sangat menentukan arah perjalanan sebuah perusahaan. Maka dari itu
untuk menentukan visi dan misi tidak boleh “asal jadi”. Sedikit saja salah
dalam menentukan visi maupun misi maka arah perusahaan akan bergerak tidak
sesuai dengan keinginan kita.
Visi yang disusun harus strategik. Visi strategi adalah visi yang mudah
diartikulasikan, mudah dipahami, diterima semua pihak dalam organisasi. Visi
yang dipahami dan diterima oleh semua pihak (karyawan) akan menjadi magnet
yang mengikat mereka pada organisasi. Ketika karyawan memiliki komitmen
tinggi dan jangka panjang pada organisasi, maka keputusan-keputusan bisnis akan
dapat dihasilkan dan dilaksanakan dengan lebih mudah.
Setelah visi dan misi dirumuskan maka seluruh strategi perusahaan harus
mengacu pada visi dan misi tersebut dan tidak boleh dibalik, menyusun strategi
kemudian kemudian setelah itu menyusun visi. Sebab hal ini di khawatirkan
strategi tidak akan efektif karena komitmen dan arah tujuan seluruh orang dalam
perusahaan berbeda dan terkotak-kotak dalam fungsional struktur. Dalam
mengkomunikasikan visi dan misi peran leadership sangat menentukan.
Menurut Davidson (1995), peran leadership dalam mengkomunikasikan visi
dan misi dapat melalui :
Misi