PERTEMUAN 14:
PERENCANAAN OPERASIONAL DAN SISTEM CONTROL
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Manajemen dan Sistem
Operasional, Sistem informasi yang digunakan pada bidang Manufaktur,
Penjualan dan Pemasaran, Akuntansi dan SDM. Dengan mempelajari Bab
ini Anda diharapkan dapat memahami hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkatan Manejemen dan Sistem Operasional
2. Sistem Manufaktur dan Produksi
3. Sistem Penjualan dan Pemasaran
4. Sistem Akuntansi dan Keuangan
5. Sistem Sumber Daya Manusia
B. URAIAN MATERI
1. Tingkatan Manajemen dan Sistem Operasional
a. Tingkatan Manajemen
Ada tiga tingkatan manajemen, setiap tingkat manajemen
memiliki kebutuhan data, tanggung jawab pengambilan keputusan, dan
jangka waktu sendiri-sendiri, tiga tingkat manajemen dan pengambilan
keputusan tersebut adalah:
• Tingkat Strategis - Manajemen senior atau tingkat atas membuat
rencana dan keputusan yang menetapkan atau berdampak pada
arah jangka panjang seluruh organisasi. Keputusan ini bersifat
visioner dan berorientasi masa depan, yang menetapkan misi,
tujuan, dan strategi.
• Tingkat Manajerial - Manajer tingkat menengah membuat
keputusan taktis yang berfokus pada masalah jangka menengah
untuk memenuhi misi, tujuan, dan strategi organisasi. Manajer
tingkat menengah ini menetapkan tujuan untuk departemen atau
unit bisnis mereka yang konsisten dengan tujuan organisasi yang
ditetapkan oleh manajemen senior.
• Tingkat Operasional - Manajer tingkat bawah, supervisor, dan
pekerja membutuhkan data terperinci, dalam waktu real-time.
b. Sistem Operasional
Berbagai fungsi operasional berinteraksi, meneruskan data dari
satu ke yang lain. Misalnya, ketika produk diproduksi dan dikirim, maka
departemen produksi dan pengiriman memberi tahu departemen
akuntansi untuk memproses dan menagih kartu kredit pembeli atau
menerbitkan hutang dagang (A/P). Dalam prosesnya, file dibuat untuk
merekam detail aktivitas. Data pada tingkat operasional sangat luas
dan rutin, jarang berubah karena berasal dari sumber input yang tetap
dan mengikuti prosedur operasi standar (SOP). SOP adalah prosedur
yang didefinisikan dengan jelas dan wajib diikuti tanpa penyimpangan
untuk menyelesaikan suatu proses atau fungsi. SOP
mendokumentasikan cara-cara langkah demi langkah di mana
kegiatan akan dilakukan. Data dalam sistem operasional memiliki
signifikansi yang berbeda dengan banyak sistem lainnya. Jika data
hilang, akan ada implikasi finansial. Oleh karena itu, sangat penting
bagi bisnis untuk memiliki prosedur untuk memastikan bahwa data
aman dan akurat dan integritas data dipertahankan.
c. Sub-Sistem Operasional
Sistem fungsional terdiri dari beberapa subsistem, yang
mendukung aktivitas spesifik yang dilakukan di area fungsional.
Contoh subsistem dari area fungsional utama adalah:
• Manufaktur dan produksi: pembelian, kontrol kualitas,
penjadwalan, pengiriman, penerimaan
• Akuntansi: piutang, hutang, buku besar, penganggaran
• Keuangan: manajemen kas, manajemen aset, manajemen kredit,
pelaporan
• Penjualan dan pemasaran: pelacakan pesanan, penetapan harga,
komisi penjualan, riset pasar
• SDM: penggajian, tunjangan karyawan, pelatihan, kompensasi,
hubungan karyawan, kepegawaian, penilaian kinerja
Gambar 1
POM mengubah input menjadi output yang berguna
b. Kontrol Stok
Fungsi pengendalian Stock Control (persediaan) adalah
meminimalkan total biaya persediaan. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan tingkat inventaris yang optimal dengan menyusun
ulang jumlah yang benar pada waktu yang tepat. Departemen POM
dapat menjaga Safety Stock (stok aman) persediaan sebagai
pengaman terhadap kehabisan persediaan. Safety Stock adalah
persediaan tambahan jika terjadi kejadian tak terduga, seperti lonjakan
permintaan atau waktu pengiriman yang lebih lama. Ini sering disebut
juga sebagai Buffer Stock. Tidak adanya persediaan disebut shortage
(kekurangan).
Mengelola persediaan penting untuk mendapatkan keuntungan
karena ada banyak biaya yang terkait dengan persediaan. Sistem
kendali inventaris meminimalkan tiga kategori biaya berikut:
1) Biaya penyimpanan barang: Biaya pergudangan, biaya keamanan,
asuransi, kerugian akibat pencurian atau keusangan, biaya
pembiayaan persediaan berdasarkan tingkat suku bunga.
2) Biaya Pemesanan dan pengiriman: Waktu karyawan untuk
pemesanan dan penerimaan, dan biaya pengiriman.
3) Biaya kekurangan persediaan: penundaan produksi dan
pendapatan yang hilang karena kehabisan stok.
Gambar 2
Sistem Informasi Pemasaran
b. Data-Driven Marketing
Sistem Informasi Pemasaran lebih dari sekedar sistem
pengumpulan data atau sekumpulan teknologi informasi. Mereka terdiri
dari orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, menyortir,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan data yang relevan,
tepat waktu, lengkap, dan akurat untuk digunakan oleh pembuat
keputusan pemasaran guna meningkatkan perencanaan,
implementasi, dan kontrol pemasaran mereka. Fokusnya adalah pada
pemasaran berbasis fakta dan data-driven. Teknologi Data-Warehouse
dan Data-Mining, adalah metode utama untuk pemasaran berbasis
data.
Berikut beberapa contoh Data Driven Marketing yang
mengunakan teknologi Data-Warehouse dan Data-Mining:
1) Market Basket Analysis – Memberikan informasi produk/jasa yang
dibeli bersama-sama, bisa dimanfaatkan untuk menentukan tata-
Proyeksi arus kas yang tidak akurat adalah alasan nomor satu
mengapa banyak bisnis kecil bangkrut. Ketidakmampuan untuk
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Sebutkan dan jelaskan dua manajemen persediaan!
2. Apakah Data Driven Marketing dan berilah contohnya!
3. Sebutkan beberapa tujuan Audit Sistem Informasi!
4. Sebeutkan beberapa keuntungan pelaporan menggunakan XBRL!
D. DAFTAR PUSTAKA
Turban,_Efraim & Volonino,_Linda, (2011), Information_Technology for
Management: Improving_Strategic and Operational_Performance
8th Edition.: John_Wiley & Sons Inc., USA.
Rodríguez, A., Ortega, F., & Concepción, R. (2016). A method for the
evaluation of risk in IT projects. Expert Systems with Applications, 45,
273-285.