BAB IV
Penerapan sistem ERP dilakukan secara modular, atau dalam bentuk model-model. Secara
umum modul-modul ERP dapat terdiri dari:
1. People : Dalam implementasi ERP, terdapat orang-orang yang terlibat didalamnya, yaitu
Staf IT dan pengguna dari sistem ERP nantinya.
2. Process : Hal ini berhubungan dengan proses bisnis, prosedur, dan aturan, serta proses
bisnis dengan menggunakan sistem ERP.
3. Hardware : Yang berkaitan dengan teknologi dalam pengimplementasian ERP salah
satunya adalah hardware yang meliputi server dan komponen pendukungnya.
4. Sofware : Dalam pengimplementasian ERP juga bergantung pada komponen sofware,
yang meliputi sistem operasi dan program aplikasi.
5. Database : Hal ini berhubungan dengan informasi yang berasal dari pihak internal dan
eksternal organisasi yang nantinya disimpan ke dalam suatu penyimpanan bernama
database ini.
1. Sistem ERP menyajikan sisi pandang data dan situasi finansial dari perusahaan yang
terintegrasi, menyeluruh, dan enterprise-wide.
2. Input data hanya dilakukan sekali, tidak seperti ketika memakai banyak sistem terpisah
dimana harus memasukkan data beberapa kali.
3. Manajemen mendapatkan lebih banyak kemampuan untuk mengawasi dan mengatur
semua area dalam perusahaan.
4. Perusahaan mendapatkan kontrol akses yang lebih baik.
5. Prosedur dan laporan akan terstandarisasi untuk semua unit bisnis.
6. Pelayanan kepada konsumen menjadi meningkat karena karyawan dengan cepat dapat
mengakses order, persediaan yang tersedia, informasi pengiriman, dan detil transaksi
konsumen dimasa lalu.
7. Pabrik produksi mendapatkan order produksi baru secara real time dan otomatisasi
proses produksi akan meningkatkan produktivitas produksi.
Di sisi lain, penerapan sistem ERP juga memiliki tantangan. Tantangan-tantangan tersebut
antara lain sebagai berikut:
1. Biaya
2. Waktu yang dibutuhkan
3. Perubahan pada proses bisnis
4. Kompleksitas
5. Resistensi
2.4 PERENCANAAN DAN KEPUTUSAN IMPLEMENTASI ERP
Tahap 1 – Scope and Commitment (Scope and Planning – termasuk dalam tahap
Initiation). Dalam tahapan ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
ruang lingkup atau scope untuk implementasi ERP yang disesuaikan dengan sumber
daya (termasuk budget) dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Tahap 2 – Analysis and Design (termasuk dalam tahap Analysis Design). Pada tahap
ini, setelah memilih vendor dan sofware ERP yang akan digunakan beserta dengan
pemilihan konsultan dan pembentukan tim implementasi, maka yang selanjutnya
dilakukan dalam rangka mendukung analisis terhadap user requirements adalah
melakukan analisis gap yakni membandingkan fungsi yang disediakan oleh sistem ERP
dengan proses operasional yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya.
Tahap 3 – Acquisitionand Development (berada diantara tahap Analysis Design dan
Implementation). Pada tahap ini, semua hasil dari analisis gap yang telah dibuat pada
tahapan sebelumnya harus dieksekusi.
Tahap 4 – Implementation. Pada tahap ini, sofware ERP akan terinstall dan dapat
digunakan oleh end user. End user akan mencoba sofware ERP tersebut sekaligus
mengujinya.
Tahap 5 – Operation. Pada tahapan ini, tim implementasi akan beralih fungsi menjadi
tim support untuk membantu end user dan tim operasional yang mengalami kesulitan
dan membutuhkan bantuan dalam penggunaan sistem ERP ini (dapat dikatakan sebagai
help desk).
2.6 CRITICAL SUCCESS DAN FAILURE FACTORS DARI IMPLEMENTASI ERP
Menurut Motiwalla dan Tompson (2009:198-201) dalam bukunya yang berjudul Enterprise
Systems for Management, faktor-faktor penting yang menentukan keberhasilan
implementasi ERP adalah sebagai berikut: