Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
What is an ERM?
Sistem ERP adalah beberapa paket perangkat lunak modul yang berkembang
terutama dari sistem manufacturing resource planning (MRP II) tradisional. Tujuan
ERP adalah untuk mengintegrasikan proses-proses utama organisasi seperti
pemasukan pesanan, produksi, pembayaran dan hutang, penggajian, dan sumber daya
manusia. Dengan demikian, satu sistem komputer dapat melayani kebutuhan unik
masing-masing bidang fungsional. Model tradisional memiliki kekurangan, yaitu
kurangnya komunikasi yang efektif antara sistem sebagai akibat dari proses desain
sistem yang terfragmentasi. Setiap sistem cenderung dirancang sebagai solusi untuk
masalah operasional tertentu dan bukan sebagai bagian dari strategi keseluruhan.
ERP terbagi menjadi dua macam, core applications dan business analysis
applications. Core applications merupakan aplikasi yang secara operasional
mendukung aktivitas bisnis sehari-hari. Jika aplikasi ini gagal, begitu pula bisnisnya.
Core applications disebut juga dengan aplikasi Online Transaction Processing
(OLTP). Sementara itu, business analysis applications merupakan pusat dari
keberhasilan fungsinya sebagai warehouse. Warehouse merupakan database yang
dikonstruksikan untuk pencarian cepat, retrieval, kueri ad hod, dan kemudahan
penggunaan. Sistem ERP bisa ada tanpa memiliki data warehouse; sama halnya,
organisasi yang belum menerapkan ERP dapat menggunakan data warehouse.
1
Sistem ERP terdiri dari ribuan tabel database. Setiap tabel dikaitkan dengan
proses bisnis yang dikodekan ke dalam ERP. Tim implementasi ERP memilih tabel
dan proses database spesifik dengan mengatur sakelar dalam sistem. Sering kali,
dalam memilih pengaturan tabel melibatkan keputusan untuk merekayasa ulang
proses perusahaan sehingga mereka mematuhi praktik bisnis terbaik yang digunakan.
Dengan kata lain, perusahaan biasanya mengubah prosesnya untuk mengakomodasi
ERP daripada memodifikasi ERP untuk mengakomodasi perusahaan.
Banyak organisasi telah menemukan bahwa perangkat lunak ERP saja tidak
dapat mendorong semua proses perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
menggunakan berbagai jenis bolt-on software yang disediakan oleh pihak ketiga.
Pendekatan yang paling tidak beresiko adalah memilih bolt-on software yang
didukung oleh vendor ERP. Namun, beberapa organisasi mengambil pendekatan yang
lebih independen, seperti Domino's Pizza. Perkembangan lain mengenai masalah bolt-
on software adalah konvergensi yang cepat antara ERP dan fungsionalitas bolt-on
software, misalnya Supply Chain Management (SCM) software.
Data Warehousing
Data warehouse adalah database relasional atau multidimensi yang dapat
mengkonsumsi ratusan gigabyte atau bahkan terabyte penyimpanan disk. Ketika data
warehouse diorganisasikan untuk satu departemen atau fungsi, sering disebut data
mart. Proses dari data warehouse meliputi extracting, converting, dan standardizing
data operasional organisasi dari ERP dan sistem lama dan memuatnya ke data
warehouse. Tahapan dalam melakukan proses data warehousing adalah sebagai
beriku.
• Pemodelan data untuk data warehouse
• Mengekstraksi data dari database operasional
• Pembersihan data yang diekstraksi
• Mengubah data menjadi warehouse model
• Memuat data ke dalam data warehouse database
2
membantu organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhannya, mengembangkan
spesifikasi persyaratan untuk ERP, memilih paket ERP, dan mengelola
cutover.
e. High Cost and Cost Overruns, untuk implementasi sistem menengah hingga
besar, biayanya berkisar dari ratusan ribu hingga ratusan juta dolar dan
terdapat risiko biaya tak terduga.
f. Disruptions to Operations, secara operasional, diperlukan periode
penyesuaian bagi semua orang untuk mencapai titik nyaman pada saat
pengimplementasian ERP.