Oleh :
Jurusan Akuntansi
Bhakti Pembangunan
Jakarta
2018
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang Sejak 1990-an, Enterprise Resource Planning System
(ERP System) telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di
seluruh dunia menggantikan sistem informasi yang telah dikembangkan
sebelumnya (Parr and Shanks, 2000; Soffer et al., 2005; Motwani et al., 2005;
Chang dan Vichita, 2002). Menurut Lee (2000), aplikasi ERP merupakan paket
yang mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis yang penting ke dalam satu
sistem informasi melalui sharing database yang terintegrasi. Sistem ERP
dirancang untuk membantu organisasi didalam mengelola sumber daya yang
dimilikinya secara terintegrasi. Davenport dalam Hawking et al. (2004)
menyebutkan terdapat tiga manfaat utama implementasi sistem ERP yaitu
integrasi, optimisasi dan informasi. Integrasi adalah manfaat ketika
perusahaan mampu mengintegrasikan data dan proses secara internal dan
eksternal dengan pelanggan dan supplier. Optimisasi adalah manfaat pada
saat perusahaan mampu menstandarisasi proses bisnis dengan best practice
yang ada, sedangkan informasi adalah kemampuan untuk menyediakan
informasi yang kontekstual untuk mendukung pengambilan keputusan yang
efektif.
Bab ini terdiri atas lima bagian utama dan sebuah lampiran
Sistem ERP adalah paket peranti lunak bermodul yang berevolusi dari
sistem perencanaan sumber daya perusahaan tradisional (manufacturing
resource planning – MRP II). Istilah ERP dibuat oleh Gartner Group dan telah
secara luas digunakan dalam beberapa tahun belakangan ini. Tujuan dari ERP
adalah mengintegrasikan berbagai proses utama perusahaan seperti entri
pesanan, produksi, pengadaan dan utang usaha, penggajian, dan sumber
daya manusia. Dalam model tradisional, tiap area fungsional atau
departemen memiliki sistem computer yang dioptimalkan sesuai dengan
cara perusahaan menjalankan bisnis rutinnya. ERP menggabungkan semua
hal ii ke dalam sebuah sistem terintregasi yang mengakses sebuah basis data
untuk memfasilitasi berbagai informasi dan memperbaiki komunikasi di
perusahaan.
4. Bolt-on Sofware
Banyak perusahaan telah menemukan bahwa software ERP tidak dapat
menjalankan semua proses dalam perusahaan, kemudian perusahaan
tersebut menggunakan sebuah variasi dari Bolt-on Sofware yang
disediakan pihak ketiga.
H. DATA WAREHOUSING
1. Memodel Data untuk Data Warehouse
Dalam merancang model basis data ini perlu dipisahkan normalized
table mana yang harus dikonsolidasikan ke dalam denormalized
tables agar performa dari sistem dapat terjaga.
2. Mengekstrak Data dari Basis Data Operasional
Untuk mengekstraksi data dari basis data, umumnya basis data
tersebut harus tidak beroperasi untuk menghindari ketidak
konsistensinan data.
3. Membersihkan Data yang Diekstrak
Pembersihan data melibatkan perbaikan data sebelum dimasukkan
kedalam warehouse.
4. Mentranformasikan Data Kedalam Model Warehouse
Data warehouse terdiri dari data detil dan data ringkas.
5. Pemuatan Data Kedalam Basis Data dari Data Warehouse
Kesuksesan data warehouse membutuhkan pemisahan pembuatan
dan pemeliharaan antara data warehouse dengan basis data operasi.
6. Keputusan yang Didukung Oleh Data Warehouse
Data warehouse memilik funsi yang sama dengan basis data
tradisional. Pembuatan laporan standar dalam sistem data
warehouse dapat dilakukan secara otomatis.
7. Mendukung Keputusan-Keputusan Rantai Penawaran dari Data
Warehouse
Ada keuntungan dengan membagi data kepada pihak luar seperti
konsumen, pemasok yaitu meningkatkan hubungan dengan pihak
tersebut dan memberikan layanan yang lebih baik.
I. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN IMPLEMENTASI ERP
1. Implementasi Big Bang vs Phased-in
Big Bang : Pendekatan untuk mencoba mengalihkan operasi dari
sistem lama ke sistem baru tanpa adanya pengimplementasian.
Phased-in : Pendekatan ini menjadi alternatif favorite dalam
pengimplementasian ERP.
2. Oposisi untuk Mengubah Budaya Bisnis
Perubahan harus dapat didukung oleh budaya organisasi itu sendiri
agar implementasi ERP dapat berhasil.
3. Memilih ERP yang Salah
ERP tidak mendukung satu atau lebih proses bisnis yang penting, jika
salah dibutuhkan perubahan model ERP yang luas.
4. Memilih Konsultan yang Salah
Sukses dari pengimplementasian ini tergantung dari keahlian dan
pengalaman. Karena itu, kebanyakan implementasi ERP melibatkan
perusahaan konsultan.
5. Biaya Tinggi dan Biaya yang Melebihi Anggaran
6. Gangguan Operasi
Sistem ERP dapat mengacaukan operasi perusahaan yang
memasangnya. Hal ini disebabkan sistem ERP terlihat asing
dibandingkan dengan sistem lama sehingga perlu proses
penyesuaian.
J. IMPLIKASI UNTUK PENGENDALIAN INTERNAL DAN
PENGAUDIT
1. Otorisasi Transaksi
Control perlu ditanamkan pada sistem untuk memvalidasi transaksi
sebelum diterima dan digunakan modul lain. Tantangan bagi auditor
adalah memverifikasi otorisasi transaksi untuk mendapatkan
pengetahuan yang terperinci atas konfigurasi sistem ERP dan
pengertian yang seksama atas proses bisnis.
2. Pembagian Tugas
Keputusan operasional organisasi berbasis ERP didekatkan dengan
sumber dari kejadiannya proses manual yang memerlukan pemisahan
tugas seringkali dihilangkan dalam lingkungan ERP.
3. Supervisi
Seringkali kegagalan dari implementasi ERP dikarenakan mangement
tidak mengerti dengan baik pengaruhnya terhadap bisnis. Seringkali
setelah ERP berjalan hanya tim implementasi yang mengerti cara
kerjanya. Supervisor seharusnya memiliki waktu untuk mengelola
melalui kemampuan pengawasan yang ditingkatkan serta
meningkatkan tentang control mereka.
4. Catatan Akuntansi
Dalam sistem ini, ada OLTP dapat dengan mudah diproses mejadi
berbagai macam produk akuntansi, resiko yang ada dapat
diminimalkan dengan meningkatkan akurasi entry data.
5. Pengendalian Akses
Security merupakan isu yang penting dalam implementasi ERP.
Tujuannya untuk menyediakan kerahasiaan, kejujuran, dan
ketersediaan informasi yang dibutuhkan.
6. Isu-Isu Pengendalian Internal yang Berhubungan Dengan ERP
Roles.
Selain RBAC adalah mekanisme terbaik untuk memanage
pengendalian akses secara efisien, Proses dibuat dan dimodifikasi dan
menghapus roles dalam isu pengendalian internal dari pelatihan
untuk management dan auditors alike.
7. Rencana Kontijensi
Organisasi harus mempunyai rencana kontijensi yang rinci yang dapat
digunakan sewaktu waktu bila terjadi rencana yang dikembangkan
untuk operasi komputer dan bisnis. Rencan ini perlu dikembangkan
sebelum sistem ERP berjalan.
K. Keuntungan Enterprise Resource Planning (ERP)
Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:
Pengurangan lead-time
Peningkatan kontrol keuangan
Penurunan inventori
Penurunan tenaga kerja secara total
Peningkatan service level
Peningkatan sales
Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
Peningkatan market share perusahaan
Pengiriman tepat waktu
Kinerja pemasok yang lebih baik
Peningkatan fleksibilitas
Penggunaan sumber daya yang lebih baik
Percobaan-percobaan teknologi.
Usaha-usaha untuk membangun interface, merubah laporan-laporan,
menyesuaikan software dan merubah data biasanya diremehkan.
Untuk mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang telah dilakukan,
antara lain:
AXAPTA
Micfosoft Axapta yang saat ini dikenal dengan nama Micfosoft Dynamics Ax
adalah sebuah aplikasi bisnis yang dilengkapi banyak fungsi terpadu. Mulai
dari modul manufacturing, supply chain management, financial
management, sampai dengan business analysis. Sebagaimana software ERP
yang lain, Axapta dapat megintegrasikan berbagai bagian dalam perusahaan
dan mempercepat penerimaan informasi dari masing-masing bagian
sehingga dapat membantu manager dalam pengambilan keputusan.
Microsoft Dynamics Ax ini sangat cocok bila digunakan pada perusahaan
yang bergerak dalam bidang produksi dan akan sangat membantu bagi
perusahaan yang memiliki multi lokasi.
ORACLE ERP
Basis data Oracle adalah basis data relasional yang terdiri dari kumpulan data
dalam suatu system manajemen basis data RDBMS. Perusahaan perangkat
lunak Oracle pertama kali dikembangkan pada tahun 1977 dan hingga saat
ini Oracle memasarkan jenis basis data yang dapat digunakan pada berbagai
jenis dan merk platform seperri Mac, LINUX dan Windows, namun yang lebih
ditekankan adalah platform menengah seperti UNIX dan LINUX. Hingga saat
ini Oracle telah mengeluarkan versi terbarunya yaitu Oracle 11g.
Modul yang terdapat dalam Oracle adalah : Inventary, pembelian,
pengelolaan pesanan, BOM, WIP, penetapan biaya, ASCP, MRP, ODP, WMS,
AP, AR, GL, FA, CM.
SAP
SAP adalah perusahaan software terbesar keempat di dunia yang berpusat di
Jerman dan berdiri sejak tahun 1972. SAP menawarkan solusi ERP lengkap
dengan modul yang terintegrasi untuk CRM dan SCM. Mereka memiliki solusi
yang komprehensif untuk mengatasi kebutuhan industry terutama
manufaktur. SAP dapat membantu pengguna dalam mengangani Customer
Relationship Management, ERP , Product Lifecycle, Supply Chain
Management, dan Supplier Relationship Management. SAP mengutamakan
produknya bagi perusahaan kelas menengah ke atas.