Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN

I.1. SEJARAH SINGKAT ERP


Pada awalnya hanya dibutuhkan pendekatan manual sederhana untuk
mengelola persediaan. Perusahaan bisa menyimpan persediaan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan dan tenaga kerja adalah penentu biaya, sehingga fokusnya
adalah menekan biaya tenaga kerja. Strategi ini didukung oleh siklus hidup produk
yang panjang (tahunan) dan variasi produk yang rendah. Kebijakan pembeliannya
adalah membeli sedikit untuk semua material. Asumsi yang digunakan adalah
pelanggan akan terus membeli apa yang dibeli sebelumnya. Bisnis terdahulu
menekankan bahwa persediaan adalah aset sehingga

teknik yang dicari adalah

bagaimana mengelola persediaan yang besar secara efisien


Kemudian sekarang, timbul kebutuhan untuk memesan hanya apa yang
dibutuhkan. Perusahaan tidak lagi dapat memesan dan menyimpan sedikit untuk
seluruh material Pesanan harus berdasarkan atas apa yang terjual sehingga kebutuhan
harus dipenuhi dari material yang ada di persediaan atau material yang telah
dipastikan akan dating. Dalam keadaan saat ini, kelebihan inventory menjadi
masalah besar. Dengan ditemukannya komputer masalah manajemen material mulai
mendapat perhatian.Praktisi dan akademisi mulai berpikir cara mengelola dua
sumber daya kritis dalam perusahaan yaitu inventory dan tenaga kerja.
Sistem ERP diciptakan oleh Gartner Group adalah paket perangkat lunak
modul berganda yang berkembang terutama sistem perencanaan sumber daya
manufaktur tradisional (manufacturing resource planninr MRP II). Tujuan ERP
adalah mengintegrasikan proses kunci dari organisasi seperti pemasukan pesanan,
manu-fakturing, usaha pengadaan, utang dagang &daftar gaji, dan sumber daya
manusia.Sistem komputer tunggal dapat melayani kebutuhan unik dari tiap area
fungsional.Mendesain suatu sistem yang melayani setiap orang adalah memikul
suatu bagian besar. Di bawah model tradisional setiap area fungsional atau
departemen memiliki sistem komputernya sendiri yang dioptimasi pada cara di mana
ia melakukan bisnis sehari-harinya. ERP menggabungkan semua ini ke dalam suatu
sistem tunggal, yang terintegrasi yang mengakses pada suatu database tunggal untuk

memudahkan pembagian dari informasi dan untuk memperbaiki komunikasi di


seluruh organisasi.
I.2. PENGERTIAN DAN TUJUAN ERP
ERP (Enterprise Resource Planning) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Perencanaan Sumber daya Perusahaan adalah struktur sistem informasi yang
digunakan untuk mengintegrasikan proses bisnis dalam perusahaan manufaktur/jasa
yang meliputi operasional dan distribusi produk yang dihasilkan.
Tujuan dari implementasi ERP adalah menyatukan semua divisi yang ada dalam
perusahaan menjadi satu sistem yang dapat dikendalikan secara terpusat. ERP lebih
ditujukan pada sistem back-office, dimana sistem ERP tidak bersentuhan secara
langsung dengan konsumen.
I.3.Aplikasi Utama ERP:
Fungsionalitas ERP terdiri atas dua kelompok aplikasi umum: aplikasi inti dan
aplikasi analisis bisnis.
1. Aplikasi inti
Aplikasi inti adalah aplikasi yang secara operasi mendukung aktivitas seharihari dari bisnis. Aplikasi inti khusus akan meliputi tetapi tidak terbatas pada
penjualan dan distribusi, perencanaan bisnis, perencanaan produksi, control shop
floor,dan logistik.Fungsi penjualan dan distribusi menangani pemasukan pesanan
dan pen- jadwalan pengiriman. lni termasuk memeriksa ketersediaan produk
untuk me-mastikan pengiriman tepat waktu dan memverifikasi batas kredit
pelanggan. Tidak seperti contoh sebelumnya, pesanan pelanggan dimasukkan ke
dalam ERP hanya sekali. Karena semua pengguna mengakses suatu database
umum,status

dari

suatu

pesanan

dapat

ditentukan

pada

setiap

titik.

Kenyataannya,pelanggan mungkin dapat membuka Internet dan memeriksa status


dari pesanansecara langsung. Integrasi semacam itu mengurangi aktivitas
manual,menghemat waktu, dan mengurangi kesalahan manusia. Perencanaan
bisnis terdiri atas meramal permintaan, perencanaan produksiproduk, dan
pengiriman informasi terinci yang menggambarkan urutan dan tahapdari proses
produksi sebenarnya. Perencanaan kapasitas dan perencanaan produksi dapat
sang at rumit, karena itu beberapa ERP memberikan alat simulasiuntuk
1

membantu manajer memutuskan bagaimana cara menghindarkan keku-rangan


dalam bahan baku, tenaga buruh, atau fasilitas pabrik. Begitu jadwalproduksi
induk lengkap, data memasuki modul MRP (Materials Requirements Planning perencanaan kebutuhan bahan baku), yang memberikan tiga informasi kunci:
1.Suatu laporan pengecualian.Laporan pengecualian mengidentifikasi situasi
potensial seperti pengirimanterlambat yang akan mengakibatkan penjadwalan
kembali produksi.
2.sebuah

daftar

kebutuhan

bahan

baku.Daftar

kebutuhan

bahan

baku

menunjukkan rincian dari pengiriman penjualdan harapan penerimaan dari


produk dan komponen yang dibutuhkan untukpesanan tersebut.
3.permintaan persediaan.Permintaan persediaan digunakan untuk menimbulkan
pesanan pembelianbahan baku kepada penjual untuk item yang tidak ada dalam
persediaan
2. Aplikasi analisis bisnis
Suatu ERP adalah lebih dari sekadar suatu sistem pemrosesan transaksiterinci. Ini
merupakan suatu alat pendukung keputusan yang menyediakan manajemen dengan
informasi waktu sebenarnya dan memungkinkan keputusantepat waktu yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan meneapai keunggulan bersaing. On-line
analytical processing (OLAP) meliputi pendukung keputusan, pe-modelan, penarikan
informasi, pelaporan analisis ad hoc,dan analisis bagaimana jika (what if
analysis).Beberapa ERP mendukung keputusan inidengan modul spesifik industrinya
sendiri yang dapat ditambahkan pada sistem inti.Namun aplikasi analisis bisnis yang
diperoleh atau berasal dari, terpusatpada kesuksesan fungsinya, merupakan suatu
gudang data. Sebuah gudang data (data warehouse) adalah sebuah database yang
dibentuk untuk pencarian,perolehan kembali seeara eepat, pertanyaan khusus, dan
kemudahanpenggunaan. Data tersebut biasanya dikutip seeara periodik dari
sebuahdatabase operasional atau dari suatu layanan informasi publik. Sebuah
sistemERP dapat ada tanpa memiliki suatu gudang data; demikian pula,
organisasiyang tidak mengimplementasikan suatu ERP mungkin menggunakan
gudangdata.

Trendnya,bagaimanapun,bahwa

keunggulan

akan

bersaing

menggunakan

organisasi

yang

serius

keduanya.Arsitektur

data

dengan
yang

direkomendaslkan untuk suatu implementasi ERP meliputi database operasional dan


gudang data terpisah.
KONFIGURASI SISTEM ERP
Konfigurasi Server Kebanyakan sistem ERP berdasarkan pada model klienserver. Secara singkat, model klien-server adalah suatu bentuk dari topologi jaringan
di mana kom-puter atau terminal seorang pengguna (klien) mengakses program ERP
dan datame-lalui suatu komputer host yang dinamakan server. Sementara server
mungkinter-pusat, klien biasanya berlokasi pada berbagai lokasi di seluruh
perusahaan. Dua arsitektur dasar terdiri atas model dua-tingkat dan model tigatingkat
Model Dua Tingkat (Two-Tier Model) Dalam suatu model dua-tingkat, server
menangani baik aplikasi dan kewajiban database. Komputer klien bertanggung jawab
untuk menyajikan datakepada pengguna dan menyampaikan masukan(input)
pengguna kembalikepada server. Beberapa penjual ERP menggunakan pendekatan
ini untukaplikasi jaringan area lokal (Local Area Network - LAN) di mana
permintaan padaserver dibatasi pada suatu populasi pengguna yang relatif kecil
melalui suatu komputer host yang dinamakan server. Sementara server mungkin
terpusat, klien biasanya berlokasi pada berbagai lokasi di seluruh perusahaan. Dua
arsitektur dasar terdiri atas model dua-tingkat dan model tiga-tingkat seperti
di- jelaskan di bawah ini.
1. Model Dua Tingkat (Two-Tier Model) Dalam suatu model dua-tingkat,
server menangani baik aplikasi dan kewajiban database. Komputer klien
bertanggung jawab untuk menyajikan datakepada pengguna dan
menyampaikan masukan (input) pengguna kembalikepada server.
Beberapa penjual ERP menggunakan pendekatan ini untukaplikasi
jaringan area lokal (Local Area Network - LAN) di mana permintaan
padaserver dibatasi pada suatu populasi pengguna yang relatif kecil.
2. Model Tiga Tingkat (Three-Tier Model)
Fungsi database dan aplikasi dipisahkan dalam model tiga-tingkat.
Arsitektur ini khususnya dari sistem ERP besar yang menggunakan
jaringan area luas (wide area networks--WANg) untuk konektivitas di

antara pengguna. Memenuhiper-mintaan klien memerlukan dua atau lebih


sambungan jaringan. Padaawalnya, klien membentuk komunikasi aengan
server aplikasi. Server aplikasi tersebut ke-mudian memulai suatu
hubungan kedua kepada database server.
PERGUDANGAN DATA
Fungsionalitas pergudangan data adalah suatu database relasional Atau multidimensionalyang mungkin menghabiskan ratusan gigabyte atau bahkanterabyte dari
penyimpanan disk. Ketika gudang data diorganisasikanuntukdepartemen atau fungsi
tunggal, hal ini sering disebut suatu data mart. Daripada memiliki ratusan gigabyte
data untuk seluruh perusahaan, suatu data mart mungkinhanya memiliki puluhan
gigabyte data. Selain ukuran, kita tidak membuatpembedaan antara suatu data mart
dan suatu gudang data.Proses dari pergudangan data meliputi mengutip, mengubah,
dan menstandardisasi suatu data operasional organisasi dari ERP dan sistem warisan,
dan me-muatnya ke dalam satu file pusat-gudang data. Begitu dimuat ke dalam
gudang, datadapat diakses melalui query database (database queries) dan kecerdasan
buatan(artificial intelligence) untuk meniru fenomena dunia dari data yang dikumpulkan darigudang tersebut. Kebanyakan organisasi mengimplementasikan suatu
gudang data sebagaibagian dari suatu inisiatif strategis IT yang melibatkan suatu
sistem ERP. Proses pergudangan data memiliki lahan penting berikut :
Membuat model data untuk gudang data.
Mengutip data dari database operasional.
Membersihkan data yang dikutip.
Mengubah data ke dalam model gudang.
I.4. TAHAPAN EVOLUSI ERP
Dalam perkembangan ERP tidak terlepas dari perkembangan rekayasa pabrikasi
(manufacturing) itu sendiri. Kebutuhan akan informasi dari proses pabrikasi juga
semakin banyak yang akan berguna bagi setiap pelaku dari pabrikasi baik
pelaksanaan maupun pengambil keputusan. Perkembangan ERP melalui tahapan
yang sangat lama dengan mengembangkan dari sistem yang telah lahir sebelumnya.
1)Tahap I : Material Requirement Planning (MRP)

Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan


material. Dasar perhitungan adalah menggunakan Bill of Material yang berupa
daftar kebutuhan bahan baku (Raw Material) yang dibutuhkan untuk membuat suatu
produk. Dengan perhitungan status persediaan inventory serta jadwal produksi,
sistem tersebut dapatmemberikan rekomendasi pembelian bahan baku yang
dibutuhkan.
MRP dirancang agar dapat menjawab :
a. Produk apa yang akan dibuat ?
b. Apa yang diperlukan untuk membuat produk tersebut?
c. Apa yang sudah dimiliki ?
d. Apa yang harus dibeli ?
2) Tahap II: Close-Loop MRP (Manufacturing Resource Planning)
Merupakan Proses MRP diintegrasikan dengan fungsi-fungsi bisnis manufaktur
lain, yang kemudian menghasilkan sistem baru yang disebut dengan Manufacturing
Resource Planning. MRP mendukung perencanaan hingga ke penjualan dan produksi
penjadwalan, perkiraan order konsumen.
3) Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II)
Merupakan konsep mengenai penyatuan kebutuhan material (MRP) dan
kebutuhan sumber daya untuk proses produksi.
MRP II mirip seperti Close Loop MRP namun ditambah dengan tiga elemen :
a. Perencanaan penjualan dan operasi, yang digunakan untuk menyeimbangkan
antara permintaan dan persediaan.
b. Antarmuka keuangan, kemampuan menterjemahkan rencana operasional (dalam
bentuk pieces, kg, gallon, dan satuan lainya) menjadi satuan biaya.
c. Simulasi, kemampuan melakukan analisis untuk mendapatkan jawaban yang
mungkin diterapkan dalam satuan unit maupun uang.
4) Tahap IV: Enterprise Resource Planning (ERP)
Pada dasarnya ERP adalah penambahan module keuangan pada MRP II,sehingga
lebih memudahkan bagi para pengambil keputusan menentukan keputusankeputusannya.
5) Extended ERP / ERP II
5

Generasi ini diluncurkan tahun 2000 yang merupakan perluasan dari sistem ERP
sebelumnya. Extended ERP menambahkan fungsi area pada Sales Marketing dan
Customer Support sehingga mampu menjembatani komunikasi dengan supplier dan
konsumennya.
I.5. FUNGSI DASAR ERP
1. Mendefinisikan Produk
Ada 2 pendekatan definisi yang digunakan, yaitu:
a) Standard Product,yakni produk mengalami permintaan berulang dan ada
inventori
b) Custom Product, yakni produk dibuat berdasarkan pesanan dan pembelian
material disesuaikan dengan jumlah order.
2. Strategi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan sesuai permintaan
Ada dua kategori yang disarankan yakni make to stock dan make to order. Make to
stock hanya dipakai untuk standard product sedangkan make to order digunakan
pada kedua definisi produk yakni standard product dan custom product. Perbedaan
pada strategi produksi make to order adalah adanya tenggang waktu yang lebih lama
antara pengiriman produk dan proses produksi
3. Menentukan Tipe hubungan antara sales order dan supply order.
Apabila menggunakan strategi produksi make to order untuk memenuhi
permintaan pelanggan, maka didapatkan suatu tipe hubungan langsung antara sales
order dengan kebutuhan material. Yakni, ketika order bertambah, maka material yang
dibutuhkan juga akan bertambah. Penentuan tipe hubungan, berfungsi untuk
menentukan kapan material dibutuhkan, berapa jumlah material yang dibutuhkan,
apakah masih ada stok material dan masih perlu dilakukan order kebutuhan material.
4. Pendekatan terhadap proses produksi praktis.
Pendekatan proses produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi
tenggang waktu dalam melaksanakan proses produksi. Pengurangan ini dapat
dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan produk
di lantai produksi.
5. Pendekatan sistem penjadwalan yang baik.

Kemampuan untuk menentukan penjadwalan secara baik di industri


manufaktur sangat dipengaruhi oleh kedinamisan dari jadwal yang ditentukan.
Kedinamisan ini dipengaruhi oleh jumlah order, ukuran order, kapasitas produksi,
keterbatasan sumber daya perusahaan dan aturan-aturan lainnya.
I.6. MANFAAT PENGGUNAAN ERP
1. Dengan sistem yang terintegrasi maka proses pengambilan keputusan akan
lebih efektif dan efisien.
2. Dengan menerapkan ERP ada kemungkinan melakukan integrasi secara
global. Sehingga perbedaan

perbedaan yang terjadi dalam bisnis

internasional dapat diintegrasikan.


3. ERP menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak
sistem komputer yang terpisah.
4. ERP memberikan lingkup kerja manajemen tidak hanya memonitor saja tetapi
melakukan manajemen operasional juga.
5. Supply chain management dapat terbantu sehingga pelaksanaannya dapat
berjalan dengan lancar.
1.7 SOFTWARE ERP
Berikut beberapa software ERP yang saat ini beredar di pasaran:
SAP
JDE
BAAN
MFGPro
Protean
Compiere
Adempiere
OneSoft SME Business Solution
I.8. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ERP
Kelebihan penggunaan ERP terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Tidak dapat Diukur
a. Integrasi data keuangan

Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan
memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan
lebih baik.
b. Standarisasi Proses Operasi
ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan
sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan
berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
c. Standarisasi Data dan Informasi
Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar,
sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi
yang ada dalam perusahaan.
2)Dapat Diukur
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat
diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat
Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
a. Pengurangan lead-time
b. Peningkatan kontrol keuangan
c. Penurunan inventori
d. Penurunan tenaga kerja secara total
e. Peningkatan service level
f. Peningkatan sales
g. Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
h. Peningkatan market share perusahaan
i. Pengiriman tepat waktu
j. Kinerja pemasok yang lebih baik
k. Peningkatan fleksibilitas
l. Pengurangan biaya-biaya
m.Penggunaan sumber daya yang lebih baik
n. Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.

Kekurangan dari ERP adalah :


1.Sistem ERP sangat mahal, hal ini dikarenakan biaya bervariasi dari ribuan dollar
sampai dengan jutaan dollar dimana biaya untuk proses reengineering sangat tinggi.
2. Ketergantungan pada satu vendor tertentu, hal ini dikarenakan sistem ERP yang
telah diimplementasikan memerlukan support yang lama dari vendor yang
menginstall.
3. Kompleksitas, System ERP biasanya terlalu banyak fitur dan terlalu kompleks
untuk digunakan oleh end user.
4. Data dalam sistem ERP berada dalam satu tempat, contohnya : pelanggan, data
keuangan. Hal ini dapat meningkatkan resiko kehilangan informasi sensitif, jika
terdapat pembobolan sistem keamanan.
I.9. AGAR PENERAPAN ERP BERBUAH MAKSIMAL
Sistem ERP sebagai hasil buatan manusia tidak selamanya bermanfaat bagi
setiap penggunaanya. Dalam penerapannya, sekitar 10% sampai dengan 40 % dari
penggunaan ERP ini mengalami kegagalan. Untuk mengatasinya ada beberapa hal
penting yang harus dilakukan supaya penerapan ERP berhasil. Diantaranya:
1. Pemahaman yang jelas atas sasaran strategis perusahaan
2. Komitmen dari seluruh jajaran manajemen
3. Manajemen implementasi proyek yang baik
4. Mampu mengatasi isu-isu teknik
5. Tim implementasi yang baik
6. Rekayasa ulang proses bisnis
7. Komitmen organisasi untuk berubah
8. Pendidikan dan pelatihan yang intensif
9. Data yang akurat
10. Sosialisasi dan komunikasi yang intensif
11. Pengukuran kinerja yang jelas fokusnya

KESIMPULAN
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem yang terintegrasi
sehingga semua data yang ada dalam setiap departemen dan kantor cabang
perusahaan dapat terintegrasi, kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan
untuk mengetahui kondisi perusahaan secara detail sehingga informasi yang
didapatkan menjadi lebih lengkap. Informasi yang lengkap tersebut akan dapat
membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan bisnisnya di masa yang akan
datang yang pada akhirnya informasi tersebut juga akan membantu perusahaan
dalam melakukan perencanaan strateginya.
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II)
dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning
(MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya
mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory),
pengapalan, invoice dan akunting perusahaan

10

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat.
Hall, James. 2009. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat
Marshall B.Romney,Paul johnsteinbart. 2006.Sistem Informasi Akuntansi.Jakarta:Salemba
Empat.

,,

11

Anda mungkin juga menyukai