MODUL 5
Tatap Muka ke 5
METODE PEMBELAJARAN
1. Kuliah Mimbar
Tanya Jawab
3. Latihan
REFERENSI
James A. Hall, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
2. Nugroho Widjajanto, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Erlangga.
2
MODUL 5
PERUSAHAAN
A. PENDAHULUAN
Kebanyakan organisasi-organisasi yang berukuran besar dan sedang memi-
liki sistem informasi yang dirancang dan diprogram menurut pesanan (kebutuhan)
mereka. Praktik ini menghasilkan lapisan-lapisan sistem yang berdiri sendiri dan di-
rancang untuk memenuhi kebutuhan unik dari para pemakai spesifik.
Saat ini, trend sistem informasi adalah menuju implementasi sistem ber-
orientasi-perusahaan dengan tingkat integratif tinggi. Sistem ini bukan paket-paket
pesanan yang dirancang untuk organisasi tertentu. Karakteristik organisasi-
organisasi yang beraneka ragam turut membentuk komponen-komponen perangkat
lunak menjadi sebuah sistem perencanaan sumber claya perusahaan (enterprise
resource planning, selanjutnya disingkat ERP) yang terbaik dalam memenuhi
kebutuhan bisnis mereka. lni berarti bahwa organisasi perlu mengubah cara mereka
melakukan bisnis untuk dapat sepenuhnya memanfaatkan ERP.
Sistem ERP mendukung suatu aliran informasi yang lancar dan tanpa
keliman (seamless) sepanjang organisasi dengan menyediakan suatu lingkungan
yang distan-dardisasi untuk proses bisnis suatu perusahaan dan suatu database
operasional umum yang mendukung komunikasi. Pandangan umum ERP disajikan
dalam Gambar 11-2. Data dalam database operasional dibuat modelnya,
distrukturisasi, dan di-simpan sesuai dengan sifat data internal. Mereka tetap tidak
bergantung pada setiap aplikasi khusus. Pembagian data ekstensif di antara
pengguna terjadi melalui pandangan aplikasi-sensitif, yang menyajikan data dalam
suatu cara yang memenuhi semua kebutuhan pengguna.
Legacy
Data Warehouse
Systems
ERP System
On-Line Analytical Processing Bolt-On Applications
(OLAP) (Industry Specific Functions)
Customers Suppliers
Core Functions [On-Line Transaction Processing
(OLTP)]
Sales & Business Shop Floor
Logistics
Distribution Planning Control
Operational Database
Customers, Production,
Vendor, Inventory, etc.
waktu kepada pelanggan. Ini terdiri atas manajemen persediaan dan gudang.
Kebanyakan ERP juga meliputi aktivitas pengadaannya dalam fungsi logistik.
Namun aplikasi analisis bisnis yang diperoleh atau berasal dari, terpusat
pada kesuksesan fungsinya, merupakan suatu gudang data. Sebuah gudang
data (data warehouse) adalah sebuah database yang dibentuk untuk penearian,
per-olehan kembali seeara eepat, pertanyaan khusus, dan kemudahan
penggunaan. Data tersebut biasanya dikutip seeara periodik dari sebuah
database operasional atau dari suatu layanan informasi publik. Sebuah sistem
ERP dapat ada tanpa memiliki suatu gudang data; demikian pula, organisasi
yang tidak mengimplementasikan suatu ERP mungkin menggunakan gudang
data. Trendnya, bagaimanapun, bahwa organisasi yang serius dengan
keunggulan akan bersaing menggunakan keduanya. Arsitektur data yang
direkomendaslkan untuk suatu implementasi ERP meliputi database operasional
dan gudang data terpisah.
me-lalui suatu komputer host yang dinamakan server. Sementara server mungkin
ter-pusat, klien biasanya berlokasi pada berbagai lokasi di seluruh perusahaan. Dua
arsitektur dasar terdiri atas model dua-tingkat dan model tiga-tingkat seperti di-
jelaskan di bawah ini.
OLTP vs OLAP
Ketika mengimplementasikan suatu sistem ERP yang akan meliputi suatu
database, suatu pembedaan yang jelas perlu dibuat antara jenis pemrosesan data
yang bersaing, yaitu:
pemrosesan transaksi on-line.
pemrosesan analitikal on-line.
Contoh dari sebuah transaksi OLAP adalah agregasi dari data penjualan per
wilayah, jenis produk, dan saluran penjualan. Suatu aplikasi OLAP harus dapat
mendukung analisis online ini dengan respons cepat.
Perbedaan antara OLAP dan OLTP dapat diringkas sebagai berikut. Aplikasi
OLTP mendukung tugas misi-kritis melalui pertanyaan sederhana dari database
operasional. Aplikasi OLAF mendukung tugas kritis manajemen melalui penyelidikan
analitikal dari hubungan data rumit yang ditangkap dalam gudang data. OLAF dan
OLTP memiliki persyaratan khusus yang berkonflik langsung. Gambar 11-5 menun-
jukkan bagaimana arsitektur klien-server memungkinkan organisasi untuk meng-
gunakan aplikasi terpisah dan terspesialisasi dan database server untuk menyelesai-
Konfigurasi Database
Sistem ERP terdiri atas ribuan tabel database. Setiap tabel dihubungkan
dengan proses bisnis yang dikode ke dalam ERP. Tim implementasi ERP yang me-
liputi pengguna kunci dan profesional IT, memilih tabel database tertentu dan mem-
proses dengan memasang pengalih dalam sistem tersebut. Menentukan bagaimana
semua pengalih (switches) perlu dipasang untuk suatu konfigurasi tertentu yang
membutuhkan sllatu pemahaman mendalam dari proses yang ada yang digunakan
dalam menjalankan bisnis. Namun, Bering kali dalam memilih penetapan tabel ini
melibatkan keputusan untuk merekayasa proses perusahaan sehingga mereka
sesuai dengan pniktik bisnis terbaik yang digunakan. Dengan kata lain, perusahaan
khusus-nya mengubah prosesnya untuk mengakomodasi ERP daripada
memodifikasi ERP untuk mengakomodasi perusahaan.
Sistem SCM adalah suatu kelas perangkat lunak aplikasi yang mendukung tugas ini.
D. PERGUDANGAN DATA
Fungsionalitas pergudangan data adalah suatu database relasional atau
multi-dimensional yang mungkin menghabiskan ratusan gigabyte atau bahkan
terabyte dari penyimpanan disk. Ketika gudang data diorganisasikan untuk
departemen atau fungsi tunggal, hal ini sering disebut suatu data mart. Daripada
memiliki ratusan gigabyte data untuk seluruh perusahaan, suatu data mart mungkin
hanya memiliki puluhan gigabyte data. Selain ukuran, kita tidak membuat
pembedaan antara suatu data mart dan suatu gudang data.
Tabel
Tangga Faktur
Nomor Data Jumlah Perluasa
l
Faktur Faktur Faktur n Harga
Dikirim
886637 06/12/0 06/23/0
600 34675
6 0 0
Tabel
ItemPerluasa
Lini
Nomor Nomor Kuantit
Harga
Faktur Item as n Harga
886637
J683 2 200 400
6
886637
R223 5 40 200
6
diambil pada pemin-dahan data terakhir ke gudang. Hanya data yang telah diubah
untuk sementara ditangkap.
Mengutip Snapshot Versus Data yang Distabilisasi
Data transaksi disimpan dalam database operasional melalui beberapa tahap
sebagaimana kejadian ekonomis diungkap. Misalnya, suatu transaksi penjualan per-
tama-tama melaltri persetujuan kredit, kemudian produk dikirimkan, kemudian pena-
gihan terjadi, dan akhirnya pembayaran diterima. Masing-masing dari kejadian ini
mengubah keadaan dari transaksi dan rekening yang berhubungan seperti per-
sediaan, piutang dagang, dan kas.
Suatu fitur kunci dari sebuah gudang data adalah bahwa data yang ter-
kandung ada dalam keadaan stabil. Khususnya, data transaksi dimuat ke dalam
gudang hanya ketika aktivitas padanya telah selesai. Hubungan renting yang poten-
sial antara kesatuan mungkin, absen dari data yang ditangkap dalam keadaan stabil.
Misalnya, informasi mengenai pembatalan pesanan penjualan mungkin tidak tercer-
min di antara pesanan penjualan rani telah dikirimkan dan dibayar sebelum mereka
ditempatkan dalam gudang. Satu cara untuk mencerminkan dinamika ini adalah
untuk mengutip data operasi dalam "potongan waktu", potongan ini memberikan
suatu snapshot dari aktivitas bisnis. Misalnya, pengambil keputusan mungkin ingin
mengamati transaksi penjualan disetujui, dikirimkan, ditagih, dan dibayar pada ber-
bagai titik dalam waktu bersama dengan snapshot dari tingkat persediaan pada se-
tiap keadaan. Data semacam itu mungkin berguna dalam menggambarkan Irena
dalam waktu rata-rata yang diambil untuk menyetujui kredit atau mengirimkan barang
yang mungkin membantu menjelaskan kehilangan penjualan.
dangan gudang data adalah tabel fisik. Kebanyakan perangkat lunak OLAP akan
mengizinkan pengguna untuk membentuk pandangan virtual dari data terinci ketika
belum ada satupun.
Memuat Data Ke Dalam Database Gudang Data
Banyakan organisasi menemukan bahwa pergudangan data yang sukses
mensyaratkan gudang data diciptakan dan dipelihara secara terpisah dari database
operasional (pemrosesan transaksi). Pokok ini diltembangkan lebih lanjut di bawah.
Efisiensi Internal
Satu alasan untuk suatu gudang data terpisah adalah bahwa persyaratan
struk-tural dan operasional dari pemrosesan transaksi dan sistem penggalian
data se-cara fundamental berbeda, membuatnya tidak praktis untuk menyimpan
baik data operasional (sekarang) dan data arsip dalam database yang sama.
To be Continue .........