TRANSAKSI KEUANGAN
( SIKLUS PRODUKSI )
OLEH
KELOMPOK 9
2021
1. PROSES BISNIS PRODUKSI
Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi
kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam poses bisnis produksi pada peusahaan
pemanufakturan. Pada peusahaan nonpemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas produksi
merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi pada banyak organisasi, fungsi ini menangani
persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti menjual barang atau jasa.
Oleh karena itu, prinsip pengenalian produksi relevan untuk banyak organisasi. Di dalam
pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi ada 4 elemen yaitu:
1. Pengendalian Produksi
Yakni Sistem Akuntansi biaya yang berfokus pada pengelolaan persediaan pemanufak
turan: bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing memerlukan
sistem pengendalian pesanan produksi. Job costing merupakan prosedur yang harga
perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi. Pada process costing,
harga perolehan dikomplasikan dalam proses atau rekening departemen secara periodik.
Pada setiap akhir periodik, harga perolehan untuk setiap proses dibagi dalam unit yang
diproduksi untuk menentukan rata-rata hrga perolehan per unit. Process Costing
digunakan jika tidak memungkinkan untk mengidenifikjasi pekerjaan atau lot produksi
sebelumnya. Pengendalian persediaan dan produksi didasarkan pada pemisahan fungsi
dan pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi, formulir permintaan
material, dan kartu jam kerja karyawan. Pada pengendalian produksi ada 3 proses
pengendalian yaitu:
File dan Laporan
Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar material dan file/daftar
operasi master. Daftar Material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan
deskripsinya dalam pesanan subperakitan.
Arus Transaksi
Di dalam arus transaksi ini, ada Operasi tenaga kerja yang dicatat pada kartu
pencatat waktu kerja yakni rekonsiliasi periodik dari kartu pencatat waktu dengan
laporan tenaga kerja produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yamh
telah selesai pada pesanan produksi individual yamh telah dipindahkan melalui
proses produksi. Laporan ini digunakan untuk memonitor status pesanan
produksi yang belum selesai dan, jika diperlukan, dapat dilakukan revisi pada
jadwal departemen produksi.
Akuntansi Biaya
Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengolah file pencatatan
barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima
pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah
pesanan produksi selesai dan barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa
dokumen diperbarui. Pengendalian produksi memindahkan pesanan produksi
dari file pesanan produksi yang masih terbuka. Pencatatan persediaan barang jadi
diperbarui untuk menunjukan ketersediaan produk.
2. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan dan
laporan yang berisi informasi sepeeti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan level
maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan level
persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi
item tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan
pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total, keputusan
penting yang dibuat adalah ukuran jumlah dari setiap pesanan yang disebut economic
order quantity(EOQ). Jika EOQ telah dihitung, maka keputusan dapat dilakukan.Bagian
penting dari pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk
menetukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalain khusus dibuat untuk
menghapus yang telah kadaluwarsa dan item persediaan.
3. Produksi Just-in-Time (JIT)
Produksi just-in-time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem
produksi yang komponene diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu poses
operasi. Persediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan
dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi
yang konstan yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap
produksi. Produksi JIT jiga menekankan pangendalian kualitas. Karena persediaan
diminimumkan, produksi yang rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan
produksi berlangsung terus-menerus.
4. Aplikasi Akuntasnsi Kekayaan
Aplikasi Akuntansi Kekayaan menyangkut aktiva tetpa organisasi dan investasi. Elemen
penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat
waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi.
1. CADD
Menggunakan perangkat lunak computer untuk melakukan fungsi rekayasa dan diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas design engineer. Produktivitas yang meningkat membuat
organisasi harus lebih responsive terhadap permintaan pasar untuk penawaran produk baru
dan produk yang ditingkatkan. System CADD juga memungkinkan otomatisasi terhadap
tugas-tugas desain repetitive sehingga produktivitas menigkat dan akurat. System CADD ini
juga memberikan tipe dukungan yang berbeda. Pertama, Solid Modeling adalah gambaran
matematika dari bagian objek solid dalam memori computer. System ini dapat digunakan
untuk memprediksi produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau momen kelambanan. Kedua,
Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk menentukan
karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah beban.
2. CAM
Meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses pemanufakturan, alat untuk
memperbaiki produktivitas proses, system pengambilan keputusan untuk membantu
pengendalian dan pengawasan proses produksi, beberapa elemen implementasi untuk
pengandalian proses shop-floor seperti robotic, programmable logic controller(PLC) dan
machine vision system. Robot industry adalah alat yang dirancang untuk memindahkan
material, suku cadang, alat atau alat khusus dengan menggunakan variabel gerakan yang
diprogram untuk berbagai macam tugas yang dilakukan.
Beberapa system CAM, disebut system pemanufakturan fleksibel (FMS), digabungkan
dengan proses produksi yang dapat dprogram yang dapat dikonfigurasi secara cepat untuk
menghasilkan tipe produk yang berbeda. FMS dapat memberikan kontribusi secara
signifikan untuk semua kecepatan di mana system direspons, dan itu dapat memperbesar
kecepatan retooling yang banyak makan waktu.
System perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II)
Terdiri dari system perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) dan system berkaitan
dengan penjualan, penagihan, dan pembelian. Akronim MRP adalah untuk menjelaskan
penggunaan computer dalam perencaan produksi dan system pengendalian. System MRP
menggunakan kemampuan komputasi dari computer untuk memproses sejumlah besar
data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan kebutuhan penggunaan bahan
baku.
Pada bagian ini akan focus pada arus transaksi melalui proses pemanufakturan. Kita
berkonsentrasi pada perencanaan produksi, penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan
pelaporan. Biaya berbasis aktivitas dan hubungan antara JITdan CIM/MRP II juga akan
dibahas.
1. Perencanaan produksi
Penentuan produk yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi agar penggunaan sumber
daya pruduksi menjadi optimal. Penentuan produk yang akan diproduksi memerlukan
integrasi antara permintaan produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya produksi yang
tersedia di perusahaan.
Perencanaan produksi master diproses untuk status produksi, daftar material, dan file operasi
master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material, dan routing dan
juga memperbarui file status produksi. File status produksi berisi data akuntansi dan data
operasional yang ada dalam status pesanan produksi.
File daftar material, berisi record untuk tiap produk yang diproduksi.
File operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian kebutuhan
tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui proses produksi.
2. Penjadwalan Produksi
Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada departemen pabriksebagai proses
kerja. Data RTG bisa dikumpulkan berbagai cara, RTG bisa sebagai output dokumen bagi
aplikasi perencanaan produksi. RTG dimasukkan oleh departemen pabrik sebagai proses kerja
pada pesanan produksi khusus. Setiap RTG berisi nomor pesanan produksi dan format untuk
melakukan spesifikasi pekerjaan yang telah selesai pada suatu pesanan.
3. Akuntansi biaya
Adalah memperbarui file status produksi (barang dalam proses). Data permintaan material
mendokumentasikan pengeluaran material untuk pesanan produksi khusus. Data waktu kerja
dan data waktu mesin yang telah dimasukkan dalam RTG dilanjutkan dari departemen
produksi. Data RTG menunjukkan distribusi waktu tenaga kerja dan mesin ke pesanan
produksi khusus dalam departemen produksi atau pusat saja.
4. Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya pesanan produksi yang telah
selesai. File ini digunakan untuk memperbarui file persediaan barang jadi. Output proses ini
meliputi file persediaan barang jadi yang diperbarui, laporan status persediaan barang jadi,
ringkasan biaya pesanan produksi yang telah selesai, dan laporan ringkas yang meliputi batch
dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan ringkas dengan
debit barang jadi dan kredit barang dalam proses untuk biaya standar untuk barang yang telah
selesai.
Biaya berbasis-aktivitas
Teknik akuntansi biaya tradisional idak mencukupi lagi dalam lingkungan CIM. Tiga elemen
utama dimasukkan dalam biaya produk pemanufakturan, yaitu bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead. Overhead merupakan bagian dari biaya pemanufakturan selain
bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Istilah overhead dibebankan (applied overhead) menjelaskan teknik akuntansi biaya yang
sudah dikenal dimana beban overhead pada sebuah produk dihitung dengan menggunakan
tariff aplikasi overhead yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menghitung beberapa tarif overhead, satu tarif untuk setiap aktivitas pemanufakturan, dan
menggunnakan tarif tersebut untuk menghitung biaya produk dari biaya aktivitas spesifik yang
terjadi selama produksi.
Elemen yang memengaruhi biaya total dari suatu aktivitas. Secara khusus, beberapa pemicu
biaya total dari aktivitas.
MRP II Vs MRP
System MRP II meliputi berbagai modul MRP. Modul daftar material (bill-of-material)
digunakan untuk mengomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan
pemrosesan daftar daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran
rancang bangun / produk dari system CADD. Seperti pada MRP, modul pengendalian
persediaan berisi informasi yang akurat dan status ketetapan dari saldo yang dimiliki. Untuk
tetap akurat, teknik seperti analisis keusangan dan siklus perhitungan sebaiknya
diimplementasikan untuk memastikan akurasi dengan dasar berkelanjutan.
Dalam lingkungan produksi batch, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari
produk yang serupa dirakit secara periodic untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan
perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch
diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang akan
dilakukan.
Lingkungan pemanfaatan JIT adalah lingkungan dengan arus continue atau terus-menerus.
Ligkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecil-penting untuk operasi produksi
pada basis terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total mengurangi persediaan.
System informasi respons-cepat, sama seperti system computer lain, meningkatkan masalah
pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi
manusia, yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan
tugas dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan bahwa
pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari system pemanufakturan
respons-cepat.
2. SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk.
Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan
perkiraan penjualan) yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan.
Sebagai balasannya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus
pendapatan mengenai barang jadi yang telah diproduksi dan tersedia untuk dijual.
Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran
dalam bentuk permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran
menyediakan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran
lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik.
1. Desain produk
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi permintaan
dalam hal kualitas , ketahanan, dan fungsi dan secara simultan meminimalkan biaya
produksi.
3. Operasi produksi
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI
dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh komputer, untuk
mengurangi biaya produksi. Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi
berikut ini dari operasi produksinya:
Bahan baku yang digunakan
Jam tenaga kerja yang digunakan
Operasi mesin yang dilakukan
Serta biaya overhead pabrik lainnya yang terjadi
4. Akuntansi biaya
Tujuan dasar dari akuntansi biaya:
Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, penilaian
kinerja, dari operasi produksi
Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul dilaporan keuangan
perusahaan.
Dimulai dari siklus pendapatan perusahaan mendapat informasi customer order dan sales
forecasts yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan.
Kemudian, siklus produksi mengirim informasi kesiklus pengeluaran mengenai barang
jadi yang telah di produksi dan siap dijual, informasi tersebut berupa purchase requisitions
, siklus pengeluaran kemudian memberikan informasi kepada siklus produksi mengenai
raw materials dan overhead costs. Lalu siklus produksi mengirim informasi mengenai
kebutuhan tenaga kerja, dikirim kesiklus manajemen sumber daya manusia. Sebagai
balasan atas informasi tersebut siklus manajemen sumber daya manusia mengirim data
berupa biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Selanjutnya siklus produksi mengirimkan
informasi tentang biaya-biaya produksi dalam bentuk cost of goods manufactured kepada
sistem buku besar dan pelaporan. Oleh sistem buku besar dan pelaporan informasi tersebut
digunakan untuk membuat laporan keuangan dan selanjutnya siklus produksi
mengirimkan laporan tentang kegiatan perproduksi selama periode tertentu kepada
manajemen untuk dievaluasi.
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya untuk menciptakan
sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas, daya tahan, dan
fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.
Proses
Daftar bahan baku (bill of materials- BOM): sebuah dokumen yang menyebutkan nomor bahan
baku, deskripsi, dan kuantitas dari tiap-tiap komponen yang digunakan dalam sebuah produk.
Berikut contoh daftar bahan baku:
Daftar operasi (operation list): sebuah dokumen yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah
untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap
langkah yang diambil.
Berikut contoh daftar operasi:
Ancaman Dan Pengendalian
Desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara. Untuk menanggulangi
ancaman seperti ini, para akuntan harus berpartisipasi dalam aktivitas desain produk.
OPERASI PRODUKSI
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan produk yang sebenarnya.
Computer-integrated manufacturing (CIM): sebuah pendekatan manufaktur dengan banyak proses
manufaktur dijalankan dan diawasi dengan peralatan terkomputerisasi, sebagian melalui
penggunaan robot dan pengumpulan data real-time dari aktivitas manufaktur.
AKUNTANSI BIAYA
Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Tujuaannya adalah:
Perhitungan biaya job-order (job-order costing): sebuah sistem biaya yang menentukan biaya
kebatch produksi tertentu atau pekerjaan.
Perhitungan biaya proses (process costing): sebuah sistem biaya yang menentukan biaya ke
masing-masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-
rata untuk semua unit yang diproduksi.
CONTOH KASUS
PT Gadjah Sakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan. Pada bulan September 2004 perusahaan mendapat pesanan untuk
mencetak kartu undangan sebanyak 2400 lembar dari PT Restu dengan harga yang dibebankan
adalah Rp. 2000 per lembar ,- . Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan sebanyak
100 spandoek dari PT Insani dengan harga Rp. 200.000 per buah. Pesanan dari PT Restu diberi
nomor KU-01 dan pesanan dari PT Insani diberi nomor SP-02.
1. Pada tanggal 4 September 2004 dibeli bahan baku dan penolong dengan cara kredit yakni
sebagai berikut :
Bahan baku
Kertas untuk undangan Rp. 1.350.000
Kain putih 600 meter Rp. 4.125.000
Bahan penolong
Bahan penolong X1 Rp. 300.000
Bahan penolong X2 Rp. 170.000
2. Dalam pemakaian bahan baku dan penolong untuk mem proses pesanan KU-01 dan SP-02
diperoleh informasi sebagai berikut :
Bahan baku kertas dan bahan penolong X2 digunakan untuk memproses pesanan no KU-01,
sedangkan bahan baku kain dan bahan penolong X1 dipakai untuk memproses pesanan no SP-02
3. Untuk penentuan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi
menggunakan dasar jam tenaga kerja langsung dengan perhitungan sbb;
Upah langsung untuk pesanan KU-01 180 jam a. Rp.5000 dan upah langsung untuk pesanan SP-
02 menghabiskan sebanyak 1000 jam a. Rp.5000,-. Se- dangkan untuk upah tidak langsung adalah
Rp. 2,9 juta.
Untuk gaji karyawan Bagian pemasaran dikeluarkan sebesar Rp. 7.500.000,- dan gaji karyawan
administrasi dan umum Rp. 4.000.000,-
4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik. Perusahaan dalam hal ini menggunakan tarif BOP
sebesar 160 % dari biaya tenaga kerja langsung, baik pesanan KU-01 dan SP-02.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi dalam kaitannya dengan pesanan di atas, adalah
sebagai berikut
5. Pencatatan harga pokok produk jadi. Berdasarkan informasi untuk pesanan no KU-01 telah
selesai dikerja kan
6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses. Berdasarkan informasi diketahui bahwa untuk
pesanan no SP-02 masih dalam proses penyelesaian.
7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual. Pesanan no KU-01 telah diserahkan kepada
pemesan. Dan dari penyerahan tersebut pemesan akan membayar dengan cara kredit.
Ancaman yang kemungkinan akan timbul pada kasus diatas yaitu kemungkinan adanya kesalahan
dalam pencatatan dan masukan data yang kemungkinan tidak akurat. Prosedur pengendalian
terbaik adalah dengan mengotomasikan pengumpulan data dengan menggunakan pemindai kode
garis,pembaca kartu dan alat lainnya. Ketika semua hal itu tidak memungkinkan untuk
dilakukan,terminal on line haras digunakan untuk entri data. Passwor dan ID pemakai harus
digunakan untuk akses hanya ke pegawai yang berhak saja.
http://septitembem.blogspot.com/2014/06/proses-bisnis-produksi.html
http://thegreatestpage.blogspot.com/2014/12/siklus-produksi.html
https://liaamelia.home.blog/2019/12/04/aplikasi-konsep-basis-data-relasional-pada-sistem-siklus-
produksi/