Bisnis merupakan suatu aktivitas baik dilakukan perseorangan atau kelompok) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Jadi dapat dikatakan bisnis adalah kegiatan untuk mendapatkan penghasilan. Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang paling berhubungan yang melibatkan data,unit organisasi,dan suatu urutan waktu yang logis. Produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam proses bisnis produksi pada peusahaan pemanufakturan. Pada perusahaan non pemanu fakturan, beberapa (jika ada) aktivitas produksi merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi pada banyak organisasi, fungsi ini menangani persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, prinsip pengendalian produksi relevan untuk banyak organisasi.
8.2 Pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi
Di dalam pengendalian Siklus Transaksi pada Proses Bisnis Produksi ada 4 elemen yaitu: 1. Pengendalian Produksi Pengendalian Produksi yaitu Sistem Akuntansi biaya yang berfokus pada pengelolaan persediaan pemanufak turan: bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi. Job costing merupakan prosedur yang harga perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi. Pada process costing, harga perolehan dikomplasikan dalam proses atau rekening departemen secara periodik. Pada pengendalian produksi ada 3 proses pengendalian yaitu: a) File dan Laporan Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar material dan file/daftar operasi master. Daftar Material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan subperakitan. Daftar Operasi Master mirip dengan daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Ketersediaan sumber daya untuk produksi dikomunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan menggunakan laporan status persediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan status persediaan berisi sumber daya dalam persediaan yang tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersedian sumber daya tenaga kerja dan mesin. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi. b) Arus Transaksi Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi untuk mengotorisasi departemen pesediaan untuk mengeluarkan material ke departemen produksi. Di dalam alur permintaan material dan pesanan produksi fungsi akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi ketika pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan permintaan material dari fungsi pengendlian persediaan dan departemen produksi. Di dalam arus transaksi ini, ada Operasi tenaga kerja yang dicatat pada kartu pencatat waktu kerja yakni rekonsiliasi periodik dari kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yamh telah selesai pada pesanan produksi individual yamh telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai dan, jika diperlukan, dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi. c) Akuntansi Biaya Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengolah file pencatatan barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah pesanan produksi selesai dan barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa dokumen diperbarui. Pengendalian produksi memindahkan pesanan produksi dari file pesanan produksi yang masih terbuka. Pencatatan persediaan barang jadi diperbarui untuk menunjukan ketersediaan produk. Pengendalian produksi juga membutuhkan pembandingan produksi dan analisis dari faktor-faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya. Pengendalian terhadap hilangnya persediaan dan pengelolaan level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang penting untuk pengendalian produksi secara keseluruan. 2. Pengendalian Persediaan Pengendalian Persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan dan laporan yang berisi informasi sepeeti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan level maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total, keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah dari setiap pesanan yang disebut economic order quantity(EOQ). Jika EOQ telah dihitung, maka keputusan dapat dilakukan.Bagian penting dari pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk menetukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalain khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluwarsa dan item persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluwarsa dan persediaan yang perputarannya rendah dan membandingkan antarl level persediaan yang telah dibuat. Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan. Penyimpanan dan penanganan item harus memberikan keamanan terhadap penggelapan, perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat. 3. Produksi Just-in-Time (JIT) Produksi just-in-time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sistem produksi yang komponene diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu poses operasi. Persediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda. Persediaan dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat produksi yang konstan yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap produksi. Produksi JIT jiga menekankan pangendalian kualitas. Karena persediaan diminimumkan, produksi yang rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus konstan produksi berlangsung terus-menerus. 4. Aplikasi Akuntasnsi Kekayaan Aplikasi Akuntansi Kekayaan menyangkut aktiva tetap organisasi dan investasi. Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi. Pemrosesan seperti ini dikerjakan dengan menggunakan aplikasi khusus. Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi: Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan deskripsi, biaya, dan lokasi fisik. Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortasi untuk tujuan buku dan pajak. Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian. Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merncanakan dan mengendalikan item aset individual.
8.3 Sistem Pemanufakturan Respons Cepat
Sistem pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) mengintegrasikan sistem pemanufakturan fisik dan sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II). Sistem pemanufakturan respon-cepat adalah sistem CIM yang pemanufakturan fisik dan MRP II terintegrasi dengan teknologi yang lebih maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut meliputi electronic data interchange (EDI), identifikasi otomatis, dan proses terdistribusi. Komponen Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat antara lain: a) Sistem Pemanufakturan Fisik b) Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II) c) Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut
8.4 Garis Besar Perencanaan dan Analisis Sistem
Perencanaan sistem meliputi proses identifikasi subsistem yang ada pada system informasi yang pengembangannya membutuhkan perhatian khusus. Tujuan perencanaan sistem ialah untuk mengidentifikasi berbagai bidang permasalahan yang perlu segera dipecahkan maupun yang nantinya akan diselesaikan. Analisis sistem dimulai setelah perencanaan system telah mengidentifikasi subsistem yang dikembangkan. Tujuan utama analisis system adalah untuk memahami sitem dan permasalahan yang ada, memberikan gamran informasi yang dibutuhkan dan untuk menetapkan prioritas untuk kerja sistem berikutnya.
8.5 Perencanaan Sistem dan Analisis Kelayakan
Pendekatan sistem yang secara total berbasis atas-bawah, sangat penting digunakan ketika mengembangkan system. Oleh karena itu perlu ada perhatian seksama ketika mengembangkan sebuah rencana dan strategi system secara keseluruhan. Rencana tersebut harus memasukkan dukungan dan persetujuan total dari manajemen puncak. Tanpa rencana keseluruhan system informasi yang akan dikembangkan hanya akan seperti berupa motif abstract dalam jahitan kain perca. Rencana keseluruhan perlu mendapat kepastian untuk mencapai tujuan berikut ini: Sumber daya yang dimiliki akan ditujukan untuk subsistem yang paling membutuhkan sumber daya tersebut. Proses duplikasi dan upaya yang sia-sia akan diminimalkan. Pengembangan strategi dalam organisasi akan konsisten dengan keseluruhan rencana strategis organisasi.
Perencanaan sistem dan analisis kelayakan meliputi beberapa tahap yaitu:
1. Mendiskusikan dan merencanakannya bersama-sama dengan manajemen puncak.
2. Menetapkan sebuah dewan penasehat (steering commitee) bagi perencanaan sistem. 3. Menetapkan keseluruhan tujuan dan kendala yang dihadapi. 4. Mengenbangkan sebuah rencana sistem informasi strategis. 5. Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas bagi wilaya-wilayah tertentu dalam organisasi untuk menjadi fokus pengembangan sistem. 6. Membuat sebuah proposal sistem yang akan berperan sebagai landasan analisis dan desain awal bagi subsistem tertentu yang akan dikembangkan. 7. Membentuk sebuah tim yang terdiri dari berbagai inividu yang akan bekerja dalam proses analisis dan desain awal.
8.6 Analisis Sistem
Analisis system terstruktur adalah sebuah pendekatan untuk menganalisis system yang dimulai dengan deskripsi umum sebuah system dan kemudian diproses melalui seperangkat langkah yang tersusun secara logis, yang di dalamnya tiap-tiap system dikembangkan secara lebih mendetail dan diakhiri dengan kode pemrograman kompurt (dan detail lainnya).
8.7 Desain Sistem
Sebuah desain sistem sangat mirip dengan layout arsitek sebuah rumah. Dalam tahap perencanaan, sang arsitek akan menentukan fungsi-fungsi dasar yang harus dimiliki oleh rumah tersebut dan merumuskan rencana umum yang berhubungan dengan layout keseluruhan. Dalam tahap desain sang arsitek akan menyiapkan sebuah cetak biru dari rumah tersebut yang akan oleh ahli listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu. Kesalahan kecil yang dibuat dalam tahap ini akan berakibat besar terhadap sejumlah uang dan pengeluaran di tahap berikutnya. Hal yang sama juga sering terjadi ketika mendesain sistem informasi akuntansi. Perangkap lainya yang sering ditemukan adalah penolakan pengguan terhadap sistem itu sendiri. Dikarenakan minimnya keterlibatan pengguan dalam rencana desain,implementasi sistem dapat tidak populer dan pada akhirnya ditolak oleh para individu yang menjadi target di mana sistem tersebut didesain.
8.8 Langkah-langkah Desain Sistem
Desain sistem dapat didefinisikan sebagai perumusan cetak biru untuk sebuah sistem yang lengkap. Langkah – langkah pokok dalam desain sistem ialah: 1. Mengevaluasi berbagai alternatif desain Dalam setiap kasus yang ditemui, proyek desain sistem berkembang dari munculnya sebuah kebutuhan tertentu, seperti yang telah ditentukan oleh tahap perencanaan dan analisis sistem dalam siklus pengembangan. Desain sistem harus menyediakan solusi untuk sebuah masalah khusus. 2. Enumerasi alternatif desain Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah sitem baru yang lengkap. Pendekatan yang pertama adalah mendesain sistem secara lengkap mulai dari awal. Pendekatan lainya adalah memaksa ahli desain untuk memilih dan merekomendasisistem yang belum dibuat(premade sistem). 3. Menggambarkan berbagai alternatif Setelah daftar utama dibuat, tiap alternatif dapat didokumentasikan dan digambarkan. Sebagai contoh sebuah jaringan komputer untuk pengumpulan data dan distribusi laporan dapat dilakukan entah sentralisasi atau desentralisasi. Dalam alternatif desai sentralisasi tiap divisi memasok data akuntansi ke pusat sistem komputer. Pusat komputer kemudian memproses dan mendistribusikan laporan ke setiap divisi. Dalam sebuah desain sistem desentralisasi setiap divisi memiliki komputer dan mengumpulkan datanya sendiri. Laporan yang telah selesai dikirim ke kantor pusat perusahaan. 4. Mengevaluasi alternatif Setelah tiap alternatif telah dikumpulkan dan didokumentasikan langkah berikutnya adalah membandingkan tiap alternatif tersebut. Kriyeria penting untuk memilih sebuah alternatif untuk diimplementasikan adalah membandingkan biaya dan manfaatnya. Selain itu alternatif yang terpilih seharusnya memuaskan semua sasaran sistem. 5. Menyiapkan spesifikasi desain Peraturan penting yang mengembangkan spesifikasi desain adalah ahli desain harus bekerja secara terbalik yaitu, daro output ke input. Perancang sistem manakala bekerja dengan tujuan sistem, harus mendesain seluruh laporan manajemen dan dokumen output operasional sebagai langkah pertama dalam proses. Sekali seluruh output telah dispesifikasikan, input data dan langkah- langkah pemrosesannya ditentukan secara otomatis. Setelah keputusan diambil perancang sistem kemudian membangun kontrol yang sesuai dengan spesifikasi tersebut. 6. Mempersiapkan dan menyerahkan spesifikasi desain sistem Spesifikasi desain yang telah selesai harus dibuat dalam bentuk sebuah proposal. Jika proyek bersekala besar proposalnya harus dikaji terlebih dahulu oleh manajemen puncak sebelum disetujui. Namun demikian proposal-proposal bersekala kecil dan tidak mahal dapat disetujui oleh manajer devisi atau departemen. Rincian proposal desain harus memasukkan semua yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan desai proyek. Secara umum proposal akan terdiri dari jadwal waktu khusus penyelesaian proyek, anggaran, dan deskripsi tenaga kerja yang dibutuhkan , juga flowchart dan diagram yang menggambarkan bagaimana sistem tersebut akan diimplementasikan. 7. Cetak biru proses bisnis Saat ini menjadi populer untuk menggunakan seperangkat prapaket cetak biru untuk seluruh proses bisnis perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang menggunakan SAP Enterprise Resource Planing System memulai upaya desai mereka dengan menggunakan seperangkat lengkap cetak biru yang disediakan SAP untuk seluruh proses bisnis perusahaan yang ada. Tim desain kemudian tinggal fokus pada penyesuaian seperangkat awal cetak biru ini dengan kebutuhannya sendiri, yakni dengan fokus pada proses-proses yang penting dan unik bagi tujuan dan strategi perusahaan.
8.9 Pertimbangan Desain Sistem
1. Desain Output Pertimbangan pertama dan utama dalam desain output adalah efektivitas biaya. Prinsip evektifitas harus diaplikasikan pada seluruh elemen dalam sistem karema sebuah investasi dalam sistem informasi adalah sebuah pengeluaran anggaran- modal – yaitu harus dievaluasi berdasarkan biaya manfaat. Tujuannya adalah memaksimalkan rasio manfaat terhadap biaya dengan tetap mencapai tujuan sistem. 2. Desain Database Beberapa prinsip penting berlaku ketika mendesain database. Salah satunya adalah database perusahaan harus terintegrasi. Integrasi berarti adanya upaya untuk menghindari pengumpulan dan penyimpanan item data yang sama lebih dari satu tempat dalam perusahaan. Dalam sebuah sistem yang terintegrasi, berbagai tahapan operasi bisnis dapat berbagi data yang sama. 3. Pemrosesan Data Salah satu pertimbangan penting dalam pemrosesan data adalah terkait dengan keseragaman dan integrasi. Hal ini menjadi penting ketika seluruh sistem pemrosesan data sebuah perusahaan berkembang sesuai dengan rencana yang telah disusun. 4. Input Data Pertimbangan sulit lainnya yang sering muncul ketika mendesain sistem input data adalah akurasi. Penggunaan sumber-sumber dokumen yang tersusun dengan baik akan mendorong karyawan untuk merekam data akurat dengan sesedikit mungkin kesalahan. 5. Pengendalian dan Ukuran Keamanan Mengimplementasikan kendali yang memadai seringkali terabaikan. Pengendalian yang bersifat komprehensif dan memadai harus dibangun setiap tahap proses desain sistem. Ini merupakan suatu wilayah yang didalamnya akuntan memainkan peranan penting ketika bekerja dengan sebuah tim desain.
8.10 Teknik-teknik Desain Sistem
Mendesain sebuah sistem merupakan suatu aktivitas yang kreatif. Hal tersebut tidaklah sama dengan anggapan bahwa dua tim desain aka menghasilkan solusi yang sama untuk suatu permasalahan. Oleh karena itu desain sistem dapat dipandang sebagai sesuatu yang punya nilai seni walaupun banyak teknik telah dikembangkan. 1. Desain Formulir Proses mendesain formulir disebut desain formulir. Bagian ini harus mendapat perhatian penuh oleh tim desain sistem karena merupakan perantara antara pengguna dan sistem itu sendiri. Oleh karena itu desain formulir harus berfokus pada proses produksi dokumen-dokumen yangmenyediakan perantara yang efektif antara manajer dab sistem informasi. 2. Desain Database Sejumlah teknik yang berguna dapat dimanfaatkan untuk mendesain database: diagram struktur data, layout record, lembar analisis file, dan matriks yang terkait dengan file. Diagram struktur data menunjukan hubungan antara beragam jenis record. Diagram layout record akan menunjukan beragam tempat ( field) data dalam sebuah record. Lembar analisis file menyediakan bagi perancang system sejumlah poin penting yang berkaitan dengan isi dari sebuah file tertentu. Informasi tersebut akan berisi layout record, tujuan file, perkiraan jumlah record,dan lainsebagainya. 3. Paket Desain Sistem Sejumlah metodelogi prapaket desain tersedia untuk membantu siklus pengembangan sistem. Tujuan dari paket-paket ini adalah untuk membantu perancang sistem melakukan pendekatan secara sistematis terhadap suatu permasalahan. Paket-paket ini membantu perancang untuk menyusun struktur permasalahan desain dan menghasilkannya dalam waktu singkat. 4. Memilih Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Membeli perangkat lunak mempunyai beberapa keunggulan: 1. Paket perangkat lunak tersebut lebih murah. Biaya pengembangan lebih bayak akan ditanggung oleh pembeli daripada si pembuat. 2. Paket-paket peragkat lunak telah siap digunakan. Jika beberapa organisasi telah menggunakan paket tersebut selama beberapa bulan, maka dapat diasumsikan aman dan segala gangguan yang muncul akibat kesalahan telah dihilangkan. 3. Perusahaan dapat mencoba produk tersebut sebelum menginvestasikan sejumlah uang. Dengan menggunakan perangkat lunak in-house dimungkinkan untuk menempatkan lama waktu pengembangan ke dalam program, hanya untuk menemukan apakah program tersebut tidak mampu memberikan hasil yang diinginkan bila sistem tersebut dijalankan. 5. Kebijakan Umum dan Pengembangan Sistem Mengembangkan sebuah sistem informasi adalah tugas yang kreatif dan menuntut upaya keras yang dapat dan seharusnya memberikan manfaat ekonomis bagi sebuah organisasi. Di lain sisi, proses pengembangan sistem dapat memunculkan bencana, yaitu ketika sumber daya manusia dan keuangan yang dibelanjakan tanpa pengembalian yang dapat dikendalikan dan bahkan mungkin sebuah sistem tidak dapat diselesaikan sesuai keinginan