Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN MATA PEMBELAJARAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


A1*
Proses Bisnis Produksi

Dosen Pengampu:
Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Ni Putu Risa Putri Cahyani (2207531073)


Ni Kadek Candra Mahayuni (2207531195)
Ni Putu Ishaka Pradnya Maharani (2207531198)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
Proses Bisnis Produksi
Bisnis merupakan suatu aktivitas baik dilakukan perorangan atau kelompok
(biasanya kelompok) untuk mencapai sebuah tujuan tertentu (profit = uang). Jadi dapat
dikatakan bisnis adalah kegiatan untuk mendapatkan penghasilan. Proses bisnis adalah
serangkaian tugas yang paling berhubungan yang melibatkan data, unit organisasi, dan suatu
urutan waktu yang logis. Proses bisnis ini dipicu oleh kejadian ekonomi. Sedangkan produksi
merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi


kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam proses bisnis produksi pada perusahaan
pemanufakturan. Pada perusahaan non pemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas
produksi merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi, pada banyak organisasi, fungsi ini
menangani persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti menjual barang
atau jasa

Pengendalian Siklus Transaksi Pada Proses Bisnis Produksi


Di dalam pengendalian siklus transaksi pada proses bisnis produksi ada 4 elemen yaitu
pengendalian produksi, pengendalian persediaan, produksi just-in-time (JIT), dan aplikasi
akuntansi kekayaan.

1. Pengendalian Produksi

Merupakan sistem akuntansi biaya yang berfokus pada pengelolaan persediaan


pemanufakturan: bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job costing
memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi. Job costing merupakan prosedur
yang harga perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi. Pada process
costing, harga perolehan dikompresikan dalam proses atau rekening departemen secara
periodik. Pada setiap akhir periode, harga perolehan untuk setiap proses dibagi dalam unit
yang diproduksi untuk menentukan rata-rata harga perolehan per unit. Process Costing
digunakan jika tidak memungkinkan untuk mengidentifikasi pekerjaan atau lot produksi
sebelumnya. Pengendalian persediaan dan produksi didasarkan pada pemisahan fungsi dan

1
pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan produksi, formulir permintaan material, dan
kartu jam kerja karyawan. Pada pengendalian produksi, terdapat 3 proses pengendalian
yaitu:

• File dan Laporan

Kebutuhan dasar produksi disediakan dengan file/daftar material dan file/daftar


operasi master. Daftar material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan
deskripsinya dalam pesanan sub perakitan. Daftar operasi master mirip dengan
daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan
kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Ketersediaan sumber
daya untuk produksi dikomunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan
menggunakan laporan status persediaan dan laporan ketersediaan faktor. Laporan
status persediaan berisi sumber daya dalam persediaan yang tersedia untuk
produksi. Laporan ketersediaan faktor berisi ketersedian sumber daya tenaga kerja
dan mesin. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.

• Arus Transaksi

Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi untuk
membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan produksi
untuk mengotorisasi departemen persediaan untuk mengeluarkan material ke
departemen produksi. Di dalam alur permintaan material dan pesanan produksi, fungsi
akuntansi biaya menerima tembusan pesanan produksi langsung dari pengendalian
produksi, juga dari departemen produksi ketika pesanan produksi telah selesai.
Akuntansi biaya juga menerima tembusan permintaan material dari fungsi
pengendalian persediaan dan departemen produksi. Di dalam arus transaksi ini, ada
operasi tenaga kerja yang dicatat pada kartu pencatat waktu kerja yakni rekonsiliasi
periodik dari kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja produksi. Laporan
status produksi merinci pekerjaan yang telah selesai pada pesanan produksi
individual yang telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan ini digunakan
untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai dan jika diperlukan,
dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.

2
• Akuntansi Biaya

Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file pencatatan


barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima
pesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh pengendalian produksi. Setelah
pesanan produksi selesai dan barang sudah ditransfer ke persediaan, beberapa
dokumen diperbarui. Pengendalian produksi memindahkan pesanan produksi dari file
pesanan produksi yang masih terbuka. Pencatatan persediaan barang jadi
diperbaharui untuk menunjukan ketersediaan produk. Pengendalian produksi juga
membutuhkan perbandingan produksi dan analisis dari faktor-faktor yang lain,
termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya yang sesungguhnya. Pengendalian
terhadap hilangnya persediaan dan pengelolaan level persediaan yang optimal juga
merupakan faktor yang penting untuk pengendalian produksi secara keseluruhan.

2. Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan dan


laporan yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan level
maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang merupakan level
persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi
item tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Karena tujuan
pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya persediaan total, keputusan
penting yang dibuat adalah ukuran jumlah dari setiap pesanan yang disebut economic
order quantity (EOQ) yang harus menyeimbangkan dua sistem biaya, yaitu biaya
penanganan dan biaya pemesanan.

Jika EOQ telah dihitung, maka keputusan dapat dilakukan. Bagian penting dari
pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran persediaan untuk menentukan umur,
kondisi dan status persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk menghapus yang telah
kadaluarsa dari item persediaan. Pengendalian khusus dibuat untuk menghapus yang telah
kadaluarsa dan persediaan yang perputarannya rendah dan membandingkan antar level
persediaan yang telah dibuat. Pengendalian persediaan meliputi metode untuk
penanganan dan penyimpanan. Penyimpanan dan penanganan item harus memberikan
keamanan terhadap penggelapan, perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari
kadaluarsa dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat.

3
3. Produksi Just in Time (JIT)

Produksi just-in-time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan


sistem produksi yang komponennya diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu
poses operasi. Persediaan dipakai sebagai penyangga pada operasi yang berbeda.
Persediaan dikurangi dengan analisis operasi secara hati-hati untuk menghasilkan tingkat
produksi yang konstan yang akan menyeimbangkan input dan output pada berbagai tahap
produksi. Produksi JIT juga menekankan pengendalian kualitas. Karena persediaan
diminimumkan, maka produksi yang rusak akan dibetulkan dengan segera jika arus
konstan produksi berlangsung terus-menerus.

4. Aplikasi Akuntansi Kekayaan

Aplikasi akuntansi kekayaan menyangkut aktiva tetap organisasi dan investasi. Aset
tetap adalah properti berwujud seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, dan perabotan
yang digunakan dalam menjalankan bisnis secara normal. Item ini relatif permanen dan
sering mewakili investasi terbesar perusahaan. Transaksi yang mengubah jumlah
investasi dalam aset tetap cenderung jarang terjadi dan biasanya melibatkan jumlah
uang yang relatif besar. Perusahaan mengakumulasi banyak aset selama umur bisnis,
mengurangi aset (dengan penjualan atau cara lain), memindahkan aset dari satu lokasi ke
lokasi lain, dan mencocokkan biaya (selain tanah) dengan pendapatan melalui penyusutan
berkala, beban selama taksiran masa manfaat aset. Elemen penting dari pengendalian
internal yang efektif adalah pemrosesan yang akurat dan tepat waktu dari informasi yang
berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi. Untuk menyelesaikan tugas-tugas ini secara
efisien dan untuk memberikan pengendalian yang memadai, sistem otomatis sering
diperlukan. Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:

1) Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan


deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.
2) Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan buku
dan pajak.
3) Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.

4
4) Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan item aset individual

Sistem Pemanufakturan Respon Cepat


Komponen:
A. Computer Integrated Manufacturing (CIM)
Sistem CIM mengintegrasikan sistem manufaktur fisik dan sistem MRP II
● Sistem pemanufakturan fisik
Ada 2 subsistem yang secara langsung mendukung sistem pemanufakturan fisik:
- Computer-Aided Design and Drafting (CADD) atau desain dan penyusunan
berbantuan komputer yang menggunakan perangkat lunak komputer untuk
melakukan fungsi rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
design engineer.
- Computer-Aided Manufacturing (CAM) atau pemanufakturan dengan bantuan
komputer meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses
pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses, sistem pendukung
pengambilan keputusan untuk membantu pengendalian dan pengawasan proses
produksi.
● The Manufacturing Resource Planning (MRP II) System
Sistem MRP mengintegrasikan empat subsistem yaitu perencanaan produksi,
penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan pelaporan. Sistem MRP menggunakan
kemampuan komputasi komputer untuk memproses sejumlah besar data terperinci
yang diperlukan untuk merencanakan dan menjadwalkan persyaratan penggunaan
bahan.
B. Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut
Fleksibilitas dan kecepatan respon sistem manufaktur sangat tergantung pada tingkat
integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifikasi otomatisasi meningkatkan
integrasi karena penandaan produk dan material secara elektronik secara efektif membuat
mereka dapat dibaca oleh mesin dan karena itu menjadi bagian fisik dari sistem informasi
yang berbasis komputer. Jenis teknologi pengintegrasian yaitu:
● Identifikasi otomatis
Kegiatan produksi sangat penting untuk otomatisasi pabrik sehingga kode batang dan
teknologi pemindai yang dapat dibaca mesin adalah elemen yang sangat diperlukan.
Kode batang adalah hal yang biasa ada pada barang-barang pabrik seperti halnya

5
pada barang-barang konsumsi. Kode batang memungkinkan komputer atau robot
untuk mengidentifikasi bahan, memproses informasi, dan memulai prosedur apa pun
yang diperlukan.
● EDI (Electronic Data Interchange)
Menghubungkan vendor dan pelanggan secara elektronik yang berdampak pada
efisiensi manufaktur dan inventaris dengan menyederhanakan rantai peristiwa
logistik dalam menempatkan dan mengisi pesanan yang membuat sistem tersebut
lebih responsif terhadap kebutuhan saat ini.

Pemrosesan Transaksi pada Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat


Pada bagian ini akan fokus pada arus transaksi melalui proses pemanufakturan.
a. Perencanaan produksi
Penentuan produk yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi agar
penggunaan sumber daya produksi menjadi optimal. Penentuan produk yang akan
diproduksi memerlukan integrasi antara permintaan produk dan kebutuhan produksi
dan sumber daya produksi yang tersedia di perusahaan.
● Implementasi perencanaan produksi
Perencanaan produksi master diproses untuk status produksi, daftar material,
dan file operasi master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan
material, dan routing serta memperbarui file status produksi. File status produksi berisi
data akuntansi dan data operasional yang ada dalam status pesanan produksi.
● File data material, berisi barcode untuk tiap produk yang diproduksi
File operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap
rincian kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urut-urutannya melalui
proses produksi. Program aplikasi perencanaan produksi mengintegrasikan data dari
rencana produksi induk, file tagihan bahan baku, dan file operasi induk dan
menghasilkan dokumen pesanan produksi yang diperlukan, pesanan produksi
terperinci, formulir permintaan bahan, dan routing (RTGs) untuk mengarahkan aliran
produksi. RTGs berisi informasi tentang pusat kerja, lamanya waktu, dan peralatan
yang diperlukan untuk melakukan setiap tugas.
b. Penjadwalan produksi
Data RTG berisi status produksi yang dikumpulkan pada departemen pabrik sebagai
proses kerja. Data RTG bisa dikumpulkan berbagai cara, RTG bisa sebagai output dokumen
bagi aplikasi perencanaan produksi. RTG dimasukkan oleh departemen pabrik sebagai

6
proses kerja pada pesanan produksi khusus. Setiap RTG berisi nomor pesanan produksi dan
format untuk melakukan spesifikasi pekerjaan yang telah selesai pada suatu pesanan.
c. Akuntansi biaya
Fitur utama dari aplikasi akuntansi biaya adalah memperbarui file status produksi
(barang dalam proses). Data permintaan material mendokumentasikan pengeluaran material
untuk pesanan produksi khusus. Data waktu kerja dan data waktu mesin yang telah
dimasukkan dalam RTG dilanjutkan dari departemen produksi. Data RTG menunjukkan
distribusi waktu tenaga kerja dan mesin ke pesanan produksi khusus dalam departemen
produksi atau pusat saja
d. Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya pesanan produksi yang
telah selesai. File ini digunakan untuk memperbarui file persediaan barang jadi. Output
proses ini meliputi file persediaan barang jadi yang diperbarui, laporan status persediaan
barang jadi, ringkasan biaya pesanan produksi yang telah selesai, dan laporan ringkas yang
meliputi batch dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan
debit barang jadi dan kredit barang dalam proses untuk biaya standar untuk barang yang
telah selesai.
e. Biaya berbasis-aktivitas (ABC)
Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencukupi lagi dalam lingkungan manufaktur
terintegrasi komputer (CIM). Sistem akuntansi biaya tradisional mengalokasikan overhead
pada satu basis yang sama-sama dimiliki oleh semua produk. Selain biaya peralatan, banyak
item overhead lainnya dapat meningkat secara signifikan dengan CIM. Total biaya
pengawasan, misalnya, dapat meningkat meskipun tenaga kerja langsung yang harus
diawasi lebih sedikit.
f. MRP II Vs MRP
Sistem MRP II meliputi berbagai modul MRP. Modul daftar material (bill-of-material)
digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan
pemrosesan daftar-daftar material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran
rancang bangun/produk dari sistem CADD. Seperti pada MRP, modul pengendalian
persediaan berisi informasi yang akurat dan status ketetapan dari saldo yang dimiliki. Untuk
tetap akurat, teknik seperti analisis keusangan dan siklus perhitungan sebaiknya
diimplementasikan untuk memastikan akurasi dengan dasar berkelanjutan.
g. Implementasi JIT dalam lingkungan MRP II / CIM

7
Dalam lingkungan produksi JIT, pembuatan produksi khusus jarang terjadi. Batch dari
produk yang serupa dirakit secara periodik untuk pemenuhan kebutuhan saat itu dan
perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya setup biasanya terjadi ketika suatu batch
diproduksi, dan biaya ini biasanya sama tanpa memperhatikan ukuran produksi batch yang
akan dilakukan. Lingkungan pemanfaatan JIT adalah lingkungan dengan arus kontinyu atau
terus-menerus. Lingkungan JIT memerlukan produksi ekonomis dari lot kecil penting untuk
operasi produksi pada basis terus-menerus untuk meminimalkan atau secara total
mengurangi persediaan. MRP II diarahkan pada sinkronisasi dan penjadwalan jenis
peristiwa yang terjadi di lingkungan batch. Ukuran batch ditentukan dari modul perencanaan
produksi. Modul penjadwalan mengatur dan/atau mengoptimalkan waktu kejadian yang
diperlukan untuk produksi. Modul bill-of-materials digunakan untuk meramalkan
kebutuhan material dan seterusnya sampai pesanan produksi aktual dikeluarkan.
h. Pertimbangan pengendalian internal khusus
Sistem informasi respons-cepat, sama seperti sistem komputer lain, meningkatkan
masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan tanpa persetujuan atau
intervensi manusia, yang berarti mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan
pemisahan tugas dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan
bahwa pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari sistem
pemanufakturan respons-cepat.

8
DAFTAR PUSTAKA

George H. Bodnar, W. S. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai