Anda di halaman 1dari 19

PEMBAHASAN

A. PENGENDALIAN SIKLUS TRANSAKSI PADA PROSES BISNIS PRODUKSI


Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi
kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam proses bisnis produksi oada perusahaan
pemanufakturan. Pada perusahaan nonpemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas
produksi merupaan fungsi yang terpisah. Oleh karena itu, prinsip pengendalian produksi
relevan untuk banyak organisasi.

1. Pengendalian Produksi
Sistem akutansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan pemanufakturan:
bahan baku, bahanbaku dalam proses, dan barang jadi. Job costing merupakan
prosedur yang harga perolehan didistribusikan ke job khusus atau pesanan produksi.
Pada proses costing harga perolehan di kompilasikan dalam prosesatau rekening
departemen secara periodik. Proses costing digunakan jika tidak memungkinkan
untuk mengidentifikasi pekerjaan atau lot produksi sebelumnya.
Pengendalian persediaan dan produksi di dasarkan pada pemisahaan fugsi dan
pencatatan dandokumentasi, seperti pesanan produksi , formulir permintaan material ,
dan kartu jam kerja karyawan .perlindungan persediaan dari pencurian fisik
mencakup keamanan dan keterbatasan akses, juga perhitungan fisik dan uji
pencatatan independen.

a. File dan Laporan


Kebutuhan dasar produksi di sediakan dengan daftarmaterial dan daftar
operasi master. Daftar material berisi daftar semua bahan yang diperlukan dan
deskripsinya dalam pesanan subperakitan. Dafar operasi mirip dengan daftar
material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci, urutan pengerjaan dan
kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut. Dalam sistem
biaya standar, biaya material standar dan biaya tenaga kerja dimasukkan
dalam daftar material dan daftar operasi.
Ketersediaan sumber daya untuk di produksi di komuniksikan ke
fungsi pengendalian produksi dengan menggunakan laporan status persediaan
dan laporan ketersediaan faktor. Laporan kesediaan faktor berisi ketersediaan
sumber daya tenaga kerja dan mesin. Prediksi penjualan harus dihubungkan
dengan jumlah produk dalam persediaan. Informasi ini disediakan dalam
laporan status produk jadi, yang berisi daftar jumlah produk dalam persediaan.
Perencanaan produksi dimasukkan dalam penjadwalan produksi dan pesanan
produksi. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.

b. Arus Transaksi
Pesanan produksi di jalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen
produksi untuk membuat produk. Permintaan material di terbitkan untuk setiap
pesanan produksi untuk mengotorisasi departemen persediaan untuk
mengeluarkan material ke departemen produksi. Alur permintaan material dan
pesanan produksi dapat dilihat pada Gambar 9.1 berikut.
Operasi tenaga kerja dicatat pada kartu pencatat waktu kerja. Kartu ini
diposting ke pesanan produksi dan dilanjutkan ke departemen akuntansi biaya.
Laporan status produksi merinci pekerjaan yang telah selesai pada pesanan
produksi individual yang telah dipindahkan melalui proses produksi. Laporan
ini digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum selesai
dan jika diperlukan dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.

c. Akuntansi Biaya
Departemen akutansi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file
pencatatan biaya barang dalam proses. Catatan baru di tambahkan pada file ini
ketika menerima pemesanan produksi yang baru, yang dimulai oleh
pengendalian produksi. Setelah pesanan produksi selesai dan barang sudah
ditransfer ke persediaan, beberapa dokumen diperbarui. Pencatatan persediaan
barang jadi diperbarui untuk menunjukkan ketersediaan produk.
Efisiensi pengendalian produksi memerlukan pembandingan antara
produksi sesungguhnya denganpenjadwalan produksi dan analisis perbedaan.
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembanding dan analisis dari
faktor-faktor yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya
sesungguhnya untuk pesanan produksi individual/departemen dan fasilitas
yang digunakan dibandingkan dengan ketersediaan fasilitasi oleh departemen.

2. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan
dan laporan yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,
dan level maksimum dan minimum dari persediaan. Titik pemesanan ulang ( reorder
point ) merupakan level persediaan yang digunakan sebagai pertimbangan untuk
memesan atau memproduksi item tambahan untuk menghindari kondisi tidak
memiliki persediaan. Keputusan penting yang dibuat adalah ukuran jumlah dari
setiap pesanan pembelian yang disebut Economic Order Quantity ( EOQ ). Rumus
untuk menghitung EOQ :

2 RS
EOQ=
√ PI
Dimana:
EOQ = Economic Order Quantity ( unit )
R = Kebutuhan untuk item pada satu periode ( unit )
S = Biaya pembelian per pesanan
P = Unit biaya
l = Biaya penanganan persediaan per periode, dinyatakan dalam
persentase nilai periode persediaan

Jika EOQ telah dihitung, maka reorder point harus ditentukan. Waktu tunggu (
lead time ) adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan barang. Tingkat
penggunaan persediaan ( inventory usage rate ) adalah kuantitas penggunaan barang
selama periode waktu tertentu. Reorder point menunjukkan level persediaan yang
mencapai jumlah unit yang akan dikonsumsi selama waktu tunggu. Dalam rumus
dinyatakan:
Reoder point = lead time × rata-rata inventory usage rate

Pencatatan persediaan perpetual merupakan sumber yang terbaik dari


informasi persediaan yang diperluan untuk menghitung EOQ. Pengendalian yang
tepat terhadap persediaan memerlukan verifikasi item secara periodik. Hal ini dapat
dilakukan dengan rotasi ketika pencatatan persediaan perpetual tersedia, atau
dilakukan dengan penghitungan fisik secara periodik.
Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan
penyimpanan. Penyimpanan dan penanganan item harus memberikan keamanan
terhadap penggelapan, perlindungan terhadap kerusakan, terhindar dari kadaluwarsa,
dan keyakinan adanya pengendalian yang tepat.
Sistem pengendalian persediaan terkomputerisasi dapat menyebabkan
berkurangnya investasi persediaan: penghematan ini mencakup pengurangan
persediaan tanpa mengurangi layanan, penentua EOQ dan titik pesanan, membangun
tingkat persediaan yang aman, dan prediksi permintaan di masa depan berdasarkan
informasi sekarang dan masa lalu.

3. Produksi Just-in-Time (JIT)


Produksi just-in-Time merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan
sitem produksi yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu
proses operasi. Konsep JIT diilustrasikan pada Gambar 9.2. Bentuk garis putus-putus
digunakan untuk mengindikasikan terjadinya pengurangan dalam produksi JIT.

Investasi total perusahaan pada persediaan juga menjadi berkurang. Biaya


seperti penanganan dan penyimpanan bahan, keusangan, luas tempat penyimpanan,
dan beban keuangan pada biaya persediaan total dapat dikurangi, bahkan signifikan.
Keuntungan yang lain termasuk biaya tenaga kerja operasi yang turun, diskon
kuantitas dari pemasok yang akan menerima kontrak jangka panjang, dan
meningkatnya penekanan pada kualitas produksi dan pengurangan pada biaya sisa
bahan.

4. Aplikasi Akuntansi Kekayaan


Aplikasi akuntansi kekayaan menyangkut aktiva tetap organisasi dan investasi.
Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalah pemrosesan yang
akurat dan tepat waktu dari informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan
investasi. Pemrosesan seperti ini dikerjakan dengan menggunakan aplikasi khusus
( Gambar 9.3 ) berikut.
a. Aktiva Tetap

Ada 4 tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:


1. Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasi aset dengan
deskripsi, biaya dan lokasi fisik.
2. Untuk depresiasi yang benar dan atau perhitungan amortisasi untuk tujuan
buku dan pajak.
3. Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
4. Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan item aset individual.
Register aktiva tetap merupakan daftar sistematik dari aktiva tetap organisasi.
Bagian yang terpisah digunakan untuk memisahkan setiap kategori utama dari
aset. Sebagai contoh, suatu organisasi harus memisahkan rekening untuk gedung,
mebel dan peralatan, dan kendaraan. Fungsi register aktiva tetap adalah sebagai
buku pembantu yang berkaitan dengan rekening buku besar pengendali.

b. Investasi
Seperti aktiva tetap, investasi juga memerlukan pencatatan terpisah, khususnya
register investasi yang digunakan sebagai pengendalian akuntansi. Register
investasi berisi semua informasi yang relevan, seperti nomor sertifikat dan nilai
buku sekuritas untuk memudahkan identifikasi dan pengendalian. Pengendalian
umum yang biasanya dilakukan untuk penanganan fisik sekuritas investasi
dilakukan oleh 2 orang; satu orang mengamankan kotak deposit dan yang lainnya
memasukkan deposit.

c. Praktik Pengendalian Akuntansi Internal

Beberapa pertanyaan yang berkaitan degan prosedur pengendalian


akuntansi internal yang seharusnya ada dalam proses bisnis kekayaan:
1. Apakah prosedur memerlukan otorisasi oleh pejabat atau komite untuk
pengeluaran:
a. Aset modal?
b. Perbaikan dan pemeliharaan?
2. Apakah pengeluaran sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan
persetujuan tambahan diperlukan jika anggaran yang telah diotorisasi
berlebihan?
3. Apakah prosedur tertulis ada yang menunjukkan perbedaan antara aset modal
dan perbaikan dan pemeliharaan?
4. Apakah prosedut memerlukan otorisasi formal untuk penjualan, penghentian,
atau pembatalan aset modal?
5. Apakah rekening kekayaan dan peralatan didukung oleh pencatatan rinci
yang memadai?
6. Apakah pencatatan ini dikelola oleh orang yang berbeda dengan orang yang
bertanggung jawab untuk kekayaan?
7. Apakah pencatatan rincinya seimbang, paling tidak secara tahunan, dengan
buku besar pengendali?
8. Apakah persediaan fisik kekayaan dilakukan secara periodik dengan
pengawasan oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab terhadap
penjagaan atau pencatatan kekayaan?
9. Apakah penilaian periodik dari kekayaan dilakukan untuk tujuan asuransi?
10. Apakah ketidakcocokan yang signifikan antara pencatatan buku dan
persediaan fisik yang dilaporkan manajemen?
11. Untuk alat-alat kecil
a. Apakah penjagaan secara fisik dan tanggung jawab untu hal ini
didefinisikan dengan jelas?
b. Apakah hal ini dikeluarkan hanya dengan otorisasi tertulis?

B. SISTEM PEMANUFAKTURAN RESPONS-CEPAT


Sistem pemanufakturan terintegrasi-komputer ( CIM ) mengintegrasikan sistem
pemanufakturan fisik dan sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan ( MRP II ).
Sistem pemanufakturan respon-cepat adalah sistem CIM yang pemanufakturan fisik dan
MRP II terintegrasi dengan teknologi yang lebih maju ( Gambar 9.4 ) Teknologi integrasi
tingkat lanjut meliputi electronic data interchange ( EDI ), identifikasi otomatis, dan
proses terdistribusi.

1. Komponen Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat


a. Sistem Pemanufakturan Fisik
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung sistem pemanufakturan
fisik, yaitu computer aided design and drafting ( CADD ) dan sistem computer-
aided manufacturing (CAM).
Computer-Aided Design and Drafting ( CADD ). CADD menggunakan
perangkat lunak komputer untuk melakukan fungsi rekayasa dan diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas design engineer. Sistem CADD juga
memungkinkan otomatisisasi terhadap tugas-tugas desain repetitif sehingga
produktivitas meningkat dan akurat. CADD stations terdiri dari sebuah monitor
dengan kemampuan grafis, light pen atau mouse untuk menempatkan garis atau
detail lainnya pada layar, dan sebuah plotter atau printer untuk mencetak.
Sistem CADD memberikan beberapa tipe fungsi dukungan yang berbeda.
Solid modelling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid dalam
memori komputer. Berbagai bagian/komponen model dapat digunakan untuk
memprediksi produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau model kelembaman.
Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk
menentukan karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah beban.
Drafting terotomatisasi menghasilkan gambar rancang bangun dan dokumen
hard copy lainnya. Gambar dihasilkan dengan menggambar berbagai sudut
pandang dari model geometrik yang telah dibuat sebelumnya dan disimpan dalam
memori komputer.
Pemanufakturan dengan Bantuan Komputer ( CAM ). Sistem CAM
meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses pemanufakturan, alat
untuk memperbaiki produktivitas proses, sistem pendukung pengambilan
keputusan untuk membantu pengendalian proses shop-floor seperti robotik,
programmable logic controller ( PLC ) dan machine vision system. Alat-alat ini
lebih dikenal dengan sebutan peranti cerdas ( intelligent tools ). Robot industri
adalah alat yang dirancang untuk memindahkan material, suku cadang, alat atau
alat khusus dengan menggunakan variabel gerakan yang diprogram untuk
berbagai macam tugas yang dilakukan. Sistem CAM memasukkan modul-modul
untuk memudahkan proses perencanaan, line analysis, pengendalian proses
statistik, analisis kualitas, dan pengawasan pemeliharaan.
Banyak CAM menggunakan pengendalian proses statistik. Pengendalian
proses statistik digunakan untuk menentukan apakah proses pemanufakturan
masih dalam pengendalian. Proses dinyatankan masih dalam pengendalian jika
titik berada dalam batas dan secara acak terletak di antara rata-rata yang
diinginkan. Beberapa sistem CAM, disebut sistem pemanufakturan fleksibel
( FMS ), digabungkan dengan proses produksi yang dapat diprogram yang dapat
dikonfigurasi secara cepat untuk menghasilkan tipe produk yang berbeda.

b. Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)


Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan ( MRP II ). Sistem
Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan ( MRP II ) terdiri dari sistem
perencanaan kebutuhan bahan baku ( MRP ) dan sistem berkaitan dengan
penjualan, penagihan, dan pembelian. Sistem MRP merupakan sistem yang utama
dari sistem MRP II.
Sistem MRP menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk
memproses sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan dan
penjadwalan kebutuhan penggunaan bahan baku. Sistem MRP mengintegrasikan
empat subsistem ( Gambar 9.5 ): perencanaan produksi, penjadwalan produksi,
akuntansi biaya, dan pelaporan.
c. Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut
Fleksibillitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat tergantung
pada tingkat integrasi komponen-komponen yang terkait. Identifikasi otomatis
meningkatkan integrasi karena produk dan material yang diberi tagging/tanda
elektroni secara efektif membuat mereka dapat dibaca oleh mesin dan karena itu
menjadi bagian fisik dari sistem informasi organisasi yang berbasis komputer.
Identifikasi otomatis, Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktifitas
produksi merupakan hal yang penting untuk otomatisasi pabrik; jadi mesin yang
dapat membaca barcode dan teknologi scanner merupakan elemen yang sangat
diperlukan. Barcode yang biasanya digunakan pada barang-barang pabrik,
memungkinkan komputer atau robot untuk mengidentifikasi bahan baku,
informasi proses, dan memulai prosedur apapun yang diperlukan.
Perusahaan pemanufakturan dapat memperoleh keuntungan dengan
menggunakan sistem barcode UPC ( Uniform Product Code ) standar.
Pengkodean UPC merupakan pengkodean berbasis pemasok yang dapat
diaplikasikan untuk semua titik. Identifikasi barcode UPC pada produk dan
teknologi scaning merupakan hal penting untuk mendapatkan keutungan
maksimum dari EDI. EDI merupakan integrasi aplikasi terkomputerisasi yang
melekat dalam CIM. EDI memberikan dampak pada efisiensi pemanufakturan
dan persediaan dengan menyederhanakan rantai logistik pada penempatan dan
penyimpanan pesanan dengan membuat sistem yang lebih responsif untuk
kebutuhan saat ini. Identifikasi barcode UPC pada produk dan teknologi
secanning merupakan hal penting untuk mendapatkan keuntungan maksimum
dari EDI.
2. Pemrosesan Transaksi pada Sistem Pemanufakturan Respons-Cepat
a. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi meliputi penentuan produk mana yang diproduksi dan
penjadwalan produksi agar penggunaan sumber daya produksi menjadi optimal.
Penentuan produk mana yang diproduksi memerlukan integrasi antara permintaan
produk dan kebutuhan produksi dan sumber daya produksi yang tersedia di
perusahaan. Gambar 9.6 menggambarkan arus data yang ada dalam perencanaan
produksi, sebagai berikut :

Implementasi Perencanaan Produksi Gambar 9.7 menggambarkan proses


yang diperlukan untuk implementasi perencanaan produksi master. Perencanaan
produksi master diproses untuk status produksi, daftar material, dan file operasi
master. Proses ini menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material, dan
routing dan juga memperbarui file status produksi.
File status produksi berisi data akuntansi dan data operasional yang ada dalam
status pesanan produksi. File ini mengintegrasikan data pesanan produksi yang
berkaitan dengan tahap penyelesaian proyek; file status produksi merupakan
input utama untuk aplikasi penjadwalan akuntansi biaya.
File daftar material, berisi record untuk setiap produk yang diproduksi. File
operasi master berisi data yang sama yang berhubungan dengan setiap rincian
kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin produk dan urutan-urutannya melalui
proses produksi.
Program aplikasi perencanaan produksi mengintegrasikan data dari
perencanaan produksi master, file daftar material, dan file operasi master dan
menghasilkan dokumen pesanan produksi yang diperlukan. Rincian pesanan
produksi, formulir permintaan meterial, dan routing ( RTG ) untuk membantu
arus produksi.
RTG berisi informasi mengenai pusat kerja, lama waktu, dan alat yang
diperlukan untuk melakukan setiap tugas. Program aplikasi perencanaan produksi
juga memperbarui file status produksi. File ini berisi temuan informasi pada
pesanan produksi dan pembuatan catatan status produksi ( barang dalam proses )
untuk setiap pesanan produksi.

b. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi lebih rinci ada pada Gambar 9.8. Data RTG berisi status
produksi yang dikumpulkan pada departemen pabrik sebagai proses kerja. Data
RTG yang diterima dari pabrik digunakan utnuk memperbarui file status
produksi. Data RTG diposting ke record pesanan produksi yang terkait di dalam
file status produksi. Output dari operasi ini meliputi laporan ringkas, file status
produksi yang diperbarui, dan file beban produksi yang berisi kebutuhan produksi
yang berkaitan dengan pesanan produksi yang belum selesai.

c. Akuntansi Biaya
Gambar 9.9 menunjukkan suatu diagram aplikasi akuntansi biaya dalam
sistem MRP. Hal utama dari aplikasi akuntansi biaya adalah pemperbarui file
status produksi (barang dalam proses).

· Data
File Status File Data Permintaan
Produksi Produksi Material
· Data RTG

Program
Akuntansi
Biaya

Laporan
Ringkas File Status File Pesanan File
Produksi Produksi Penggunaan
Yang Sudah Yang Telah Sumber
Diperbarui Selesai Daya
Data permintaan material dan data RTG merupakan input untuk membuat
input untuk membuat file data produksi. File transaksi ini diproses oleh program
aplikasi akuntansi biaya, bersama dengan file status produksi. Output dari
program akuntansi biaya meliputi item sebagai berikut:

a. File status produksi yang telah diperbarui


b. File pesanan produksi yang telah selesai
c. File penggunaan sumber daya
d. Laporan ringkas

File status produksi yang telah diperbarui berisi informasi terbaru tentang
status semua pesanan produksi yang belum selesai. Laporan ringkas meliputi
batch dan informasi pengendalian aplikasi, juga data entri-jurnal ringkas dengan
debit barang dalam proses untuk material standar, tenaga kerja, dan biaya
overhead; bagian kredit gudang, gaji yang dibebankan, dan overhead yang
dibebankan; dan bagian debit atau kredit rekening perbedaan yang diperlukan.

d. Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai digunakan untuk memperbarui file
persediaan barang jadi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.10. Output
proses ini meliputi file persediaan barang jadi yang telah diperbarui, laporan
status persediaan barang jadi, ringkasan biaya pesanan produksi yang telah
selesai, dan laporan ringkas.
File penggunaan sumber daya yang merupakan output dari aplikasi akuntansi
biaya berisi biaya aktual dan biaya standar untuk material dan tenaga kerja, dan
biaya operasi untuk pekerjaan yang telah selesai, seperti yang ditujukkan oleh
data permintaan material dan data RTG.

e. Biaya Berbasis-Aktivitas
Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencukupi lagi dalam lingkungan
CIM. Tiga elemen utama dimasukkan dalam biaya produk pemanufakturan, yaitu
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Selain mencakup
bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung,, overhead juga
mencakup: sewa pabrik, depresiasi, pemanas, listrik, asuransi, dll.
CIM Mengubah Pola Perilaku-Biaya Istilah overhead dibebankan ( applied
overhead ) menjelaskan teknik akuntansi biaya yang sudah dikenal dimana beban
overhead pada sebuah produk dihitung dengan menggunakan tarif aplikasi
overhead yang telah ditetapkan sebelumnya. Tarif overhead pabrik yang
dibebankan dapat dihitung dengan:

Biaya Overhead Dianggarkan


Tarif pembebanan =
Aktivitas yang di anggarkan
CIM secara signifikan mengubah pola perilaku-biaya perusahaan
pemanufakturan sebagai akibat dari substitusi modal peralatan untuk tenaga kerja
langsung. Tenaga kerja langsung dikurangi, dan digantikan dengan mesin-mesin
yang dikendalikan dengan komputer. Maka, biaya overhead akan meningkat dan
biaya tenaga kerja langsung akan menurun.
Sistem akuntansi biaya tradisional mengalokasikan overhead dengan dasar
tarif tunggal untuk semua produk. Dasar ini biasanya menggunakan jam tenaga
kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung.
Biaya berbasis-aktivitas ( ABC ) menghitung beberapa tarif overhead, satu
tarif untuk setiap aktivitas pemanufakturan, dan menggunakan tarif tersebut untuk
menghitung biaya produk dari biaya aktivitas spesifik yang terjadi selama
produksi. Contoh, departemen perakitan dimana beberapa produk dirakit
menggunakan peralatan robot dan produk lain dirakit secara manual,
kemungkinan akan memiliki dua aktivitas, yaitu perakitan dengan robot dan
manual. Dasar overhead yang berbeda dapat digunakan untuk menetapkan
( secara lebih akurat ) biaya aktivitas yang berbeda pada produk.
Sebagai ilustrasi, tabel perhitungan A menunjukkan biaya produk A, dan
tabel B menunjukkan biaya produksi Produk B. dalam sistem akuntansi biaya
tradisional dimana semua overhead dialokasikan pada produk dengan dasar jam
tenaga kerja langsung. Dalam hal ini produk A membutuhkan 5 jam lebih untuk
tenaga kerja langsung, biaya pembuatannya lebih banyak daripada produk B.
akan tetapi produk B memerlukan lebih banyak komponen disbanding produk A,
yang berarti produk B produk B lebih banyak menggunakan peralatan robotic
dengan overhead yang tinggi selama perakitan.
Tabel B menunjukkan biaya yang sama untuk kedua produk dengan
menggunakan sistem akuntansi biaya berbasis- aktivitas dimaa peralatan robotic
diidentifikasi sebagai aktivitas yang terpisah. Beberapa dasar overhead yang
berbeda digunakan. Overhead peralatan robotic dialokasikan pada produk dengan
dasar jumlah bahan dalam suatu produk semua overhead lainnya dialokasikan
dengan dasar jam tenaga kerja langsung. Perhatikan bahwa produk B, yang
memerlukan 50 bahan lebih banyak, biaya untuk menghasilkan lebih tinggi
ketimbang produk A berdasarkan sistem biaya berbasis-aktivitas.
Pemicu biaya ( cost driver ) adalah elemen yang mempengaruhi biaya total
dari suatu aktivitas. Secara khusus, beberapa pemicu biaya mempengaruhi biaya
total dari aktivitas. Contoh, biaya penanganan material dipengaruhi oleh jumlah
item yang ditangani, tipe penanganan item, tipe alat yang digunakan, dan efisiensi
pekerja.
Akuntansi Biaya Tradisional
(basis overhead tunggal)
Overhead $2.400.000
Basis Aktivitas (JTK) 100.000
Tarif per JTK $24
Produk A Produk B
#Komponen 50 100
#Jam tenaga kerja 25 20
Biaya material $800 $800
Biaya tenaga kerja ($20/jam) $500 $400
Overhead ($24/jam) $600 $480
Biaya total $1.900 $1.660

Akuntansi Biaya Berbasis Aktivitas


(basis beberapa overhead)
Perakitan Rovot Semua yang Lain
Overhead $400.000 $2.000.000
Aktivitas 40.000 (komponen) 100.000 (jam)
Tarif $10 per Komponen $20 per Jam
Produk A Produk B
# Komponen 50 100
# Jam Tenaga Kerja 25 20
Biaya material $800 $800
Biaya tenaga kerja ($20/jam) $500 $400
Overhead ($10/jam) $500 $1.000
Overhead ($20/jam) $500 $400
Biaya total $2.300 $2.600

f. MRP II Versus MRP


Gambar 9.13 menunjukkan modul pemrosesan utama pada MRP II. Modul
daftar material digunakan untuk mengkomunikasikan struktur suatu produk,
seperti dalam MRP. Perluasan pemrosesan daftar material dalam MRP II dapat
mencakup pemeliharaan gambaran rancang produk dari sistem CADD.
Pada MRP, modul file routing menunjukkan urutan operasi yang diperlukan
untuk menghasilkan komponen atau perakitan. Perluasan dari pemrosesan file
routing pada MRP II meliputi informasi yang lebih luas mengenai data kapasitas
pusat kerja, data alat pemeliharaan mesin, dan data pengendalian pemeliharaan
mesin numerikal dari sistem CADD.

g. Implementasi JIT dalam Lingkungan MRP II/CIM


Lingkungan pemanufakturan JIT adalah lingkungan dengan arus kontinu atau
terus menerus. Dalam lingkungan JIT, produk dibuat di bawah konsep “pull”.
Produksi hanya terjadi ketika diperlukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Sebaiknya, pada lingkungan batch, tidak ada penjadwalan dalam lingkungan JIT.
Pesanan pelanggan “pull” produk dari lini produksi; sebagai dampaknya,
permintaan akan menyebabkan jadwal produksi. Tipe operasi ini memerlukan
setup secara cepat, produksi berkualitas tinggi, yang secara berkelanjutan
mengurangi aktivitas yang tidak berguna dan memperbaiki arus persediaan.
Ketika perusahaan pemanufakturan beralih dari batch ke lingkungan
pemanufakturan arus-berkelanjutan JIT, ia kemungkinan kurang memerhatikan
sistem MRP II yang lengkap. Kurangnya penekanan pada penjadwalan di JIT dan
pengurangan dalam persediaan, akan mengurangi banyak data dan perhitungan di
mana MRP II digunakan. Aplikasi CADD dan CAM dapat mendukung
kebutuhan kualitas dengan memberikan sejumlah besar pengendalian proses
dengan teknologi pada floor pabrik.

3. Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus


Sistem informasi respon-cepat, sama seperti sistem komputer yang lain,
meningkatkan masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat dilakukan
tanpa persetujuan atau intervensi manusia, yang berarti mengurangi pengendalian
konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas dalam transaksi. Oleh karena itu,
pertimbangan utama adalah memastikan bahwa pengendalian atau yang sejenisnya
merupakan bagian integral dari sistem pemanufakturan respon-cepat.
Pemrosesan komputer secara umum dan EDI akan mengurangi dokumen
kertas yang berorientasi pada manusia. Akan tetapi, masalah validasi dan keaslian
harus dihadapi dalam operasi dengan menggunakan sistem pemrosesan tanpa kertas,
baik dalam sebuah perusahaan (misal, pesanan produksi elektronik ) maupun dalam
pertukaran dengan mitra bisnisnya ( EDI dan EFT )

REFERENSI

Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2006. Edisi 9. Sistem Informasi


Akuntansi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai