Anda di halaman 1dari 57

NAMA : ARJUN RIDO ROBBIY

NIM : 5160211469
PRODI : S1 MANAJEMEN E

Me-resume Bab 8 – 14 Sistem Teknologi Informasi :


BAB 08
SISTEM INFORMASI PRODUKSI
Pengertian Sistem Informasi Produksi
a. Menurut Bonar dan Hopwood Sistem informasi produksi adalah sistem informasi
manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi.
b. Menurut Guswana Sistem Informasi produksi adalah pendukung kegiatan oprasional yang
tergantung kepada beberapa aspek meliputi organisasi,teknologi,sumberdaya
manuasi,penjualan produk pesanan pasar.
c. Menurut Mukhammad Huda Sistem Informasi produksi merupaka sistem yanh digunakan
untuk mendukung fungsi produksi yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan
perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa. Jadi sistem
informasi produksi merupakan sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi
yang mengenai kegiatan terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk
memproduksi barang atau jasa.

Sistem Informasi Produksi Sistem produksi terdiri dari 2 macam yaitu:


1. Sistem produksi fisik atau sistem pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan
metode yang di gunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengolah, mengatur,
mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, tenaga kerja)
kedalam suatu arus aliran tang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal
mungkin dan waktu yang secepat mungkin. Pengendalian produksi yang di laksanakan pada
perusahaan yang satu dengan perusahaan lain akan berbeda-beda tergantung pada sistem
kebijakan perusahaan. Pengendalian produksi dapat di lakukan dengan:
a. Order Control: Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen
sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantung pada pesanan tersebut.

1|SIM
b. Follow Control: Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar
sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah besar.
2. Sistem informasi produksi mendukung fungsi produksi / oprasi yang meliputi semua
aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian proses menghasilkan barang
atau jasa. Sistem ini mendapatkan dan memproses data mengenai semua aktivitas
mencakup produksi yang baik dan pelayanan (sevices) yang dibutuhkan oleh konsumen.
Tujuan dari sistem informasi produksi yaitu :
1. Digunakan dalam merencanakan,monitoring dan mengontrol proses produksi yang
terjadi sehingga lebih efisien.
2. Menghasilkan efisiensi proses produksi,kontrol kualitas yang tetap serta menghasilkan
produk yang lebih bagus.
3. Mengurangi biaya dari penggunaan berbagai inventarisasi dengan mendapatkan kontrol
material yang baik.
4. Produksi yang dihasilkan tepat

Subsistem Input (yang mengumpulkan data dan informasi dari dalam perusahaan dan
lingkungannya).
a. Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang
menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai produksi
memasukan data kedalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat
dibaca mesin dan keyboard. Media tersebut sering berbentuk dokumen dengan
barcodeyang dapat dibaca secara optik. Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil
yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat
dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat
untuk memperbarui database.
b. Sub sistem industrial engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Industrial engineering terdiri dari

2|SIM
proyek-proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
c. Sub sistem intelijen manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui
perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin. Adapun
yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka
maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia.
Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan
dan menhubungakan kepada pihak pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian
besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.

Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur :


¾ Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan
¾ Pengujian data,
¾ Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
¾ Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data
¾ Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data
yang lain.

Kompenen Output Produksi Informasi yang dihasilakan dari hasil pengelahan data yang
dapat dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Sub sistem Produksi adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi
disetiap devisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal
waktu,menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
b. Sub Sistem Persediaan , tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena
menggambarkan investasi yang besar.tingkat persediaan suatu barang dipengaruhi oleh

3|SIM
jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya,dan tingkat persediaan rata – rata
dapat diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Subsistem
persediaan memeberikan jumlah stock , biaya holding,safety stock, dan lain- lain
berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan biasanya memiliki
proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory).dan fungsi dari subsistem
persediaan adalah mengukur volume aktivitas produksi saat persediaan diubah dari bahan
mentah menjadi bahan jadi .
c. Subsistem Kualitas adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas,baik
waktu,biaya,performakerja,maupun pemilihan suplier.fungsi dari subsistem kualitas adalah
mengukur kualitas material saat material diubah.banyak hal yang bukan unsur mutlak
kualiatas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses(proces control) ,
perawatan (maintenance) dan spesifikasi (spesifikation)baik produk jadi maupun material.
d. Subsistem Biaya ,kompenen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada.tujuan
perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan
prodaknya.oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya
yang terjadi didalamnya. Subsistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi
selama proses produksi terjadi.
Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang dan sistem untuk
melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya
di bagi menjadi dua yaitu:
1. Biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya di nyatakan
sebagai presentase biaya tahunan dari barang. Dan biaya tersebut mencakup fakto- faktor
separti kerusakan, pencurian keusangan, pajak dan asuransi.
2. Biaya pembelian Biaya pembelian adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat
material di pesan, waktu pembelian, biaya telepon, biaya sekretaris, biaya formulir
pemesanan pembelian dan sebagainya.

Komponen Model Produksi.


Beberapa model digunakan di sistem informasi produksi:

a. Titik Pemesanan Kembali (Re-Order Point / ROP) ROP (Re-Order Point) merupakan suatu
strategi yang reaktif, maksudnya menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai

4|SIM
tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian. Beberapa istilah di dalam ROP :
Stock-out : kehabisan persediaan. Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk
mengisi pesanan. Safety stock : persediaan aman.
b. Pemesanan Kuantitas Ekonomis EOQ (Economic Order Quantity) di gunakan untuk
menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan
dan biaya pemesanan persediaan. EOQ adalah jumlah kuantitas barang yang dapat di
peroleh dengan biaya yang minimal, atau sering di katakan sebagai jumlah pembelian yang
optimal.
c. Material Requirements Planning (MRP) MRP (Material Requirements Planning) adalah
suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang
dibutuhkan MRP memungkinkan perusahaan mengelola materialnya secara baik sehingga
dapat menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh pesanan yang tidak
tersedia. MRP memiliki 4 ( empat ) komponen, yakni :
A. Master production schedule system
B. Material requirement planning system
C. Capacity requrement planning system
D. Order release system

Komponen Basis Data Produksi.


1). Database (tempat penyimpanan data) Database adalah suatu kumpulan data komputer
yang terintegrasi, diatur dan disimpan menurut cara tertentu sehinnga mudah dalam hal
pengambilan kembali. Beberapa data yang masuk ke dalam database adalah unik bagi fungsi
produksi, tetapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lain. Data yang masuk kedalam
database berasl dari sub sistem input, yaitu:
a. Sumber Internal, terdiri dari SIA, dan Sistem Industrial Engineering (IE). Data internal
merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data
menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), Material,
mesin dan hal lainnya yang mendukung proses secra keseluruhan seperti taransportasi,
spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
b. Sumber Eksternal, terdiri dari Intelijen Manufaktur. Data eksternal perusahaan
merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses
pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data

5|SIM
pemasok, kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik , dan lain-lain. Data-data ini biasanya
berguna untuk perhitungan biaya dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

BAB 9
SISTEM INFORMASI KEUANGAN
SISTEM INFORMASI KEUANGAN

Sistem Informasi Keuangan adalah sistem informasi yang memberikan informasi kepada
orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan mengenai
masalah keuangan. Dan Menyediakan informasi mengenai arus uang bagi para pemakai
diseluruh perusahaan.

SUBSISTEM INPUT KEUANGAN :


1. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, menyediakan data input bagi aplikasi keuangan.
2. SUBSISTEM AUDIT INTERNAL, membantu SIA dalam menyediakan data dan informasi
internal dengan penelitian khusus yang dilakukan auditor terkenal.
3. SUBSISTEM INTELEJEN KEUANGAN, mengumpulkan informasi dari elemen – elemen
lingkungan yang mempengaruhi arus uang masyarakat keuangan, pemegang saham dan
pemilik serta pemerintah.

SUBSISTEM OUTPUT KEUANGAN :


1. SISTEM PERAMALAN, melakukan peramalan jangka panjang 5- 10 tahun kedepan
untuk menyediakan dasar bagi perencanaan dasar bagi perencanaan strategis.
2. SUBSISTEM MANAJEMEN DANA. Berkaitan dengan arus uang melalui perusahaan.
3. PENGENDALIAN, Menyiapkan anggaran operasi tahunan dan kemudian menyediakan
informasi umpan balik kepada manajer sehingga mereka dapat memantau biaya actual
dibandingkan dengan anggaran.

Sifat dari informasi yang terkandung di dalam Sistem Informasi Keuangan haruslah
mengandung komponen di bawah ini:
1. Relevandan Materialitas
2. Formal dan Substansi

6|SIM
3. Tingkat Kepercayaan
4. Bebas dari Bias
5. Dapat Diperbandingkan
6. Konsistensi
7. Dapat Dipahami

Fungsi Sistem Informasi Keuangan


Adapun arahan untuk menunjukan fungsi-fungsi Sistem Informasi keuangan dengan
pengertian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka wujud Sistem Informasi keuangan
secara administrasi tertera pada bentuk-bentuk formulir, buku – buku dan catatan – catatan
akuntansi serta laporan – laporan yang disajikan.
Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah :
1. Untuk menetukan hasil dari pada pelaksanaan oprasi perusahaan, meliputi :
2. Adanya pemisah keterangan jumlah barang dan uang dari catatan – catatan
perusahaan.
3. Membuat laporan untuk pemimpin.
4. Untuk dapat mengikuti jalanya harta dan hutang perusahaan. Di dalam fungsi ini
meliputi pemeliharaan terhadap bermacam – macam buku dan rekening seperti kas,
rekening – rekening milik dan lain-lain.
5. Untuk mempermudah perencanaan kegiatan-kegiatan perusahaan, tindak lanjut dari
pada pelaksanaan dan perbaikan dari rencana-rencana.

Tujuan Sistem Informasi Keuangan


Pada dasarnya penyusunan Sistem Informasi Keuangan suatu perusahaan mempunyai
beberapa tujuan yang harus dipertimbangkan baik-baik, yaitu :
1. Sistem Informasi Keuangan yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat yaitu
bahwa Standar Akuntansi Keuangan harus mampu menyediakan data yang diperlukan tepat
pada waktunya dan dapat memenuhi kebutuhan.
2. Sistem Informasi keuangan yang disusun itu harus mempunyai prinsip aman yang
berarti bahwa Sistem Inforamasi keuangan harus membantu menjaga harta milik
perusahaan, untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka Sistem Informasi
Akuntansi keuangan harus disusun dengn pertimbangan pengawasan – pengawasan intern.

7|SIM
3. Sistem Informasi keuangan yang disusun harus mempunyai prinsip murah yang berarti
bahwa biaya untuk menyelenggarakan Sistem Informasi keuangan ini harus dapat
ditekankan sehingga relatif tidak mahal

Manajemen dan Sistem Informasi Manajemen


1. Manajemen dipandang sebagai upaya atau proses pencapaian tujuan dengan
menggunakan keahlian orang lain.
2. Sistem informasi manajemen merupakan kumpulan dari sub – sub sistem yang saling
berhubungan satu sama yang lainnya secar harmonis untuk mencapai suatu tujuan yaitu
mengolah data menjadi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam prosees
pengeambilan keputusan saat melaksanakan fungsinya.
3. Informasi berkualitas pada intinya harus relevan, akurat, tepat pada waktunya dan
lengkap.

PENJELASAN SUB SISTEM INPUT DAN OUTPUT

A. Sub Sistem Input, terdiri dari 3 Sub Sistem yaitu :

1. Sub Sistem SIA : Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian dari Sistem Informasi
Manajemen. Sistem Informasi Manajemen digunakan oleh pihak manajemen dalam
menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga Sistem Informasi Akuntansi dalam hal ini juga
sebagai sumber informasi yang berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yang
terangkum dalam Sistem Informasi Manajemen. Data akuntansi berperan penting dalam
Sistem Informasi Keuangan, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
¾ Catatan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan
¾ Catatan dibuat untuk setiap transaksi (menjelaskan apa, kapan, siapa, berapa)
¾ Sistem Informasi Akuntansi merupakan satu-satunya komponen input yang
terdapatpada seluruh sistem informasi fungsional.

2. Sub Sistem Audit Internal, merupakan badan yang melaksanakan aktivitas internal
auditing, berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap kegiatan dengan
penilaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat mengikuti perkembangan

8|SIM
dunia usaha yang semakin kompleks. Subsistem Audit Internal dirancang secara khusus
untuk melakukan studi khusus mengenai operasi perusahaan.

Terdapat dua jenis auditor yaitu auditor eksternal yang biasa terdapat pada perusahaan
kecil, dan auditor internal yang biasanya dimiliki oleh perusahaan besar. Terdapat 4 kegiatan
dasar di dalam komponen Audit Internal, yaitu:
 Keuangan, yaitu kegiatan menguji keakuratan dari catatan perusahaan dan
merupakan jenis kegiatan yang dilakukan oleh auditor eksternal.
 Operasional, yaitu kegiatan memeriksa efektivitas prosedur. Kegiatan ini dilakukan
oleh analis sistem selama tahap analisis siklus hidup sistem.
 Kesesuaian, yaitu kegiatan yang merupakan lanjutan dari kegiatan operasional. Audit
kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di perusahaan akan terus berjalan
dengan baik.
 Rancangan Sistem Pengendalian Internal, yaitu kegiatan yang merupakan rencana
untuk pelaksanaan audit-audit agar dapat berjalan lebih baik.

3. Sub Sistem Intelijen Keuangan, yaitu mengumpulkan data dari masyarakat keuangan
yaitu bank, agen pemerintah, pasar pengaman dan sebagainya. Komponen ini memonitor
denyut nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan
analisis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi perusahaan. Berperan untuk
digunakan mengidentifikasikan sumber-sumber terbaik modal tambahan dan investasi
terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari beberapa pihak antara lain :
¾ Informasi pemegang saham, contoh: Laporan tahunan atau triwulan.
¾ Informasi Masyarakat Keuangan.
¾ Pengaruh lingkungan pada arus uang (Pemerintah Pusat dan Daerah)

B. Sub Sistem Output, juga terdiri dari 3 Sub Sistem yaitu :

1. Sub Sistem Peramalan, yaitu kegiatan matematis tertua dalam bisnis, dimana pada
komponen Peramalan memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sepuluh
tahun atau lebih. Aktivitas tahun yang akan datang terutama dipengaruhi oleh permintaan

9|SIM
pasar dan hambatan internal seperti kapasitas produksi, dan keuangan yang ada. Bila jangka
waktu peramalan tersebut panjang, maka pengaruh lingkungan meningkat.

Terdapatduametodeperamalan,yaitu:
a. Metode peramalan nonkuantitatif, yaitu metode peramalan yang tidak melibatkan
perhitungan data tetapi didasarkan pada penaksiran subyektif (contoh: Teknik consensus
panel dan Metode Delphi)
b. Metode Kuantitatif, yaitu metode peramalan yang melibatkan pembuatan suatu
hubungan antara kegiatan yang akan diramal (variable terikat) dengan kegiatan lain
(variable bebas) (contoh: regresi sederhana atau regresi bivariate dan Multivariate
regression – paket statistik (IDA, SAS, SPSS))

2. Sub Sistem Manajemen Dana, yaitu bertugas untuk mengelola arus keuangan, dan
menjaganya agar tetap seimbang dan positif. Subsistem Manajemen Dana menggunakan
proyeksi aktivitas perusahaan untuk menentukan arus uang keluar masuk perusahaan.
Manajer dapat mensimulasi beberapa strategi yang dirancang untuk mencapai
keseimbangan yang terbaik mengenai arus masuk dan keluar selama jangka waktu yang
akan datang, misalnya waktu yang akan datang. Arus yang seimbang mengurangi kebutuhan
yang tidak penting mengenai modal operasi pinjaman yang tidak diperlukan dan
meningkatkan pendapatan dari dana yang telah diinvestasikan.

3. Sub Sistem Pengendalian, yaitu kegiatan yang memudahkan manajer untuk


menggunakan secara efektif semua sumber daya yang tersedia. Komponen ini terdiri atas
program yang menggunakan data yang dikumpulkan oleh komponen pemroses data, guna
untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan bagaimana uang tersebut digunakan.
Laporan itu biasanya membandingkan penampilan keuangan yang sebenarnya dengan
anggaran. Komponen pengendalian memungkinkan manajer untuk mengontrol penggunaan
anggaran.

BAB 10
SISTEM INFORMASI PENGEMBANGAN SDM
1. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA

10 | S I M
Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengumpulkan
dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut
menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai, dimana data-data yang
telah diperoleh tersebut merupakan data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk
meningkatkan keputusan SDM.
Sistem informasi sumber daya manusia adalah sebuah sistem yang mendukung proses
pengambilan keputusan dengan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan.
Informasi yang disediakan merupakan informasi mengenai kebutuhan akan pegawai dalam
sebuah organisasi, informasi perekrutan pegawai, informasi data pegawai, informasi
pengelolaan pegawai selama menjadi bagian dari organisasi tersebut, dan informasi
mengenai pemberhentian pegawai.
Berikut pengertian sistem informasi sumber daya manusia menurut para ahli:
Ada pun Karakteristik dari informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi
Sumberdaya Manusia adalah sebagai berikut:
1. Timely (tepat waktu)
2. Accurate (akurat)
3. Concise (ringkas)
4. Relevant (relevan)
5. Complete (lengkap)
Manajer dalam suatu perusahaan memerlukan informasi yang memiliki karakteritik di atas
dalam rangka mengambil suatu keputusan (a decision making).
Keterkaitan sistem informasi sumber daya manusia dengan aktivitas SDM:
FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA
Fungsi SDM dalam perusahaan adalah menangani banyak proses khusus yang berhubungan
dengan personil perusahaan. Berikut fungsi dari sumber daya manusia adalah:
1. Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring). SDM membantu menerima
pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu mengikuti perkembangan terakhir dalam
peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian dan menasehati
manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai.
2. Pendidikan dan Pelatihan. Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat
mengatur berbagai program pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keahlian kerja pegawai.

11 | S I M
3. Manajemen Data. SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai
dan memproses data tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
4. Penghentian dan Admistrasi Tunjangan. Selama seseorang diperkerjakan oleh
perusahaan mereka menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM mengurus
program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang berhak.
5. TUJUAN SISTEM INDFORMASI SDM
Sistem informasi sumber daya manusia mempunyai dua tujuan utama dalam organisasi.
Tujuan utama SISDM, adalah untuk meningkatkan efisiensi, di mana data karyawan dan
aktivitas sumber daya manusia digabungkan menjadi satu. Banyak aktivitas sumber daya
manusia lebih efisien dan lebih sedikit pekerjaan tulis menulis dengan adanya otomatisasi,
dan tersedianya informasi yang lebih baik. Tujuan kedua SISDM adalah supaya lebih
strategis dan berhubungan dengan perencanaan sumber daya manusia. Dengan mempunyai
data yang mudah diakses akan membuat perencanaan sumber daya manusia dan
pembuatan keputusan manajerial didasarkan lebih banyak pada informasi dari pada
mengandalkan persepsi dan institusi manajerial
1. FUNGSI SISTEM INFORMASI SDM
Sistem informasi sumber daya manusia berguna untuk:
 Perencanaan SDM : membantu untuk mendapatkan SDM yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi
 Perekrutan : mempermudah dalam pengambilan keputusan rekrutmen karyawan
 Sosialisasi : membantu SDM beradaptasi dengan kondisi/lingkungan baru
perusahaan
 Pelatihan/ pengembangan SDM : merefleksikan kebutuhan untuk meningkatkan
kinerja SDM dan mengidentifikasi kebutuhan kemampuan dan untuk menentukan klasifikasi
tertentu
 Penilaian kinerja : untuk dapat membandingkan antara kinerja secara individu/
organisasi dengan standar yang telah ditentukan
Ada pun kegunaan lain dari sistem informasi SDM, yakni:
 Memeriksa kapabilitas karyawan saat ini untuk mengisi lowongan yang
diproyeksikan
 Menyoroti posisi pemegang jabatan yang akan dipromosikan akan pensiun, atau
akan diberhentikan \menggambarkan pekerjaan yang spesifik atau jenis pekerjaan yang

12 | S I M
mempunyai tingakat perputaran, pemecatan, ketidakhadiran, kinerja, dan masalah yang
tinggi, yang melebihi kadar normal
 Mempelajari komposisi usia, suku, jenis kelamin, pendidikan, dll
 Mengantisipasi kebutuhan rekrutmen, seleksi, latihan, dan pengembangan
 Perencanaan SDM untuk mengantisipasi pergantian dan promosi
 Laporan kompensasi untuk memperoleh informasi tentang pembayaran pada
karyawan
 Riset SDM untuk melaksanakan penelitian dalam permasalahan, seeperti perputaran
karyawan dan ketidakhadiran, atau menemukan tempat yang paling produktif guna
mencapai calon-calon baru
 Penialian kebutuhan pelatihan untuk menganalisis kerja individu dan menentukan
karyawan-karyawan mana yang memerlukan pelatihan lebih lanjut.
Fungsi SISDM memiliki empat kegiatan utama yaitu:

Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring).


SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam perusahaan. SDM selalu mengikuti
perkembangan terakhir dalam peraturan pemerintah yang mempengaruhi praktek
kepegawaian dan menasehati manajemen untuk menentukan kebijakan yang sesuai.
Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia
dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan perkiraan/ forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu dan
sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu
faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen
yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenaga kerjaan kondisi pasar
tenaga kerja dan sebagainya.
Rekrutmen tenaga kerja (Recruitment)
Suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau
tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan SDM oraganisasi atau perusahaan.
Seleksi tenaga kerja (Selection)

13 | S I M
Suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon
yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah
melihat daftar riwayat hidup atau (CV) curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv
pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih
untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation)
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Dengan begitu proses pengembangan dan
evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah
maupun yang tinggi.
Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection)
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau
perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap
maksimal dari waktu ke waktu.
Jenjang karir
Tahapan kenaikan jabatan dalam suatu pekerjaan. Hal ini merupakan aspek yang penting
bagi para karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan untuk memotifasi karyawan
dalam meningkatkan kinerja mereka. Dalam hal ini perusahaan yang profesional akan
menetapkan jenjang karir yang pasti bagi para karyawannya.
Pendidikan dan Pelatihan.
Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat mengatur berbagai program
pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian
kerja pegawai.
Manajemen Data.
SDM menyimpan database yang berhubungan dengan pegawai dan memproses data
tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
Tahapan Kegiatan Manajemen Data :
 Program data entry.
 Pedoman data entry.
 Penerimaan kuesioner/hasil lab.

14 | S I M
 Pedoman coding (code book).
 Pedoman editing.
 Editing & coding.
 Entry data (back up).
 Penyimpanan kuesioner/hasil lab.
 Pedoman clening data.
 Cleaning data.
 Data siap analisis (back up).
4. Penghentian dan Admistrasi Tunjangan.
Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka menerima paket tunjangan.
Setelah penghentian, SDM mengurus program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai
yang berhak.
1. MODEL SISTEM INFORMASI SDM
Model SISDM dapat dilihat dari INPUT – PROCESS – OUTPUT. Pada sisi INPUT merupakan
data mengenai SDM. Selain itu, aa sisi PROCESS merpakan perangat keras (hardwre), dan
perangat lunak (software), teknologi informasi, serta SDM sebagai operator teknologi
komputer tersebut. Selanjutnya pada sisiOUTPUT merupakakeluaran beru lapoan-aporan
yang berguna untuk perencanaan SDM. Model INPUT SISDM terdiri atas 3 subsistem yaitu :
 SIA (Sistem Informasi Akuntansi). SIA menyediakan data akuntansi bagi SISDM
sehingga database berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya personil bail keuangan
maupun non keuangan. Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem dalam sebuah
organisasi yang bertanggung jawab untuk penyiapan informasi yang diperoleh dari
pengumpulan dan pengolahan data transaksi yang berguna bagi semua pemakai baik di
dalam maupun di luar perusahaan. Pada subsistem input sistem informasi SDM ini, data
yang diolah terdiri dari data personil dan data keuangan.
 Penelitian Sumber Daya Manusia. Bergungsi untuk mengumpulkan data melalui
proyek penelitian khusus. Contoh: Penelitian Suksesi (succession Study), Analisis dan
Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation), Penelitian Keluhan (Grievance Studies).
Sistem ini bertugas mengumpulkan data melalui kegiatan penelitian khusus seperti :
1. Penelitian Suksesi. Melakukan penelitian apakah seorang pegawai telah
berhasil mencapai kesuksesan dalam bidangnya.

15 | S I M
2. Analisis dan Evaluasi Jabatan. Melakukan penelitian apakah seorang pegawai
telah melaksanakan tanggung jawab ataupun tugas-tugasnya sesuai dengan jabatan masing-
masing.
3. Penelitian Keluhan. Mengumpulkan data-data berupa keluhan para pegawai
tentang pekerjaan mereka agar pegawai tersebut bisa bekerja dengan lebih maksimal dan
tidak mengalami kebosanan.
 Intelijen Sumber Daya Manusia. Berfungsi mengumpulkan data yang berhubungan
dengan sumber daya manusia dari lingkungan perusahaan yang meliputi:
 Intelijen Pemerintah. Pemerintah menyediakan data dan informasi yang membantu
perusahaan mengikuti berbagai peraturan ketenagakerjaan.
 Intelijen Pemasok. Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan asuransi,
yang memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga penempatan lulusan universitas serta
agen tenaga kerja yang berfungsi sebagai sumber pegawai baru. Para pemasok ini
menyediakan data dan informasi yang memungkinkan perusahaan melaksanakan fungsi
perekrutan dan peneriamaan.
 Intelijen Serikat Pekerja. Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang
digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara serikat pekerja dan perusahaan.
 Intelijen Masyarakat Global. Masyarakat global menyediakan imnformasi yang
menjelaskan sumber daya lokal seperti perumahan, pendidikan, dan rekreasi. Informasi ini
digunakan untuk merekrut pegawai dalam skala lokal, nasional dan internasional, dan untuk
mengintegrasikan pegawai yang ada ke dalam komunitas lokalnya.
 Intelijen Masyarakat Keuangan. Masyarakat keuangan memberikan data dan
informasi ekonomi yang digunakan dalam perncanaan personil.
 Intelijen Pesaing. Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan dan
keahlian yang sangat khusus, seperti industri komputer, sering terjadi perpindahan pegawai
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Beberapa perusahaan memandang pesaing
mereka sebagai sumber pegawai baru yang baik, dan mengumpulkan informasi mengenai
praktek personalia pesaing, dan mungkin informasi perorangan yang berpotensi untuk
direkrut.
Kemudian dari model subsistem input SISDM dimasukkan ke dalam suatu database yang
telah dirancang oleh perusahaan tersebut. Database SISDM bukan hanya data mengenai

16 | S I M
pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan perusahaan yang
mempengaruhi arus personil. OUTPUT SISDM terdiri atas 6 subsistem yaitu :
 Subsistem Perencanaan Kerja. Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer
atas untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Informasi ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga kerja (turnover),
anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan tenaga kerja itu sendiri.
 Subsistem Perekrutan. Merupakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
pengadaan tenaga kerja secara eksternal maupun internal. Informasi-informasi ini
diantaranya adalah informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara, perekrutan dan
analisis rekruitmen.
 Subsistem Manajemen Angkatan Kerja. Merupakan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi. Informasi-informasi
ini meliputi informasi pelatihan, penilaian atau evaluasi kerja, evaluasi keahlian, karir,
realokasi jabatan, suksesi, dan kedisiplinan.
 Subsistem Tunjangan. Merupakan informasi tentang penggajian dan kompensasinya
yang meliputi kehadiran dan jam kerja, perhitungan gaji dan bonus, analisis kompensasi dan
perencanaan kompensasi.
 Subsistem Benefit. Meliputi benefit yang diterima oleh karyawan. Benefit berbeda
dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke insentif yang dihubungkan dengan kinerja
karyawannya, sedang benefit lebih ke manfaat tambahan yang diterima karyawan sepeti
dana pensiun.
 Subsistem Pelapor Lingkungan. Informasi-informasi ini berhubungan dengan
keluhan-keluhan, kecelakaan selam kerja, kesehatan karyawan dan lingkungan kerjanya.

DATABASE SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA


Data yang diperoleh dari subsistem input SISDM dimasukkan ke dalam suatu database yang
telah dirancang oleh perusahaan tersebut untuk diolah lebih lanjut agar menghasilkan
informasi yang lebih bermanfaat. Database SISDM bukan hanya data mengenai pegawai
tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan luar perusahaan yang
mempengaruhi arus personil.
Human Resource Information System. Untuk meningkatkan kerumitan masalah yang
berhubungan dengan personal yang berbasis komputer.

17 | S I M
1. Isi Database HRIS.
– Data Pegawai.
– Data Non Pegawai ( Catatan Penilaian Pegawai )
2. Lokasi Database HRIS.
 Tersentral karena dapat di akses oleh berbagai sistem fungsional kegiatan antar
manajemen dan devisi lain.
 Ling ke bagian-bagian devisi ke sumber daya fungsional
 Tergantung Entry data dari mana ( bersifat rahasia )

CAKUPAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sistem informasi sumber daya manusia mencakup antara lain:
 Informasi pilihan pekerjaan karyawan (employee job preferences).
 Pengalaman kerja (work experiences).
 Evaluasi kinerja (performance evaluation).

METODE-METODE PERANCANGAN SISTEM INFORMASI SDM


Sistem Development Life Cycle (SDLC)
Langkah-langkah dari Sistem Development Life Cycle (SDLC) yakni:
 Melakukan survai dan menilai kelayakan proyek pengembangan SI
 Mempelajari dan menganalisis sistem berjalan
 Menentukan permintaan pemakai sistem
 Memilih solusi atau pemecahan masalah
 Menentukan Hardware dan software
 Merancang sistem informasi baru
 Membangun sistem informasi baru
 Mengkomunikasikan dan mengimplemantasikan sistem informasi baru
 Memeliharan dan melakukan perbaikan sistem informasi baru
2. Metode Prototyping
 Tepat waktu
 Akurat
 Lengkap
 Ringkas

18 | S I M
 Relevan

SISTEM INFORMASI SDM YANG BERHASIL


Ada pun sistem informasi sumber daya manusia yang sianggap berhasil bila
memenuhiharapa, yakni:
 Biaya harus sejalan dengan ukuran dan kondisi financial
 Sistem ditetapkan dengan waktu yang baik
 Harus mampu dimodifikasi dan diperluas
 Penekanan pada aktivitas perencanaan harus terbukti
 Umpan balik harus berkelanjutan
 Arsip terintegrasi pada berbagai departemen
 Data kritis harus tersedia saat dibutuhkan
 Informasi kritis mencakup karyawan kunci, keahlian, dll

HRD (HUMAN RESOURCE DEPARTEMEN)


Human Resources Department bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber daya
manusia dalam sebuah organisasi. Pengelolaan dari SDM yang ideal dalam organisasi
memiliki 8 aspek yaitu:
 Seleksi dan Rekrutmen.
 Pelatihan dan Pengembangan (Training and Development)
 Compensation and Benefit
 Manajemen Kinerja (Performance Management)
 Perencanaan Karir (Career Planning)
 Hubungan Karyawan (Employee Relations)
 Separation Management.
 Personnel Administration and HRIS

BAB 11
1. APLIKASI INTERNAL : SISTEM INFORMASI STRATEGIK DAN SISTEM INTER
ORGANISASI
Sistem teknologi informasi sekarang digunakan sebagai senjata kompetisi
competitive weapon) yang ampuh untuk memenangkan persaingan. Sistem informasi untuk

19 | S I M
kenunggulan kompetisi (competitive advantage) seperti ini disebut dengan sistem
informasi strategik (SIS) atau strategik information system.
2. Perbedaan Sistem Informasi Strategik dan Sistem Informasi di Level Strategik
Sistem Informasi strategik dikenal dengan nama sistem informasi eksklusif (SIE)
atau perumusan strategik (strategik formulation). Sistem informasi strategik selanjutnya
adalah sistem informasi untuk penerapan strategik (strategik implementation) yang sudah
dirumuskan.

Sistem informasi di level strategik Sistem informasi strategik

- Untuk manajer atas - Untuk kompetisi


- Untuk merumuskan strategi - Untuk menerapkan strategi
- Hanya sebuah sistem informasi yang - Dapat berupa sistem-sistem
disebut dengan sisten informasi eksekutif teknologi apapun di level-level manapun.
(SIE0.

3. Perbedaan dengan Sistem Informasi Konvensional


Sistem Informasi Strategik (SIS) juga berbeda dengan sistem-sistem teknologi informasi yang
lainnya yang konvensional. Perbedaannya adalah sbb :
1. Dukungan
2. Fokus
3. Tujuan
4. Orientasi
4. Strategi
Tiga strategi umum yang biasanya perusahaan meneraapkan untuk menghadapi
pesaing-pesaingnya menurut Porter (1980) adalah cost leadership, differentiation dan focus.
Strategi-strategi lainnya lainnya yaitu innovation, alliance dan growth.
5. Model-Model Penerapan SIS
Model Tekanan – Tekanan Kompetisi
Model yang menjelaskan ancaman kompetisi yang banyak digunakan adalah yang
dikenalkan oleh Porter (1985) dengan nama model ancaman-ancaman kompetisi atau
model tekanan-tekanan kompetisi (competitive forces model). Porter menjelaskan bahwa

20 | S I M
persaingan terdiri dari 5 macam ancaman (sekaligus menjadi opportunity) : (1) Persaingan
dari pesaing-pesaing yang sudah ada (rivalry among existing competitors), (2) ancaman
pesaing-pesaing baru (threat of new entrants), (3) ancaman produk-produk atau jasa-jasa
subsitusi, (4) kekuatan menawar dari pelanggan-pelanggan dan (5) kekuatan dari pemasok-
pemasok.
6. MODEL RANTAI NILAI
Porter membagi 9 aktivitas :
1. Aktivitas pendukung : Insfrastruktur perusahaan, manajemen sumber daya manusia,
pelatihan dan pengembangan SDM, pengembangan teknologi.
2. Aktivitas utama : Penanganan dan penyimpanan bahan mentah, operasi,
penanganan dan penyimpanan bahan jadi, penjualan dan pemasaran, pelayanan purna jual.
7. LIMA TAHAPAN PORTER (untuk menggali kesmpatan-kesempatan strategik yang
mungkin dilakukan)
1. Menilai intensitas informasi
2. Menentukan peran TI di struktur industri
3. Mengidentifikasi dan merangking cara-cara yang dapat dilakukan oleh TI untuk
membuat keuntungan strategik
4. Menginvestigasi kemungkinan TI mengembangkan bisnis baru
5. Membuat suatu rencana untuk mengambil keuntungan dari TI
8. Model KEEN
Peter G. Keen (1991) memberikan framework yang dikenal degan nama Keen’s reach and
range untuk memahami posisi dari sistem informasi strategik. Keen menggunakan 2 buah
faktor, yaitu jangkauan (reach) dan lingkupan (range) dari aplikasi sistem-sistem teknologi
informasi teknologi informasi. Jangkauan (reach) menunjukkan letak dari sistem-sistem
teknologi informasi, yaitu terletak di internal atau eksternal perusahaan. Lingkung (range)
menunjukkan luas aplikasinya.
9. Model MANFAAT
Menurut Notowidigdo juga memperkenalkan model yang memisahkan orientasi strategi
secara internal atau eksternal berdasarkan manfaat yang akan diterima. Menurutnya
penerapan sistem informasi strategik secara internal akan mempunyai manfaat langsung
terhadap perusahaan, sedangkan penerapan infprmasi strategik secara eksternal akan

21 | S I M
memberikan manfaat secara tidak langsung kepada pelanggan dan secara tidak langsung
kepada perusahaan.
10. Model REKAYASA ULANG
Jika persaingan tajam, untuk bersifat strategik baik secara internal maupun eksternal harus
melakukan perubahan radikal. Proses perubahan yang radikal disebut reenginering.
11. Model SIKLUS SDM
Model ini berguna untuk mengelompokkan sistem informasi strategik yang sudah ada dan
menjelaskan sistem-sistem informasi strategik baru yang mungkin di terapkan.
12. Faktor-Faktor Sukses
1. Organisasi harus punya visi TI
2. Harus paralel dengan perencanaan strategik perusahaan
3. Menajdi yang pertama
4. Kreatif menarik jangkauan dan lingkungan
13. Faktor-Faktor Gagal
1. Waktu penerapan SIS kurang tepat
2. Kualitas dari sumber-sumber daya sistem teknologi informasi yang kurang memadai.
3. Perbedaan industri
4. Aliansi dapat menjadi pesaing
14. E-Commerce
Sebagai penggunaan IT untuk melakukan kegiatan bisnis antara dua atau lebih organisasi,
atau antara sebuah organisasi dengan satu atau lebih pelanggan akhir, melalui satu lebih
jaringan komputer

BAB 12
A. Pengembangan Sistem Teknologi Informasi Metode SDLC
Pengembangan sistem teknologi informasi (STI) dapat dilakukan dengan beberapa cara :
 Pengembangan STI konvesional menggunakan metode siklus hidup pengembangan
sistem atau System Development Life Cycle (SDLC).
 Metode-metode Alternatip (alternative methods) yang tersedia untuk
mengembangkan STI adalah :
1. Paket (package)
2. Pembuatan prototip (prototyping)

22 | S I M
3. Pengembangan oleh pemakai akhir (end user development atau end user
computing) dan
4. Outsourcing
B. Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Tahapan-tahapan dalam metode SDLC adalah :
1. Analisis sistem (system analysis)
a. Studi pendahuluan
b. Studi kelayakan
c. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan pemakai
d. Memahami sistem yang ada
e. Menganalisishasil penelitian
2. Perancangan sistem (system design)
a. Perancangan awal
b. Perancangan rinci
3. Implementasi sistem (system implementation)
4. Operasi dan perawatan sistem (system operation and maintenance)
C. Analisis Sistem
Analis sistem (system analyst) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan
sistem secara profesional
Tahap di analisis sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan
2. Studi kelayakan
3. Mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan informasi pemakai
4. Memahami sistem yang ada
5. Menganalisis hasil penelitian

D. Studi kelayakan (feasibility study)


Terdiri dari lima macam kelayakan yang disebut dengan TELOS, yaitu :
1. Studi kelayakan Teknologi
2. Studi kelayakan Ekonomis
3. Studi kelayakan Legal
4. Studi kelayakan Operasi, dan

23 | S I M
5. Studi kelayakan Sosial
Kelayakan ekonomis diperoleh jika manfaat dari STI lebih besar dari biaya-biayanya dan
dana yang dibutuhkan tersedia.
Manfaat yang diperoleh dari STI dapat berbentuk :
a. Manfaat-manfaat berujud (tangible benefits), merupakan manfaat-manfaat yang
langsung dapat diukur dengan nilai uang.
b. Manfaat-manfaat tidak berujud (intangible benefits) merupakan manfaat-manfaat
yang tidak langsung dapat diukur dengan nilai uang.
E. Perencanaan Sistem
Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama :
1. Memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai
sistem secara logika.
2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
pemrogram komputer dan ahliahli teknik lainnya.
Tujuan perancangan sistem :
1. Perancangan sistem secara logika (logical system design) atau perancangan sistem
secara umum (general system design)
2. Perancangan sistem secara terinci (detail system design)
F. General System Design
 Tujuan dari perancangan sistem secara umum (general system design) atau
perancangan sistem secara logika (logical system design) atau perancangan sistem secara
konsep (conceptual system design) adalah untuk memberikan gambaran secara umum
kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru.
 Perancangan sistem secara umum lebih diarahkan kepada pemakai sistem untuk
menyetujuinya ke perancangan sistem selanjutnya yaitu perancangan sistem secara terinci.
G. Detail System Design
 Perancangan sistem secara terinci dirancang untuk menjawab pertanyaan
bagaimana dan seperti apa bentuk dari komponen-komponennya.
 Perancangan sistem secara terinci (detailed system design) atau perancangan sistem
fisik (physical system design) dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari
komponen-komponen STI yang akan dibangun oleh pemrogram dan ahli teknik lainnya.
H. Implementasi Sistem

24 | S I M
 Implementasi sistem (system implementation) adalah tahap meletakkan sistem
supaya siap dioperasikan.
 Tahap implementasi sistem terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Mempersiapkan rencana implementasi
2. Melakukan kegiatan implementasi
a. Memilih dan melatih personil
b. Memilih dan mempersiapkan tempat dan lokasi sistem.
c. Mengetes sistem
d. Melakukan konversi sistem
3. Meninjak-lanjuti implementasi.
 Implementasi sistem juga merupakan proses mengganti atau meninggalkan sistem
yang lama dengan sistem yang baru.
 Pendekatan atau strategi konversi yang ada adalah sebagai berikut ini
1. Konversi paralel.
2. Konversi pilot.
3. Konversi bertahap.
4. Konversi langsung.
I. Operasi dan Perawatan Sistem
 Setelah sistem diimplementasi dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan
dirawat. Tahap ini disebut dengan operasi dan perawatan sistem (system operation and
maintenance).
 Sistem perlu dirawat karena :
1. Sistem mengandung kesalahan yang dulunya belum terdeteksi, sehingga kesalahan-
kesalahan sistem perlu diperbaiki
2. Sistem mengalami perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai
sistem
3. Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar
4. Sistem perlu ditingkatkan.
J. Kelebihan dan Kekurangan Metode SDLC
 Kelebihan-kelebihan dari metode ini adalah :
1. Menyediakan tahapan yang dapat digunakan sebagai pedoman mengembangkan
sistem.

25 | S I M
2. Akan memberikan hasil sistem yang lebih baik karena sistem dianalisis dan dirancang
secara keseluruhan sebelum diimplementasikan
 Kekurangan-kekurangan dari metode ini adalah :
1. Hanya menyediakan tahapan-tahapan saja, tetapi tidak menyediakan metodologi
(cara dan alat-alat).
2. Hasil dari SDLC sangat tergantung dari hasil di tahap analisis, sehingga jika terdapat
kesalahan analisis, akan terbawa terus dengan hasil sistem yang kurang memuaskan
3. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkannya karena sistem harus
dikembangkan sampai selesai semua terlebih dahulu
4. Dibutuhkan biaya yang relatip lebih besar dibandingkan dengan metode lainnya.
5. Hasil dari sistem tidak luwes untuk dimodifikasi karena perlu dilakukan analisis
kembali.
K. Metodologi Pengembangan Sistem Tersruktur
Beberapa alat (tools) diperlukan untuk metodologi pengembangan sistem terstruktur. Alat-
alat yang tersedia untuk pendekatan ini diantaranya adalah:
1. Bagan alir sistem (system flow chart
2. Diagram arus data (data flow diagram)
3. Kamus data (data dictionary)
4. Bagan alir program (program flow chart)
5. Bagan terstruktur (structured chart)
6. Structured english
7. Pseudocode, dan
8. Tabel keputusan (decision table)
L. Top Down
 Cara atas turun (top down) berlawanan dengan cara bawah naik (bottom up).
 Cara atas turun (top down) dimulai dari atas yaitu kebutuhan informasi pemakai dan
turun sampai ke data untuk memenuhi kebutuhan ini.

M. Decomposition Approach
 Cara dekomposisi (decomposition approach) disebut juga dengan cara moduler
(modulair approach) memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian sistem yang
disebut dengan modul-modul yang lebih sederhana

26 | S I M
 Kebaikan cara ini adalah :
1. Membuat sistem yang rumit menjadi mudah dipahami dalam bentuk-bentuk modul
yang lebih sederhana
2. Dapat dilakukan pembagian kerja mengembangkan sistem sesuai dengan modul-
modulnya,
3. Sebagai dokumentasi yang baik untuk memahami sistem
4. Menyediakan jejak audit (audit trail) dan proses menemukan kesalahan sistem
(debugging) yang baik jika sistem mempunyai beberapa kesalahan yang akan diperbaiki.

BAB 12
PENGEMBANGAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI METODE ALTERNATIF
Pemilihan Metode Pengembangan Sistem Informasi
Pemilihan metode pengembangan sistem teknologi informasi ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Ketersediaan paket
Ketersediaan paket harus diperiksa, apakah paket harus dibeli atau mengembangkan STI
sendiri.
2. Sumberdaya sistem teknologi informasi
Sumberdaya (resources) yang dimiliki oleh departemen sistem teknologi informasi
menentukan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing) atau
akan dikembangakan sendiri (insourcing).
3. Dampak dari sistem
Jika dampaknya sempit, yaitu hanya pada individu pemakai sistem yang sekaligus
pengembang sistem itu saja, maka EUC (end user computing) dapat dilakukan. Sebaliknya
jika dampaknya luas sampai ke organisasi, pengembangan sistem EUC akan berbahaya,
karena jika terjadi kesalahan, dampaknya akan berpengaruh pada pemakai sistem lainnya
atau pada organisasi secara luas.
4. Jadwal pemakaian sistem
Jika jadwal pengembangan STI longgar dan pengembangan mempunyai banyak waktu untuk
mengembangkan sistem secara utuh, metode SDLC merupakan metode yang tepat.
Perbandingan Metode Konvensional dengan Metode Alternatif

27 | S I M
Dengan metode pengembangan secara konvensional, yaitu metode SDLC (system
development life cycle), STI dikembangkan oleh analis sistem. Analist sistem (analisist
system) adalah orang yang dididik khusus untuk mengembangkan sistem secara profesional.
Metode ini digunakan untuk mengembangkan sistem teknologi informasi yang kompleks,
karena STI yang kompleks perlu dianalis oleh orang yang ahli dibidangnya, sehingga
permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diidentifikasi dengan
benar. Pengembangan STI alternatif model paket dilakukan dengan membeli perangkat
lunak yang ada. Paket ini dikembangkan oleh pihak ketiga, yaitu analis sistem penjual paket.
Sistem yang sudah dibeli dapat dioperasikan oleh departemen sistem informasi atau
langsung digunakan oleh pemakai sistem.

PAKET
Paket banyak tersedia di pasaran. Paket yang tersedia dapat berupa program aplikasi yang
sederhana, misalnya hanya aplikasi penggajian atau aplikasi persediaan saja di fungsi
akuntansi sampai ke program aplikasi yang lengkap dan komplek misalnya ERP.
Memilih paket Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih paket adalah:

1. Fungsi yang ditawarkan


6. Instalasi
2. Flesibilitas 7. Perawatan
3. Kemudahan pakai 8. Dokumentasi
4. Kualitas penjual 9. Perangkat keras dan perangkat lunak dukungan
5. Biaya 10. Karakteristik file dan basis data

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PAKET


KELEBIHAN PAKET
1. Kualitas paket yang baik.
2. Dapat digunakan dengan seketika
3. Harga paket relatif murah
4. Dapat digunakan untuk rekayasa ulang proses bisnis (business process
reengineering atau BPR)
5. Kompatibel dengan sesama pengguna paket.
KEKURANGAN PAKET

28 | S I M
1. Tidak sesuai dengan aplikasi yang unik
2. Perbaikan, modifikasi dan pengambangan paket sulit dikerjakan sendiri
3. Basis data tidak terintegrasi dengan aplikasi lainnya.
4. Ketergantungan dari pemasok
OUTSOURCING
Jika departemen STI tidak mempunyai sumberdaya yang baik, misalnya tidak mempunyai
analis dan pemrogram yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang memadai,
pilihan biasanya jatuh pada outsourcing. Outsourcing bisa menjadi solusi terbaik dalam
menjaga kepastian jumlah pengeluaran perusahaan dan menekan resiko secara bersamaan.
Dengan melibatkan pihak lain dalam melakukan pengawasan dan tindakan terhadap
sebagian dari kegiatan operasional sehari-hari, perusahaan akan memperoleh kemudahan
untuk bisa lebih serius menangani bisnis utamanya. Bisnis teknologi informasi pun memiliki
prospek yang cukup cerah di masa depan. Apalagi teknologi informasi adalah dunia yang
perubahan paradigma dan solusinya bergerak sangat cepat. Maka tentunya para pengguna
barang atau jasa teknologi informasi akan lebih minim dalam resiko jika mereka melakukan
kerjasama outsourcing. Dengan waktu kerjasama yang relatif pendek, sistem pembayaran
yang luwes dan skema kerjasama yang dapat dihentikan di tengah masa kerjasama, para
pelaku usaha akan cenderung memilih solusi tersebut dibandingkan jika harus secara
mandiri membangun divisi yang khusus mengelolanya
Alasan strategis utama suatu perusahaan melakukan outsourcing adalah untuk:
1. Meningkatkan fokus bisnis. Dengan outsourcing maka perusahaan bisa lebih fokus
pada bisnis utamanya dan membiarkan sebagian operasionalnya dikerjakan oleh pihak lain.
2. Membagi risiko operasional. dengan outsourcing maka risiko operasional
perusahaan bisa terbagi kepada pihak lain.
3. Sumber daya perusahaan yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan yang
lainnya.

PROTOTYPING
Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak
digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Seing terjadi seorang pelanggan hanya
mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal

29 | S I M
output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan.
Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan
sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.
Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus
dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan
mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan
segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem
yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu
penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik
adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan
pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan.
Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual
direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan.
Tahapan-tahapan Prototyping
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan
format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar
sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output)
3. Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang
sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah
4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan system, Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai
5. Menguji system Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap
pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box,
Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain
6. Evaluasi Sistem, Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah
sesuai dengan yang diharapkan . Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan
siap untuk digunakan . Keunggulan dan Kelemahan Prototyping

30 | S I M
Keunggulan prototyping adalah:.
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.
Kelemahan prototyping adalah :
1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada
belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum
memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama.
2. penegmbang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan
algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih
cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan
cetak biru sistem .
3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik Prototyping bekerja dengan baik pada
penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut:
 Resiko tinggi Yaitu untuk maslaha-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada
perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak
menentu.
 Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara
pelanggan dan komputer.
 Perlunya penyelesaian yang cepat
 Perilaku pemakai yang sulit ditebak
 Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan
penggunaan perangkat keras yang mutakhir
 Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek

END USER DELVELOPMENT(EUC)


Selama tahun tahun terakhir ini, banyak pemakai telah mengambil inisiatif untuk
mengembangkan aplikasi mereka sendiri dari pada bergantung sepenuhnya pada para

31 | S I M
specialist informasi. Pendekatan ini dinamakan end-user computing atau EUC. Namun
pemakai dapat menggunakan para specialist informasi untuk melaksanakan pekerjaan
pengembangan atau untuk menjadi konsultan. Sejumlah perusahaan mula-mula
menggunakan komputer berusaha untuk menjastifikasi sistem pengolahan data mereka
berdasarkan biaya administrasi yang digantikan ,namun gagal untuk melaksanakan
pemberhentian bagi pegawai -pegawai yang tidak diperlukan.
END – USER COMPUTING sebagai masalah strategis
1. Para pemakai akhir dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan
kemampuan komputer Pemakai Akhir tingkat menu (menu- level end– users) Yaitu pemakai
akhir yang tidak mapu menciptakan perangkat lunak sendiri tetapi dapat berkomunikasi
dengan perangkat lunak jadi dengan menggunakan menu yang ditampilkan oleh perangkat
lunak berbasis Windows dan Mac
2. Pemakai akhir tingkat perintah (command level end-users)Pemakai akhir memiliki
kemampuan menggunakan perangkat lunak jadi untuk memilih menu dan menggunakan
bahasa perintah dari perangkat lunak untuk melaksanakan operasi aritmatika dan logika
pada data.
3. Pemakai akhir tingkat programmer (end-user programmer) Pemakai akhir dapat
menggunakan bahasa-bahasa pemrograman seperti BASIC atau C++ dan mengembangkan
program-program sesuai kebutuhan.
4. Personil pendukung fungsional Yaitu spesialis informasi dalam arti sesungguhnya
tetapi mereka berdedikasi pada area pemakai tertentu dan melapor pada manajer
fungsional mereka
JENIS – JENIS APLIKASI END – USER COMPUTING
Sebagian besar aplikasi end-user computing dibatasi pada:
 Sistem pendukung keputusan (DSS) yang relatif mudah
 Aplikasi kantor virtual yang memenuhi kebutuhan perseorangan
Selebihnya adalah tanggung jawab spesialis informasi untuk bekerja sama dengan pemakai
dalam mengembangkan:
 Aplikasi SIM dan SIA
 DSS yang rumit
 Aplikasi kantor virtual yang memenuhi kebutuhan organisasional
 Sistem berbasis pengetahuan

32 | S I M
MANFAAT END – USER COMPUTING :
1. EUC menyeimbangkan kemampuan pengembang dengan tantangan sistem
2. EUC menghilangkan atau mengurangi kesenjangan komunikasi antara pemakai dan
spesialis informasi.
3. Kreasi, pengendalian, dan implementasi oleh pemakai
4. Sistem yang memenuhi kebutuhan pemakai
5. Ketepatan waktu
6. Membebaskan sumber daya sistem
7. Kefleksibilitasan dan kemudahan penggunaan

FAKTOR YANG MENDORONG END-USER COMPUTING


ANALISIS RISIKO DARI END-USER COMPUTING
1. Kehilangan kendali pusat Sistem dan program bisa jadi dikembangkan tanpa
memperhatikan standar atau tujuan organisasi secara keseluruhan
2. Kekurangtahuan metode dokumentasi dan pengembangan Aplikasi yang dibuat
pemakai bisa jadi mengandung kesalahan-kesalahan; tidak melalui pengujian yang
seharusnya dilakukan atau kurang terdokumentasi, sehingga dapat menimbulkan masalah
dalam pengembangan di kemudian hari
3. Redundansi Sumber daya Para pemakai dapat mengembangkan aplikasi mereka
sendiri padahal beberapa aplikasi dapat dipakai bersama-sama oleh sejumlah pemakai, atau
perangkat keras digandakan di beberapa departemen. Dengan demikian terjadi “pulau-
pulau otomasi” dalam perusahaan
4. Ketidakkompatibilitasan kebanyakan mikrokomputer dirancang untuk beroperasi
sebagai peranti yang mandiri. Masalah teknis yang serius dapat muncul manakala
mikrokomputer mencoba menggunakan program dari sistem yang berbeda, untuk berbagi
data dengan sistem lain, atau untuk beroperasi dalam sistem komunikasi data
5. Ancaman terhadap keamaanan pengaksesan data oleh pihak yang tidak
berwewenang dan ketidakamanan berkas-berkas data pada mikrokomputer lebih besar
daripada pada sistem mainframe. Selain itu, pemakai mungkin kurang memahami tentang
masalah keamanan data

33 | S I M
6. Permasalahan dalam lingkungan operasi Pemasangan sistem komputer mungkin
tidak memperhatikan aspek-aspek teknis, seperti penyedia daya, listrik statik, dan bahkan
ventilasi.
KEUNTUNGAN DARI END-USER COMPUTING
End-user computing memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun pemakai.
Pertama, perusahaan akan memperoleh keuntungan dengan memindahkan beberapa
muatan kerja dari bagian pelayanan informasi kepada end-user. Hal ini memungkinkan
bagian pelayaan informasi untuk mengembangkan sistem organisasional yang mungkin lebih
menjadi muatan kerja yang menumpuk selama beberapa bulan atau tahun. Ia juga
memungkinkannya lebih mempunyai waktu untuk memelihara sistem yang telah berada
pada komputer.
MENGELOLA DAN MENGENDALIKAN END-USER COMPUTING
1. Memberikan bantuan 24 jam untuk membantu mengatasi masalah
2. Bertindak sebagai penjelas informasi, koordinasi, dan pemberi bantuan
3. Melatih para pemakai akhir tentang bagaimana menggunakan hardware atau
software tertentu, dan menyediakan pemeliharaan dan dukungan yang memadai
4. Mengevaluasi produk hardware dan produk software pemakai akhir yang baru
5. Membantu pengembangan aplikasi
6. Mengembangkan dan mengimplementasikan berbagai standar
7. Mengendalikan data perusahaan

STRATEGI END-USER COMPUTING


Tugas perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan end-user computing yang
memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melekukan inovasi dalam penggunaan
komputer, namun juga harus menetapkan kontrol untuk memastikan bahwa penggunaan
tersebut mendukung tujuan perusahaan.
Suatu strategi yang telah terkenal adalah penetapan atau pembangunan pusat informasi, ini
merupakan pemecahan yang dapatdiimplemestasikan dengan cepat, namun hal ini harus
diikuti oleh perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat yang telah permanen. Sutu
contoh perubahan yang mendasar ini adalahbahwa pelayanan informasi melepaskan tugas
sebagai pemrosesan dan ia diberi tugas khusus untuk mengontrol jaringan. Pada bagian
dibawah ini, kita akan membahas dua strategi tersebut.

34 | S I M
BAB 13
PENGELOLAAN PENGENDALIAN
Pengelolaan pengendalian-pengendalian (Managing Controls) yaitu kegiatan-kegiatan yang
dilakukan Manajer Sistem Informasi untuk menyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian
di dalam sistem teknologi informasi masih tetap dilakukan dan masih efektif dalam
mencegah ancaman dan gangguan terhadap sistem informasi.
Tujuan dari sistem informasi tidak akan mengena jika sistem ini terganggu, sehingga sistem
informasi harus mempunyai pertahanan terhadap ancaman dan gangguan tersebut, dan
pertahanan ini harus dilakukan terus menerus.
Pengendalian di sistem teknologi informasi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :
A. Pengendalian secara umum (General Controls)
B. Pengendalian aplikasi (Application Controls)
A. PENGENDALIAN SECARA UMUM
Pengendalian secara umum merupakan pengendalian-pengendalian sistem teknologi
informasi yang paling luar yang harus dihadapi terlebih dahulu oleh pemakai sistem
informasinya.
Pengendalian secara umum terdiri dari :
1. Pengendalian organisasi
2. Pengendalian dokumentasi
3. Pengendalian kerusakan perangkat keras
4. Pengendalian keamanan fisik
5. Pengendalian keamanan data

A.1. Pengendalian Organisasi


Perencanaan yang baik dan organisasi sistem informasi yang berfungsi seperti yang
diharapkan merupakan pengendalian organisasi yang baik. Pengendalian organisasi ini
dapat tercapai bila ada pemisahan tugas dan pemisahan tanggung jawab yang tegas.
Pemisahan ini dapat berupa pemisahan tugas dan tanggung jawab di antara departemen
dan pemisahan tugas dan tanggung jawab di dalam departemen sistem informasi itu sendiri.

A.2. Pengendalian Kerusakan Perangkat Keras

35 | S I M
Proses pengolahan data dapat terganggu jika terjadi kerusakan perangkat keras yang dapat
menyebabkan kemacetan proses. Untuk mencegah hal ini, maka dapat dilakukan dengan
pengendalian perangkat keras, menyediakan perangkat keras cadangan dan membeli
asuransi.
Pengendalian perangkat keras komputer merupakan pengendalian yang sudah dipasang di
dalam komputer itu (built in) oleh pabrik pembuatnya. Pengendalian ini dimaksudkan untuk
mendeteksi kesalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras (hardware malfunction).

Pengendalian perangkat keras dapat berupa :


Pemeriksaan pariti (Parity Check)
RAM mempunyai kemampuan untuk melakukan pengecekan dari data yang disimpannya,
yang disebut dengan parity check. Bila data hilang atau rusak, dapat diketahui dari sebuah
bit tambahan yang disebut dengan parity bitatau check bit. Misalnya 1 byte memory di RAM
terdiri dari 8 bit, sebagai parity bit digunakan sebuah bit tambahan, sehingga menjadi 9 bit.

Pemeriksaan gaung (Echo Check)

Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk menyakinkan bahwa alat-alat input/output seperti
misalnya printer, tape drive, disk drive, dsb masih tetap berfungsi dengan memuaskan bila
akan dipergunakan.

Pemeriksaan baca setelah rekam (Read after write check)


Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk menyakinkan bahwa data yang telah direkam ke
media simpanan luar telah terekam dengan baik dan benar. Untuk mengetahui hal ini,
setelah data direkam, maka dibaca kembali untuk dibandingkan dengan data yang
direkamkan, kalau sama berarti telah direkam dengan benar.

Pemeriksaan baca ulang (Dual read check)


Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk menyakinkan apakah data yang telah dibaca, telah
dibaca dengan benar. Untuk maksud ini, data yang dibaca, dibaca sekali lagi dan
dibandingkan keduanya, bila sama berarti telah dibaca dengan benar tanpa kesalahan.

36 | S I M
Pemeriksaan validitas (Validity Check)
Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk menyakinkan bahwa data telah dikodekan dengan
benar.

A.4. Pengendalian Keamanan Fisik


Pengendalian keamanan fisik perlu dilakukan untuk menjaga keamanan terhadap perangkat
keras, perangkat lunak, dan manusia di dalam perusahaan.

Pengendalian keamanan fisik dapat dilakukan sebagai berikut :


1) Pengawasan terhadap pengaksesan fisik
Pengawasan ini merupakan proteksi yang berupa pembatasan terhadap orang-orang yang
akan masuk ke bagian yang penting.
Pengawasan ini dapat dilakukan dengan cara :
- Penempatan satpam
- Pengisian agenda kunjungan
- Penggunaan tanda pengenal
- Pemakaian kartu
- Penggunaan Closed-Circuit Television

2) Pengaturan lokasi fisik


Lokasi ruang komputer merupakan pertimbangan yang penting di dalam perencanaan
sekuriti. Pengendalian terhadap lokasi fisik yang baik dari ruang komputer dapat berupa :
- Lokasi yang tidak terganggu oleh lingkungan
- Gedung yang terpisah
- Tersedia fasilitas cadangan

3) Penerapan alat-alat pengaman


Alat-alat pengaman tambahan dapat digunakan untuk mengendalikan hal-hal yang dapat
terjadi yang dapat menyebabkan sesuatu yang fatal. Alat-alat pengaman tersebut dapat
berupa :
- Saluran air
- Alat pemadam kebakaran

37 | S I M
- UPS (Uninteruptible Power Systems)

4) Stabilizer

5) AC (Air Conditioner)

6) Pendeteksi kebakaran

A.3. Pengendalian Keamanan Data


Menjaga integritas dan kemanan data merupakan pencegahan terhadap keamanan data
yang tersimpan di simpanan luar supaya tidak hilang, rusak dan diakses oleh orang yang
tidak berhak.

Cara-cara pengendalian keamanan data :


1) Dipergunakan Data Log
Agenda (Log) dapat digunakan pada proses pengolahan data untuk memonitor, mencatat
dan mengidentifikasi data. Kumpulan data yang akan dimasukkan ke departemen sistem
informasi seharusnya dicatat terlebih dahulu oleh data control group. File dan program yang
dibutuhkan pada operasi pengolahan data juga harus dicatat oleh librarian di library log.
Dengan demikian segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan data dapat
diketahui, diidentifikasi dan dilacak.
Disamping data log, dapat juga digunakan transaction log, yaitu suatu file
yang akan berisi nama-nama pemakai komputer, tanggal, jam, tipe pengolahannya, lokasi,
dsb tentang penggunaan sistem informasi yang perlu diketahui.

2) Proteksi File
Beberapa alat atau teknik tersedia untuk menjaga file dari penggunaan yang tidak benar
yang dapat menyebabkan rusak atau tergantinya data dengan nilai yang tidak benar,
diantaranya adalah :
- Cincin proteksi pita magnetik

38 | S I M
- Write-protect tab
Suatu tab yang dapat digeser naik atau turun di disket untuk membuat disket hanya dapat
dibaca.
- Label ekternal dan label internal
- Read-only storage

3) Pembatasan pengaksesan (access restriction)


Tujuan sekuriti yang penting adalah untuk mencegah personil yang tidak berwenang untuk
dapat mengakses data.

Pengaksesan harus dibatasi untuk mereka yang tidak berhak dengan cara :
- Isolasi fisik
Data yang penting dapat secara fisik diisolasi dari penggunaan personil-personil yang tidak
berhak.
- Otorisasi dan identifikasi
Tiap-tiap personil yang berhak mengakses data telah diotorisasi dan diberi pengenal
(diidentifikasi) dengan memberikan password kepada personil.
- Automatic lockout
Untuk mencegah seseorang mencoba-coba password berulang-ulang, biasanya mencoba
password hanya diberikan kesempatan tiga kali.
- Pembatasan pemakaian
- Mengunci keyboard

4) Data back-up dan recovery


Pengendalian back-up dan recovery diperlukan untuk berjaga-jaga jika file atau database
mengalami kerusakan, kesalahan data, atau kehilangan data.
Back-up adalah salinan dari file atau database di tempat yang terpisah.
Recovery adalah file atau database yang telah diperbaiki dari kerusakan, kesalahan atau
kehilangan datanya.
Ada 5 tipe penyebab yang dapat mengakibatkan kesalahan, kerusakan atau kehilangan data
:

39 | S I M
- Disebabkan oleh kesalahan program (program error)
- Disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak sistem (systems software error)
- Disebabkan oleh kegagalan perangkat keras (hardware failure)
- Disebabkan oleh kesalahan prosedur (procedural error)
- Disebabkan oleh kegagalan lingkungan (environmental failure)

B. PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang dipasang pada pengolahan aplikasinya.

Pengendalian aplikasi terdiri dari :


1. Pengendalian-pengendalian Masukan (Input Control)
2. Pengendalian-pengendalian Pengolahan (Processing Control)
3. Pengendalian-pengendalian Keluaran (Output Controls)

B.1. Pengendalian-pengendalian Masukan

Pengendalian masukan mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa data transaksi yang
valid telah lengkap, terkumpul semuanya serta bebas dari kesalahan sebelum dilakukan
proses pengolahannya.

Data input yang akan dimasukkan ke dalam komputer dapat melibatkan dua tahap, yaitu :
a) Data Capture (Penangkapan data) merupakan proses mengidentifikasikan dan
mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi.
b) Data Entry (Pemasukan data) merupakan proses membacakan atau memasukkan data
ke dalam komputer.

Pada tahap data capture dapat dilakukan pengendalian sbb :


1) Nomor urut tercetak pada dokumen dasar
Dokumen dasar harus diberi nomor urut yang sudah tercetak. Tujuan dari pengendalian ini
adalah untuk mengetahui bila ada dokumen yang hilang.
2) Ruang maksimum untuk masing-masing field di dokumen dasar

40 | S I M
Dokumen dasar dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada field data yang meleset, yang
dapat dilakukan dengan menyediakan ruang maksimum untuk masing-masing field data,
sehingga kelebihan digit atau karakter dapat terlihat. Pengendalian ini merupakan
pengendalian untuk kebenaran data.
3) Kaji ulang data
Personil yang mengisi dokumen dasar harus mengkaji ulang kembali data yang dicatatnya,
dengan cara meneliti kembali kelengkapan dan kebenaran datanya.
4) Verifikasi data
Dokumen dasar yang sudah diisi oleh seorang personil dapat diverifikasi kelengkapan dan
kebenarannya oleh personil yang lainnya.

Pengendalian pada tahap pemasukkan data berupa pengecekan yang telah terprogram di
dalam program aplikasi dan disebut dengan Programmed Check(pengecekan program).

Pengendalian yang ada di programmed check dapat berupa :


1) Echo check
Data yang diketikkan pada keyboard untuk dimasukkan ke komputer akan ditampilkan
(echo) pada layar terminal. Dengan demikian operator dapat membandingkan antara data
yang diketikkan dengan data yang seharusnya dimasukkan. Program dibuat sedemikian rupa
dengan memberikan kesempatan pada operator untuk memperbaiki bila data yang
diketikkan salah.
2) Existence check
Kode yang dimasukkan dibandingkan dengan daftar kode-kode yang valid dan sudah
diprogram.
3) Matching check
Pengecekan ini dilakukan dengan membandingkan kode yang dimasukkan dengan field di
file induk bersangkutan.
4) Field check
Field dari data yang dimasukkan diperiksa kebenarannya dengan mencocokkan nilai dari
field data tersebut dengan tipe field-nya, apakah bertipe numerik, alphabetik, atau tanggal.
5) Sign check

41 | S I M
Field dari data yang bertipe numerik dapat diperiksa untuk menentukan apakah telah berisi
dengan nilai yang mempunyai tanda yang benar, positif atau negatif.

6) Relationship check atau logical check


Hubungan antara item-item data input harus sesuai dan masuk akal. Pengecekan ini
berfungsi untuk memeriksa hubungan antara item-item data input yang dimasukkan ke
komputer. Kalau tidak masuk akal, maka akan ditolak oleh komputer.
7) Limit check atau reasonable check
Nilai dari input data diperiksa apakah cukup beralasan atau tidak.
Contohnya,tanggal transaksi yang terjadi adalah 30 Februari 2000 adalah tidak beralasan.
8) Range check
Nilai yang dimasukkan dapat diseleksi supaya tidak keluar dari jangkauan nilai yang sudah
ditentukan.
9) Self-checking digit check
Self-checking digit check adalah pengecekan untuk memeriksa kebenaran dari digit-digit
data yang dimasukkan. Pengecekan ini digunakan karena operator cenderung melakukan
kesalahan memasukkan digit-digit data.
10)Sequence check
Sequence check memeriksa urutan dari record data yang dimasukkan dengan cara
membandingkan nilai field record tersebut dengan nilai field record sebelumnya yang
terakhir dimasukkan.
11)Label check
Untuk menghindari kesalahan penggunaan file, maka label internal yang ada di simpanan
luar dapat diperiksa untuk dicocokkan dengan yang seharusnya digunakan.
12)Batch control total check
Batch control total check umumnya diterapkan pada pengolahan data dengan metode batch
processing.
13)Zero-balance check
Bila transaksi yang dimasukkan merupakan nilai-nilai yang saling mengimbangi, misalnya
nilai-nilai debet dan nilai-nilai kredit, maka nilai-nilai tersebut harus imbang atau kalau

42 | S I M
dikurangkan selisihnya harus nol. Zero-balance check akan melakukan pengecekan selisih
antara dua sisi tersebut harus imbang.

B.2. Pengendalian-pengendalian Pengolahan


Tujuan dari pengendalian-pengendalian pengolahan adalah untuk mencegah kesalahan-
kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah data
dimasukkan ke dalam komputer. Kesalahan pengolahan dapat terjadi karena program
aplikasi yang digunakan untuk mengolah data mengandung kesalahan.

Kesalahan-kesalahan yang umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam program adalah :


1) Overflow
Overflow terjadi jika proses pengolahan mengandung perhitungan yang hasilnya terlalu
besar atau terlalu kecil, sehingga tidak muat untuk disimpan di memori komputer. Jika
terjadi overflow, maka hasil dari proses pengolahan data menjadi tidak tepat lagi.

2) Kesalahan logika program


Kesalahan ini merupakan kesalahan yang berbahaya dan sulit untuk dilacak, karena
kesalahan logika program tidak dapat ditunjukkan oleh komputer dan tetap akan
didapatkan hasilnya, tetapi dengan hasil yang salah.

3) Logika program yang tidak lengkap

4) Penanganan pembulatan yang salah


Permasalahan pembulatan terjadi bila tingkat ketepatan yang diinginkan dari perhitungan
arithmatika lebih kecil dari tingkat ketepatan yang terjadi.

5) Kesalahan akibat kehilangan atau kerusakan record.

6) Kesalahan urutan data


7) Kesalahan data di file acuan (reference file)

8) Kesalahan proses serentak

43 | S I M
Kesalahan proses serentak (concurency) terjadi jika sebuah file di dalam basis data
dipergunakan oleh lebih dari seorang pemakai dalam network.

B.3. Pengendalian-pengendalian Keluaran


Keluaran (output) yang merupakan produk dari pengolahan data dapat disajikan dalam
bentuk hard copy dan soft copy. Pengendalian-pengendalian keluaran dimaksudkan untuk
diterapkan pada kedua macam bentuk keluaran tersebut.

Dalam bentuk hard copy keluaran yang paling banyak dilakukan adalah berbentuk laporan
yang dicetak menggunakan printer.
Dalam bentuk soft copy yang paling umum adalah berbentuk tampilan di layar terminal.

Untuk menghasilkan laporan yang berbentuk hard copy dapat dilakukan melalui beberapa
tahapan, yaitu :
1) Tahap menyediakan media laporan
2) Tahap memproses program yang menghasilkan laporan
3) Tahap pembuatan laporan di printer file
4) Tahap pengumpulan laporan
5) Tahap mencetak laporan di media kertas
6) Tahap mengkaji ulang laporan
7) Tahap pemilahan laporan
8) Tahap distribusi laporan
9) Tahap kaji ulang laporan oleh pemakai laporan
10) Tahap pengarsipan laporan
11) Tahap pemusnahan laporan yang sudah tidak diperlukan

Pengendalian-pengendalian keluaran yang dapat dilakukan untuk masing-masing tahap


keluaran adalah sebagai berikut :
1) Pengendalian pada tahap penyediaan media laporan.
Pengendalian terhadap penyimpanan media laporan ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
- Menyelenggarakan sistem penyimpanan media laporan tercetak.

44 | S I M
- Pengendalian terhadap pengaksesannya
- Pemberian nomor urut
- Penyimpanan cap pengesahan yang terpisah

2) Pengendalian pada tahap pemrosesan program penghasil laporan.


Pengendalian pada proses program yang digunakan untuk mencetak laporan merupakan
pengecekan-pengecekan yang sudah dipasang di dalam program. Pengendalian ini
bertujuan untuk menjamin kebenaran dan kelengkapan informasi yang dicetak di dalam
laporan.

3) Pengendalian pada tahap pembuatan printer file.


Kemungkinan suatu laporan tidak langsung dicetak ke printer, tetapi direkam terlebih
dahulu ke file, karena disebabkan oleh beberapa hal, seperti :
- Menunggu printer yang sedang digunakan oleh proses yang lain.
- Bentuk dan isi laporan akan dimodifikasi kembali.
Kalau printer file digunakan, maka harus dilakukan pengendalian-pengendalian sebagai
berikut :
- Isi dari pinter file tidak dapat diubah oleh orang lain yang tidak berhak.
- Printer file tidak disalin oleh orang lain yang tidak boleh melihat isi laporan.
- Printer file hanya dicetak untuk keperluan yang sah saja dan dihapus bila sudah tidak
diperlukan

4) Pengendalian pada tahap pencetakan laporan.


Pengendalian pada tahap ini mempunyai dua tujuan utama untuk :
- meyakinkan bahwa yang dicetak hanya sejumlah tembusan yang diperlukan saja
- mencegah isi dari laporan tidak terbaca oleh orang lain yang tidak berhak

5) Pengendalian pada tahap pengumpulan laporan.


Setelah laporan dicetak, maka harus dikumpulkan segera oleh staf bagian pengendalian.
Semua laporan dapat diletakkan terlebih dahulu di tempat yang khusus dan terkunci

45 | S I M
sebelum didistribusi-kan. Laporan tidak boleh ditinggal di ruang komputer secara
sembarangan, karena dapat hilang atau terbaca oleh orang lain yang tidak berhak.

6) Pengendalian pada tahap kaji ulang laporan.


Sebelum laporan didistribusikan dan digunakan oleh pemakai laporan, maka laporan-
laporan tersebut harus bebas dari kesalahan serta harus mencerminkan informasi yang tidak
menyesatkan. Untuk itu laporan sebelum didistribusikan harus diperiksa kembali atau dikaji
ulang terhadap kesalahan yang tampak, misalnya field yang mengandung nilai yang tidak
masuk akal, cetakan yang tidak benar, data yang hilang atau tidak terbaca, dsb.

7) Pengendalian pada tahap pemilahan program.


Jika laporan terdiri dari beberapa halaman atau terdiri dari beberapa macam untuk
beberapa pemakai yang berbeda, maka laporan tersebut perlu untuk dipilah dalam
kelompok-kelompok tertentu. Staf bagian pengendalian harus turut mengawasi dan
mengecek bahwa laporan-laporan tersebut telah lengkap, tidak ada yang hilang dan tidak
difotokopi atau disalin. Kemudian laporan yang sudah dipilah harus langsung didistribusikan.

8) Pengendalian pada tahap distribusi laporan.


Pengendalian yang dapat diterapkan pada tahap ini adalah :
- Laporan dapat diberi tanggal kapan dibuat, sehingga distribusi yang terlambat dapat
diketahui oleh pemakainya.
- Dibuat daftar distribusi siapa-siapa saja yang berhak untuk menerima laporan,
sehingga distribusi tidak keliru ke pihak lain yang tidak berhak.
- Untuk laporan yang penting, harus dibuat daftar penerimaan yang ditandatangani
oleh si penerima laporan sebagai bukti bahwa laporan telah didistribusikan dan diterima
dengan benar dan lengkap.
9) Pengendalian pada tahap kaji ulang oleh pemakai.
Penerima laporan sebaiknya mengkaji ulang isi dari laporan yang diterimanya sebelum
menggunakannya untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin ada. Pemakai laporan harus
memberikan umpan balik kepada bagian Sistem Informasi terhadap kesalahan atau
ketidaksesuaian serta perbaikan lebih lanjut terhadap laporan yang digunakannya, sehingga
untuk di kemudian hari laporan dapat lebih efektif.

46 | S I M
10) Pengendalian pada tahap pengarsipan laporan.
Jika laporan sudah tidak digunakan lagi oleh pemakai laporan pada suatu saat tertentu,
tetapi masih penting untuk digunakan di masa mendatang, maka laporan tersebut harus
diarsip dengan baik. Pengarsipan laporan harus aman, tidak mudah dijangkau oleh orang
lain yang tidak berhak.

11) Pengendalian pada tahap pemusnahan laporan.


Bila laporan sudah tidak digunakan lagi selamanya, maka laporan harus dimusnahkan.
Pemusnahan laporan harus benar-benar dilakukan tak berbekas, yang dapat dilakukan
dengan dibakar atau dihancurkan dengan alat pengracik kertas.

Laporan yang berbentuk soft copy, informasi ditampilkan pada layar terminal. Pengendalian
yang dilakukan pada laporan yang berbentuk soft copy meliputi :
1) Pengendalian pada informasi yang ditansmisikan
Pengendalian ini dimaksudkan supaya orang yang tidak berhak tidak dapat menyadap di
tengah jalur untuk informasi yang dikirimkan.

Kalau transmisi informasi menggunakan jalur telekomunikasi, maka dapat dilakukan


dengan menyandikan (encryption) informasi yang ditransmisikan. Kalau pengiriman
informasi sifatnya lokal dengan menggunakan kabel, maka jalur kabel harus diawasi
supaya penyadapan kabel (wiretapping) dapat dicegah.

2) Pengendalian pada tampilan di layar terminal


Pengendalian ini berguna untuk mencegah mereka yang tidak berhak untuk dapat melihat
informasi yang ditampilkan di layar terminal.

Pengendalian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :


- Menempatkan masing-masing terminal di ruangan yang terpisah.
- Menampilkan informasi yang penting dan tidak ingin terlihat orang lain dengan
tampilan intensitas rendah (low intensity) di layar terminal, sehingga tidak mudah dibaca
dari jarak jauh.

47 | S I M
- Meletakkan terminal yang menghadap ke tembok, sehingga tidak mudah terlihat bagi
mereka yang lewat.

MEMERIKSA KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN-PENGENDALIAN YANG DIPASANG


Salah satu cara untuk menyakinkan bahwa pengendalian-pengendalian telah diterapkan dan
beroperasi semestinya dapat dilakukan dengan memeriksa pengendalian-pengendalian yang
ada secara rutin. Cara ini disebut denganPemeriksaan Sistem-sistem Informasi
(Information Systems Audit)

Pengauditan sistem-sistem informasi didefinisikan oleh Weber (1999) sebagai : suatu


proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menentukan apakah suatu sistem
komputer telah menjaga aktiva-aktiva, menjaga integritas data, membuat sasaran
organisasi dicapai secara efektif dan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien.

Pengauditan sistem-sistem informasi mempunyai tujuan untuk :


a. Meningkatkan keamanan dari aktiva-aktiva
b. Meningkatkan integritas data
c. Meningkatkan efektivitas sistem
d. Meningkatkan efisiensi sistem

Pengauditan sistem-sistem informasi menggunakan lima macam prosedur sebagai berikut :


1. Prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman dari pengendalian-pengendalian
yang ada.
Teknik-teknik yang digunakan adalah bertanya, inspeksi dan observasi untuk mendapatkan
pemahaman apakah pengendalian-pengendalian sudah diterapkan.

2. Pengujian terhadap pengendalian-pengendalian (Test of controls).


Teknik-teknik yang digunakan adalah bertanya, inspeksi dan observasi untuk menilai apakah
pengendalian-pengendalian yang ada sudah beroperasi dengan efektif.
3. Pengujian terhadap nilai-nilai transaksi secara terinci (Substantive tests of details of
transactions).

48 | S I M
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan rupiah di transaksi-transaksi
yang dapat mengakibatkan kesalahan di laporan-laporan keuangan.

4. Pengujian terhadap nilai-nilai di saldo rekening secara terinci (Substantive tests of


details of account balances).
Pengujian ini difokuskan pada saldo-saldo rekening-rekening neraca dan laporan rugi laba.

5. Prosedur-prosedur kaji analitikal (Analytical review procedures).


Pengujian ini difokuskan pada hubungan antara item-item data dengan maksud untuk
mengidentifikasikan area-area yang membutuhkan pekerjaan audit lebih lanjut.

BAB 14
PENGELOLAAN ETIKA dan BISNIS
A. Etika di Sistem Informasi
Etik (ethic) adalah prinsip–prinsip yang berhubungan dengan perbuatan benar atau salah.
Sedangkan etika adalah perbuatan yang berhubungan dengan etik. Sekarang ini banyak
muncul permasalahan–permasalahan etika yang terjadi di lingkungan sistem informasi.
Permasalahan–permasalahan etika yang terjadi di lingkungan sistem infornasi karena
sebagai berikut:
1. Teknologi informasi mempunyai pengaruh yang mendalam di dalam kehidupan
manusia dan sesuatu yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan manusia yang
berhubungan dengan etika.
2. Manajer menentukan bagaimana teknologi informasi digunakan di organisasi, sehingga
mereka juga bertanggungjawab terhadap permasalahan etika akibat dari penerapan
teknologi informasi tersebut.

B. Permasalahan-Permasalahan Etika
Permasalahan–permasalahan etika dapat muncul di beberapa permasalahan yaitu:
1. Permasalahan Privasi.
Privasi (privacy) adalah tuntutan seseorang untuk tidak dicampuri, diawasi atau diganggu
oleh orang lain atau organisasi bahkan oleh negara. Isu etika muncul karena teknologi

49 | S I M
informasi dapat menjajah privasi dari individual pekerja. Teknologi informasi dapat
digunakan untuk memonitor dan mengawasi informasi privat dari individual pekerja.
2. Permasalahan Kepentingan Intelektual.
Teknologi informasi dengan dunia digital akan membuat informasi lebih mudah
ditransmisikan atau dirubah isinya. Jika ini dihubungkan dengan masalah hak kepemlikan
intelektual (intelectual property rights), maka pelanggaran hak ini akan semakin lebih
meningkat. Selain itu, kehadiran jaringan informasi termasuk internet akan menambah
kemudahan untuk melanggar hak-hak kepemilikan intelektual seseorang. Salah satu
permasalahan etika yang terjadi yang berhubungan dengan penerapan sistem informasi di
organisasi adalah pembajakan perangkat lunak. Beberapa alasan mengapa mereka masih
menyalin perangkat lunak yaitu sebagai berikut:
a. Menyalin perangkat lunak mudah dilakukan dan dapat dilakukan dimanapun.
b. Hasil menyalin perangkat lunak akan didapatkan hasil yang sama dengan hasil jika
membeli.
c. Hasil perangkat lunak yang asli sangat mahal.
d. Penyalin perangkat lunak berpikir perusahaan perangkat lunak sudah mendapatkan
keuntungan yang sangat besar dan tidak akan rugi jika dia hanya menyalinnya.

3. Permasalahan Penghentian Kerja.


Penerapan teknologi informasi selain mempunyai efek yang positif seperti meningkatkan
produktifitas, meningkatkan kualitas pekerja dan memperkaya pekerjaan karena dapat
menciptakan variatas pekerjaan. Sedangkan dampak negatif dari penerapan teknologi
informasi terhadap pekerjaan adalah penggantian tenaga manusia dengan teknologi
informasi untuk alasan efisiensi.
4. Permasalahan Keamanan.
Permasalahan keamanan sistem informasi dapat menimbulkan masalah etika. Seringkali
penanganan keamanan sistem infornasi sudah baik, tetapi kelalaian atau kesengajaan
seseorang dapat merusak keamanan yang sudah ada seperti:
a. Meninggalkan terminal tanpa dijaga.
b. Menuliskan password di suatu tempat yang dapat dibaca oleh orang lain.
c. Memberitahukan password kepada orang lain.

50 | S I M
5. Permasalahan Akurasi Sistem.
Permasalahan akurasi dapat muncul di program aplikasi yang banyak mengandung
kesalahan program (bug) dan dapat terjadi di datanya. Permasalahan akurasi yang muncul
di program aplikasi disebabkan karena pengetesan program yang masih belum optimal.
Permasalahan akurasi juga muncul di ketidak-akuratan data. Keakuratan data sangat
penting untuk sistem informasi, keakuratan data tergantung dari rancangan dan
penerapan komponen pengendalian dari sistem dan perawatan dari data.
6. Permasalahan Kesehatan.
Penerapan teknologi informasi di dalam dunia kerja dapat merusak kesehatan pemakainya.
Salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan adalahrepetitive stress injury (RSI), terjadi
karena urat-urat syaraf dipaksa untuk bekerja berulang-ulang dengan tekanan yang berat
atau dengan tekanan yang rendah. Pemasalahan etika terhadap kesehatan
penggunaan teknologi informasi ini muncul saat perusahaan sadar bahwa pemakaian
komputer dapat menyebabkan penurunan kesehatan dan tidak melakukan upaya untuk
mengatasi atau menguranginya. Perusahaan tidak melakukan upaya untuk mengurangi
masalah penurunan kesehatan dengan alasan efeknya kekesehatan tidak langsung terlihat
dan penghematan biaya.

C. Mengelola Permasalahan Etika


Martin (1999) menjelaskan bahwa standar etik tiap orang berbeda karena latar belakangnya
yang berbeda tergantung dari integritas, kjujuran, kompetisi, kehormatan keadilan,
kepercayaan, keberanian, dan tanggung jawab yang dibentuk masa kecil sampai sekarang.
Adapun standar etik seseorang, walaupun nilainya berbeda, tetapi diharapkan tidak
melanggar etik yang ada. Oleh karena itu, seseorang harusnya memikirkan isu etik yang
dapat terjadi akibat tindakan yang akan diambilnya. Jika isu etika muncul didalam organisasi,
Manajer informasi harus dapat menanganinya.
Brikut ini merupakan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mengangani isu etika
yang muncul didalam organisasi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini.
1. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyadari permasalahan etika yang akan
muncul dari tindakan yang akan diambil. Karena standar etik manusia ada didalam hati,
maka cara yang paling tepat untuk menyadarinya adalah dengan merasakannya. Jika
seseorang mearsa tidak benar dengan suatu tindakan, kemungkinan permasalaham etika

51 | S I M
akan terjadi. Cara lain untuk menyadari akan terjadinya permasalahan etika adalah dengan
mengacu padakode etik (code of ethics) yang ada. kode etik yang berhubungan dengan
sistem informasi adalah ACM (Association for computing
Machinery) danTencommandments of computer ethics yang diusulkan oleh The Computer
Ethics Institute, Loypla University di Chicago, Amerika Serikat.
2. Jika Permasalahan etika sudah disadari, maka perlu dianalisis dan dipecahkan.
Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk menganalisis untuk memecahkan masalah
etika, yaitu misalnya adalah sebagai berikut ini :
a. Pendekatan aturan emas (the Golden Rule) yang berbunyi “ lakukan kepada orang-
orang lain seperti apa yang kamu ingin mereka melakukannya kepadamu”. Dengan cara
memposisikan diri kita disituasi orang lain dan berpikir diri kita sebagai hasil dari keputusn
yang akan diambil, akan membantu melakukan tindakan yang adil dan beretika.
b. Pendekatan Immanuel Kant’s categori cal Imprative yang berbunyi “jika suatu tindakan
tidak benar untuk dilakukan oleh setiap orang, mka itu tidak benar dilakukan untuk setiap
orang”. Ajaran ini mengatakan jangan mengatakan kegiatan yang tidak baik untuk seseorang
yang tidak baik.
c. Pendekatan Descartes’ Rule of Change yang berbunyu “ jika suatu tindakan tidak dapat
dilakukan berulang-ulang, maka itu tidak benar untuk dilakukan pada suatu syarat tertentu”.
Ajaran ini mengatakan bahwa jika suatu pekerjaan bahwa sekarang dapat diterima karena
memberikan perubahan yang kecil dan tidak dapat diterima dimasa depan karena tidak
memberikan perubahan, maka sebaiknya dimasa depan tidak dilakukan. Ajaran ini juga
termasuk dalam Slippery Slope Rule yaitu yang mengatakan bahwa sekali kita jatuh
terpeleset dijalur yang licin, kemungkinan tidak akan dapat menghentikan terpelesetnya.
d. Pendekatan Utilitarian Priciple yang berbunyi “ambilah tindakan yang akan
memberikan nilai yang lebih tinggi atau yang lebih besar.” Ajaran ini mengasumsi bahwa
kita dapat merangking hasil dari tindakan yang akan diambil dan harus memilih tindakan
yang memberikan nilai terbesar.
e. Pendekatan Risk Averison Priciple yang berbunyi “ambilah tindakan yang
menghasikan bahaya yang terkecil atau potensi biaya terendah.”
f. Pendekatan ‘No Free Lunch’ Rule yang berbunyi “asumsikan bahwa semua objek
tampak dan tidak tampak dimiliki oleh orang lain kecuali jika ada pernyataan sebaliknya
yang spesifik.” Ajaran ini mengatakan bahwa jika sesuatu dibuat atau diciptakan oleh orang

52 | S I M
lain yang bergna bagi kita, diasumsikan bahwa penciptanya menginginkan kompensasi dari
pemakaian barang tersebut.
3. Pilih alternatif dengan kinerja terbaik. Pemilihan pendekatan untuk mengatasi
permasalahan etika dan mempunyai efek, sehingga perlu di pilih pendekatan dengan efek
yang paling minimum atau yang mempunyai kinerja terbaik. Contohnya adalah kasus etika
memonitor e-mail. Jika masalah etika perlu dijawab dengan masalh kinerja, maka
pertanyaannya menjadi apakah memonitor e-mail bermanffat bagi perusahaan? Riset
memberikan kesimpulan yang belum konklusif terhadap hal ini. Beberapa beranggapan
bahwa memonitor isi e-mail akan membuat karyawan menggunakan waktunya dengan
efektif tidak selalu bermain dengan e-mail. Sebaliknya beberapa beranggan bahwa
memonitoring e-mail akan mengurangi kinerja pekerja karena mereka merasa tertekan,
stress dan takut jika mereka menggunakan e-mail.
D. Politik Informasi
Banyak perusahaan yang menerapkan sistem informasi tetapi tidak berhasil. Kegagalan ini
disebabkan adanya politik informasi didalam organisasi. Davenport, Eccles
dan Prusak (1992) melakukan studi yang melibatkan 25 perusahaan. Perusahaan-
perusahaan ini gagal atau dalam proses kegagalan dalam menerapkan sistem informasinya.
Alasanya adalah perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengelola politik informasi dengan
benar. Mereka menemukan informasi ketika mulai menjadi dasar ketika pengambilan
keputusan di organisasi, politik akan mulai muncul ikut bermain. Di organisasi-organisasi
yang sangat berorientasi dengan informasi yang mereka pelajari, orang-orang di organisasi
tersebut cenderung tidak mau membagi informasi dengan Cuma-cuma. Jika pekerjaan dan
peran orang-orang tersebut ditentukan dengan informasi unik yang mereka miliki, mereka
akan enggan untuk membagi informsinya karena mereka menganggap informasi tersebut
sebagi sumber kekuasaan dan kekuatan (power).
Pertanyaan mengapa sistem informasi politika dapat dijawab karena informasi
menyebabkan kekuasaan dan kekuatan (power) dan sistem informasi itu sendiri
mempengaruhi distribusi dari kekuasaan tersebut didalam organisasi.Markus (1981)
menyatakan bahwa sistem informasi mempengaruhi distribusi kekuasaan di
organisasi karena alasan-alasan sebagai berikut ini :
1. Pemegang akses informasi dapat mempengaruhi hasil dari keputusan.

53 | S I M
2. sistem informasi digunakan untuk alokasi sumber-sumber daya sistem yang dapat
mempengaruhi perilaku-perilaku individu.
3. Sistem informasi digunakan untuk sistem pengendalian yang dapat mencegah atau
membatasi kegiatan-kegiatan.
4. Sistem informasi menyebabkan kekuasaan dan kekuatan (power) karena memberikan
pesan kemampuan untuk dapat merubah hasil. Presepsi atau kesan dari memiliki kekuatan
akan menimbulkan kekuatan.

E. Menolak Perubahan
Markus (1981) juga mengatakan bahwa suatu sistem informasi yang merubah distribusi
kekuasaan atau kekuatan di dalam organisasi akan ditolak oleh mereka yang akan
kehilangan kekuasaan dan kekuatannya. Penolakan akibat kekuasaan dan kekuatan ini
disebut dengan resistance to change atau counterimplementation (menolak
implementasi). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kekuasaan dan kekuatan
merupakan hal yang penting dan sistem infomasi mempunyai peranan terhadap pergeseran
kekuasaan dan kekuatan tersebut. Oleh karena itu mereka yang merasa kekuasaan dan
kekuatannya akan tergeser oleh penerapan sistem informasi akan melakukan penolakan.
Penolakan dari perubahan akan lebih besar lagi jika system informasi digunakan untuk
melakukan proses rekayasa ulang (business reengineering). Caldwell (1994) melakukan
survey dan melaporkan bahwa penolakan terhadap perubahan (resistance to change)
menduduki rangking tertinggi dari halangan yang dihadapi oleh proses rekayasa ulang
bisnis.

F. Identifikasi Penolakan
Untuk dapat mengatasi penolakan atas perubahan (resistence to change) ini, maka orang-
orang yang menolak penerapan system informasi yang baru perlu diidentifikasikan. Ciri-ciri
orang-orang yang menolak perubahan adalah sebagai berikutnya ini:
1. Mereka yang selalu menunda-nunda proyek sistem informasi dengan melakukan
penolakan demi penolakan untuk membuat proyek tidak jadi dilakukan.
2. Mereka yang menyetujui proyek sistem informasi dengan membuat sistem informasi
menjadi lebih luas dan lebih rumit dengan harapan akan gagal dengan dengan sendirinya
jika diterapkan.

54 | S I M
3. Mereka yang memegang dan tidak mau melepaskan sumber-sumber daya yang
diperlukan untuk membangun dan menerapkan sistem informasi sehingga proyek sistem
informasi tidak dapat dilakukan .

G. Mengatasi Penolakan Perubahan


Penerapan sistem informasi yang baru yang menyebabkan perubahan di organisasi sering
ditolak oleh manusia di dalam organisasi. Suatu system sistem manajemen
perubahan (change management system) perlu diterapakan untuk mengatasi penolakan
karena perubahan. Martin (1999) mengingatkan bahwa untuk menerapkan sistem
manajemen perubahan ini, dua hal dasar perlu diperhatikan:
1. Ketika mengenalkan perubahan di dalam suatu organisasi , kita dapat mengasumsi
bahwa manusia akan berubah sendiri karena mereka diberitahu untuk berubah.
2. Jika mereka berubah, kita tidak dapat mengasumsi bahwa manusia akan berubah
sesuai dengan yang diharapkan. Seringkali mereka berubah sesuai dengan cara dan hasil
yang tidak diharapkan.
Dari penjelasan Martin di atas, jika terjadi penolakan perubahan (resistance to
change), maka perlu di analisisapa yang menyebabkan terjadinya penolakan ini .penolakan
itu sendiri hanya merupakan gejala (symptom) bukan permasalahannya. Yang harus
diperbaiki adalah penyebab terjadinya penolakan tersebut bukan gejalanya.
1. Teori-teori penolakan perubahan
a. Teori Orientasi sistem (system-oriented theory)
Teori ini menjelaskan bahwa yang menyebabkan penolakan perubahan adalah karena
sistemnya bukan manusianya. Manusia menolak karena sistem yang akan diterapkan tidak
sesuai dengan yang diharapkan, sistem banyak mengandung kesalahan , system tampak
masih asing bagi mereka . jika benar yang menjadi penyebab penolakan adalah sistemnya
,maka kualitas dari system harus diperbaiki dengan cara:
1) Pemakaian system dilibatkan dalam pengembangan sistem untuk meningkatkan
kualitas dari sistem
2) Pengetesan sistem harus tuntas dan dilakukan untuk menemukan semua kesalahan
3) Sosialisasi pengenalan sistem harus dilakukan sebelum diterapkan
4) Pelatihan penggunaan sistem harus dilakukan supaya memahami sistem lebih lanjut.
b. Teori Orientasi Manusia (people-oriented theory)

55 | S I M
Teori ini menjelaskan bahwa yng menyebabkan penolakan adalah sikap manusianya bukan
sistemnya. Jika penolakan ini terjadi, untuk mengatasinya maka sikap (attitude) manusia
perlu dirubah. Teori ini konsiste dengan Student (1978) yang menjelaskan sikap terhadap
perubahan (attitude toward change) dan cara mengatasi sebagai berikut:
1) Manusia tidak akan menolak perubahan sebesar mereka menolak untuk dirubah.
2) Perubahan terhadap perasaan dan sikap tidak dapat dilakukan sesaat.
3) Penerimaan terhadap perubahan akan dilakukan mereka merasa mendapatkan
manfaat dari perubahannya.
4) Penerimaan terhadap perubahan juga akan meningkat dengan keseriusan pihak yang
melakukan perubahan.
5) Faktor ketegangan menyebabkan penolakan dari perubahan.
c. Teori Interaksi (interaction theory)
Teori ini menunjukkan bahwa yang menyebabkan penolakan bukan sistem dan bukan
manusia tetapi lebih ke interaksi diantaranya. Penolakan ini disebabkan walaupun sistemnya
berkualitas tetapi sulit untuk digunakan disebabkan karena penghubungnya (interface) yang
tidak bertema. Berikut merupakan cara mengatasi penolakan ini:
1) Meningkatkan penghubung (interface) antara pemakai dengan sistem.
2) Mendorong partisipasi pemakai sistem di dalam pengembangan dan penerapan sistem
supaya lebih memahami di dalam hubungan dengan sistem.
2. Model –Model Adopsi Perubahan
Jika teori-teori tentang perubahan hanya menjelaskan tentang apa yang menyebabkan
terjadinya penolakan dari perubahan-perubahan dan cara mengatasinya, tetapi tidak
memberikan secara lebih rinci bagaimana proses cara mengatasinya. Model-model adopsi
perubahan akan memberikan cara lebih terinci bagaimana mengatasi perubahan. Model-
model yang akan dibahas yakni:
a. Model Lewin/Schein, terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama adalah mencairkan
kebekuan (unfreezing) dari pendapat lama. Tahap ini terdiri dari dua aspek, pertama
membuat kebutuhan bahwa perubahan itu dibutuhkan baik oleh individu maupun oleh
organisasi. Kedua, menciptakan suasana atau atmosfir yang aman. Tahapan kedua,
mengarahkan (moving) ke tujuan perubahan yang akan dicapai. Tahap ini terdiri dari dua
aspe, pertama menyediakan informasi yang perlu tentang arah dari perubahan yang akan
dituju. Kedua, menyediakan dan mengasimilasikan pengetahuan dan keahlian yang

56 | S I M
diperlukan untuk menjalankan perubahan-perubahan. Tahap ketiga adalah membekukan
kembali (refreezing) sikap yang sudah berubah. Tahap ini terdiri dari dua aspek, pertama
mengintegrasikan hasil perubahan ke kegiatan rutin yang akan dilakukan bukannya
dianggap sebagai sesuatu yang baru dan khusus. Kedua, memasukkannya ke dalam sistem
sosial yang ada supaya perubahan yang terjadi dapat diterima secara luas
b. Innovation adoption model, suatu inovasi (innovation) adalah suatu ide yang baru bagi
individu atau organisasi. Sedangkan adopsi adalah keputusan untuk menggunakan inovasi
tersebut secara kontinyu.Rogers (1962) mengusulkan lima tahapan mengadopsi inovasi:
1) Kesadaran (awareness)
2) Minat (interest)
3) Evaluasi (evaluation)
4) Percobaan (trial)
5) Adopsi (adoption)
Roger menambahkan bahwa untuk kesuksesan adopsi dari inovasi tergantung dari beberapa
factor berikut:
1) Persepsi dari keuntungan relatip. Kelebihan keuntungan dibandingkan dengan yang
diberikan oleh sistem yang lama.
2) Kompabilitas, merupakan tingkat seberapa besar inovasi tersebut konsisten dengan
nilai, opini, kelakuan atau pengalaman yang dimiliki oleh individu-individu yang akan
mengadopsi inovasi.
3) Kerumitan, adalah tingkat kesulitan inovasi dipahami.
4) Komunikabilitas, adalah tingkat komunikasi hasil dari inovasi yang dapat disebarkan
ke calon pengadopsi inovasi yang lainnya.
5) Juara, seorang juara adalah orang yang mau berkorban waktu dan tenaganya untuk
mengirim inovasi dan menyebarkannya.

57 | S I M

Anda mungkin juga menyukai