Anda di halaman 1dari 5

Nur Shadrina Hashifa

1802111811

Resume Akuntansi Manajemen 2

MANAJEMEN PERSEDIAAN, CAPITAL BUDGETING, SISTEM PENGENDALIAN


MANAJEMEN , DAN PENILAIAN KERJA

BAB 20:

5 Kategori Biaya yang berhubungan dengan barang dagang:

1. Biaya pembelian : harga pokok barang yang diperoleh dari pemasok, termasuk
ongkos angkut. Biaya biaya tersebut biasanya merupakan kategori biaya yang akan
dijual yang terbesar. Diskon atas berbagai ukuran pesanan pembelian dan syarat kredit
pemasok akan mempengaruhi biaya pembelian.
2. Biaya pemesanan : biaya mempersiapkan dan menerbitkan pesanan pembelian,
menerima dan memeriksa item yang dimasukan dalam pesanan, dan mencocokan faktur
yang diterima, pesanan pembelian, serta catatan pengiriman untuk melakukan
pembayaran. Biaya pemesanan termasuk biaya memperoleh persetujuan pembelian,
serta biaya pemrosesan khusus lainya.
3. Biaya penyimpanan : biaya yang terjadi ketika menyimpan persediaan barang yang
akan dijual. Biaya penyimpanan termasuk biaya opotunitas investasi yang terikat dalam
persediaan dan biaya yang berkaitan dengan penyimpanan seperti sewa, asuransi,
kerusakan dan lain lain.
4. Biaya kehabisan persediaan : biaya yang tejadi ketika perusahaan kehabisan item
tertentu yang diminta oleh pelanggan dan perusahaan harus bertindak cepat untuk
memenuhi permintaan tersebut.
5. Biaya kualitas : biaya yang terjadi apabila fitur dan karakteristik suatu produk atau
jasa tidak sesui dengan spesifikasi pelanggan.

Model Keputusan Ekonomic-Order-Quantity (EQQ)


Keputusan pertama dalam mengelola barang yang akan dijual adalah berapa banyak akan
memesan produk tertentu. Kuantitas pesanan yang ekonomis adalah model keputusan yang
menurut rangkaian asumsi tertentu, menghitung kuantitas optimal persediaan yang akan
dipesan. Versi model EQQ yang paling sederhana mengasumsikan hanya ada biaya
pemesanan serta penyimpanan dan model tersebut juga mengasumsikan :
 Kuantitas yang sama dipesan pada setiap titik pemesanan kembali
 Permintaan, biaya pemesanan dan biaya penyimpanan sudah diketahui dengan
pasti. Waktu tenggang pesanan pembelian, waktu antara melakukan pesanan dan
pengiriman, juga diketahui dengan pasti
 Biaya pembelian per unit tidak terpengaruh oleh kuantitas yang dipesan
 Tidak terjadi kehabisan persediaan
 Dalam memutuskan ukuran pesanan pembelian, manajer mempertimbangkan biaya
kualitas hanya sejauh biaya tersebut mempengaruhi biaya pemesanan atau
penyimpanan.

Konflik antara Model Keputusan EQQ dan Evaluasi Kinerja Manajer


Apa yang terjadi jika kuantitas pesanan yang dihitung berdasarkan model keputusan
EQQ berbeda dengan kuantitas pesanan yang dipilih oleh manajer yang mengambil
keputusan manajemen persediaan agar kinerjanya terlihat bagus? Untuk mencapai kesesuaian
antara model keputusan EQQ dan evaluasi kinerja manajer, perusahaan merancang model
evaluasi kinerja yang membebankan tanggung jawab kepada manajer untuk mengelola
tingkat persediaan dengan biaya penyimpanan yang mencangkup pengembalian atas investasi
yang diperlukan.

BAB 21

Tahap Penyusunan Capital Budgeting

Penganggaran Modal adalah pengambilan keputusan perencanaaan jangka panjang untuk


berinvestasi dalam proyekPenganggaran Modal adalah sebuah alat pembuatan keputusan dan
alat pengendalian yang meliputi jangka waktu beberapa tahun. Ada 6 tahap dalam
penganggaran modal:

 Tahap Identifikasi – menentukan jenis investasi modal yang mana yang dibutuhkan
utk memenuhi tujuan dan strategi organisasi
 Tahap Pencarian – mengeksplorasi alternatif investasi modal yang akan mencapai
tujuan organisasi
 Tahap Perolehan Informasi – mempertimbangkan biaya dan manfaat yang diharapkan
atas alternatif investasi modal
 Tahap Seleksi – memilih proyek untuk implementasi
 Tahap Pendanaan – memperoleh pendanaan proyek
 Tahap Implementasi dan Pengendalian – melaksanakan proyek dan memonitor
kinerjanya
BAB 22:

Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu cara untuk mengumpulkan dan memakai
informasi untuk membantu dan mengoordinasikan keputusan perencanaan dan pengendalian
di seluruh perusahaan dan untuk memandu perilaku para manajer dan para karyawannya.
Sistem pengendalian manajemen terdiri dari informasi keuangan dan non keuangan pada
masing-masing dari keempat perspektif balance scorecard:

1. Perspektif finansial

Yang termasuk jenis informasi dalam perspektif ini antara lain informasi terkaitharga saham,
laba bersih, return on investment , arus kas dalam operasional, dan harga bahan bakar per
galon.

2. Perspektif pelanggan

Yang termasuk informasi dalam perspektif ini antara lain indeks kepuasan konsumen, waktu
yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan pelanggan, pembelian rutin pelanggan, dan
market share dalam segmen pasar utama.

3. Perspektif proses bisnis internal

Yang termasuk informasi dalam perspektif ini antara lain pengiriman bensin tepat waktu dari
kilang minyak ke distributor retailnya, kualitas bensin, penghentian kilang minyak, jumlah
hari yang hari yang tidak efektif sebagai akibat dari kecelakaan maupun masalah lingkungan,
kecepatan waktu pelayanan di distributor retail, keramahan karyawan, dan kenyamanan
pelanggan.

4. Perspektif pembelajaran dan per dan pertumbuhan tumbuh

Yang termasuk informasi dalam perspektif ini antara lain kepuasan keryawan,
ketidakhadiran, kehandalan sistem informasi, dan jumlah proses dengan alur yang tepat
waktu.

Sistem informasi manajemen terdiri dari sistem pengendalian formal dan informal.
Sistem pengendalian manajemen suatu perusahaan terdiri dari peraturan yang eksplisit,
prosedur kerja, pengukuran kinerja dan perencanaan insentif yang mengarahkan perilaku para
manajer dan karyawan lainnya. Sistem pengendalian formal terdiri dari beberapa sistem.
Sebagai contoh, sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi terkait biaya,
pendapatan, dan laba. Sistem pengendalian sumber daya manusia menyediakan informasi
tentang perekrutan pegawai, pelatihan, kehadiran, termasuk kecelakaan kerja. Sementara
sistem pengendalian kualitas menyediakan informasi tentang hasil produksi, , produk cacat,
dan pengiriman yang terlambat kepada pelanggan.
Sistem pengendalian manajemen informal terdiri dari nilai-nilai yang berkembang,
loyalitas, dan komitmen yang sama antar anggota perusahaan, budaya kerja, dan norma-
norma yang tidak tertulis mengenai perilaku yang diterima oleh para manajer dan semua
anggota di dalam perusahaan.

Mengevaluasi Sistem Pengendalian Manajemen

Agar efektif, sistem pengendalian manajemen harus sangat selaras dengan strategi dan tujuan
perusahaan. Sistem harus didesain agar sesuai dengan struktur perusahaan dan tanggung
jawab pengambilan keputusan setiap manajer. Sistem pengendalian manajemen yang efektif
juga harus memotivasi para manajer dan para karyawan merekaMotivasi adalah keinginan
untuk mencapai tujuan yang dipilih (kesesuaian tujuan/goal-congruence) dikombinasikan
dengan hasil pengejaran tujuan itu (upaya).

Keuntungan dan Kelemahan Desentralisasi

Desentralisasi sendiri adalah kebebasan para manajer level bawah dalam suatu organisasi
untuk membuat keputusan. Desentralisasi keseluruhan berarti batasan minimum dan
kebebasan maksimum bagi para bagi para manajer level bawah dalam mengambil keputusan
dan membuat suatu tindakan.

Keuntungan:

 Menciptakan tanggung jawab yang lebih besar pada kebutuhan setempat


 Terdapat keuntungan dari pengambilan keputusan yang cepat
 Meningkatkan motivasi para manajer sub-unit
 Membantu dalam pengembangan dan pembelajaran manajemen
 Mempertajam fokus para manajer sub-unit

Kelemahan:

 Menyebabkan Pengambilan Keputusan yang Kurang Optimal, yang timbul ketika


manfaat suatu keputusan untuk satu sub-unit melebihi kerugian atau kehilangan
manfaat bagi perusahaan secara keseluruhan Juga disebut sebagai Pengambilan
Keputusan yang Tidak Kongruen atau Pengambilan Keputusan Disfungsional
 Memfokuskan perhatian manajer pada sub-unit dan bukan pada perusahaan secara
keseluruhanMeningkatkan biaya pengumpulan informasi. Berakibat pada duplikasi
aktivitas
BAB 23:

1. Ukuran Kinerja Keuangan dan Non Keuangan


Perusahaan semakin banyak menyajikan pengukuran kinerja keuangan dan
nonkeuangan untuk sub unitnya dalam sebuah Balanced Scorecard dengan keempat
perspektifnya:
a. Keuangan
b. Pelanggan
c. Proses Bisnis Internal
d. Pembelajaran dan Pertumbuhan

Semua pengimplementasian balanced scorecard memiliki tujuan yaitu untuk


membuat perbaikana dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang akan
mengarah pada perbaikan dalm perspektif proses bisnis internasional.

Merancang ukuran kinerja yang didasarkan pada akuntansi memerlukan enam


langkah:

Langkah 1 : Memilih ukuran kinerja yang sejalan dengan tujuan keunagan


manajemen puncak
Langkah 2 : Memilih horizon waktu untuk setiap ukuran kinerja pada langkah 1
Langkah 3 : Memilih definisi dari komponen disetiap ukuran kinerja dalam langkah
1
Langkah 4 : Memilih alternatif ukuran untuk setiap ukuran kinerja di langkah 1
Langkah 5 : Memilih tingkat target kinerja
Langkah 6 : Memilih waktu dari umpan balik

Keenam langkah tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan. Persoalan yang
dipertimbangkan disetiap langkah saling bergantung, dan manajemen puncak sering
kali melalui langkah-langkah tersebut beberapa kali sebelum memutuskan satu atau
lebih ukuran kinerja berdasarkan akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai