(201310225083)
Sistem Terintegritas
03.PERENCANAAN PRODUKSI BAKSO & MIE
Pendahuluan
Fungsi Planning/Perencanaan dalam produksi Baso dan Mie (manufacture) dijalankan oleh
bagian PPIC ( Production Perencanaan and Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi
production planning, PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory.
Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa persediaan bahan
baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses produksi, dan barang-barang yang
dimiliki untuk dijual. Karena inventory disimpan di gudang, maka manajemen inventory
dan gudang sangat berkaitan. Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam
Suplay Chain product. Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang ya, sampai
digunakan dalam proses produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan,
gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan penyimpanan
barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap tahun umumnya mencapai
sekitar 20 40% dari harga barang (Indrajit, R,E., Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan,
2003, Gramedia, hal.3). Untuk itu diperlukan strategi atau manajemen inventory yang baik
agar biaya persediaan optimum.
Dalam Struktur Organisasi ada beberapa variasi untuk mempertegas fungsi Planning dan
Gudang (material ware house dan Final Product ware house), untuk kondisi seperti ini, PPIC
bertanggung jawab pada Monitoring Persediaan ( Safety Stock, Mengeluarkan Bill of
Material, akurasi data inventory, efektivitas sistem invormasi ).
Sedangkan aktivitas pergudangan, seperti :
1) Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman raw material ke bagian processing
2) Penerimaan, Penyimpanan, dan pengiriman final product ke Customer
3) Mengoperasikan Sistem informasi, Umumnya dibawah kendali Head Ware House
setingkat Supervisor atau Manager, disesuaikan dengan Lingkup tanggung jawabnya.
inventory. Otomatis Planning harus memiliki Link dengan Sistem Purchasing dan Ware house
secara real time dan up date. Ini masih dalam scope inventory, belum termasuk aktivitas
pengawasan proses produksi. Setiap perubahan dalam proses yang terkait dengan
Penjadwalan ulang (reschedulling), Pembuatan ulang (Remake), Permintaan tambahan
material, dll, pastinya akan mempengaruhi alokasi capasitas dan seluruh penjadwalan.
Pertanyaannya, mungkinkah Ms. Excel melakukannya? Jika yang saya masuk sinkronisasi,
yang saya tahu, jawabannya adalah tidak mungkin. Excel hanya bisa mengerjakannya
secara terpisah dan sangat tergantung pada operator untuk melakukan rangkaian update.
Logic Inventory
Perencanaan dan Monitoring Proses Produksi
Mari memasuki intinya. PPIC menjadi semacam Conection point dan Gate, antara dunia luar
dan Internal perusahaan dalam konteks realisasi produk. PPIC harus memberikan informasi
yang akurat mengenai proses internal ke Sales/Marketing, untuk diteruskan ke Customer.
Sama dengan dikehidupan sehari-hari, misal kita di posisi customer, mau beli Gado-gado,
kalo penjualnya lambat dan gak jelas kapan selesainya, setiap ditanya jawabannya tidak tahu
atau berulangkali sampaikan,maaf saya cek dulu, hampir tidak ada kepastian kapan
selesainya dan berapa banyak yang bisa diselesaikan. Ini baru masalah gado-gado lho ya.
Dalam sebuah industri, bisa saja final product perusahaan kita menjadi material bagi industri
lainnya. Misal Industri kancing dan resleting menjadi material bagi industri Garment. Inilah
salah satu konsep dari customer satisfaction . Customer tidak bisa melihat langsung ke
dalam dapur anda, tapi bagaimana meresponse datangnya order, akan memberikan
1.
2.
3.
4.
Konsep dasarnya sebagai berikut. Dasar dari konsep ini, yaitu menyerahkan pekerjaan reguler
pada sistem. Karena logika manusia sulit untuk mengolah informasi yang begitu banyak dan
dalam waktu singkat, sistem menggunakan logika machine, meski masih di back up dengan
proses manual operator. Ada beberapa parameter yang harus terpenuhi :
Sistem memiliki data base mengenai sistem Grouping, yaitu menyatukan item produk yang
melalui jalur proses yang sama, ibaratnya anda harus memiliki jalur seperti rel kereta
api. Sebanyak apapun variasi produk yang anda miliki, produksi sudah terbagi kedalam lineline / jalur imaginer, yang dapat teridentifikasi oleh sistem.
Informasi ( data base ) mengenai capasitas setiap line produksi
Informasi ( data base ) mengenai lead time setiap line produksi
Informasi (data base )stock material
Dengan melihat sistem, PPIC secara manual dapat memperkirakan keamanan suplay material
yang dieprlukan, dan segera membuka Purchase order jika dieprkirakan material tidak
mencukupi. Input data Bill of material (BOM), memiliki menu tersendiri, sehingga data base
yang tersedia tidak hanya kondisi aktual stock real time, tetapi progressnya, mulai dari
status : 1) purchase order (pembelian)
2) Arrive status ( tanggal kedatangan )
Informasi ini progress ini sangat penting, karena sistem hanya bisa melakukan alokasi order
, jika status seluruh component material lokasinya sudah di factory.
Alokasi order bertujuan untuk membagi Item yang diorder kedalam tahapan-tahapan proses
mulai awal sampai delivery. Berbeda dengan arrange order, alokasi order biasanya memiliki
periode schedulling yang lebih pendek, yaitu sekitar 2 4 minggu , kecuali jika suatu Line
benar-benar mendapat order yang kapasitasnya melebihi dari 30 hari ( tentunya ketentuan
ini bervariasi disetiap perusahaan ). Tidak semua item dimulai dari proses awal, inilah
pentingnya database WIP, beberapa komponen-komponen pendukung reguler juga distock
dalam batas optimal di masing-masing divisi. Sistem memberikan pergerakan barang
persediaan diseluruh tahapan.
1)
2)
3)
4)
Istilah lain dari Alokasi Order yaitu Dispatching, aktivitas pengeluaran work order/perintah
kerja pada bagian produksi terkait. Item-item produk yang ter-alokasi berarti sudah memiliki
raw material yang complete. Yang perlu diperhatikan dalam melakukan alokasi &
Monitoring order :
PPIC memastikan kesiapan capasitas produksi, biasanya untuk order-order dengan kapasitas
yang melebihi, jika masih berada direntang capasitas produksi yang disepakati, dan sudah
terinput ke dalam database, asumsi yang digunakan yaitu bagian produksi setuju berapapun
jumlah order yang diturunkan selama tidak melebihi capasity. Sistem Line memberikan
fleksibilitas tinggi. Anda pernah melewati jalur puncak-Bogor ? Anda pernah mendengar
sistem Buka Tutup jalur ? Konsepnya seperti ini, dengan menerapkan sistem line, PPIC dapat
menerapkan sistem buka-tutup, menambah kapasitas di line tertentu, dengan terlebih dahulu
mengurangi atau bahkan menutup line lainnya, tentunya dengan terlebih dahulu
berkoordinasi dengan produksi, terutama perihal capasitas mesin dan ketersediaan personel.
Mengkomunikasikan ke bagian Sales, untuk diteruskan ke Customer, jika karena sesuatu hal,
harus dilakukan schedule yang berbeda, terutama jika terjadi percepatan dan perlambatan
penyelesaian.
Melakukan response yang cepat jika terjadi masalah yang menyebabkan keterlambatan,
denan mengambil option re-Schedulling atau mengontrol Delay.
Memastikan order yang sudah ter-alokasi ( dalam sistem) ter-Print out agar bisa dikerjakan
oleh bagian produksi. Ini sangat penting, karena print out Work order menjadi dasar bagi
personel di lantai produksi. Untuk itu Work Order harus memberikan Informasi-informasi
penting terkait : 1) Nama item product, 2) Component Material, 3) Code numeric atau
Barcode, 4) Quantity, 5) Tanggal mulai produksi ( start date ) , 6) Tanggal target selesai
( Finish Date), 7) Info lain terkait dengan Spesifikasi produt ( warna, dimensi, dll ), 8) No.
Regristasi Customer Order, 9) No. Regristasi Work Order, 10) Identifikasi untuk mampu
telusur proses. Konsep yang saya sampaikan ini biasa disebut dengan KANBAN
dibeberapa perusahaan Jepang. Tidak hanya informasi diatas, penerapan sistem Kanban
menuntut adanya standarisasi tempat-tempat penyimpanan. Misal, product dalam sebuah Box
berisi maksimal 400 pcs, jika order dari customer untuk item ini totalnya 1000 pcs, maka
Work Instruction Sheet/Kartu kanban terpecah menjadi 3 sheet. Berturut-turut memiliki
quantity 400, 400, 200 pcs/sheet. Dengan masing-masing sheet memiliki No. Regrestasi
sendiri ( angka dan barcode), dalam prosesnya, Shet-sheet ini selalu mengikuti pergerakan
produk. Sepintas memang terlihat boros kertas, tapi melihat akurasi dan kemudahan dalam
processingnya, saya pikir masih jauh lebih besar manfaatnya. Saya rekomendasikan sistem
ini untuk anda terapkan.
Kartu Kanban
5)
Melakukan monitoring terhadap progress di setiap stasiun kerja (work station). Delay di
satu station akan mempengaruhi ketepatan waktu station didepannya. Jika benar-benar ini
terjadi, PPIC harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan koordinasi dengan
bagian-bagian terkait untuk mendapatkan solusinya.
6) System bersifat Close Loop atau siklus tertutup, untuk setiap Perintah kerja / Work
Instruction, progress dan Resultnya harus dapat dimonitor sehingga menjadi informasi balik
yang akurat untuk seluruh bagian terkait ( glass wall management ), mulai dari Sales, PPIC,
bagian Operation, dan Management.