Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fransiska Barek Limahekin

Nim : 2019120143
Prodi : Manajemen
Uas Makul : Manajemen Persediaan
Dosen Pengampu : Yuni Setyawati,SSi.MM

1. Pengendalian persediaan merupakan upaya dalam penyediaan sumber daya atau


barang-barang yang diperlukan untuk proses produksi.
Permasalahan yang timbul akibat adanya pengendalian persediaan adalah dimana
suatu perusahaan harus memutuskan berapa banyak bahan baku yang harus dipesan
setiap kali memesan dan kapan harus melakukan pemesanan untuk dapat memenuhi
kebutuhan produk-produknya.

2. Hubungan antara ROP,EOQ,Waktu pemesanan dan tingkat persediaan adalah: dengan


metode EOQ dapat diketahui jumlah pembelian paling ekonomis pada setiap kali
pembelian dan EOQ juga didukung oleh metode Reorder Point (ROP). Metode ROP
digunakan untuk menghitung kapan perusahaan melakukan pemesanan barang
kembali, apabila perhitungan ROP tidak cermat maka akan terjadi kemungkinan
kekurangan stok dan dapat menambah biaya penyimpanan tambahan (Exstra Carrying
Cost).

3. Menurut saya setiap perusahaan harus mempunyai safety stock karena dengan
menerapkan safety stock perusahaan bisa mengantisipasi perubahan permintaan dan
bisa mengambil keuntungan yang lebih banyak, dan supaya ada jaring pengaman
sehingga apabila supplier terlambat mengantar barangnya atau stock mendadak tidak
ada di supplier perusahaan tetap memiliki waktu tambahan untuk menjual barang
tersebut. Jadi dengan adanya safety stock disini perusahaan harus bijak juga dalam
melakukan safety stock ini.

4. Fasilitas pergudangan begitu penting dalam persediaan karena dengan adanya


pergudangan perusahaan bisa mengetahui stok yang tersedia. Apabila ada barang
tertentu yang habis, perusahaan bisa segera melakukan produksi agar tidak terlambat
mendistribusikannya. Selain itu pergudangan juga melindungi produk dari kerusakan.

5. Manajemen persediaan adalah kegiatan yang berhubungan dengan


perencanaan,pelaksanaan dan pengawasan penentuan kebutuhan material atau bahan
baku sedemikian rupa sehingga kebutuhan operasi dapat dipenuhi pada waktunya.

6. Sejarah munculnya JIT: Just-in-Time atau disingkat JIT adalah sebuah filosofi
manajemen yang berakar di Jepang dan pertama kali muncul pada dekade 1970-an di
industri manufaktur Jepang. Untuk pertama kalinya, JIT dikembangkan dan
disempurnakan oleh Toyota Motor Manufacturing oleh Taiichi Ohno. Karena jasanya
mengembangkan konsep JIT, Taiichi Ohno dijuluki the Father of Just-in-Time. Ide
utama JIT adalah menyediakan produk yang diminta pelanggan dengan waktu tunggu
sependek mungkin. Artinya, produk diproduksi berdasarkan permintaan pasar dalam
waktu sesingkat mungkin. Keberhasilan penggunaan sistem JIT adalah dapat
menghasilkan efisiensi biaya yang menciptakan produktivitas perusahaan. Perusahaan
manufaktur yang membeli bahan baku sesuai dengan yang dibutuhkan dari pemasok
dengan tepat waktu dapat meminimalkan pemborosan.

7. Sistem Kanban merupakan suatu sistem untuk mengendalikan proses produksi barang
atau komponen dalam jumlah yang diperlukan dan pada waktu yang diperlukan dalam
setiap proses pabrik.
Prosedur kerja sistem Kanban:

 membuat visualisasi model proses atau alur kerja proyek. Memiliki visualisasi
dalam sistem Kanban penting agar kamu dapat memahami alur kerja yang
harus dilalui dalam sebuah proyek.
 menetapkan batasan jumlah pada pekerjaan atau tugas yang sedang
berlangsung di setiap tahapan dalam Kanban board. Dengan begitu tim bisa
fokus untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada sebelum memulai pekerjan
baru.
 Amati dan analisis efisiensi proses alur kerja dengan baik. Kenali kendala
yang dapat mengakibatkan penundaan pada keseluruhan proses dan tentukan
metrik yang dapat membantu kamu menganalisis apa saja yang perlu
ditingkatkan dalam prosesnya.
 Buat kebijakan secara eksplisit
Pastikan proses dan tujuan proyek harus didefinisikan dan diinformasikan
dengan jelas pada semua orang dalam tim.
Hal ini diperlukan agar masing-masing anggota tim tahu apa yang harus
mereka lakukan untuk mencapai tujuan dan dapat memberikan saran
perbaikan yang dapat meningkatkan kinerja.
 Gunakan umpan balik dan perbaikan yang berkelanjutan
Agar berjalan dengan efektif, lakukan pertemuan rutin untuk memberikan
umpan balik pada seluruh tim. Ingatlah bahwa penerapan metode Kanban juga
membutuhkan evaluasi, analisis dan peningkatkan yang konstan.

8. Perbedaan MRP dan ERP adalah:


 MRP biasanya hanya digunakan oleh industri bisnis manufaktur, sedangkan
ERP dapat digunakan oleh hampir seluruh industri bisnis. Bisa dibilang ruang
lingkup ERP jauh lebih luas dan lebih fleksibel dibandingkan oleh MRP.
 Dalam proses bisnis sistem MRP hanya dapat merencanakan atau perencanaan
material pada industri manufaktur atau lebih dikenal sebagai Bill of Material
(BoM), sedangkan ERP bisa menjalankan proses bisnis mulai dari keuangan,
perencanaan material, distribusi, penjualan dan masih banyak lainnya. Artinya
ERP dapat digunakan hampir disetiap instansi bisnis.
 Untuk harga MRP dan ERP tentunya mempunyai perbedaan yang sangat
signifikan. Karena ERP mempunyai banyak modul yang dapat dipilih seperti
modul untuk akuntan, sales, reporting bahkan terdapat modul MRP, harga dari
masing-masing modul juga tentunya bervariasi sesuai dengan berapa
banyaknya modul yang ingin digunakan oleh perusahaan tersebut. Untuk MRP
walaupun masih tergolong dalam MRP akan tetapi sistem MRP tidak bisa
dikatakan tergolong murah karena tingkat kompleksifitasnya dan juga lebih
berfokus pada industri manufaktur. Jadi dapat dikatakan bahwa harga serta
teknologi tergantung dari industri bisnis tersebut dan kompleksnya dari sistem
yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai