Anda di halaman 1dari 10

ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN

BAKU PRODUK TWISTLOCK DENGAN METODE


MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
(Studi Kasus CV. Mitra Abadi Teknik)
Resa Taruna Suhada(1), Aliftia Subagyo(2)
Program Studi Teknik Industri
Universitas Mercu Buana Jakarta
Email : resatarunas03@gmail.com(1) , aliftiasubagyo@gmail.com(2)
ABSTRAK
Pengadaan bahan baku yang terlalu besar dapat menyebabkan tingginya biaya penyimpanan serta
investasi dalam persediaan bahan baku. Adanya pengadaan bahan baku yang terlalu kecil atau
sedikit memunculkan suatu keadaan tidak tercukupinya suatu kebutuhan sehingga proses produksi
terhambat atau tidak berjalan lancar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kebutuhan bahan baku dengan menggunakan
metode Material Requirement Planning (MRP) dan memilih yang paling optimal dan ekonomis pada
CV. Mitra Abadi Teknik, dengan cara membandingkan biaya total dari hasil perhitungan metode
LFL, EOQ, FOQ dan FPR
Dari hasil analisa dengan membandingkan dari keempat metode tersebut diperoleh kesimpulan
bahwa penggunaan metode Lot for Lot memiliki total biaya paling minimum. Namun kekurangan
dari metode ini adalah tidak adanya persediaan. Maka, bila perusahaan menginkan metode yang
tetap menyediakan persediaan dapat menggunakan metode Fixed Period Requirement.
Kata Kunci: Persediaan, Bahan Baku, Material Requirement Planning (MRP).
ABSTRACT
Procurement of raw materials that are too large can cause high storage costs and investment in
inventory of raw materials. The existence of procurement of raw materials that are too small or
slight rise to a state of insufficiency a requirement that the production process is hampered or not
running smoothly.
The purpose of this final project is to analyze the needs of raw materials by using methods of
Material Requirement Planning (MRP) and choose the most optimal and economical in the CV.
Mitra Abadi Teknik, by comparing the total cost of the results of the calculation method of LFL,
EOQ, FOQ and FPR.
From the results of the analysis by comparing four methods can be concluded that the use of Lot
for Lot method have most minimum total cost. But this method have some lack such as not having
some inventory. So, if the company wants a method which is still have an inventory, they can
useFixed Period Requirement method.
Keywords: Inventory, Raw Material, Material Requirement Planning (MRP).

1.PENDAHULUAN
2.
3.
Pada era globalisasi
saat ini setiap perusahaan
khususnya pada sektor perindustrian
terus mencari cara dan berusaha
agar mampu bersaing dan memiliki
keunggulan untuk tetap dapat hidup
dan berkembang. Dengan keadaan
yang sedemikian rupa banyak
perusahaan berusaha bersaing
membuat suatu produk yang dapat di
nilai lebih dari produk pesaingnya
tentu saja dengan harga jual yang
ekonomis dan berkualitas tetapi tetap
menguntungkan bagi perusahaan itu
sendiri.
4.
5.
Salah satu komponen yang
menjadi perhatian dalam persaingan
industri adalah harga produk. Harga
suatu produk salah satunya
ditentukan oleh besarnya biaya pada
proses produksi. Setiap perusahaan
dalam melakukan proses produksi
akan membutuhkan manajemen
persediaan bahan baku. Persediaan
bahan baku akan selalu mengalami
perubahaan dengan proses produksi
yang berjalan dengan perusahaan
yang bersangkutan. Kesalahan
dalam menentukan besarnya
persediaan bahan baku akan
mengakibatkan turunannya
keuntungan perusahaan.
Ketidakefisienan dalam menentukan
persediaan bahan baku dapat
mengakibatkan bahan baku menjadi
berlebihan yang akan membuat
keuntungan perusahaan menjadi
berkurang.
6.
7.IDENTIFIKASI MASALAH
8.
9. Pengadaan bahan baku yang terlalu
besar dapat menyebabkan tingginya
biaya penyimpanan serta investasi
dalam persediaan bahan baku.
Adanya pengadaan bahan baku yang
terlalu kecil atau sedikit
memunculkan suatu keadaan tidak
tercukupinya suatu kebutuhan
sehingga proses produksi terhambat

atau tidak berjalan lancar.


Persediaan bahan baku yang kecil
dapat mengakibatkan frekuensi
pembelian bahan baku menjadi
sangat tinggi, dan pembelian bahan
baku yang tinggi menyebabkan
biaya-biaya persiapan pembelian
bahan baku akan menjadi sangat
tinggi pula, sehingga perusahaan
akan mengalami kerugian yang
sangat besar. Agar persediaan bahan
baku dapat tercukupi untuk suatu
proses produksi sangat di perlukan
adanya pembelian bahan baku yang
optimal.
10.
11.

Dengan adanya
permasalahan-permasalahan
tersebut, maka perusahaan harus
dapat, menentukan langkah-langkah
yang tepat dalam kaitannya dengan
pengendalian persediaan bahan
baku. Salah satu sistem yang dapat
digunakan untuk menangani masalah
yang berkaitan dengan bahan baku
untuk produksi adalah Material
Requirement Planning (MRP).
Dengan menggunakan MRP, dapat
diketahui jumlah bahan baku yang
diperlukan untuk menyelesaikan
suatu produk di masa yang akan
datang sehingga perusahaan dapat
mengoptimumkan persediaan bahan
baku yang diperlukan agar jumlah
persediaan tidak terlalu banyak tetapi
juga tidak terlalu sedikit.

12.
13. TUJUAN PENELITIAN
14.
15. Tujuan yang ingin dicapai adalah :
16.
1. Dapat merencanakan persediaan
bahan baku dengan metode MRP
pada CV. Mitra Abadi Teknik.
17.
18. BATASAN MASALAH
19.
20. Penulis membatasi permasalahan
pada beberapa hal berikut :
21.
1. Pembahasan masalah hanya
menyangkut pada bahan baku
pembuatan twistlock pada CV. Mitra
Abadi Teknik.

2. Proses produksi yang diamati dalam


penelitian ini adalah produksi
twistlock.
3. Data yang digunakan untuk metode
peramalan adalah tahun 2014 dan
dilakukan untuk satu periode
mendatang.
4. Perencanaan kebutuhan bahan baku
(MRP) dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode lot
sizing, yaitu:
Lot for lot (LFL)
Economic Order Quantity (EOQ)
Fixed Order Quantity (FOQ)
Fixed Period Requirement (FPR)
5. Biaya total yang akan dihitung adalah
biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan.
6. Tidak menganalisa persediaan
pengaman.
22.
23. LANDASAN TEORI
24.
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi
25.
26.
PPC (Production
Planning and Control) dapat
didefinisikan sebagai proses untuk
merencanakan dan mengendalikan
aliran material yang masuk, mengalir,
dan keluar dari sistem
produksi/operasi sehingga permintan
pasar dapat dipenuhi dengan jumlah
yang tepat, waktu penyerahan yang
tepat, dan biaya produksi minimum.
Dari definisi di atas, maka pekerjaan
yang terkandung dalam PPC secara
garis besar dapat kita bedakan
menjadi dua hal yang saling
berkaitan, yaitu: Perencanaan
Produksi dan Pengendalian Produksi.
27.
Perencanaan
produksi dilakukan dengan tujuan
menentukan arah awal dari tindakantindakan yang harus dilakukan
dimasa mendatang, apa yang harus
dilakukan, berapa banyak
melakukannya, dan kapan harus
melakukan. Karena perencanaan ini
berkaitan dengan masa mendatang,
maka perencanaan disusun atas

dasar perkiraan yang dibuat


berdasarkan data masa lalu dengan
menggunakan beberapa asumsi.
28.
Rencana produksi
yang telah disusun tidak akan dapat
dilaksanakan tanpa adanya
pengendalian terhadap pelaksaan
rencana tersebut. Hal ini disebabkan
karena rencana tersebut dibuat
berdasarkan perkiraan yang bisa saja
meleset. Oleh karena itu, meskipun
rencana telah dibuat sebaik mungkin,
tujuan-tujuan manajemen tidak akan
dapat tercapai tanpa adanya program
peengendalian yang efektif. Tetapi,
suatu perencanaan yang disusun
dengan mempertimbangkan semua
persyaratan diatas akan dapat
mempermudah program
pengendalian.
29.
Secara sederhana,
pengendalian dapat didefinisikan
sebagai proses yang dibuat untuk
menjaga supaya realisasi dari suatu
aktifitas sesuai dengan yang
direncanakan. Oleh karena itu,
pengendalian terdiri dari prosedurprosedur untuk menentukan
penyimpangan dari rencana yang
telah ditetapkan dan tindakantindakan perbaikan yang diperlukan
untuk mengeliminir penyimpangan
tersebut.

Material Requirement Planning


30.
Material
Requirement Planning (MRP) adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan
teknik pencatatan terkomputerisasi
yang dirancang untuk
menterjemahkan Jadwal Induk
Produksi atau MPS (Master
Production Schedulling) menjadi
kebutuhan bersih atau NR (Net
Requirement) untuk semua item
(A.H. Nasution, Y. Prasetyawan,
2008).
31.
32.
Sistem MRP
dikembangkan untuk membantu
perusahaan manufaktur mengatasi

kebutuhan akan item-item dependent


secara lebih baik dan efisien. Selain
itu, sistem MRP didesain untuk
melepaskan pesanan-pesanan dalam
produksi dan pembelian untuk
mengatur aliran bahan baku dan
persediaan dalam proses sehingga
sesuai dengan jadwal produksi untuk
produk akhir. Hal ini memungkinkan
perusahaan memelihara tingkat
minimum dari item-item yang
kebutuhannya dependent, tetapi
tetap dapat menjamin terpenuhinya
jadwal produksi untuk produk
akhirnya. Sistem MRP juga dikenal
sebagai perencanaan kebutuhan
berdasarkan tahapan waktu (timephases requirements planning).
33.
Sistem MRP
merencanakan ukuran lot sehingga
barang-barang tersebut tersedia
pada saat dibutuhkan. Ukuran lot
adalah kuantitas yang akan dipesan
untukmemenuhi kebutuhan bahan
baku perusahaan dengan kuantitas
yang dapat meminimalkan biaya
persediaan sehingga perusahaan
akan memperoleh keuntungan.
34.
35.
Sistem pengendalian
dengan menggunakan metode MRP
memang lebih kompleks
pengelolaannya, namun mempunyai
banyak kelebihan dibandingkan
dengan sistem ukuran pesanan tetap
untuk pengendalian barang-barang
produksi.
36.
37.
Tujuan utama dari
MRP adalah merancang suatu sistem
yang mampu menghasilkan informasi
untuk melakukan aksi yang tepat
(pembatalan pesanan, pesan ulang,
penjadwalan ulang). Aksi ini
sekaligus merupakan pegangan
untuk melakukan pembelian atau
produksi, yang merupakan keputusan
baru atau merupakan perbaikan atas
keputusan yang lain, ada empat
kemampuan yang menjadi ciri utama
MRP yaitu:
38.

Mampu menentukan kebutuhan


pada saat yang tepat.
39.
Menentukan secara tepat
kapan suatu pekerjaan harus sekali
(atau material harus tersedia) untuk
memenuhi permintaan atas produk
akhir yang sudah direncanakan
dalam Jadwal Induk Produksi.
40.
Pembentukan kebutuhan minimal
setiap item
41.
Dengan diketahuinya
kebutuhan akan produk akhir, MRP
dapat menentukan secara tepat
sistem penjadwalan (prioritas) untuk
memenuhi semua kebutuhan
minimal setiap item.
42.
Menentukan pelaksanaan rencana
pemesanan
43.
Memberikan indikasi kapan
pemesanan atau pembatalan
pemesanan harus dilakukan.
Pemesanan perlu dilakukan lewat
pembelian atau dibuat di pabrik
sendiri.
44.
45.
MRP merupakan
sistem yang dinamik, yang artinya
bahwa rencana yang dibuat perlu
disesuaikan terhadap perubahanperubahan yang terjadi. Kemampuan
untuk melakukan penyeseuaian ini
tegantung kepada kemampuan
manajemen dan system informasi
yang ada.
46. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA
Data Permintaan
47. Data permintaan produk twistlock
dari bulan Januari-Desember tahun
2014:
48. Tabel 1. Data Permintaan
49. Pe
rio
de
52. Ja

50. t
53. 1

51. Dem
and
(Unit)
54. 135

nu
ari
55. Fe
br
ua
ri
58. M
ar
et
61. Ap
ril
64. M
ei
67. Ju
ni
70. Ju
li
73. Ag
us
tu
s
76. Se
pt
e
m
be
r
79. O
kt
ob
er
82. N
op
e
m
be
r
85. D
es
e
m
be
r
88. Ju
ml
ah
91.

93. Tabel 2. Data Struktur Produk

56. 2

57. 255

59. 3

60. 198

62. 4

63. 235

65. 5

66. 176

68. 6

69. 229

71. 7

72. 287

74. 8

75. 300

77. 9

78. 156

80. 1
0

94.
N

100.
1

106.
2

112.
3

95. N
a
m
a
P
ro
d
u
k
101.
Twistl
o
c
k
107.
ASSA
B
7
0
5
113.
ASSA
B
S
T
1
4

96.
L

97. K
u
a
n
ti
t
a
s

98.
99.
Le
Sa
ad Time (Bulan)

104.
Un

102.
0

103.
1

108.
1

109.
25

110.
kg

114.
1

115.
5

116.
kg

105.
-

111.1

117.
1

118.
81. 200

119.
Level 0

Twistlock

120.
83. 1
1

84. 165

121.
122.705
ASSAB

ASSAB ST14

123.
86. 1
2

87. 150

89. -

90. 2486

Data Struktur Produk

92. Data struktur produk twistlock adalah


sebagai berikut:

124.
Untuk menentukan ukuran lot
perlu diketahui harga dari setiap item
per unit, biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan:
125.
126.
No

Tabel 3. Data Struktur Biaya


127.
Nama
Pro
duk

128.
Lev

129.
Ha

130.
Ongko
s
Pe
sa

1
O

132.
1

134.
0

139.
ASSAB
705
145.
ASSAB
ST1
4

138.
2

144.
3
150.

182.

133.
Twistloc
k

140.
1

146.
1

141.
3

Eksponensial
Smoothing = 0,7

153.
SE
E
158.
56.
4
7
163.
67.
3
7

162.

Eksponensial
Smoothing = 0,8

168.
68.
6
3

167.

172.

Linear

Eksponensial
Smoothing = 0,9
177.
Konstan

Moving Average 4

188.
70.
8
2

189.
56.
2
2

Moving Average 5

193.
77.
4
1

194.
61.
8
5

147.
1

151.
Tabel 4. Standar Error
Metode Peramalan

157.

187.

192.
197.

Metode Peramalan

184.
55.
8
1

135.
-

Peramalan

152.

Moving Average 3

183.
70.
1
4

173.
70.
4
178.
57.
0
1

Lotting

198.
Pada proses ini
dibandingkan total biaya yang paling
minimum dari keempat ukuran lot:
199.
Biaya

Tabel 5. Perbandingan Total

200.

201.

202.

203.

Me

Biaya

Biay

Tot

Si

(R

p)

)
(
R
p

)
204.
LF

205.

206.

207.

.5

00

74

.1

27

.5

00

208.
FP

209.

210.

216.

217.

50
.4

12
.5
00

219.

FO

211.

218.

0
220.

221.
Berdasarkan peramalan
yang telah dilakukan, peramalan
yang akan digunakan untuk
meramalkan permintaan periode
selanjutnya adalah metode linear:

0
212.
EO

213.

214.

215.

49
.9
98

223.
3

Jadwal Induk Proses

222.
N
o

Tabel 6. Jadwal Induk Proses


224.
B

225.

P
erminta

226.

Kebutuha
n Bahan Baku

230.
278.

ASSA
an
B

277.

(Unit)

232.

234.

1
94

F
237.

239.

1
92

M
242.

244.

1
90

245.
4750

248.
A
247.

249.

1
88

250.
4700

253.
M
252.

254.

1
86

255.
4650

258.
J
257.

259.

1
84

260.

280.
4375

284.

1
73

285.
4325

289.

262.

264.

82

267.
272.

8
9

269.

2
292.

4275
294.

855
295.

71
293.
Total
296.

193

54825

Materail Requirement Planning

297.
Pada prose lotting diperoleh hasil bahwa
total biaya paling minimum adalah
metode Lot for lot, namun metode ini
tidak dapat diterapkan di perusahaan
karena perusahaan menginginkan
adanya persediaan, maka metode
yang akan digunakan adalah metode
Fixed Period Requirement,
298.
Tabel 7. MRP ASSAB 705
dengan Metode FPR
299.

265.
4550

270.

4500
275.

80
273.
S

274.
78

4450

865
291.

268.
A

286.

290.

4600
1

875

263.
J

281.

288.

240.
4800

235.

243.

1
75

4850 287.

238.

279.

283.

5 282.

233.

70

300.
Tabel 8. MRP ASSAB ST14
dengan Metode FPR

10965

301.

302.
ANALISIS DAN PEMECAHAN
MASALAH
303.
Berdasarkan keempat
metode peramalan, peramalan
dengan akurasi nilai kesalah terkecil
adalah metode linear. Maka untuk
meramalkan permintaan produk
twistlock periode selanjutnya
menggunakan metode linear.
304.
Pada proses lotting diperoleh
hasil bahwa metode lot for lot
menghasilkan total biaya yang paling
minum yaitu Rp 6.000.000,- namun
metode ini tidak dapat diterapkan
pada perusahaan karena perusahaan
menginginkan adanya persediaan.
Maka, metode yang akan digunakan
adalah metode FPR dengan total
biaya Rp 53.412.500,305.

KESIMPULAN
306.
Berdasarkan dari hasil
analisa pengolahan data terkait
dengan analisa perencanaan
persediaan kebutuhan bahan baku
twistlock yang dilakukan di CV. Mitra
Abadi Teknik, selanjutnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut
yaitu :

Dari keempat metode peramalan


yang telah dilakukan (Linear,
Konstan, Moving Averages dan
Exponential Smoothing), peramalan
dengan metode Linear memberikan
hasil terbaik. Hal ini dilihat dari nilai
SEE, MAPE, MAD, MSE (rata-rata
persentase kesalahan absolute) yang
terkecil dibandingkan metode lainya
(moving averages, konstan dan
exponential smoothing)

Dari keempat metode Material


Requirement Planning (MRP) yang
telah dilakukan (FOQ, FPR, LFL dan
EOQ), ukuran lot sizing LFL yang
memberikan total biaya yang
terendah sebesar Rp 6.000.000,namun metode tersebut tidak optimal
dikarenakan tidak ada persediaan.
Metode yang paling optimal dan
ekonomis adalah metode FPR
dikarenakan total biaya terendah
kedua setelah LFL dan memiliki
persediaan yang tidak terlalu besar.

307.
DAFTAR PUSTAKA
308.

309.
310.

Almahdy, I., Ferdiani, R. 2009.


Optimasi Sistem Material
Requirement Planning (MRP) pada
Pengendalian Bahan Baku DK FIX C800 di Perusahaan Industri Obat
Kimia Tekstil, Jurnal Sinergi, Vol.13,
No. 2.
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan
dan Pengendalian Produksi Cetakan
Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.

311.

Gaspersz, Vincent. 2004. Production


Planning and Iventory Control. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama.

312.

Mahardhika, A., et al. 2013. Analisis


Perbandingan Pengendalian
Persediaan Bahan Baku dengan
Pendekatan Metode Economic Order
Quantity dan Metode Kanban,
Jurusan Teknik Industri Universitas
Brawijaya.

313.

Milne, R.J., et al. 2012. Optimized


Material Requirements Planning for
Semiconductor Manufacturing,
Journal of the Operation Research
Society, No. 63:1566-1577.

314.
315.
316.

Nasution, A. H. 2006. Manajemen


Industri. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Nasution, Arman Hakim., dan
Prasetyawan, Yudha. 2008.
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

317.

Rangkuti, Freddy. 1998. Manajemen


Persediaan : Aplikasi di Bidang Bisnis.
Jakarta : Rajawali Pers.

318.

Sinulingga, Sukaria. 2009.


Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

319.

Anda mungkin juga menyukai