Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

SISTEM DATA WAREHOUSE


(Material Requirment Planning)

Dosen pengampu
IKA IRWANTO S.Kom., M.T.I.

Disusun oleh :
KELOMPOK 6
INAYATUL MAULA 2057201080
KHOIRUL NIK’MAH 2057201008
SANGIDUN 2057201025
USWATUN NISA 2057201028
WINARTO 2057201082
LUTFI ROHMAN 2057201009

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa berkat Rahmat dan
Hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah.Makalah ini kami buat untuk
lebih mengetahui mengenai pengetahuan dan ilmu yang bersangkutan dengan mata kuliah
Siatem Data Warehouse yang dimana makalah ini pun kami beri judul “Material Requirment
Planning ”.
Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini kami
mengucapkan banyak terimakasih, terutama kepada pihak yangtelah mendukung kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan sebagai inspirasi untuk semuapihak, khususnya
generasi muda dalam mempelajari pengetahuan teknologi yangsalah satunya terkait dengan
sistem informasi manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenaitu, kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannyakami menjadi lebih
baik. Atas dukungan dari bapak, ibu, saudara, dan teman-teman. kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya.

Purbolinggo, 11 September 2022


Penyusun

Kelompok 6
PEMBAHASAN
Apa Itu MRP?
Pengertian MRP adalah sistem yang digunakan untuk menghitung rincian jumlah bahan baku,
bahan mentah atau komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang pada
sebuah perusahaan.
Biasanya sistem MRP ini digunakan oleh perusahaan manufaktur yang memang kegiatan
utamanya adalah memproduksi barang, baik itu assembly maupun disassembly.
Intinya, sistem MRP adalah sistem yang biasa digunakan untuk menjawab tiga pertanyaan
penting para divisi produksi. Tiga pertanyaan itu adalah:
1. Barang apa yang dibutuhkan?
2. Berapa banyak barang tersebut dibutuhkan?
3. Kapan barang tersebut dibutuhkan?
Tidak hanya sekadar sistem yang memberitahu pihak tim produksi, sistem MRP tentunya
membutuhkan bantuan alat perhitungan berupa software.
Nantinya software ini bisa bekerja dengan cara update informasi terkait produksi secara
otomatis di perusahaan manufaktur, seperti software manufaktur.
Dengan adanya software MRP, perusahaan bisa mengestimasi bahan baku yang dibutuhkan
dengan jumlah dan rincian yang tepat saat produksi serta menjadwalkan pengirimannya.
Cara Kerja MRP
Jadi sistem MRP ini akan mengambil informasi dari bill of materials (mulai dari daftar
semua bahan baku yang digunakan perusahaan, sub-assemblies, dan komponen lainnya yang
dibutuhkan untuk memproduksi sebuah barang, lengkap dengan jumlahnya).
Tidak hanya itu, MRP juga memanfaatkan data persediaan barang dan jadwal produksi utama
yang berguna untuk menghitung jumlah bahan baku yang dibutuhkan serta kapan bahan baku
tersebut akan diperlukan pada saat produksi berjalan.
Metode ini sangat membantu tim produksi dan efektif untuk berbagai jenis perusahaan
manufaktur, sebut saja seperti perusahan manufaktur diskrit (mulai dari pabrik mobil,
perkakas atau sejenisnya) hingga perusahaan manufaktur proses (seperti pabrik makanan atau
minuman, pabrik kimia dan sejenisnya).
Maka tak heran jika sistem MRP adalah sistem penting yang metodenya sudah diadaptasi
oleh banyak perusahaan manufaktur tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan
dunia.
Pada awalnya, material requirement planning menggunakan komputer mainframe untuk
mengelola informasi dari bill of materials untuk produk tertentu dan diubah menjadi rencana
pembelian dan rencana produksi.
Beberapa tahun kemudian, MRP menyertakan fitur feedback yang memudahkan
manajer produksi untuk melakukan perubahan atau update langsung ke sistem jika
diperlukan.
Seiring tahun berjalan, sistem material requirement planning terus berkembang dan kini
sudah bisa diintegrasikan dengan marketing, keuangan, sampai dengan human
resources dalam pembuatan rencana produksi. Karena kompleksitasnya, MRP di tahap ini
banyak disebut oleh berbagai pihak sebagai MRP II.
Tujuan Penerapan MRP di Perusahaan
Bukan tanpa alasan, perusahaan manufaktur menggunakan sistem karena pasti memiliki
tujuan dalam penerapan MRP (Material Requirement Planning), berikut tujuannya:
Mengurangi Jumlah Persediaan
Jika dilihat dari tujuan utamanya, MRP adalah sistem untuk menentukan jumlah
komponen/bahan baku yang dibutuhkan dan kapan komponen/bahan baku tersebut
dibutuhkan sesuai jadwal produksi induk (master produksi schedule).
Nah, dengan adanya sistem ini juga akan membuat perusahaan manufaktur yang
bersangkutan hanya perlu membeli material (komponen/bahan baku) tersebut pada saat
dibutuhkan saja (mengestimasi).
Sehingga, cara tersebut bisa digunakan untuk menghindari kelebihan persedian material.
Mengurangi Waktu Tenggang (Lead Time)
Tujuan yang selanjutnya dari MRP adalah bisa membantu mengidentifikasikan jumlah dan
waktu material yang dibutuhkan sehingga pihak purchasing bisa melakukan tindakan yang
tepat khususnya untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan.
Maka dari itu, penggunaan sistem MRP juga dapat membantu untuk menghindari
keterlambatan produksi yang umumnya disebabkan oleh masalah kekurangan material.
Komitmen Pengiriman Realistis ke Pelanggan
Perusahaan yang menggunakan sistem MRP, maka mereka bisa menginformasikan dengan
cepat dari pihak produksi ke bagian pengiriman barang sehingga bisa mengestimasi
kemungkinan waktu pengirimannya.
Meningkatkan Efisiensi Operasi
Tujuan berikutnya dari MRP adalah bisa membantu setiap unit kerja agar selalu terkoordinasi
dengan baik. Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi kegiatan
operasionalnya ketimbang perusahaan yang tidak menerapkan sistem MRP.
Sistem MRP (Material Requirement Plan)
Seperti sistem pada umumnya, tentu terdapat INPUT dan OUTPUT. input dan output yang
ada pada sistem MRP adalah:
Input:
 Master Production Schedule (MPS)
 Jadwal Produksi Induk
 Inventory Status File
 Bill of Materials (BOM)
Output:
 Order Release Requirement (kebutuhan material yang akan dipesan)
 Order Scheduling (jadwal pemesanan material)
 Planned Order (rencana pesan di masa yang akan datang). Agar lebih mudah
dipahami, intip bagan dari 3 INPUT penting yang ada pada Material Requirement
Planning (MRP).

Prosedur Sistem MRP


Sebenarnya, dalam proses menganalisis MRP bisa dilakukan dengan dua cara, yakni manual
maupun dengan bantuan suatu program (software).
Berikut empat langkah dasar prosedur sistem MRP yang bisa kamu terapkan:
Proses Netting
Pertama ada proses netting, yang merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumlah
kebutuhan bersih.
Di mana nilainya adalah selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan (yang ada
dalam persediaan dan yang sedang dipesan atau tinggal menunggu jadwal penerimaan).
Proses Lotting
Proses yang kedua adalah lotting atau lot sizing, yang merupakan teknik guna menentukan
besarnya kuantitas pesanan, yang optimal untuk setiap item bahan atau material.
Di sini, proses lotting sangat berperan penting dalam perencanaan kebutuhan bahan, terutama
pada perusahaan yang memiliki keterbatasan fasilitas atau ruang.
Selanjutnya, ukuran lot dikaitkan dengan besarnya ongkos-ongkos persediaan, sebut saja
seperti ongkos pengadaan barang (ongkos setup), ongkos simpan, biaya modal, dan harga
barang itu sendiri.
Proses Offsetting
Yang ketiga ada proses offsetting, yang berguna untuk menentukan waktu dilakukannya
kegiatan pemesanan sehingga upaya untuk memenuhi tingkat kebutuhan bersih bisa segera
tercapai.
Proses Explosion
Proses yang terakhir adalah explosion yang merupakan sebuah perhitungan kebutuhan tiap
item, di mana perhitungannya menilai tingkat yang lebih rendah dari struktur produk yang
tersedia.
Perhitungan ini juga didasarkan atas rencana pemesanan yang sebelumnya telah disusun pada
proses offsetting.
Kesimpulan
Nah, itu dia beberapa informasi mengenai MRP atau material requirement planning yang
intinya merupakan sebuah metode yang efektif untuk menggenjot produktivitas perusahaan
manufaktur.
Bahkan, semenjak tahun 1964, sistem MRP ini berhasil diintegrasikan ke berbagai aspek
perusahaan dengan tujuan utama untuk memudahkan perusahaan dalam menyusun rencana
produksi.
Sehingga, sampai pada saat ini sistem MRP tetap menjadi bagian penting dari perusahaan
manufaktur.
Seperti yang diketahui, dalam penyusunan MRP ini perusahaan bisa menggunakan cara
manual dan menggunakan software manufaktur.
Agar kegiatan penyusunan MRP lebih mudah dan cepat, sebaiknya
gunakan software ketimbang harus mengelolanya secara manual.
Untuk mengatasi hal ini, Anda dapat menggunakan software akuntansi modern seperti
MASERP. MASERP dapat dicustom sesuai dengan bisnis flow perusahaan dan memiliki fitur
yang lebih lengkap dibandingkan sistem MRP.

Anda mungkin juga menyukai