OLEH:
KELOMPOK 9
NAMA NIM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
1. Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik
Computer-Aided Design
Computer-Aided Manufacturing
2
dari database rancangan. Sebagian mesin produksi memiliki built-in
microprocessos, dan sebagian dikendalikan oleh computer mini. Satu computer
mini dapat mengendalikan beberapa mesin produksi sekaligus.
Sebagian besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi
dapat berjalan lebih cepat dan presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja
manusia yang mengendalikan. Posisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih sedikit
bagian yang cacat dan terbuang.
Robotik
3
saldo turun menjadi nol, persediaan yang dipesan tiba dari pemasok, dan saldo
kembali ke titik puncaknya dan siklus diulangi berkali-kali.
Bagian A menggambarkan suatu situasi ideal persediaan yang dipesan tiba tepat
saat terjadi kondisi kehabisan persediaan. Perusahaan mengantisipasu kehabisan
persediaan dan melakukan pesanan pada pemasok ketika saldo mencapau titik
pemesanan kembali. Jumlah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi
pesanan disebut lead time. Sebagai ukuran berjaga-jaga maka disiapkan safety
stock yang digambarkan pada bagian B.
𝑅 = 𝐿𝑈 + 𝑆
4
Material Requirment Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif.
Daripada hanya menunggu hingga saat memesan, MRP melihat ke depan dan
mengidentifikasikan material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal
diperlukan.
5
tidak tersedia. Juga, dengan mengetahui kebutuhan material di masa depan, pembeli
dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok dan mendapat rabat.
Manfaan MRP II
6
Pelayanan pelanggan yang meningkat. Kemampuan perusahaan untuk
memenuhi tanggal pengiriman yang dijanjikan dapat ditingkatkan, dan
tersedia peluang untuk kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
Semangat kerja pegawai meningkat. Para pegawai dapatmemperoleh
keyakinan dalam sistem, yang menghasilkan koordinasi dan komunikasi
antar departemen yang lebih baik.
Informasi manajemen yang lebih baik. Manajeme dapat menggunakan
output sistem untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai
sistem produksi fisik dan untuk mengukur kinerja sistem itu. Selain itu,
eksekutif dan manjer perusahaan dari semua area fungsional dapat membuat
perencanaan jangka panjang yang lebih baik.
Pendekatan ini menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan
menjadwalkan maerial agar tiba di stasiun kerja “tepat pada waktunya” (just in
time). JIT mencoba meminimumkan biaya persediaan dengan memproduksi pada
jumlah yang lebih sedikit. Unit kerja akan bergerak dari satu stasiun ke stasiun kerja
lainnya hingga barang selesai diproses.
Waktu adalah kunci sistem JIT. Pasokan bahan baku tiba dari pemasok tepat
sebelum produksi dijadwalkan untuk mulia. Bahan baku mulai memasuki jalur
prakitan. Pekerja pertama menyelesaikan langkah produksi pertama dan
menyisihkan barang itu. Pekerja selanjutnya memungut barang tersebut dan
melakukan proses kedua. Proses ini terus berlanjut dari satu langkah produksi ke
langkah berikutnya.
7
3. Model Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem Input
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan
operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasoknya.
Subsistem Industrial Engineering, menyerupai subsistem
penelitian pemasaran karena terutama terdiri dari proyek-proyek
pengumpulan data khusus. Dua subsistem itu berbeda karena
subsistem industrial engineering mengumpulkan data dari dalam
perusahaan bukannya dari lingkungan.
Subsistem Intelijen Manufaktur, mengumpulkan data dari
lingkungan. Pemasok dan serikat pekerja merupakan tanggung
jawab khusus manufaktur.
Subsistem Output
Subsistem Produksi : mengukur proses dalam hal waktu.
Subsistem Persediaan : mengukur volume aktivitas produksi saat
persediaan diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses
dan akhirnya barang jadi.
8
Subsistem Kualitas : mengukur kualitas material saat material
tersebut diubah.
Subsistem Biaya : mengukur biaya yang terjadi dalam proses
produksi.
9
Subsistem Intelijen Manufaktur
Informasi Pekerja
Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan par pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih
untuk berserikat, suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik
perusahaan maupun serikat. Informasi yang menjelaskan kinerja aktual dari
kedua pihak harus dikumpulkan sehingga manajemen dapat memastikan
bahwa syarat-syarat dalam kontrak terpenuhi
Gambar C. 6 menunjukkan bahwa sistem formal maupun informal
digunakan untuk menciptakan arus infomiasi pekerja .
Sistem Formal
Manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber
daya manusia. Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi
dari berbagai elemen lingkungan dan menghubungi pelamar. Setelah para
pelamar diseleksi, data pelamar dikirimkan ke manajemen manufaktur. Jika
seorang pelamar dipekerjakan, informasi pekerja dimasukkan ke dalam
database sistem informasi sumber daya manusia (HRIS) dan juga ke dalam
file Gaji. Arus informasi formal, yang merinci seberapa jauh syarat-syarat
kontrak serikat diikuti, dapat pula menghubungkan manajemen manufaktur
dan manajemen tingkat atas.
Sistem Informal
Arus informasi antara pekerja dan manajemen manufaktur sebagian
besar bersifat informal. Arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan
penyelia mereka Terdapat juga hubungan komunikasi informal antara para
pejabat serikat departemen hubungan industrial, dan manajemen tingkat
atas. Berbagai kelompok ini bekerja sama menyelesaikan permasalahan
perburuhan.
Informasi Pemasok
10
Sebagian besar departemen pembelian memiliki beberapa pembeli
yang mengkhususkan diri dalam memperoleh material kelas tertentu.
Pemilihan pemasok terbaik merupakan elemen kunci dalam mencapai
efisiensi dan kualitas produksi. Material yang dipesan harus tiba sesuai
jadwal dan dengan tingkat kualitas yang diharapkan.
Pemasok dipilih melalui suatu proses seleksi, dan setelah satu
pemasok dipilih, pembeli terus memantau kemampuan pemasok. Data
dipelihara di dalam database yang menjelaskan setiap pemasok.
11
1) Subsistem Produksi
12
Pada contoh ini manajemen manufaktur menentukan bahwa kemampuan
untuk bertanya pada database untuk mempelajari status pekerjaan aan
bermanfaat dalam memecahkan berbagai macam masalah produksi.
Kemampuan bertanya disediakan oleh perangkat lunak manajemen
database.
2) Subsistem Persediaan
Tingkat suatu barang tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dipesan dari pemasok setiap kalinya. Tingkat persediaan rata-rata dapat
diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.
Biaya Pemeliharaan
13
Biaya Pembelian
Kuantitas ekonomis lain dapat digunakan untuk persediaan barang jadi. Ini
adalah kuantitas manufaktur ekonomis (economic manufacturing quantity), atau
EMQ, juga disebut ukuran lot ekonomis. EMQ menyeimbangkan biaya
menyimpan persediaan dengan biaya ketidakefisien produksi. EMQ digunakan
untuk memesan pengisian kembali persediaan dari fungsi manufaktur perusahaan
sendiri.
14
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam
bentuk pengurangan biaya persediaan.
3) Subsistem Kualitas
15
Pokok-pokok ini menangkap ide-ide yang telah disumbangkan oleh Deming
dan para pakar kualitas lain selama paruh kedua abad dua puluh, saat para
pelanggan dunia menjadi sadar kualitas.
Dalam dunia bisnis sekarang ini, TQM menyediakan kerangka kerja bagi
semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kualitas. Dalam kerangka
ini, subsistem kualitas menyediakan bagi manajer informasi yang mengungkapkan
16
seberapa jauh produk perusahaan mencapai sasaran kualitas. Data yang digunakan
memproduksi informasi ini berasal dari subsistem input dan subsistem output.
4) Subsistem Biaya
Program pengendalian biaya yang relatif efektif dibangun bedasrakan dua unsur
kunci:
17
Para eksekutif, termasuk wakil presiden direktur manufaktur, menerima
informasi dari semua subsistem output. Superintendent Pabrik juga menggunakan
ikhtisar output yang menjelaskan operasi.
Titik penting yang perlu diingat adalah kenyataan bahwa sistem informasi
manufaktur menyediakan informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.
Tabel C.1
18
Simpulan :
19
Manajemen menggunakan subsitem produksi untuk membangun fasilitas
produk dan mengoperasikan fasilitas yang ada. Subsistem persediaan menggunakan
rumus untuk memprogram dua keputusan penting mengenai saat memesan dan
jumlahnya. Subsistem kualitas menggunakan kombinasi standar kualitas, informasi
umpan bali, dan pemeriksaan pemgendalian kualitas untuk mencapai kualitas tinggi
yang diperlukan untuk menghadapi persaingan internasional. Subsistem biaya juga
membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif dengan menyediakan informasi
yang memungkinkan manajemen menjadi biaya produksi tetap rendah.
20
DAFTAR PUSTAKA
21