Anda di halaman 1dari 21

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR”

OLEH:

KELOMPOK 9

NAMA NIM

LUH ADE KUSUMA YANTI 1607532004

A.A. ISTRI SYANIA VIHIRA NANDA 1607532006

IDA AYU SANTI DHARMASTRI 1607532027

NI KADEK ELMA KARDIYANTI 1607532028

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNID

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

1
1. Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Fisik

Telah banyak yang dicapai dalam penggunaan mesin yang dikendalikan


computer di area produksi. Mesin-mesin ini dapat melakukan tugas yang semula
dilakukan oleh para pekerja. Mesin-mesin ini berbiaya lebih murah daripada para
pekerja dan mampu berkinerja lebih baik dalam beberapa hal. Usaha untuk
mengotomatisasi pabrik awalnya mendapat tentangan dari serikat buruh. Namun,
lambat laun, tentangan ini berkurang karena semakin jelas bahwa suatu
perusahaan harus memanfaatkan teknologi computer jika ingin bertahan dalam
pasar dunia.

Computer-Aided Design

Computer-aided design (CAD), yang semakin sering disebut computer-


aided engineering (CAE), melibatkan penggunaan computer untuk membantu
rancangan produk yang akan dimanufaktur. CAD pertama-tama muncul dalam
industri dirgantara sekitar tahun 1960-an dan kemudian diadopsi oleh pembuat
mobil. CAD kemudian digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur
rumit seperti bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil.

Seorang insinyur desain dapat menggunakan terminal CRT yang


diperlengkapi dengan light pen khusus yang digunakan untuk input. Perangkat
lunak CAD memperbaiki gambar dengan menghaluskan dan meluruskan garis.
Setelah rancangan itu dimasukkan ke dalam computer, insinyur tersebut dapat
menempatkan rancangan itu pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik-titik
lemah. Perangkat lunak CAD bahkan dapat membuat bagian-bagian tersebut
bergerak seperti sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai, perangkat lunak
CAD dapat menyiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk memproduksi
produk itu. Spesifikasi ini disimpan dalam database rancangan.

Computer-Aided Manufacturing

Computer-aided manufacturing (CAM) adalah penerapan computer dalam


proses produksi . mesin produksi khusus yang dikendalikan computer seperti bor
dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh

2
dari database rancangan. Sebagian mesin produksi memiliki built-in
microprocessos, dan sebagian dikendalikan oleh computer mini. Satu computer
mini dapat mengendalikan beberapa mesin produksi sekaligus.

Sebagian besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi
dapat berjalan lebih cepat dan presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja
manusia yang mengendalikan. Posisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih sedikit
bagian yang cacat dan terbuang.

Robotik

Penerapan computer yang lain dalam pabrik adalah robotic. Robotik


melibatkan penggunaan robot industrial (industrial robots-IR), alat yang secara
otomatis melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur. Robot
industrial diperkenalkan dalam industry mobil sekitar tahun 1974 dan, seperti CAD
dan CAM, menyebar ke banyak industri lain. Aplikasi robotic yang popular adalah
pengisian bahan baku ke dalam peralatan mesin yang diotomatisasi oleh CAM.

Robot memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai


tingkat kualitas yang tinggi, tetapi mereka juga melaksanakan pekerjaan yang
berbahaya seperti bekerja di area yang suhunya sangat tinggi.

2. Komputer Sebagai Bagian Dari Sistem Informasi

Sistem Titik Pemesanan Kembali


Pendekatan paling sederhana adalah pendekatan relatif, yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi.Tingkat barang yang berfungsi sebagai
pemicu disebut titik pemesanan kembali (reorder point-ROP), dan sistem yang
mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem
titik pemesanan kembali.
Gambar berikut merupakan diagram kegiatan suatu jenis persediaan dari waktu
ke waktu. Bentuk gigi gergaji menggambarkan bagaimana persediaan berangsur
berkurang kemudian diisi kembali sekaligus. Menurut diagram itu, segera setelah

3
saldo turun menjadi nol, persediaan yang dipesan tiba dari pemasok, dan saldo
kembali ke titik puncaknya dan siklus diulangi berkali-kali.
Bagian A menggambarkan suatu situasi ideal persediaan yang dipesan tiba tepat
saat terjadi kondisi kehabisan persediaan. Perusahaan mengantisipasu kehabisan
persediaan dan melakukan pesanan pada pemasok ketika saldo mencapau titik
pemesanan kembali. Jumlah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi
pesanan disebut lead time. Sebagai ukuran berjaga-jaga maka disiapkan safety
stock yang digambarkan pada bagian B.

Rumus Titik Pemesanan Kembali

𝑅 = 𝐿𝑈 + 𝑆

Dimana, R = Titik Pemesanan Kembali


L = Lead Time Pemasok (dalam hari)
U = Tingkat Pemakaian (jumlah unit yang digunakan atau terjual per
hari)
S = Tingkat Safety Stock (dalam unit)

Material Requirment Planning

4
Material Requirment Planning (MRP) adalah suatu strategi material proaktif.
Daripada hanya menunggu hingga saat memesan, MRP melihat ke depan dan
mengidentifikasikan material yang akan diperlukan, jumlahnya, dan tanggal
diperlukan.

1. Sistem penjadwalan produksi menggunakan 4 file data dalam


menyiapkan master production schedule mencakup file pesanan pelanggan,
file peramalan penjualan, file persediaan barang jadi dan file kapasitas
produksi.
2. Sistem Material Requirments Planning menentukan berapa baanyak
material yang diperlukan untuk memproduksi jumlah unit yang diinginkan.
3. Sistem Capacity Requirments Planning bekerja berhubungan dengan
sistem Material Requirments Planning untuk memastikan bahwa produksi
terjadwal sesuai dengan kapasitas pabrik. Kedua sistem ini akan
menghasilkan output utama berupa jadwal pesanan terencana yang
mendaftarkan jumlah kebutuhan tiap material.
4. Sistem Pelepasan Pesanan (order release system) menggunakan jadwal
pesanan terencana untuk input dan mencetak suatu laporan pelepasan
pesanan.

MRP memungkinkan perusahaan mengelola materialnya secara lebih baik.


Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh
menunggu sehingga menit terakhir dan menyadari bahwa persediaan yang dipesan

5
tidak tersedia. Juga, dengan mengetahui kebutuhan material di masa depan, pembeli
dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok dan mendapat rabat.

Manufacturing Resource Planning (MRP II)

Sistem MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufakturing yang


berhubungan dengan manajemen material dan CBIS lain. MRP II juga bertukar data
dengan subsistem informasi akuntansi yang terlibat dalam arus material pemasukan
pesanan, penagihan, piutang dagang, pembelian, penerimaan, hutang dagang, dan
buku besar.

Manfaan MRP II

 Penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Pengurangan dapat


diperkirakan terjadi dalam persediaan barang dalam proses barang jadi,
peralatan pabrik dapat dimanfaatkan lebih baik, antrian di pusat-pusat kerja
dapat ditemukan, dan pemeliharaan peralatan dapat dijadwalkan dengan
lebih baik.
 Perencanaan prioritas yang lebih baik. Jumlah waktu yang diperlukan
untuk menmpatkan pekerjaan ke dalam produksi dapat dikurangi, dan
jadwal produksi dapat lebih mudah dimodifikasi untuk mencerminkan
perubahan kebutuhan pelanggan.

6
 Pelayanan pelanggan yang meningkat. Kemampuan perusahaan untuk
memenuhi tanggal pengiriman yang dijanjikan dapat ditingkatkan, dan
tersedia peluang untuk kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
 Semangat kerja pegawai meningkat. Para pegawai dapatmemperoleh
keyakinan dalam sistem, yang menghasilkan koordinasi dan komunikasi
antar departemen yang lebih baik.
 Informasi manajemen yang lebih baik. Manajeme dapat menggunakan
output sistem untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai
sistem produksi fisik dan untuk mengukur kinerja sistem itu. Selain itu,
eksekutif dan manjer perusahaan dari semua area fungsional dapat membuat
perencanaan jangka panjang yang lebih baik.

Pendekatan Just In Time (JIT)

Pendekatan ini menjaga arus material melalui pabrik hingga minimum dengan
menjadwalkan maerial agar tiba di stasiun kerja “tepat pada waktunya” (just in
time). JIT mencoba meminimumkan biaya persediaan dengan memproduksi pada
jumlah yang lebih sedikit. Unit kerja akan bergerak dari satu stasiun ke stasiun kerja
lainnya hingga barang selesai diproses.
Waktu adalah kunci sistem JIT. Pasokan bahan baku tiba dari pemasok tepat
sebelum produksi dijadwalkan untuk mulia. Bahan baku mulai memasuki jalur
prakitan. Pekerja pertama menyelesaikan langkah produksi pertama dan
menyisihkan barang itu. Pekerja selanjutnya memungut barang tersebut dan
melakukan proses kedua. Proses ini terus berlanjut dari satu langkah produksi ke
langkah berikutnya.

7
3. Model Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi computer dalam area


manufaktur sebagai sistem konseptual.

 Subsistem Input
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan
operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi
perusahaan dengan pemasoknya.
 Subsistem Industrial Engineering, menyerupai subsistem
penelitian pemasaran karena terutama terdiri dari proyek-proyek
pengumpulan data khusus. Dua subsistem itu berbeda karena
subsistem industrial engineering mengumpulkan data dari dalam
perusahaan bukannya dari lingkungan.
 Subsistem Intelijen Manufaktur, mengumpulkan data dari
lingkungan. Pemasok dan serikat pekerja merupakan tanggung
jawab khusus manufaktur.
 Subsistem Output
 Subsistem Produksi : mengukur proses dalam hal waktu.
 Subsistem Persediaan : mengukur volume aktivitas produksi saat
persediaan diubah dari bahan mentah menjadi barang dalam proses
dan akhirnya barang jadi.

8
 Subsistem Kualitas : mengukur kualitas material saat material
tersebut diubah.
 Subsistem Biaya : mengukur biaya yang terjadi dalam proses
produksi.

Sistem Informasi Akuntansi

Tugas pengumpulan data yang menjelaskan operasi produksi paling baik


dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Media tersebut
paling sering berbentuk dokumen dengan bar codes yang dapat dibaca secara optis.
Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik,
dan kartu elastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis
Setelah dibaca, data tersebut ditransmisikan ke komputer pusat untuk memperbarui
database sehingga mencerminkan status terkini sistem fisik.

Melalui pelaporan kerja dan kehadiran, sistem pengumpulan data mencatat


setiap tindakan produksi yang penting. Manajemen manufaktur menggunakan
database yang kaya ini untuk memantau kegiatan seluruh sistem produksi

Subsistem Industrial Engineering

Industrial engineering (IE) merupakan analis sistem yang terlatih khusus


yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. IE
mengkhususkan diri dalam rancangan dan operasi sistem fisik tetapi juga
memahami sistem konseptual. IE dapat merupakan seorang anggota tim proyek
yang mengembangkan sistem pengumpulan data dan tiap subsistem output.

Bagian penting dari kerja IE melibatkan'pengaturan standar produksi-suatu


unsur penting dalam menerapkan management by exception di area manufaktur. IE
menetapkan standar dengan mempelajari proses produksi untuk menentukan berapa
lama waktu yang harus dihabiskan. Standar itu disimpan didalam database dan
dibandingkan dengan kinerja aktual yang disediakan oleh SIA. Penyimpangan yang
cukup besar dilaporkan ke manajemen.

9
Subsistem Intelijen Manufaktur

Subsistem intelijen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui


perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.

 Informasi Pekerja
Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan par pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih
untuk berserikat, suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik
perusahaan maupun serikat. Informasi yang menjelaskan kinerja aktual dari
kedua pihak harus dikumpulkan sehingga manajemen dapat memastikan
bahwa syarat-syarat dalam kontrak terpenuhi
Gambar C. 6 menunjukkan bahwa sistem formal maupun informal
digunakan untuk menciptakan arus infomiasi pekerja .
 Sistem Formal
Manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber
daya manusia. Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi
dari berbagai elemen lingkungan dan menghubungi pelamar. Setelah para
pelamar diseleksi, data pelamar dikirimkan ke manajemen manufaktur. Jika
seorang pelamar dipekerjakan, informasi pekerja dimasukkan ke dalam
database sistem informasi sumber daya manusia (HRIS) dan juga ke dalam
file Gaji. Arus informasi formal, yang merinci seberapa jauh syarat-syarat
kontrak serikat diikuti, dapat pula menghubungkan manajemen manufaktur
dan manajemen tingkat atas.
 Sistem Informal
Arus informasi antara pekerja dan manajemen manufaktur sebagian
besar bersifat informal. Arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan
penyelia mereka Terdapat juga hubungan komunikasi informal antara para
pejabat serikat departemen hubungan industrial, dan manajemen tingkat
atas. Berbagai kelompok ini bekerja sama menyelesaikan permasalahan
perburuhan.
 Informasi Pemasok

10
Sebagian besar departemen pembelian memiliki beberapa pembeli
yang mengkhususkan diri dalam memperoleh material kelas tertentu.
Pemilihan pemasok terbaik merupakan elemen kunci dalam mencapai
efisiensi dan kualitas produksi. Material yang dipesan harus tiba sesuai
jadwal dan dengan tingkat kualitas yang diharapkan.
Pemasok dipilih melalui suatu proses seleksi, dan setelah satu
pemasok dipilih, pembeli terus memantau kemampuan pemasok. Data
dipelihara di dalam database yang menjelaskan setiap pemasok.

 Input pemasok tersedia ketika wiraniaga pemasok menelepon pembeli


dan memberikan manual dan katalog. Pembeli perusahaan juga
menghubungi pemasok melalui telepon untuk menanyakan pertanyaan
tertentu. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerapkan SDN,
videotext, atau perangkat lunak workgroup computing yang menyatukan
multimedia. Dan setiap kali suatu perusahaan mendapatkan material
dari pemasok. sistem informasi akuntansi menciptakan suatu catatan
dari transaksi tersebut.
 Input pengendalian kualitas terdin' dari data yang disediakan oleh
pemeriksa kualitas saat material melewati proses produksi.
 Input pelayanan pelanggan merupakan tanggung jawab fungsi
pemasaran. Unit pelayanan pelanggan menyediakan infomasi sebagai
hasil dari perbaikan dan penggantian, dan juga survey atas kepuasan
pelanggan.
 Catatan pemasok lengkap menyediakan suatu analisis mengenai
organisasi pemasok maupun kinerja materialnya dari penerimaan
hingga pemakaian produk akhir.

Ini mengakhiri pembahasan mengenai cara pemasukan data ke dalam sistem


informasi manufaktur melalui tiga subsistem input. Pembahasan selanjutnya akan
berkaitan dengan subsistem output.

11
1) Subsistem Produksi

Sebagai suatu contoh cara subsistem produk menelusuri arus suatu


pekerjaan, anggaplah bahwa suatu perusahaan membuat senter sepeda-jenis yang
diikatkan pada kaki anda sehingga sinarnya naik turun saat Anda mengayuh pedal.
Lensa jernih yang terpasang di depan memberikan cahaya ke depan, dan lensa
merah di belakang memperingatkan kendaraan bermotor di belakang.

Senter ini dirakit dari beberapa bagian. Daftar bagian-bagian tersebut


disebut bill of material. Proses merakit senter sesuai dengan arus produksi yang
digambarkan dalam Gambar C.9. Industrial engineer telah menentukan bahwa
pekerjaan dapat dilakukan pada dua arus secara serentak untuk mengurangi waktu
produksi. Satu arus untuk merakit silinder, yang digambarkan oleh sejumlah
lingkaran berlabel Langkah 1 sampai Langkah 4. Arus yang lain untuk kepala senter
itu dan digambarkan oleh kotak-kotak yang berlabel Langkah 5 sampai Langkah 8.
Pada Langkah 9 rakitan kepala ditempelkan ke rakitan silinder dan hasilnya adalah
senter yang telah jadi.

Jadwal produksi menentukan kapan langkah-langkah proses produksi


akan dilakukan. Di sebelah kiri tercetak tanggal dan waktu pengeluaran tiap bagian
dari persediaan bahan baku. Ketika bagian-bagian itu dikeluarkan, mereka
ditransportasikan ke area produksi untuk dipakai. Sembilan langkah produksi
didaftarkan di tengah, beserta tanggal dan waktu mulai masing-masing. Tanggal
dan waktu penyelesaian yang diharapkan di sebelah kanan dihitung dari standar
produksi yang disediakan oleh subsistem rekayasa industri dan SIA.

Saat pekerjaan dilakukan, pekerja menggunakan terminal pengumpulan


data untuk nencatat waktu mulai dan selesai setiap langkah. Data terminal
mencerminkan tanggal dan waktu penyelesaian aktual, yang dapat dibandingkan
dengan angka-angka yang direncanakan. Subsistem produksi menyediakan
gambaran bagi manajemen tidak hanya rencana-rencana reduksi tetapi juga status
saat ini. Manajer yang ingin menentukan status dari suatu pekerjaan dapat bertanya
(query) pada database dan memperoleh suatu tampilan seperti yang tampak pada
gambar C.11 .

12
 Pada contoh ini manajemen manufaktur menentukan bahwa kemampuan
untuk bertanya pada database untuk mempelajari status pekerjaan aan
bermanfaat dalam memecahkan berbagai macam masalah produksi.
Kemampuan bertanya disediakan oleh perangkat lunak manajemen
database.

2) Subsistem Persediaan

Manajemen manufaktur selalu bertanggung jawab atas persediaan bahan


baku dan barang dalam proses. Dalam banyak kasus, pemasaran bertanggung jawab
atas persediaan barang jadi.

Pentingnya Tingkat Persediaan

Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan


investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan tidak dapat digunakan
untuk hal-hal lain.

Tingkat suatu barang tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dipesan dari pemasok setiap kalinya. Tingkat persediaan rata-rata dapat
diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.

Biaya Pemeliharaan

Biaya tahunan menyimpan suatu persediaan tergantung pada jenis material


yang disimpan. Misalnya, perusahaan farmasi yang menyimpan produk obat dalam
ruang tertutup dengan keamanan ketat akan menanggung biaya yang sangat tinggi.
Suatu perusahaan pemasok lading minyak, sebaliknya, menangung biaya sangat
rendah karena menyimpan pipa besi di lapangan terbuka.

Biaya pemeliharaan, atau biaya penyimpanan (carrying cost), biasanya


dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang, dan biaya tersebut
mencakup factor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan
asuransi. Suatu karakteristik penting dari biaya pemeliharaan adalah kenyataan
bahwa biaya itu berbanding lurus dengan tingkat persediaan-semakin tinggi tingkat
persediaan, semakin tinggi tingkat biayanya.

13
Biaya Pembelian

Perusahaan berusaha meminimumkan biaya pemeliharaan dengan menjaga


agar tingkat persediannya rendah. Salah satu cara untuk melakukannya adalah
memesan dalam kuantitas kecil, dan ini mungkin akan selalu menjadi tujuan yang
baik jika biaya yang lain tidak meningkat seiring menurunya kuantitas pesanan.
Biaya yang meningkat ini adalah biaya pembelian, yang mencakup biaya-biaya
yang terjadi saat material di pesan-waktu pembeli, biaya telepon, biaya sekretaris,
biaya formulir pesanan pembelian, dan sebagainya.

Diperlukan suatu biaya yang tetap untuk menyiapkan satu pesanan


pembelian. Mngkin $100.000, tanpa memperhatikan jumlah unit yang dipesan.
Karena itu, semakin sedikit unit, semakin tinggi biaya pembelian per unit. Jika
perusahaan memesan satu unit setiap kali, biaya per unit adalah $100.000. Biaya ini
dapat dikurangi menjadi $50.000 per unit jika dua yang dipesan, menjadi $25.000
jika empat dipesan, dan seterusnya.

Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity)

Kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quantity), atau EOQ,


menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan pembelian serta mengidentifikasi biaya
kombinasi terendah. EOQ ditetapkan untuk tiap barang dalam persediaan bahan
baku dan disertakan sebagai suatu elemen data dalam catatan persediaan. EOQ
digunakan untuk memesan pengisian kembali persediaan dari pemasok.

Kuantitas Manufaktur Ekonomis

Kuantitas ekonomis lain dapat digunakan untuk persediaan barang jadi. Ini
adalah kuantitas manufaktur ekonomis (economic manufacturing quantity), atau
EMQ, juga disebut ukuran lot ekonomis. EMQ menyeimbangkan biaya
menyimpan persediaan dengan biaya ketidakefisien produksi. EMQ digunakan
untuk memesan pengisian kembali persediaan dari fungsi manufaktur perusahaan
sendiri.

Melalui penggunaan praktek manajemen persediaan ilmiah yang menyatuan


konsep seperti EOQ dan EMQ, subsisten persediaan dapat memampukan

14
perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam
bentuk pengurangan biaya persediaan.

3) Subsistem Kualitas

Suatu pandangan tentang kualitas yang paling sederhana, namun yang


menangkap pemikiran mutahir dalam bisnis, mendefinisikan kualitas sebagai
“kesesuaian dengan spesifikasi pelanggan” ide dasarnya, kualitas bukanlah
memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan perusahaan; sebaliknya kualitas
adalah memenuhi kriteria yang ditetapkan pelanggan.

Empat Belas Pokok Deming

Orang yang namanya menjadi sinonim dengan kualitas adalah W.Edwards


Deming, professor statistic di New Yor University tahun 1940-an yang pergi ke
Jepang untuk membantu negara tersebut membangkitkan kembali kemampuan
industrinya setelah Perang Dunia II. Sebagian besar keberhasilan yang dinikmati
Jepang sebagai kekuatan industry dapat dikaitkan pada pengaruh Deming. Ia
menjadi terkenal karena daftar rekomendasinya yang dikenal sebagai Empat Belas
Pokok. Ia percaya bahwa saran-saran ini seperti penggunaan statistic dan
penghilangan poster dan slogan tak bermakna merupakan kunci mencapai kualitas.

Thesis utama Deming adalah bahwa bukan pekerja yang menentukan


kualitas, tetapi manajemen.

Total Quality Management

Pendekatan menuju manajemen kualitas strategi yang mendapatkan paling


banyak perhatian saat ini adalah Total Quality Management (TQM), manajemen
kesluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk
dan jasa yang penting bagi pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM
adalah :

 Kualitas didefinisikan oleh pelanggan


 Kualitas dicapai oleh manajemen
 Kualitas adalah tanggungjawa seluruh perusahaan

15
Pokok-pokok ini menangkap ide-ide yang telah disumbangkan oleh Deming
dan para pakar kualitas lain selama paruh kedua abad dua puluh, saat para
pelanggan dunia menjadi sadar kualitas.

Elemen-Elemen Total Quality Management

TQM dianggap terdiri dari tiga elemen utama-filosofi, peralatan-peralatan


grafis dan peralatan-peralatan statistic.

Filosofi TQM menyadari pengaruh penting dari pelanggan. Perusahaan


menjalin hubungan dengan pelanggan dan pemasoknya, yang diperlukan bagi
proses produksi dan distribus. TQM didasarkan pada gagasan bahwa kualitas buruk
dapat dicegah. Program-program seperti zero defects yang berasal dari industry
peluru kendali selama awal 1960-am, mempelajari filosofi tersebut bahwa
mencegah kesalahan memang dapat dilakukan. Filosofi kualitas pada sumbernya
(quality at the source) menyadari bahwa para pekerja dapat berfungsi sebagai
pemeriksa kualitas mereka sendiri. Akhirnya, TQM mencakup usaha-usaha tindak
lanjut untuk emmastikan bahwa perbaikan-perbaikan terus berlangsung.

Dalam melaksanakan TQM, manajemen dapat menggunakan berbagai


bagan dan grafik untuk memenuhi aktivitas kualitas.

Ketika system pengendalian kualitas yang formal mula-mula diterapkan


dalam fungsi manufaktur, terdapat ketergantungan yang besar pada peralatan
statistic. Statistical Quality Control (SQC) adalah penggunaan teknik-teknik
matematika untuk menentukan apakah material dan proses berada dalam garis
pedoman kualitas. Yang paling banyak menggunakan SQC di area pabrik adalah
para pemeriksa kualitas dan para spesialis kuantitatif seperti managemet scientist
dan operation sesearch.

Bagaimana Subsistem Kualitas Mempengaruh Kualitas Produk

Dalam dunia bisnis sekarang ini, TQM menyediakan kerangka kerja bagi
semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan kualitas. Dalam kerangka
ini, subsistem kualitas menyediakan bagi manajer informasi yang mengungkapkan

16
seberapa jauh produk perusahaan mencapai sasaran kualitas. Data yang digunakan
memproduksi informasi ini berasal dari subsistem input dan subsistem output.

4) Subsistem Biaya

Subsistem biiaya dapat berisikan program-program yang menyiapkan


laporan periodik mampu khusus. Laporan periodik dapat dicetak dan dibagikan atau
dapat disimpan di dalam betuk yang telah disusun sebelumnya dalam database
diambil nanti.

Unsur-unsur dasar pengendalian biaya

Program pengendalian biaya yang relatif efektif dibangun bedasrakan dua unsur
kunci:

1) Standar kinerja yang baik


2) Sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadi.

Jaringan pengumpulan data dapat berkontribusi di kedua area. Jika pegawai


manufaktur (operator mesin, pemeriksa, mekanik pemeliharaan, dan lain-lain)
melaksanakan tugas mereka, mereka dapat menggunakan terminal pengumpulan
data untuk mencatat kegiatan sehingga manajemen manufaktur mengetahui apa
yang terjadi di pabrik. Data aktual ini dapat juga diakumulasikan dari waktu ke
waktu dan dikombinasikan dengan input lain, seperti dari industrial engineering,
untuk menetapkan standar dan menjaga kemuktahirannys.

4. Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur Oleh Manajer

Manajer Menggunakan Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi manufaktur digunakan baik dalam penciptaan maupun


dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif
perusahaan, manajer di area manufaktur, dan juga manajer di area lain. Penggunaan
ini ditunjukkan dalam Tabel C.1.

17
Para eksekutif, termasuk wakil presiden direktur manufaktur, menerima
informasi dari semua subsistem output. Superintendent Pabrik juga menggunakan
ikhtisar output yang menjelaskan operasi.

Manajer dalam pemasaran dan keuangan juga menggunakan output itu.


Pemasraan tertarik pada aspek produksi seperti biaya, kualitas, dan penyediaan
karena faktor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan
meiliki perhatian khusus pada subsistem produksi, karena digunakan untuk
membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.

Titik penting yang perlu diingat adalah kenyataan bahwa sistem informasi
manufaktur menyediakan informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.

Tabel C.1

Pengguna Sistem Informasi Manufaktur


Subsistem
Pengguna
Persediaan Kualitan Produksi Biaya
Wakil Presiden Direktur Manufaktur X X X X
Eksekutif Lain X X X X
Pengawas Pabrik X X X X
Manajer Perencanaan dan Pengendalian X X
Manajer Rekayasa X X X
Manajer Pengendalian Mutu X
Direktur Pembelian X X X
Manajer Pengendalian Persedian X
Manajer Lain X X X X

18
Simpulan :

Manajer manufaktur telah menerapkan komputer dalam dua cara dasar :


sebagai sistem fisik dan sebagai sisteminformasi. CAD, CAM, dan robotik
digunakan dalam sistem produksi fisik untuk melaksanakan tugas secara lebih baik
dan mengurangi biaya.

Aplikasi komputer sebagai suatu sistem konseptual dalam area manufaktur


dimulai dengan persediaan. Sistem pertama menyatukan pendekatan titik
pemesanan kembali, tetapi rancangan ini digantikan oleh konsep MRP yang lebih
proaktif. Singkatan MRP awalnya berarti material requirements planning.
Kemudian konsep itu diperluas untuk berintegrasi dengan sistem lain di seluruh
perusahaan, dan istilah itu diubah menjadi manufakturing present resource
planning, atau MRP II.

Selama tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan menerima strategi produksi


baru-pendektan just-in-time. JIT merupakan suatu konsep yang revolusioner dalam
dua hal. Pertama, JIT berlawanan dengan filosofi produksi masal yang telah lama
dihargai. Kedua, JIT tidak menekankan kemampuan komunikas teknologi
komputer dengan menggunakan sinyal-sinyal fisik.

Sekarangsetelah JIT tidak lagi baru, perusahaan-perusahaan sadar bahwa


mereka tidak semua harus meninggalkan sistem MRP. Sebagian perusahaan dapat
memperoleh manfaat lebih dari JIT, dan segian dari MRP. Sebagian
mengintegrasikan JIT ke dalam MRP.

Sistem informasi manufaktur terdiri dari subsistem inout, database, dan


subsistem output. Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern, sering
dengan menggunakan terminal penggumpulan data, dan menggumpulkan data
lingkungan sebbagai hasil dari transaksi dengan pemasok. Subsistem industrial
engineering mengumpulkan informasi intern yang berhubungan dengan sistem
produksi fisik. Subsistem intelijen manufaktur mengumpulkan data lingkungan
yang menjelaskan serikat pekerja dan pemasok.

19
Manajemen menggunakan subsitem produksi untuk membangun fasilitas
produk dan mengoperasikan fasilitas yang ada. Subsistem persediaan menggunakan
rumus untuk memprogram dua keputusan penting mengenai saat memesan dan
jumlahnya. Subsistem kualitas menggunakan kombinasi standar kualitas, informasi
umpan bali, dan pemeriksaan pemgendalian kualitas untuk mencapai kualitas tinggi
yang diperlukan untuk menghadapi persaingan internasional. Subsistem biaya juga
membantu dalam mencapai keunggulan kompetitif dengan menyediakan informasi
yang memungkinkan manajemen menjadi biaya produksi tetap rendah.

Sistem informasi manufaktur merupakan suatu penerapan teknologi


informasi dalam produksi yang mantap, tetapi itu hanya satu dimensi dari pengguna
komputer. CIM adalah suatu filosofi manajemen yang diarahkan pada
pengintegrasinya semua sistem informasi berbasis komputer terpisah ditanbah
otomatis pabrik. Mencapai CIM akan menjadi tantangan yang sulit bagi para
manajer, industrial engineer, dan spesialis informasi saat kita mendekati tahun
2000.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mcleod, Raymond dan Schell.2007. Sistem Informasi Manajemen.EDISI 8

21

Anda mungkin juga menyukai