Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.

2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

ANALISIS PERENCANAAN PERSEDIAAN BATUBARA FX DENGAN


METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

MUHAMMAD ARIEF1, SUPRIYADI2 dan DADI CAHYADI3


, E-mail: arief72gar@gmail.com1, supriyadimti@gmail.com2, dadicahyadi2012@gmail.com3
Program Studi Teknik Industri, Universitas Serang Raya, Jalan Raya Serang, Cilegon KM. 5
Taman Drangong Serang, Drangong, Kec. Serang, Kota Serang, Banten 42116, Indonesia

Diterima: 29 09 2017 Disetujui: 06 11 2017 Dipublikasi: 30 11 2017

ABSTRAK

Suatu perusahaan sering kali mengalami kesulitan dalam pengendalian bahan baku, diantaranya adalah persediaan yang
terlalu banyak atau terlalu sedikit. Untuk menghindari masalah tersebut perlu dibuat suatu pemecahan masalah.
Perencanaan kebutuhan material dibuat agar dalam pelaksanaan pekerjaan, penggunaan material menjadi efisien dan
efektif sehingga tidak terjadi masalah karena kekosongan material pada saat dibutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk merencanakan dan mengendalikan bahan baku dan pemilihan supplier dengan metode Material Requirement
Planning (MRP). Perencanaan kebutuhan bahan (Material Requirement Planning) adalah suatu metode untuk menentukan
waktu dan kuantitas bahan atau komponen yang diperlukan.. Hasil yang didapatkan dari perhitungan dengan metode MRP,
didapatkan metode yang paling baik digunakan adalah metode Fix Period Requirement (FPR), karena dari perhitungan
metode Fix Period Requirement didapatkan total biaya yang paling kecil yaitu sebesar Rp.18,722,190,090,-. Dengan
menggunakan FPR diperoleh keuntungan sekitar Rp. 6.096.088.915,00 atau sekitar 25% lebih hemat dibandingkan dengan
metode yang diterapkan perusahaan.

Kata kunci: Perencanaan, Material Requirement Planning, dan Fix Period Requirement

ABSTRACT

A company has often difficulty in controlling raw materials, such as too much or too little inventory. To avoid these
problems need to be made a problem solving. Material requirements planning is intended for the implementation of the
work, the materials are used efficient and effective so that no problem occurs due to unavailability of material when needed.
The purpose of this research is to plan and control raw material and supplier selection by Material Requirement Planning
(MRP) method. Material Requirement Planning is a method to determine the time and quantity of materials or components
required.. The result obtained by doing the calculation by MRP method, get the best method used is Fix Period Requirement
(FPR) method because the calculation of Fix Period Requirement method got the lowest total cost that is equal to
Rp.18,722,190,090, -, compared with method another. By using FPR obtained a profit of about Rp. 6.096.088.915,00 or
about 25% compared to the method applied company.

Keywords: Planning, Material Requirement Planning, and Fix Period Requirement

1. PENDAHULUAN produksinya. Sistem perencanaan yang baik akan


membantu perusahaan dalam mengelola kegiatan
Perkembangan dunia industri membuat produksi, menekan biaya produksi, dan
perusahaan mengoptimalkan sistem perencanaan

Page | 53
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

mengefektifkan hasil produk sehingga dapat 48.177.108,00 tanpa adanya stock pengaman (safety
menghasilkan harga jual yang kompetitif. stock) di gudang.
Salah satu hal yang mempengaruhi biaya Batubara merupakan bagian dari bahan baku
kegiatan produksi adalah biaya persediaan bahan yang digunakan dalam produksi baja. Penggunaan
baku. Perencanaan persediaan mempunyai peranan batubara yang besar memerlukan perencanaan
penting dalam kegiatan produksi dan persediaan yang baik sehingga tidak menganggu
mengefektifkan sistem persediaan. Jika persediaan jadwal kebutuhan produksi. Observasi awal
bahan baku tidak cukup akan menganggu kegiatan menunjukkan pada bagian Blast Furnace Plant
produksi, sebaliknya bila terlalu banyak akan sering dihadapkan pada masalah kualitas produk pig
menimbulkan biaya penyimpanan yang besar. iron, pencemaran lingkungan, dan penghematan
Material Requirements Planning (MRP) merupakan biaya produksi. Tiga aspek tersebut dapat
salah satu metode yang dapat digunakan untuk dipengaruhi oleh sistem pengendalian persediaan
merencanakan jumlah kebutuhan bahan baku dalam material yang kurang optimal. Jika pengadaan
mendukung kegiatan produksi dan menentukan persediaan terlalu sedikit, perusahaan dihadapkan
kapan bahan baku perlu dipesan kembali. pada kemungkinan kerugian karena tidak
Material Requirements Planning (MRP) terpenuhinya permintaan customer. Sebaliknya jika
adalah sebuah sistem informasi yang dipakai untuk pengadaan persediaan terlalu banyak maka dapat
menghitung kebutuhan bahan material yang menyebabkan meningkatnya ongkos pemesanan dan
dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi penyimpanan. Dari segi kualitas hal itu
(Greasley, 2008). MRP merupakan prosedur menyebabkan turunnya tingkat kualitas dari
menterjemahkan Jadwal Induk Produksi menjadi material dan berdampak pada pencemaran
kebutuhan bersih untuk bahan baku yang lingkungan.
dibutuhkan. Penerapan MRP sangat membantu Penelitian ini mencoba memberikan alternatif
dalam perencanaan bahan baku berdasarkan jumlah metode peramalan yang baik sesuai dengan
produksi yang direncanakan. Menurut Milne, kebutuhan masa lalu, mengetahui teknik lot sizing
Mahapatra, & Wang (2015) sistem MRP mampu yang terbaik. Selain itu dapat digunakan untuk
membuat pesanan terencana yang mampu mengetahui total periode pemesanan batubara yang
mengoptimalkan kebutuhan bahan baku dan efisien, memenuhi kebutuhan inventory (lot size),
melakukan pemesanan pembelian sesuai dengan dan mengetahui jumlah material yang akan dipesan
kebutuhan. tiap periode pemesanannya.
Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan
menggunakan MRP membuat persediaan lebih
efektif. Pengunaan metode MRP mampu melakukan 2. METODE PENELITIAN
penghematan sebesar Rp.888.191.103,00, efisiensi
yang terjadi sebesar 10,25 % pada PT. Semen Penelitian ini dilakukan pada perusahaan
Indonesia (Irawan & Syaicu, 2017). Penelitian yang pembuatan baja di daerah Cilegon Banten.
dilakukan Putri, Santoso, & Sari (2014) dengan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
memperhatikan kapasitas gudang, penggunaan MRP pengumpulan data teoritis (kajian pustaka mengenai
dapat mengurangi keterlambatan produksi sampai manajemen persediaan, peramalan, Material
satu minggu tanpa adanya kelebihan kapasitas Requirement Planning) dan data variabel (data
gudang. Selain itu perusahaan mampu melakukan kuantitatif penggunaan batubara dengan
penghematan sampai 21,82% per tahun dengan karakteristik ukuran berat ton)
pengunaan metode ini. Penelitian ini diperkuat oleh
Wibowo & Nurbahri (2017) yang mendapatkan Uji Kecukupan Data
hasil bahwa penggunaan metode MRP dapat
menekan biaya pengadaan bahan baku sebesar Rp Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
mengacu pada konsep statistik, yaitu derajat

Page | 54
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

ketelitian dan tingkat keyakinan. Derajat ketelitian absolut). Semakin kecil nilai MAD berarti semakin
menunjukkan penyimpangan maksimum dari waktu akurat peramalan yang diperoleh.
penyelesaian sebenarnya. Tingkat keyakinan
menunjukkan seberapa besar keyakinan pengukur Perencanaan Persediaan
terhadap ketelitian data waktu yang diamati dan
dikumpulkan (Supriyadi & Riskiyadi, 2016). Perencanaan persediaan merupakan proses
Rumus yang digunakan untuk uji kecukupan data penetapan persediaan bahan baku berdasarkan
adalah sebagai berikut: planning proses produksi. Perencanaan persediaan
berhubungan erat dengan penentuan volume,
√ ∑ (∑ ) ketersediaan fasilitas maupun penentuan periode
[ ∑
] pemesanan. Perencanaan persediaan berdasarkan
periode dapat dilakukan dalam perencanaan jangka
(1) pendek, menengah, dan jangka panjang.
Setelah dilakukan perencanaan persediaan,
Dimana: langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas
K : Tingkat keyakinan (99% = 3, terhadap hasil peramalan menggunakan metode
95% = 2) moving range. Peta MR digunakan untuk menguji
s : Derajat ketelitian (5% , 10%) kestabilan sistem yang mempengaruhi permintaan.
N : Jumlah data pengamatan Data dianggap valid jika data hasil peramalan
N’ : Jumlah data teoritis berada diantara batas kontrol atas dan batas kontrol
bawah.
Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, dan
jika N’ > N data dianggap tidak cukup (kurang) dan MR = (S’t – dt ) – (S’t+1 – dt+1)
perlu dilakukan penambahan data.
(2)
Peramalan dengan:
S’t = Demand yang diramalkan.
Peramalan adalah proses estimasi permintaan dt = Demand sebenarnya.
di masa mendatang yang berkaitan dengan aspek
kualitas, kuantitas, waktu dan lokasi yang
membutuhkan barang atau jasa yang bersangkutan ∑
(Haming & Nurnajamuddinn, 2014). Tujuan dari (3)
peramalan adalah untuk memperkirakan kebutuhan
produk atau jasa pada masa mendatang berdasarkan Terdapat ( ) moving range chart untuk n
data history yang sudah ada. periode. Garis pusat untuk moving range chart
Pemilihan metode peramalan berdasarkan adalah = 0. Batas-batas controlnya adalah :
data historis dari data persediaan dan penggunaan Batas Kontrol Atas (BKA) : + 2,66
bahan baku. Jika pola data tidak membentuk MR.
kecenderungan, maka dapat digunakan metode (4)
peramalan rata-rata (simple average dan moving Batas Kontrol Bawah (BKB) : - 2,66
average) atau pemulusan eksponensial (exponential MR
smoothing). Metode peramalan berdasarkan garis (5)
kecenderungan dapat digunakan jika pola data
membentuk kecenderungan. Setelah dilakukan Master Requirement Planning
analisis data berdasarkan metode terpilih maka
selanjutnya adalah melakukan pemilihan metode Setelah didapat peramalan yang terpilih,
berdasarkan MAD (mean absolute deviation maka langkah selanjutnya adalah melakukan
rencana pemesanan persediaan, menentukan biaya

Page | 55
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

penyimpanan, dan biaya total menggunakan metode Juli 2016 11,387.70


MRP dengan teknik lot sizing. Teknik lot sizing
yang sesuai digunakan dapat diketahui berdasarkan Agusutus 2016 10,214.65
permintaan statis atau dinamis (Ullah & Parveen,
2010). Jika permintaan dinamis menggunakan lot September 2016 12,140.97
sizing dinamis dan lot sizing statis digunakan saat
permintaan statis. Oktober 2016 12,300.25
Proses penentuan jumlah pemesanan
berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari November 2016 10,807.47
proses netting (Rahmayanti & Fauzan, 2016). Fixed
Order Quantity (FOQ), Lot For Lot (LFL), Desember 2016 11,605.33
Economic Order Quantity (EOQ) dan Fixed Period Januari 2017 10,637.57
Requirement (FPR) merupakan beberapa metode
yang digunakan dalam proses netting. Fixed Order Februari 2017 9,915.40
Quantity (FOQ) merupakan metode dengan konsep
jumlah pemesanan yang tetap berdasarkan trial and Maret 2017 9,559.10
error. Lot For Lot (LFL) adalah metode pemesanan
dengan pertimbangan minimasi ongkos simpan April 2017 12,288.11
(Yasra, Cundara, & Widodo, 2014). Economic
Order Quantity (EOQ) merupakan konsep minimasi Mei 2017 11,402.24
biaya simpan dan biaya pesan berdasarkan hitungan
minimasi. Σ 134,688.81

Sebelum dilakukan peramalan, langkah


3. HASIL DAN PEMBAHASAN pertama yang dilakukan adalah melakukan uji
kecukupan data dengan tujuan mengetahui apakah
Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan data yang telah dikumpulkan telah mencukupi atau
analisis data yang diperoleh. Pada tahapan ini belum. Dari hasil pengolahan data didapati nilai N’
dilakukan analisis dan pembahasan mengenai uji ( data teoritis ) setelah dihitung sebesar 6.43,
kecukupan data, peramalan, perencanaan persediaan Sedangkan nilai N sebesar 12, maka itu artinya N’<
dan master requirement planning. N, oleh karena itu data dianggap cukup sehingga
bisa dilanjutkan ke langkah selanjutnya.

Uji Kecukupan Data


Peramalan
Pengumpulan pemakaian batubara FX
mengacu pada rekam data produksi pada bulan Juli Dalam tahapan peramalan, langkah awal yang
2016 sampai bulan Mei 2017. Data pemakaian digunakan adalah menentukan pola data memiliki
batubara FX dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini kecenderungan atau tidak. Dari hasil gambar 1 di
bawah diketahui bahwa pola data tidak membentuk
Tabel.1 Pemakaian Material Batubara FX Tahun kecenderungan sehingga dapat digunakan metode
2016 – 2017 peramalan rata-rata (simple average dan moving
average) atau pemulusan eksponensial (exponential
Bulan Tahun Pemakaian (Ton) smoothing) dalam melakukan peramalan.

Juni 2016 12,430.03

Page | 56
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

Perencanaan Persediaan

Perencanaan persediaan dilakukan


berdasarkan metode peramalan terpilih. Dengan
menggunakan metode single average dapat
diketahui permintaan batubara FX untuk satu tahun
ke depan sesuai dengan tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Data Peramalan Kebutuhan Berdasarkan


Metode Simple Average

Demand
Bulan Tahun T Peramalan
Gambar 1. Grafik Pemakaian Material Batubara FX
Tahun 2016 – 2017 Juni 2017 13 12,430.03

Juli 2017 14 11,908.87


Berdasarkan pola data yang tidak membentuk 11,344.13
Agusutus 2017 15
kecenderungan maka dalam penelitian ini metode
Simple Average, Moving Average dengan n = 2, 4, 16 11,543.34
September 2017
dan 6, dan Single Exponential Smoothing dengan
nilai α = 0.2, 0.5, 0.8. Dari ketiga metode yang Oktober 2017 17 11,694.72
dipilih maka dilakukan pemilihan metode terbaik
berdasarkan MAD yang terkecil. November 2017 18 11,546.84

Tabel 2. Perbandingan MAD, MSE dan MAPE Desember 2017 19 11,555.20

Januari 2018 20 11,440.50


Metode Peramalan MSE MAD MAPE
Simple Average 1227616 979.3941 9.132799
Februari 2018 21 11,271.04
Moving Average n = 2 1695364 11114.28 10.02379
Maret 2018 22 11,099.85
Moving Average n = 4 1225245 1005.165 9.21437
Moving Average n = 6 1307050 993.1136 9.405293
April 2018 23 11,207.87
Single Exponential Smoothing α =
1376632 1003.754 9.41652
0.2
Mei 2018 24 11,224.07
Single Exponential Smoothing α =
1370075 1029.886 9.343841
0.5 138,266.46
Single Exponential Smoothing α = Σ 222
1546483 1068.682 9.534525
0.8

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui Setelah diperoleh metode peramalan terbaik,
bahwa dari tiga metode yang digunakan, diperoleh langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
MAD terkecil 979.3941 dengan metode single verifikasi (pemeriksaan) dengan menggunakan peta
average. Langkah selanjutnya melakukan Moving Range dengan membandingkan data aktual
peramalan berdasarkan metode single average yang dengan nilai peramalan Simple Average. Data
mempunyai MAD terkecil untuk menentukan
persediaan di masa mendatang.

Page | 57
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

Tabel 4. Biaya Total Dari Keempat Metode Lot Sizing

Tipe Lot Material Batubara FX


Sizing Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan Jumlah Biaya Total

Fixed Order
Rp 2,702,000,000 Rp 18,538,400,000 Rp 21,240,400,000
Quantity

Economic
Order Rp 2,702,000,000 Rp 18,608,845,920 Rp 21,310,845,920
Quantity

Lot For Lot Rp 8,106,000,000 Rp 16,020,190,090 Rp 24,126,190,090

Fixed
Period Rp 2,702,000,000 Rp 16,020,190,090 Rp 18,722,190,090
Requirement
Metode
Perusahaan Rp 8,106,000,000 Rp 16,712,279,005 Rp 24,818,279,005
dianggap valid bila berada diantara batas atas dan
batas bawah.
Hasil pemeriksaan dan pengendalian data Master Requirement Planning
peramalan Metode Simple Average sesuai dengan
gambar 2, maka peramalan tersebut valid dan layak MRP memerlukan Jadwal Induk Produksi
untuk digunakan, karena seluruh data hasil (Master Production Schedule) dan status
peramalan dapat dikontrol dalam peta kendali persediaan. Dalam penelitian ini jadwal induksi
rentang bergerak. Untuk mendapatkan data produksi diasumsikan dari data peramalan
peramalan yang lebih akurat, dimana selisih antara kebutuhan Batubara Fx dan status persediaan
aktual permintaan dengan peramalan kecil, maka menyimpan informasi yang lengkap tentang
harus dilakukan kontrol yang terus menerus. keadaan persediaan diasumsikan 0 (nol).
Perbaikan harus dilakukan secepatnya jika hasil
peramalan berada diluar batas kendali dan harus Berdasarkan tabel 4 di atas metode yang
dilakukan perhitungan ulang untuk peramalan baru. menghasilkan jumlah biaya total minimum adalah
metode Fixed Period Requirement dengan nilai Rp
18,722,190,090. Perbandingan jumlah biaya total
sistem perencanaan kebutuhan material (MRP) lebih
kecil dibandingkan dengan metode yang digunakan
perusahaan saat ini.

Gambar 2. Grafik Peta Pengendali Uji Verifikasi


Metode Simple Average

Page | 58
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

Tabel 5. Perhitungan MRP Pada


Batubara FX dengan Metode FPR
MRP Batubara FX
Lead Time : 1 Lot Size : -
Persediaan : - Metode : Fixed Period Requirement
Tahun 2017 2018
Total
Bulan Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
Kebutuhan Kotor 12,43 11,909 11,344 11,543 11,695 11,547 11,555 11,44 11,271 11,1 11,208 11,224 138,266
Rencana Penerimaan
Persediaan 23,253 11,344 23,242 11,547 22,711 11,271 22,432 11,224 137,024
Kebutuhan Bersih 12,43 11,543 11,555 11,1 46,628
Rencana Pemesanan 35,683 34,785 34,266 33,532 138,266

Berdasarkan perhitungan dengan


menggunakan metode FPR dapat diketahui SAGE Publications Inc.
pemesanan dilakukan setiap 3 bulan sekali dalam https://doi.org/10.4135/9781446213025
satu tahun perhitungan peramalan persediaan. Haming, M., & Nurnajamuddinn, M. (2014).
Keuntungan yang diperoleh sebesar Rp Manajemen Produksi Modern: Operasi
6.096.088.915,00 atau 25% lebih tinggi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: PT. Bumi
dibandingkan dengan metode yang diterapkan oleh Aksara.
perusahaan Irawan, P. A., & Syaicu, A. (2017). Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Dengan Metode
4. KESIMPULAN Material Requirement Planning (MRP) Pada
PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk. Journal
Berdasarkan analisis data yang telah Knowledge Industrial Engineering (JKIE),
dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan 4(1), 15–22.
bahwa metode simple average merupakan metode Milne, R. J., Mahapatra, S., & Wang, C. T. (2015).
terpilih berdasarkan nilai kesalahan yang paling Optimizing planned lead times for enhancing
kecil dibandingkan dengan metode yang lain. performance of MRP systems. International
Metode Fixed Period Requirement merupakan Journal of Production Economics, 167(1),
metode terbaik untuk perencanaan kebutuhan bahan 220–231.
dilihat dari minimum biaya total yang dikeluarkan. https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2015.05.013
Perhitungan lot sizing dengan metode FPR Putri, P. A. V., Santoso, P. B., & Sari, R. A. (2014).
menemukan bahwa total periode pemesanan yang Perencanaan Persediaan Bahan Baku
efisien adalah 4 kali pemesanan dalam jangka waktu Herbisida Menggunakan Metode Silver Meal
satu tahun, dengan rentang waktu antara pemesanan Dengan Memperhatikan Kapasitas Gudang
awal hingga pemesanan selanjutnya selama 2 bulan. (Studi Kasus di PT X, Gresik). Jurnal
Nilai efisiensi penghematan metode FPR sebesar Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri,
25% lebih tinggi dibandingkan dengan metode yang 2(2), 418-427.
diterapkan perusahaan saat ini. Rahmayanti, D., & Fauzan, A. (2016). Optimalisasi
sistem persediaan bahan baku karet mentah
5. DAFTAR PUSTAKA (lateks) dengan metode Lot Sizing (studi
kasus: PT Abaisiat Raya). Jurnal Optimasi
Greasley, A. (2008). Operations management. Sistem Industri, 12(1), 317–325.
Operations Management. Thousand Oaks: Supriyadi, S., & Riskiyadi, R. (2016). Penjadwalan
Produksi IKS-Filler Pada Proses Ground

Page | 59
JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO.2, NOVEMBER 2017
POLITEKNIK APP JAKARTA, KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
ISSN 2598-5795 ; http://jurnal.poltekapp.ac.id

Calcium Carbonate Menggunakan Metode Baku Pada PT. Fajar Utama Furnishing
MPS Di Perusahaan Kertas. Jurnal Ilmiah Bekasi. Spektrum Industri, 15(1), 27–36.
SINERGI, 20(2), 157–164. Yasra, R., Cundara, N., & Widodo, B. W. (2014).
Ullah, H., & Parveen, S. (2010). A Literature Analisa Penjadwalan Persediaan Timbangan
Review on Inventory Lot Sizing. Global Model SM 5600 Dengan Metode Lot for Lot
Journal of Researches in Engineering, 10(5), (Studi Kasus di PT. Tropical Electronic
21–36. Batam). PROFISIENSI, 2(2), 122–31.
Wibowo, H., & Nurbahri, H. (2017). Analisa
perencanaan Kebutuhan Bahan Dengan
Kriteria Minimasi Biaya Persediaan Bahan

Page | 60

Anda mungkin juga menyukai