Operation &
Supply Chain
Management
Material Requirements Planning
(MRP) & (ERP)
Sekolah Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
13
Pascasarjana Magister 201411003 Tim Dosen
Manajemen
Abstract Kompetensi
Materi ini menjelaskan tentang Mahasiswa diharapkan mampu
perencanaan kebutuhan material menentukan Perencanaan
(MRP) dan (ERP). Kebutuhan Material (MRP) dan
(ERP), menentukan Struktur MRP
dan Teknik Pengukuran Lot, serta
menentukan Perencanaan Sumber
Daya Perusahaan.
Isi
Material Requirement Planning muncul pada tahun 60an oleh Oliver Weight
yang berasosiasi dengan Joseph Oirlicky, yang pertama kali diterapkan di Toyota
Company Jepang. Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan dengan
Material Requierment Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang
bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan
kebutuhan akan material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam
mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya
dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir.
MRP merupakan penjabaran dari Jadwal Induk Produksi (JIP) ke dalam jadwal
kebutuhan dari setiap komponen/material yang menyusunnya. Dengan demikian MRP,
selain berfungsi sebagi system pengendalian persediaan material juga berfungsi sebagai
sistem perencanaan dan pengendalian produksi. MRP selalu berkembang sesuai dengan
tuntutan perkembangan teknologi dan tuntutan terhadap sistem perusahaan, maka sampai
saat ini MRP dibagi menjadi 4 bagian dan tidak tertutup kemungkinan untuk masa yang
akan datang. Keempat bagian tersebut adalah:
1. MRP dapat didefenisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam
penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap
komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan. (Dependent Demand
Items).
2. Material Requirment Planning II (MRPII), Oliver Wight dan George Plossil merupakan
partner konsultan, diakui sebagai orang yang melakukan perluasan konsep MRP atas
area manufaktur, sehingga MRP dapat mencakup area-area perusahaan lain. Hasil
perluasan konsep tersebut dinamakan MRP II, dan arti dari singkatan tersebut berubah
menjadi Manufacturing Resource Planning (Perencanaan Sumber Manufaktur).
Material Requirment Planning III (MRPIII), proses ini diperluas didalam tingkat akurasi
peramalan permintaan, penggunaan secara tepat dan baik peramalan permintaan
(Forecast Demand), akan dapat secara otomatis dan tepat melakukan perubahan
terhadap Master Production Schedule. Dan apabila juga Master Production Schedule
telah penuh atau tidak dapat lagi melakukan Work Order maka sistem MRPIII ini dapat
melakukan rekomendasi terhadap permintaan.
3. Material Requirment Planning 9000 (MRP9000), MRP9000 sudah merupakan tawaran
yang benar-benar merupakan sistem yang lengkap dan terintegrasi dengan sistem
2) Kelemahan MRP
a. Kurangnya komitmen dari manajemen puncak dalam pengimplementasian MRP.
b. MRP dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari sistem lain, lebih dipandang
sebagai sistim yang berdiri sendiri dalam menjalankan operasi perusahaan daripada
sebagai suatu sistim yang terkait dengan sistim lain dalam perusahaan atau suatu
bagian dari keseluruhan sistim perusahaan.
c. Mencoba menggabungkan MRP dengan JIT tanpa memahami betul karakteristik
kedua pendekatan tersebut.
d. Membutuhkan akurasi operasi.
e. Kesulitan dalam membuat schedulle terinci.
12-inch speaker
LT=1 Lot Size : -|
Week 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirement 35 30 40 0 10 40 30 0
Schedule receipts
Project on hand 35 35 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirements 0 30 40 0 10 40 30 0
Planned order receipt 30 40 10 40 30
Planned order release 30 40 10 40 30
Sumber: Jay Heizer & Barry Rander (2004)
Dimana:
D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
S = Biaya Pemesanan per pesanan
H = Biaya Penyimpanan per unit per tahun
(Sumber: Heizer & Render, 2005)
Sebagai contoh jumlah permintaan speaker selama satu tahun adalah 1404 unit,
biaya set up adalah $100 dan biaya simpan per unit pertahun adalah $52. Maka jumlah
pemesanan ekonomis speaker adalah:
12-inch speaker
LT=1 Lot Size : -|
Week 1 2 3 4 5 6 7 8
Gross requirement 35 30 40 0 10 40 30 0
Schedule receipts
Project on hand 35 35 0 43 3 3 66 26 69
Net Requirements 0 30 0 0 7 0 4 0
Planned order receipts 73 73 73
Planned order release 73 73 73
A. Pengertian ERP
ERP merupakan software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi
suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan
perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD, produksi atau keuangan.
Syarat terpenting dari sistem ERP adalah Integrasi Integrasi yang dimaksud adalah
menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database,
sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi dan berkomunikasi. Database
yang ada dapat mengijinkan setiap departemen dalam perusahaan untuk menyimpan dan
mengambil informasi secara real-time. Informasi tersebut harus dapat dipercaya, dapat
diakses dan mudah disebarluaskan. Rancangan perangkat lunak modular harus berarti
bahwa sebuah bisnis dapat memilih modul-modul yang diperlukan, dikombinasikan dan
disesuaikan dari vendor yang berbeda, dan dapat menambahkan modul baru untuk
meningkatkan unjuk kerja bisnis.
D. MODUL ERP
1. Manufacturing
2. Supply Chain Management
E. Implementasi ERP
Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup dari
perubahan dan peran serta pelanggan.
Perusahaan membutuhkan jasa konsultasi, customisasi dan jasa pendukung. Migrasi
data adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan dari implementasi
ERP. Sayangnya, Migrasi data merupakan aktifitas terakhir sebelum fase produksi
Langkah strategi migrasi data yang dapat menentukan kesuksesan implementasi
ERP:
1. Mengidentifikasi data yang akan di migrasi
2. Menentukan waktu dari migrasi data
3. Membuat template data
4. Menentukan alat untuk migrasi data
5. Memutuskan persiapan yang berkaitan dengan migrasi
6. Menentukan pengarsipan data
Latihan Soal
Daftar Pustaka