Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINIMASI


BIAYA PERSEDIAAN ( Studi Pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta)

UASTPKM_3-A MANAJEMEN_0078_MEYSA NURFADILA

ABSTRAK
Sebuah perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan untuk menjamin
tersedianya material, item atau komponen pada saat di butuhkan untuk memenuhi jadwal
produksi, dan menjamin tersedianya produk jadi bagi konsumen dan menjaga persediaan pada
kondisi minimum, salah satu metode yang bisa digunakan adalah MRP. Sebagai objek penelitian
adalah PT. Tiga Serangkai Pustaka mandiri Surakarta yang merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang percetakan dan penerbitan buku, pada kenyatannya sistem perencanaan persediaan
yang telah diterapkan perusahaan belum optimal. Penelitian ini menggunakan metode MRP dan
MRP II. Sebagai langkah awal dilakukan dianalisa dengan metode MRP untuk mengetahui
kebutuhan akan bahan dalam periode tertentu yang sudah ditetapkan, kemudian dilanjutkan
dengan penentuan ukuran lot produksi yang berguna untuk meminimalkan biaya, selanjutnya
dengan MRP II dianalisa sesuaikah jadwal produksi hasil dari penentuan lot dengan kapasitas
yang diimiliki perusahaan kemudian dilanjutkan dengan penjadwalan rencana produksi agar
rencana produksi yang telah direncanakan dengan MRP dapat berjalan dengan lancar dan tepat
waktu. Dari hasil analisis dengan menggunakan metode MRP, diperoleh biaya produksi produk
utama yang berhubungan dengan persediaan yang lebih kecil, yaitu Rp 5.979.000,00. Sehingga
terdapat penghematan Rp. 2.495.000 jika menggunakan MRP. Dengan menggunakan metode
MRP perusahaan dapat meminimasi biaya persediaan bahan baku. Jadi, dapat diambil
kesimpulan bahwa MRP merupakan metode yang memiliki kemampuan meminimisasi biaya
persediaan. Saran yang dapat diberikan pada perusahaan adalah sebaiknya perusahaan
melakukan perencanan produksi dan perencanaan kebutuhan material sebelum memulai proses
produksi, agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif, efisien dan tepat waktu serta sesuai
dengan kapasitas yang dimilki perusahaan. Dalam penentuan lot sizing sebaiknya perusahaan
menggunakan pendekatan PPB karena metode ini menghasilkan total biaya yang paling rendah
Perusahaan bisa menetapkan kebijakan persediaan pengaman yang optimum untuk menghindari
keterlambatan dan kehabisan bahan.

Kata kunci: Persediaan, Material Requirement Planning (MRP I), Material Resource Planning
(MRP II).

Ujian Akhir Semester, TPKM | 1


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pada
umumnya tujuan perusahaan adalah mendapat laba atau keuntungan maksimal dengan biaya
seminimal mungkin. Laba perusahaan dihasilkan dari selisih antara pendapatan dan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Dari pernyataan diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba dan untuk memperolehnya
perusahaan perlu memperhatikan 2 komponen utamanya yaitu pendapatan dan biaya. Disamping
itu, ada tujuan-tujuan yang lain misalnya tanggung jawab sosial dan hubungan yang selaras
dengan masyarakat. Agar dapat mencapainya, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik
untuk mengelola segala aktivitas perusahaan. Hal ini diperlukan agar biaya-biaya yang di
keluarkan perusahaan dapat di tekan seminimal mungkin, sehingga keuntungan maksimal yang
logis akan tercapai.
Di era globalisasi sekarang ini banyak perusahaan baru bermunculan, baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa, manufaktur, maupun perdagangan. Hal ini menyebabkan persaingan
dunia usaha semakin ketat. Dalam situasi persaingan global dan kompetitif tersebut, melakukan
pengendalian secara ketat terhadap persediaan adalah hal yang sangat penting, mencakup bahan
baku, barang dalam pengolahan, dan persediaan barang jadi.
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan merupakan fungsi-fungsi
manajemen, dimana dalam perencanaan telah tergambar perkiraan berapa jumlah barang yang
akan diproduksi, sumber daya apa saja yang dibutuhkan, berapa jumlahnya dan kapan
dibutuhkan, sehingga bisa dikatakan dengan perencanaan 50 persen proses produksi telah
mencapai tujuan dan ketika didukung pengorganisasian yang baik pula, maka persentase
keberhasilan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuannya semakin besar pula.
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting karena
persediaan fisik (bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, dan bahan pembantu lain)
merupakan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva lancar sebuah perusahaan (Handoko,
1999 : 333) dan dengan terkendalinya persediaan akan memperlancar proses produksi. Senada
dengan hal tersebut, menurut Render Dan Heizer (2005: 60) persediaan merupakan salah satu
aset yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan 50 persen dari total modal yang
diinvestasikan. Dengan melakukan pengendalian terhadap persediaan, maka perusahaan dapat
meminimalkan biaya yang berhubungan dengan persediaan, sehingga perusahaan dapat
mengurangi investasinya terhadap persediaan dan mengalokasikan investasi tersebut ke dalam
pos-pos neraca lainnya.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan. Untuk produk yang
permintaannya bersifat independen, menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)
sedangkan untuk produk yang permintaannya bersifat dependen menggunakan metode MRP
(Material Requirement Planning).
Konsep tentang permintaan dependen berarti bahwa permintaan terhadap satu item
bergantung permintaan dari item yang lain. Item-item tersebut saling melengkapi dan satu item
membutuhkan item yang lain agar berfungsi (Aghazadeh 2003: 257). Contoh dari produk dengan
permintaan dependen antara lain mobil, sepeda motor, komputer, produk furniture, dll.

Ujian Akhir Semester, TPKM | 2


MRP adalah metode yang digunakan untuk melakukan pengendalian persediaan pada produk
dengan permintaan dependen. MRP adalah sebuah sistem yang di rancang secara khusus untuk
situasi permintaan bergelombang yang secara tipikal permintaan tersebut dependen, yang
bertujuan untuk menjamin tersedianya material, item atau komponen pada saat di butuhkan
untuk memenuhi jadwal produksi, dan menjamin tersedianya produk jadi bagi konsumen dan
menjaga persediaan pada kondisi minimum serta merencanakan aktivitas pengiriman,
penjadwalan dan aktivitas pembelian (Yuliant,1999: 260).
Penelitian ini melakuan analisis terhadap pengendalian persediaan pada perusahaan
manufaktur dengan menggunakan metode MRP dan pengaruh penerapan metode tersebut
terhadap minimasi biaya persediaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Aghazadeh (2003) dengan mengambil kasus pada sebuah restoran Pizza di
Amerika Serikat. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa MRP mempunyai
kontribusi terhadap profitabilitas. MRP merupakan konsep yang mampu bertahan hidup dan
mampu beradaptasi dengan perubahan yang diinginkan oleh dunia bisnis dalam menghadapi
masa global ekonomi saat ini.
Sebuah perusahaan harus melakukan pengendalian persediaan untuk menjamin tersedianya
material, item atau komponen pada saat di butuhkan untuk memenuhi jadwal produksi, dan
menjamin tersedianya produk jadi bagi konsumen dan menjaga persediaan pada kondisi
minimum, salah satu metode yang bisa digunakan adalah MRP. Dengan menerapkan MRP,
perusahaan dapat meminimalkan biaya yang berhubungan dengan persediaan. Hal ini juga
berlaku pada perusahaan PT. Tiga Serangkai Pustaka mandiri Surakarta yang merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dan penerbitan buku, akan tetapi pada
kenyataanya perusahaan ini selalu melakukan pembelian dengan jumlah yang sama setiap kali
pesan, pada masing-masing item bahan yang dibutuhkan dan melakukan pembelian lagi jika
diperkirakan bahan tersebut habis dan tidak mencukupi lagi untuk proses produksi. jadi sistem
yang mengatur tentang perencanaan persediaan yang telah diterapkan perusahaan belum optimal.

TINJAUAN LITERATUR
Penelitian ini melakuan analisis terhadap pengendalian persediaan pada perusahaan
manufaktur dengan menggunakan metode MRP dan pengaruh penerapan metode tersebut
terhadap minimasi biaya persediaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Aghazadeh (2003) dengan mengambil kasus pada sebuah restoran Pizza di
Amerika Serikat. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa MRP mempunyai
kontribusi terhadap
1. Definisi persediaan Menurut Heryanto (1999:219)
persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan di gunakan untuk
perakitan, untuk di jual kembali dan untuk suku cadang dari suatu peralatan dan mesin.
2. Tujuan Persediaan Tujuan perusahaan menyelenggarakan persediaan menurut Assauri
(1999:177) adalah :
a) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan yang dapat
mengakibatkan terhentinya proses produksi.

Ujian Akhir Semester, TPKM | 3


b) Menjaga agar persediaan tidak berlebihan sehingga biaya yang di timbulkan
jadi lebih besar
c) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan tidak terjadi karena akan
mengakibatkan biaya pemesanan yang tinggi.
3. Fungsi Persediaan Persediaan sangat bermanfaat bagi proses produksi, karena dengan
persediaan akan menjamin tersedianya bahan baku untuk menjamin kelangsungan proses
produksi dan menjamin tersedianya barang yang di butuhkan konsumen. Menurut Render dan
Heizer ( 2005 : 60 ) fungsi dari persediaan adalah:
a) Untuk menjamin tersedianya stok barang sebagai antisipasi naiknya permintaan
barang oleh konsumen.
b) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Misalnya untuk permintaan
produk musiman, barang yang permintaannya tinggi di musim dingin bisa dibuat stok
pada musim panas sehingga biaya kekurangan stok dan kehabisan stok dapat dihindari.
c) Untuk mengambil keuntungan dari potongan harga. Karena pembelian dalam
jumlah besar secara substansial menurunkan biaya produk.
d) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.
e) Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca,
kekurangan pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat.
f) Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan lancar.
4. Jenis Persediaan Render dan Heizer ( 2005 : 61 ) membagi persediaan menjadi beberapa jenis,
yaitu : · Persediaan bahan mentah Persediaan bahan mentah adalah bahan yang telah dibeli
namun belum diproses. · Persediaan barang dalam proses (Work in Proses – WIP) WIP di
selenggarakan karena untuk membuat suatu produk diperlukan waktu (disebut waktu siklus)
pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan WIP berkurang. · Persediaan MRO
(Perlengkapan Pemeliharaan, atau Perbaikan, atau Operasi) MRO diselenggarakan karena waktu
dan kebutuhan peralatan tidak dapat di ketahui. Walaupun permintaan untuk persediaan MRO ini
sering kali merupakan fungsi dari jadwal-jadwal pemeliharaan, permintaan MRO lainnya perlu
diperhatikan. · Persediaan barang jadi Barang jadi di masukkan dalam permintaan yaitu untuk
mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan konsumen terhadap suatu produk.
5. Model persediaan Menurut Render dan Heizer ( 2005 : 68 ), terdapat dua model persediaan
berdasarkan jenis produknya:
a. Persediaan dengan permintaan dependen Model pengendalian persediaan yang
mengasumsikan bahwa permintaan untuk satu produk berkaitan dengan permintaan
produk lainnya.
b. Persediaan dengan permintaan independen Model pengendalian persediaan yang
mengasumsikan bahwa permintaan untuk satu produk tidak berkaitan dengan permintaan
produk lainnya.
6. Biaya Persediaan library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxvii Menurut Render dan Heizer ( 2005 :
67 ), dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi jumlah persediaan, biaya-
biaya variabel berikut harus dipertimbangkan:
a. Biaya penyimpanan (holding cost) terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi langsung
terhadap kuantitas persediaan. Biaya persediaan per periode akan semakin besar apabila
kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak.
Ujian Akhir Semester, TPKM | 4
b. Biaya Pemesanan (order cost) yaitu biaya yang ditimbulkan dari aktivitas pemesanan
c. Biaya Penyiapan (Manufacturing) biaya yang timbul dari persiapan untuk
melaksanakan produksi.
7. Arti dan Tujuan Sistem Persediaan Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan
pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus
dijaga. Kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan harus di lakukan. Sedangkan
tujuan dari sistem persediaan adalah menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang
tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Dengan kata lain untuk menentukan
biaya total melalui penentuan apa, berapa, dan kapan pesanan di lakukan secara optimal.
(Handoko, 1999 : 334).
8. Definisi MRP Menurut Render dan Heizer (2005 : 161) definisi MRP adalah suatu teknik
untuk produk dengan permintaan dependen yang menngunakan daftar kebutuhan bahan,
persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk untuk menentukan
kebutuhan material. Heryanto (1999 : 257) mendefinisikan MRP sebagai suatu konsep dalam
manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang
dalam proses produksi, sehingga barang yang di butuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang di
rencanakan. Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat,
untuk penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat.
9. Struktur MRP Menurutt Chase, et al. (1998: 633), porsi dari material requirement planning
(MRP) dalam aktivitas produksi paling lekat berinteraksi dengan bill of materials file, inventory
record file, and the output report. Berikut akan disajikan gambar struktur MRP dan gambar
matrik MRP yang akan menunjukkan komponen utama dalam MRP dan informasi – informasi
yang diperlukan dalam MRP
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aghazadeh (2003) dengan mengambil kasus
pada produksi pizza pada Lily’s restaurant di Amerika Serikat. Penelitian ini bertujuan
mengetahui kontribusi yang diberikan oleh Material requirement Planning (MRP) terhadap
kemampuan Profitability perusahaan. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa MRP
mempunyai kontribusi terhadap profitabilitas. MRP merupakan konsep yang mampu bertahan
hidup dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang diinginkan oleh dunia bisnis. MRP juga
memiliki kemampuan untuk menyediakan informasi bagi sebuah bisnis dalam menghadapi masa
global ekonomi saat ini. Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh deni Prasetyo
(2005) dengan judul Analisis Prencanaan Kebutuhan Material Dengan Metode Material
Requirement Planning (MRP) Dalam Usaha Minimasi Biaya Persediaan Pada Perusahaan
Karoseri Bak Truk Sumrabah Magelang, menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa dengan
menerapkan MRP dalam pengendalian persediaannya, perusahaan Karoseri Bak Truk Sumrabah
Magelang dapat melakukan penghematan terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan
persediaan bahan baku. Penelitian lain mengenai penerapan MRP terhadap pengendalian
persediaan bahan baku dilakukan oleh Astuti (2005) dengan judul Penerapan Material
Requirement Planning (MRP) dalam Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Bayu Sakti
Sukoharjo. Selain menggunakan metode MRP, pada penelitian ini juga menggunakan metode
MRP II. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil analisis perhitungan persediaan bahan baku
yang dilakukan perusahaan selama ini dengan hasil perhitungan persediaan bahan baku dengan

Ujian Akhir Semester, TPKM | 5


metode MRP menunjukkan bahwa metode MRP lebih efektif dan efisien diterapkan dalam
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode MRP untuk melakukan pengendalian persediaan
bahan baku perusahaan. Pendekatan sistem MRP ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan
baku dan kapan waktunya agar bahan baku tersebut dapat tiba pada waktu dan jumlah yang
sesuai dengan jadwal produksi. Pada dasarnya MRP merupakan teknik untuk menentukan
kuantitas dan waktu yang tepat dari kebutuhan bahan baku untuk memenuhi skedul utama
produksi.
METIODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan metode observasi pada PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri di Surakarta. Obyek yang diteliti adalah mengenai pelaksanaan manajemen persediaan
bahan baku dengan menggunakan sistem material requirement planning (MRP).
-Sumber Data
Data-data yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini
berupa:
a. Riset kepustakaan hasil penelitian sebelumnya
b. Literatur yang berhubungan dengan library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xxxix penelitian yang
dilakukan
c. Catatan-catatan dan dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
-Jenis Data Jenis data
a. Data primer
Data primer diperoleh dari wawancara secara langsung dengan pihak perusahaan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa literatur, catatan-catatan, dokumen-dokumen yang
dikumpulkan yang berkaitan dengan penelitian ini. Data ini diperoleh dari observasi, studi
pustaka, dan pemeriksaan catatan-catatan dan dokumen perusahaan.
-Metode Pengumpulan Data Data
a. Observasi Yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti
dan mencatat data-data yang diperlukan.
b. Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara terhadap pihak berwenang dengan terlebih
dahulu menyusun daftar pertanyaan yang disiapkan secara tertulis sebagai pedoman saat
melakukan wawancara. library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xl
c. Studi Pustaka Yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan
penelitian ini maupun mempelajari penelitian terdahulu.
d. Pemeriksaan Dokumen Yaitu dengan cara menelaah catatan-catatan serta dokumendokumen
yang diberikan perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
-Metode Analisis Data
Analisis MRP Dalam analisis dengan MRP mencakup beberapa unsur sebagai berikut:
a)Master Production Schedule
Sebuah jadwal yang merinci apa yang akan dibuat dan kapan pembuatannya.
b) Bill Of Material
Sebuah daftar kebutuhan bahan yang berisi daftar komponen, komposisi, dan jumlah dari setiap
bagian yang diperlukan untuk membuat satu unit produk.
Ujian Akhir Semester, TPKM | 6
c)Inventory record Data
tentang pemesanan bahan baku yang telah dieksekusi dan tanggal pengirimnnya serta data
mengenai persediaan bahan baku di gudang pada awal bulan.
d) Lead time Untuk Tiap Komponen Waktu antara pemesanan dan penerimaan barang, bisa juga
berarti masa tunggu, set up, produksi, dan penyerahan untuk setiap komponen yang diproduksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil dari analisis data diatas yaitu:
a. Master Production Schedule (MPS)
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta memiliki produk utama berupa buku pelajaran.
Pada penelitian ini hanya akan dibatasi pada buku pelajaran untuk tingkat SD-SMP karena total
produksi dari kedua produk tersebut sudah mewakili lebih dari 60% dari kapasitas perusahaan.
Proses Produksi yang dibahas pada penelitian adalah pada periode April-Juni yang merupakan
pesanan pada bulan Maret. Pesanan ini harus sudah selesai diproduksi pada akhir bulan Juni serta
merupakan pesanan yang bersifat terus menerus. Pada bulan Maret perusahaan memperoleh
pesananan buku pelajaran SD dan SMP yang harus dipenuhi pada akhir bulan Juni. Untuk
memenuhi pesanan pada bulan Maret, Pada periode April-Juni perusahaan memproduksi 38
judul buku pelajaran SD. Setiap judulnya, perusahaan mencetak sebanyak 9.000 eksemplar
dengan rata-rata jumlah halaman tiap eksemplar adalah 130 halaman. Jadi, perusahaan mencetak
342.000 eksemplar pada periode tersebut. Berikut ini disajikan perincian skedul produksi buku
pelajaran SD dengan satuan judul selama periode April-Juni. Buku pelajaran SMP selama
periode April-Juni diproduksi 25 judul buku, adapun setiap judulnya perusahaan mencetak
sebanyak 11.000 eksemplar dengan rata-rata jumlah halaman tiap eksemplar adalah 250
halaman. Jadi, pada periode tersebut perusahaan mencetak 275.000 eksemplar buku pelajaran
SMP. Berikut ini disajikan perincian skedul produksi buku pelajaran SMP dengan satuan judul
selama periode April-Juni Buku pelajaran SMP selama periode April-Juni diproduksi 25 judul
buku, adapun setiap judulnya perusahaan mencetak sebanyak 11.000 eksemplar dengan rata-rata
jumlah halaman tiap eksemplar adalah 250 halaman. Jadi, pada periode tersebut perusahaan
mencetak 275.000 eksemplar buku pelajaran SMP. Berikut ini disajikan perincian skedul
produksi buku pelajaran SMP dengan satuan judul selama periode April-Juni.
b. Bill Of Material (BOM)
BOM merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk memproduksi
barang jadi sesuai dengan MPS, yang memuat banyaknya bahan dan sub- sub bahan untuk
merancang produk utama. Secara umum, Bill of material (BOM) dari produk buku pelajaran SD
dan buku pelajaran SMP adalah sama, perbedaannya hanya terdapat pada jumlah kebutuhan
bahan baku yang diperlukan. Berikut ini akan disajikan gambar struktur produk dari buku
pelajaran SD dan buku pelajaran SMP serta tabel kebutuhan baku untuk setiap 1 judul buku.
c. Inventory Record File (IRF)
Pada awal bulan April 2008 perusahaan masih memiliki persediaan bahan baku di gudang. Selain
memiliki persediaan bahan baku pada awal bulan. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri juga
Ujian Akhir Semester, TPKM | 7
memiliki beberapa pesanan pembelian bahan baku yang belum terpenuhi. Perusahaan telah
melakukan pemesanan untuk beberapa bahan baku dan sesuai jadwal, pesanan tersebut akan
datang pada bulan April.
d. Lead time Tiap Komponen
Lead time untuk komponen yang diproduksi dihitung dari pemindahan, set up (dimulainya
sebuah produksi), dan perakitan atau waktu pelaksanaan untuk setiap komponen. Sedangkan
untuk komponen yang dibeli lead time mencakup waktu antara diketahui adanya kebutuhan akan
sebuah pesanan dan pesanan tersebut tersedia untuk diproduksi. Lead time tiap komponen pada
buku pelajaran SD dan buku pelajaran SMP sama dikarenakan komponen bahan baku yang
dibutuhkan untuk proses produksi kedua produk tersebut juga sama.
e. Rencana Kebutuhan Material Kotor
Setelah data mengenai master production schedule, daftar kebutuhan barang, catatan persediaan
dan pembelian, serta lead time tiap komponen terpenuhi, langkah selanjutnya adalah membuat
sebuah rencana kebutuhan material kotor. Rencana ini menunjukkan kapan sebuah barang harus
dipesan dari pemasok atau kapan produksi dari sebuah barang harus dimulai untuk memenuhi
permintaan produk jadi pada tanggal tertentu. Pada rencana kebutuhan material kotor
diasumsikan tidak ada persediaan ditangan maupun penerimaan pesanan yang akan datang.
Berikut ini akan disajikan rencana kebutuhan material kotor dari buku pelajaran SD dan SMP
selama periode april-juni.
f. Rencana kebutuhan bersih
Rencana kebutuhan bersih (net requirements plan) dibuat ketika catatan mengenai persediaan
telah tersedia. Catatan tersebut adalah data mengenai persediaan awal bulan dan data tentang
pemesanan bahan baku yang telah dieksekusi dan tanggal pengirimannya.
Sebuah rencana kebutuhan bersih meliputi kebutuhan kotor, persediaan di tangan, kebutuhan
bersih, penerimaan dan pelepasan pesanan yang dijadwalkan untuk setiap barang. Dimulai
dengan produk buku dan bekerja mundur hingga ke tingkat komponen. Berikut ni akan disajikan
tabeltabel rencana kebutuhan bersih buku pelajaran SD dan SMP. Dari kebutuhan bersih seperti
dijelaskan pada tabel diatas, ditentukan kapan waktu dan kuantitas pembuatan ataupun
pemesanan bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi buku oleh bagian bahan baku
selama periode April-Juni
g. Menentukan lot sizing (jumlah pesanan)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id xcviii Penghitungan Lot sizing bermanfaat untuk menentukan
jumlah dan kapan dilaksanakan produksi dengan biaya yang minimal, penghitungan ini
berdasarkan pada kebutuhan bersih atau Net Requirement. Ada beberapa alternatif untuk
menentukan lot sizing ini dan alternatif itu dipilih berdasarkan jumlah biaya total terendah yang
dikeluarkan perusahaan untuk melakukan produksi selama tiga bulan yaitu bulan April, Mei,
Juni. Penentuan lot sizing ini bisa merubah jadwal produksi utama. Biaya set-up telah ditetapkan
oleh perusahaan sebesar Rp. 446.000,00. Biaya simpan untuk buku pelajaran SD ditetapkan
sebesar Rp 55.000,-/judul/minggu, sedangkan untuk buku pelajaran SMP perusahaan
menetapkan sebesar RP 65.000,- /judul/minggu. Dalam penelitian ini akan diterapkan tiga
metode penentuan lot sizing, yaitu :
a. Metode lot for lot

Ujian Akhir Semester, TPKM | 8


Dalam metode ini produksi disesuaikan dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan
diusahakan seminimal mugkin atau bahkan tidak ada persediaan sehingga biaya yang timbul
hanya biaya set up saja.
Berdasarkan tabel diatas Jumlah biaya total yang dikeluarkan adalah: Ø TC B.SMP = 10 x Rp
446.000 =RP 4.460.000,- Ø TC B.SMP = 9 x Rp 446.000 = Rp 4.014.000,- Jadi, total biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk produksi buku pelajaran SD dan SMP selama periode bulan April
- Juni dengan metode lot for lot adalah Rp 8.474.000,-.
b. Metode EOQ
Dalam metode ini produksi untuk setiap periode atau minggu dianggap konstan, tanpa
memperhatikan jumlah kebutuhan perusahaan, selain menimbulkan biaya set-up dan biaya
penyimpanan, biaya kekurangan bahan dan produk dapat terjadi. Rumus dari metode EOQ ini
adalah : EOQ = Pemakaian selama periode april-juni (12 periode) sama dengan kebutuhan kotor
sejumlah 38 judul untuk buku pelajaran SD sedangkan buku pelajaran SMP sejumlah 25 judul.
Sehingga pemakaian mingguan sama dengan 3,16 judul untuk buku pelajaran SD dan 2,08 judul
untuk buku pelajaran SMP. Perhitungan EOQ untuk produk buku pelajaran SD dan SMP
disajikan sebagai berikut: library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c · Buku pelajaran SD Diket: D =
Pemakaian tahunan = 164 S = Biaya Set up = Rp. 446.000,00. H = Biaya simpan per tahun per
unit = Rp 2.860.000,- EOQ = = Q = 7,15 judul ≈ 7 judul (dibulatkan)
Dari tabel IV.41 diatas metode PPB memiliki biaya total terendah sehingga metode inilah yang
dipilih untuk merencanakan proses produksi, produksi dilakukan dengan menambahkan
kebutuhan hingga banyaknya periode bagian mendekati EPP. Dalam periode kedua dan ketiga
perusahaan merencanakan produksi sebanyak 4 judul buku pelajaran SD tiap periodenya .
Produksi pada kedua periode tersebut digabung karena total produksi dua periode tersebut sudah
menyamai EPP. Hal ini, akan menimbulkan persedian sebanyak 4 library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id cvii judul buku pada periode ketiga. Selanjutnya perusahaan akan melakukan
produksi pada periode keempat, keenam, kedelapan, dan kesepuluh. Sedangkan pada buku
pelajaran SMP, dalam periode kedua dan ketiga perusahaan merencanakan produksi sebanyak 3
judul buku tiap periodenya. Produksi pada kedua periode tersebut digabung karena total produksi
dua periode tersebut sudah mendekati EPP. Hal ini, akan menimbulkan persedian sebanyak 3
judul buku pada periode ketiga. Selanjutnya perusahaan akan melakukan produksi pada periode
keempat, keenam, dan kedelapan.
h. Analisis II MRP
Setelah melakukan analisis untuk menentukan ukuran lot dengan menggunakan teknik lot for lot,
EOQ, dan PPB ,untuk memenuhi pesanan pada periode April-Juni dipilihlah metode PPB (Part
Period Balance). Metode tersebut dipilih karena berdasarkan analisis yang telah dilakukan PPB
menghasilkan biaya total yang paling sedikit. Dalam PPB produksi dilakukan dengan
menggabungkan beberapa periode yang total jumlah produksinya sudah mendekati atau sama
dengan EPP. Pada analisis MRP II, hasil analisis MRP akan dipadukan dengan beberapa sumber
daya lain, misalnya seperti jam kerja, jam mesin, biaya bahan baku, dan variabel sumber lain,
sehingga akan memberikan umpan balik kepada rencana kapasitas, jadwal produksi utama dan
akhirnya kepada rencana produksi. Analisis MRP II dilakukan dengan tujuan agar MRP yang
telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Berikut ini akan disajikan analisis MRP II pada

Ujian Akhir Semester, TPKM | 9


rencana produksi buku pelajaran SD library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cviii dan SMP selama
periode April-Juni pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri:
Bagian produksi Berdasarkan hasil analisis MRP, perencanaan produksi akan dilakukan
berdasarkan metode PPB. Metode PPB dipilih karena metode ini menghasilkan biaya total yang
paling sedikit jika dibandingkan dengan metode lainnya. Berdasarkan analisis metode PPB pada
periode perusahaan harus menyelesaikan 72.000 eksemplar buku SD periode ke 4, 2, 4, dan 6
serta pada periode ke 8 perusahaan harus menyelesaikan 54.000 eksemplar. Sedangkan untuk
buku pelajaran SMP pada periode 4, 2, dan 4 perusahaan harus menyelesaikan 66.000 eksemplar
serta 77.000 eksemplar pada periode ke 6. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri memiliki
kapasitas produksi sebesar 36.900 eksemplar/hari untuk buku SD sedangkan buku SMP 19.200
eksemplar/hari. Jadi tidak akan terjadi ketimpangan produksi jika perusahaan menerapkan
metode PPB karena kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan mampu memenuhi jumlah
produksi yang telah direncanakan dengan metode PPB. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
telah memiliki sistem produksi yang sangat bagus. Arus perpindahan barang dari satu bagian
produksi ke bagian produksi lain dilakukan dengan cepat. Sehingga tidak akan terjadi
penumpukkan barang pada setiap bagian produksi, fleksibilitas akan meningkat dan persediaan
yang muncul juga akan berkurang. Hal ini berarti, Sistem produksi yang dimilki perusahaan
mampu mendukung suksenya implementasi MRP di PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Berikut
ini akan disajikan tabel rencana produksi berdasarkan MRP II dengan Metode PPB, dengan
asumsi pola produksi bulan sebelum dan sesudahnya adalah kontinyu. Berdasarkan tabel diatas
dapat dibuat sebuah perintah kerja yang berisi jadwal tentang pekerjaan yang harus dilakukan
karyawan bagian produksi tiap harinya untuk memenuhi MRP II yang telah direncanakan.

Pembahasan
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri memiliki gudang yang cukup besar. Kapasitas
gudang yang dimilki mampu menampung sekitar 10 rol kertas dan 25 pallet buku atau 86.000
eksemplar. Jadi, gudang tersebut akan mampu menampung persediaan bahan baku dan barang
jadi yang direncanakan dengan metode MRP. Selain memiliki kapasitas yang besar, gudang yang
dimilki perusahaan juga memiliki letak yang strategis yaitu lokasinya yang berdekatan dengan
lokasi dilakukannya proses produksi. Sehingga dengan adanya letak gudang yang berdekatan
dengan area produksi, aliran bahan baku akan menjadi semakin lancar. Hal ini, tentu akan sangat
mendukung suksenya implementasi MRP pada perusahaan.
Pada periode April-Juni Perusahaan melakukan pembelian bahan baku 2 kali dalam satu
bulan. Jumlah bahan baku yang dibeli sesuai dengan kebutuhan perusahaan pada bulan tersebut.
Pada awal bulan, perusahaan membuat sebuah jadwal produksi berdasarkan pesanan pelanggan
dan peramalan penjualan. Kemudian dari jadwal produksi tersebut perusahaan melakukan
pembelian bahan baku. Untuk produksi buku pelajaran SD dan SMP, perusahaan melakukan
produksi sesuai dengan jadwal produksi atau sesuai dengan lot-nya dan pesanan bahan baku
dilakukan dua kali dalam satu bulan. Jadi, biaya yang timbul tidak hanya biaya set-up tapi juga
biaya simpan. Berikut akan dilakukan analisis terhadap metode produksi perusahaan.
Dari hasil Analisis ternyata perhitungan yang dilakukan perusahaan menimbulkan biaya
yang cukup besar untuk memproduksi buku pelajaran SD dan buku pelajaran SMP yaitu Rp
8.474.000,00. Selain itu, biaya simpan untuk bahan baku juga akan timbul karena sistem
Ujian Akhir Semester, TPKM | 10
pembelian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan perhitungan dengan MRP
pada prinsipnya adalah menyediakan jumlah barang yang tepat di waktu yang tepat dan
meminimasi persediaan atau bahkan menghilangkannya, sehingga biaya yang dihasilkan adalah
biaya persediaan yang semakin kecil yaitu sebesar Rp 5.979.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa
metode persediaan bahan baku dengan MRP lebih efektif dan efisien.
Pada minggu ini dilakukan proses produksi buku pelajaran SD sebanyak 72.000
eksemplar dan buku pelajaran SMP sebanyak 66.000 eksemplar dengan lead time 2 minggu.
Perincian perintah kerja untuk buku pelajaran SD dan SMP adalah sebagai berikut:

- Hari 1-5 : Memotong dan meyusun per halaman sesuai dengan judul buku oleh bagian
potong.
- Hari 6-10 : Penjilidan oleh bagian penjilidan.
- Hari 11-12 : Pengepakan oleh bagian gudang. Selain melakukan proses produksi, pada
minggu ini juga dilakukan pemesanan bahan baku pada level 4 yaitu lempengan plate dan
rol film. Untuk buku pelajaran SD jumlah lempengan plate yang dipesan, untuk isi
sebanyak 118 lembar dan cover sebanyak 5 lembar. Sedangkan untuk buku pelajaran
SMP, jumlah yang dipesan untuk isi sebanyak 150 lembar, untuk cover 5 lembar. Rol
film yang dipesan pada minggu ini hanya 1 rol yang digunakan untuk cover buku
pelajaran SMP.
Perintah kerja untuk lempengan plate dan rol film dengan lead time 1 minggu adalah sebagai
berikut:
- Hari 1 : Melakukan order
- Hari 2-6 : Menunggu pesanan tiba. Minggu ke-2 bulan April library.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id cxi Minggu ini dilakukan proses produksi pembuatan plate offset dengan
perincian plate offset isi buku pelajaran SD 160 buah dan plate offset cover 8 buah, serta
plate offset isi buku pelajaran SMP 180 buah dan plate offset cover 6 buah. Lead time
untuk plate offset adalah 1 minggu.
Perincian perintah kerja untuk plate offset adalah ebagai berikut:
- Hari 1 : Proses editing naskah oleh bagian editing
- Hari 2 : Proses setting oleh bagian setting Hari 3-4 : Proses pencetakan foto oleh bagian
repro Hari 5-6 : Pembuatan plate offset oleh bagian repro. Pada minggu ini juga
dilakukan pemesanan terhadap bahan baku pada level 3 yaitu kertas hvs 70 gram untuk
buku pelajaran SD 4 rol, kertas ivory 136 rim, tinta black 282.5 kg, tinta CMY 186 kg,
zat kimia 571 liter, developer plate 23 liter.
Perintah kerja untuk bahan baku diatas dengan lead time masing-masing 1 minggu adalah
sebagai
berikut:
- Hari 1 : Melakukan order Hari 2-6 : Menunggu pesanan tiba. Minggu ke 3 bulan Maret
Minggu ini dilakukan proses produksi cover dan isi buku untuk buku pelajaran SD dan
SMP dengan lead time masing-masing 1 minggu. Untuk buku pelajaran SD cover dan isi
yang diproduksi minggu ini sebanyak 72.000 buah dan Untuk buku pelajaran SMP cover
dan isi yang diproduksi minggu ini sebanyak 66.000 buah.
Perincian perintah kerja untuk cover sebagai berikut:
Ujian Akhir Semester, TPKM | 11
- Hari 1-6 : Proses mencetak halaman cover oleh bagian percetakan.
Sedangkan perintah kerja untuk isi buku adalah sebagai berikut:
- Hari 1-6 : Proses mencetak per halaman oleh bagian percetakan. Pada minggu ini juga
dilakukan pemesanan bahan baku pada level 4 yaitu lempengan plate dan rol film. Untuk
buku pelajaran SD jumlah lempengan plate yang dipesan, untuk isi sebanyak 160 lembar
dan cover sebanyak 8 lembar. Sedangkan untuk buku pelajaran SMP, jumlah yang
dipesan untuk isi sebanyak 180 lembar, untuk cover 6 lembar. Rol film yang dipesan
pada minggu ini sebanyak 4.2 rol untuk buku pelajaran SD dan 9 rol untuk buku
pelajaran SMP.
Perintah kerja untuk lempengan plate dan rol film dengan lead time 1 minggu adalah sebagai
berikut:
- Hari 1 : Melakukan order
- Hari 2-6 : Menunggu pesanan tiba. Minggu ke 4 bulan Maret Pada minggu ini dilakukan
proses produksi pembuatan barang jadi dan plate offset dengan perincian buku pelajaran
SD sebanyak 72.000 eksemplar dan buku pelajaran SMP sebanyak 66.000 eksemplar
dengan lead time 2 minggu. Untuk plate offset isi buku pelajaran SD 160 buah dan plate
offset cover 8 buah, serta plate offset isi buku pelajaran SMP 180 buah dan plate offset
cover 6 buah. Lead time untuk plate offset adalah 1 minggu.
Perincian perintah kerja untuk buku pelajaran SD dan SMP adalah sebagai berikut:
- Hari 1-5 : Memotong dan meyusun per halaman sesuai dengan judul buku oleh bagian
potong.
- Hari 6-10 : Penjilidan oleh bagian penjilidan.
- Hari 11-12 : Pengepakan oleh bagian gudang.
Perincian perintah kerja untuk plate offset sebagai berikut:
- Hari 1 : Proses editing naskah oleh bagian editing
- Hari 2 : Proses setting oleh bagian setting
- Hari 3-4 : Proses pencetakan foto oleh bagian repro
- Hari 5-6 : Pembuatan plate offset oleh bagian repro. Pada minggu ini juga dilakukan
pemesanan terhadap bahan baku pada level 3 yaitu kertas hvs 70 gram 28 rol, kertas ivory
276 rim, tinta black 310.5 kg, tinta CMY 207 kg, zat kimia 628 liter, developer plate 35
liter.
Perintah kerja untuk bahan baku diatas dengan lead time masing-masing 1 minggu adalah
sebagai berikut:
- Hari 1 : Melakukan order
- Hari 2-6 : Menunggu pesanan tiba. Minggu ke-1 periode april-juni Minggu ini dilakukan
proses produksi cover dan isi buku untuk buku pelajaran SD dan SMP dengan lead time
masing-masing 1 minggu. Untuk buku pelajaran SD cover dan isi yang diproduksi
minggu ini sebanyak 72.000 buah dan Untuk buku pelajaran SMP cover dan isi yang
diproduksi minggu ini sebanyak 66.000 buah.
Perincian perintah kerja untuk cover sebagai berikut:
- Hari 1-6 : proses mencetak halaman cover oleh bagian percetakan.
Sedangkan perintah kerja untuk isi buku adalah sebagai berikut:

Ujian Akhir Semester, TPKM | 12


- Hari 1-6 : proses mencetak per halaman oleh bagian percetakan. Pada minggu ini juga
dilakukan pemesanan bahan baku pada level 4 yaitu lempengan plate dan rol film. Untuk
buku pelajaran SD jumlah lempengan plate yang dipesan, untuk isi sebanyak 160 lembar
dan cover sebanyak 8 lembar. Sedangkan untuk buku pelajaran SMP, jumlah yang
dipesan untuk isi sebanyak 180 lembar, untuk cover 6 lembar. Rol film yang dipesan
pada minggu ini sebanyak 5.6 rol untuk buku pelajaran SD dan 9 rol untuk buku
pelajaran SMP.
Perintah kerja untuk lempengan plate dan rol film dengan lead time 1 minggu adalah sebagai
berikut:
- Hari 1 : Melakukan order
- Hari 2-6 : Menunggu pesanan tiba. Minggu ke-2 periode april-juni Pada minggu ini
dilakukan proses produksi pembuatan barang jadi dan plate offset dengan perincian buku
pelajaran SD sebanyak 72.000 eksemplar dan buku pelajaran SMP sebanyak 66.000
eksemplar dengan lead time 2 minggu. Untuk plate offset isi buku pelajaran SD 160 buah
dan plate offset cover 8 buah, serta plate offset isi buku pelajaran SMP 180 buah dan
plate offset cover 6 buah. Lead time untuk plate offset adalah 1 minggu.
Perincian perintah kerja untuk buku pelajaran SD dan SMP adalah sebagai berikut:
- Hari 1-5 : Memotong dan meyusun per halaman sesuai dengan judul buku oleh bagian
potong.
- Hari 6-10 : Penjilidan oleh bagian penjilidan.
- Hari 11-12 : Pengepakan oleh bagian gudang.
Perincian perintah kerja untuk plate offset sebagai berikut:
- Hari 1 : Proses editing naskah oleh bagian editing
- Hari 2 : Proses setting oleh bagian setting
- Hari 3-4 : Proses pencetakan foto oleh bagian repro
- Hari 5-6 : Pembuatan plate offset oleh bagian repro. Pada minggu ini juga dilakukan
pemesanan terhadap bahan baku pada level 3 yaitu kertas hvs 70 gram untuk buku
pelajaran SMP 1.5 rol, tinta black 310.5 kg, tinta CMY 207 kg, zat kimia 628 liter,
developer plate 35 liter
-
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a. Dari analisis perhitungan persediaan bahan baku dengan MRP I dihasilkan Planned Order
Receipt (rencana penerimaan) dan Planned Order Release (rencana pemesanan). Dan
dengan analisis MRP II dihasilkan sebuah rencana jadwal produksi untuk periode April-
juni dan bulan sebelumnya agar MRP dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.
b. Dari hasil analisis ternyata perhitungan yang dilakukan perusahaan menghasilkan biaya
yang cukup besar untuk memproduksi buku pelajaran SD dan buku pelajaran SMP yaitu
Rp 8.474.000,00. Disamping itu, termasuk biaya simpan untuk bahan baku juga yang
timbul karena sistem pembelian bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan, dimana,
perusahaan melakukan pembelian bahan baku dua kali dalam satu bulan.
c. Dari hasil analisis dengan menggunakan metode MRP, diperoleh biaya produksi produk
utama yang berhubungan dengan persediaan yang lebih kecil, yaitu Rp 5.979.000,00.
Ujian Akhir Semester, TPKM | 13
Sehingga terdapat penghematan Rp. 2.495.000 jika menggunakan MRP. Dengan
menggunakan metode MRP perusahaan dapat meminimasi biaya persediaan bahan baku.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa MRP merupakan metode yang memiliki
kemampuan meminimasi biaya, khususnya biaya yang berhubungan dengan persediaan
bahan baku.
Saran
1. Sebaiknya perusahaan melakukan perencanan produksi dan perencanaan kebutuhan
material sebelum memulai proses produksi, karena dengan melakukan kedua perencanaan
tersebut, 118 library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cxxiv diharapkan proses produksi dapat
berjalan dengan efektif, efisien dan tepat waktu serta sesuai dengan kapasitas yang
dimilki perusahaan.
2. Sebaiknya dalam penentuan lot sizing perusahaan menggunakan pendekatan PPB
karena metode ini menghasilkan total biaya yang paling rendah.
3. Perusahaan bisa menetapkan kebijakan persediaan pengaman yang optimum untuk
menghindari keterlambatan dan kehabisan bahan, khususnya untuk bahan baku yang
dibeli.

Ujian Akhir Semester, TPKM | 14


DAFTAR PUSTAKA
Adam and Ebert. 1986. Production And operation Management. New York: Prentice Hall.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cxxv
Aghazadeh, Seyed-Mahmoud. 2003. MRP Contribute To A Company’s Profitability.
Automation Volume 23. Number 3. 2003. pp. 257–265.
Assauri, Sofyan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Chase, Richard B. Nicholas L. Aquilano, and F. Robert Jacobs. 1998. Production and
Operations Management, Manufacturing and Services. Eight Edition. New york: Irwin
Mc Graw Hill.
Heryanto, Eddy. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia,.
Handoko, T. Hani.1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi I. Yogyakarta:
BPFE.
Jogiyanto, H. M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-
Pengalaman. Critical factors of MRP implementation in small and medium-sized
firms.Yogyakarta: BPFE.
Petroni, Alberto. 2002. International Journal of Operations & Production Management, Vol. 22
No. 3, 2002, pp. 329-348.
Render, Barry and Jay Heizer. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Edisi Tujuh. Jakarta
: Salemba Empat. library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cxxvi
Schroeder, Roger G. 2007. Operations Management Contemporery Concepts and Cases.
Third Edition. New York: Hill International Edition.
Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka. Yuliant, zamit. 1999. Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Ujian Akhir Semester, TPKM | 15

Anda mungkin juga menyukai