Anda di halaman 1dari 29

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI

PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY


CONTROL (PPIC) DENGAN METODE
MANUFACTURE RESOURCE PLANNING (MRP)

Mochamad Subianto1), Nining Martiningtyas 2)


1) Program Studi Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, byan_la@yahoo.co.id
2) Program Studi Sistem Informasi, STIKOM Surabaya, nining @stikom.edu

Abstrak: Sebuah perusahaan manufaktur, mempunyai permintaan bahan baku yang tergantung pada rencana
produksi untuk produk akhir. Rencana produksi, dapat ditentukan perencanaan berapa banyak bahan baku yang akan
dibutuhkan dalam setiap periode waktu mendatang. Untuk itu, agar mencapai jumlah produk akhir yang diharapkan
dan proses produksi tidak ada kendala dengan bahan baku yang dibutuhkan, baik itu kekurangan atau kelebihan
yang mengakibatkan penambahan biaya tambahan yang memang tidak diharapkan oleh perusahaan, maka
dibutuhkan suatu sistem informasi yang berguna untuk memantau, mengatur perencanaan pembelian, serta
mengontrol dan memberikan suatu keputusan mengenai bahan baku dengan metode Material Requirement Planning
(MRP). Sistem informasi yang dibangun menggunakan metode MRP tipe 2, yaitu sistem informasi yang digunakan
untuk merencanakan dan mengontrol persediaan dan juga kapasitas dari suatu perusahaan manufaktur. Pada sistem
ini order dari hasil explosion di cek untuk dilihat apakah sesuai dengan kapasitas yang tersedia atau tidak.
Berdasarkan evaluasi yang ada bahwa sistem informasi ini dapat membantu departemen Production Planning and
Inventory Control (PPIC)) dalam merencanakan, melaksanakan dan mengontrol pembelian bahan baku agar tidak
ada hambatan dalam .

Kata kunci: Material Requirement Planning, Production Planning and Inventory Control

Permintaan bahan baku tergantung pada dalam menentukan hubungan setiap item secara cepat
rencana produksi untuk produk akhir (finish dan tepat.
good/good product) di perusahaan manufaktur. Tujuan utama dari penerapan metode MRP
Rencana produksi, dapat ditentukan berapa banyak adalah membuat jadwal untuk mengetahui
bahan baku yang akan dibutuhkan dalam setiap kebutuhan akan bahan baku dalam usaha memenuhi
periode mendatang dalam cakupan waktu kebutuhan rokok (finish good). Berdasar jadwal
perencanaan. Kebutuhan jumlah produk akhir kebutuhan dapat ditentukan kapan bahan baku
ditentukan oleh ramalan penjualan yang dikeluarkan tersebut harus dilakukan pengadaan dengan tetap
oleh departemen pemasaran. Untuk itu, agar memperhitungkan inventory level dan safety stock,
mencapai jumlah produk akhir yang diharapkan dan serta lead time atau waktu yang diperlukan dalam
proses produksi tidak ada kendala dengan bahan baku pengiriman dan produksi bahan baku. Dalam hal ini,
yang dibutuhkan, baik itu kekurangan atau kelebihan semua proses ini dilakukan oleh Departeman
yang mengakibatkan penambahan biaya yang tidak Production Plannning and Inventory Control (PPIC)
diharapkan oleh perusahaan, maka dibutuhkan suatu yang bertanggung jawab untuk menyetujui dan
cara atau sistem yang berguna untuk memantau, mengeluarkan pesanan bahan baku.
mengatur perencanaan pembelian, serta mengontrol Perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan
pengadaan bahan baku. yang baik, hanya dapat dilaksanakan dengan
Untuk memantau, mengatur perencanaan dukungan penuh dari sistem informasi. Penggunaan
pembelian, serta mengontrol dan memberikan suatu dan penerapan sistem informasi akan meningkatkan
keputusan mengenai bahan baku dapat dilakukan kinerja dan kontrol yang baik (Siregar, 2003). Hal ini,
dengan metode Materials Requirement Planning menjadi daya tarik penulis untuk mengembangkan
(MRP). MRP merupakan suatu teknik atau prosedur metode MRP secara terkomputerisasi yang bisa
untuk mengelola persediaan dalam suatu operasi digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam
manufaktur (Katherine, 2003). Metode MRP ini monitoring, perencanaan pembelian, kontrol bahan
dikembangkan secara spesifik dengan tujuan baku, dan membuat keputusan secara cepat.
berhadapan dengan kompleksitas penempatan waktu PT Philip Morris Indonesia (PMI) merupakan
dan hubungannya dengan inventori. Pengendalian perusahaan manufaktur yang dalam pelaksanaan
persediaan ini memperhatikan hubungan antara item monitoring, perencanaan pembelian dan control
persediaan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi bahan baku sudah menggunakan MRP, dalam hal ini
dilakukan oleh PPIC, dengan menggunakan aplikasi
SNASTI 2009 - 343
Excel. MRP menggunakan aplikasi Excel tersebut material dengan menerapkan metode MRP (Material
terdapat beberapa keterbatasan untuk membantu Requirements Planning).
pihak PPIC dalam melakukan kegiatan peramalan
dan monitoring. yaitu:
1. Setiap minggu harus update outstanding PO dan Landasan Teori
inventory stock yang diambil dari applikasi SAP
(aplikasi yang digunakan untuk pembelian, Material Requirement Planning (MRP)
penerimaan, pembayaran dan aliran data, serta Material Requirement Planning (MRP) dibagi
beberapa laporan yang dipakai oleh PT. Philip dan didefinisikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu
Morris Indonesia), kemudian dimasukkan ke (Katherine, 2003):
dalam excel untuk menjalankan MPR (Material 1. MRP tipe 1, berhubungan dengan sistem
Requirement Planning). Kegiatan ini dilakukan pengontrolan tentang order dari manufaktur dan
di awal minggu yaitu hari Senin. pembelian untuk menghitung jumlah yang tepat,
2. Belum adanya informasi ukuran waktu yang waktu yang tepat untuk menunjang jadwal induk.
seharusnya dilakukan pembelian karena sekarang Sistem ini mengeluarkan order untuk mengontrol
masih menggunakan perkiraan dengan melihat persediaan pada Work in Proccess (WIP) dan
kapan material itu habis dan 1 bulan sebelumnya material melalui perencanaan penempatan. Pada
atau lebih, maka akan dilakukan pembelian. sistem ini kapasitas tidak diperhitungkan.
Kadang-kadang hari libur terlupakan dalam 2. MRP tipe 2, berhubungan dengan sistem
perhitungan karena itu sangat berpengaruh dalam informasi yang digunakan untuk merencanakan
pengiriman dan waktu produksi yang dibutuhkan dan mengontrol persediaan dan juga kapasitas
vendor dalam memenuhi order. dari suatu perusahaan manufaktur. Pada sistem
3. Belum adanya alat untuk mengatur alokasi ini order dari hasil explosion di cek untuk dilihat
pembelian terhadap vendor yang sudah apakah sesuai dengan kapasitas yang tersedia
ditetapkan oleh pihak PMI Regional secara atau tidak. Jika ternyata kapasitas yang ada tidak
cepat. Hal ini dilakukan sebelum melakukan cukup, maka jadwal induk harus dirubah.
pembelian, jumlah yang akan dibeli atau 3. MRP tipe 3, behubungan dengan sistem
dibutuhkan akan dibagi sesuai dengan alokasi perencanaan manufaktur yaitu digunakan untuk
dan melihat pembelian sebelumnya untuk merencanakan dan mengatur semua komponen
mengukur pemenuhan alokasi dalam satu tahun. dari manufactur yaitu persediaan, kapasitas,
Jika ada perubahan, maka PPIC akan merubah uang, personal, fasilitas dan perlengkapan umum
forecast yang sudah dibuat di awal tahun. lainnya.
4. Belum adanya alat yang memberikan informasi Metode yang digunakan dalam penelitian ini
seberapa banyak atau prosentase yang telah adalah MRP tipe 2, adalah suatu teknik atau prosedur
dipenuhi untuk alokasi pembelian terhadap untuk mengelola persediaan dalam suatu operasi
vendor yang sudah ditentukan dalam waktu satu manufaktur dengan memperhitungkan kapasitas.
tahun.
Dengan adanya keterbatasan applikasi yang Inventori Level
dipakai oleh PT PMI, maka diperlukan sebuah sistem Inventory lavel merupakan batas maksimal
informasi yang dapat membantu Departeman PPIC penyimpanan barang dengan memperhatikan
untuk memantau, perencanaan pembelian, dan keamanan sehingga membatasi tinggi maksimal
kontrol bahan baku. Oleh karena itu, maka tumpukan dan memperhatikan jarak antar barang
permasalahan dapat dirumuskan “Bagaimana agar mempermudah pengambilan baik itu dengan alat
merancang dan membangun sebuah sistem informasi maupun tanpa alat (Katherine, 2003).
PPIC untuk merencanakan, mengontrol dan
menentukan keputusan dalam hal pembelian bahan Safety Stock
baku / raw material dengan menerapkan metode MRP Safety stock merupakan stock pengaman yang
(Material Requirements Planning)”. ditetapkan perencanaan MRP untuk mengantisipasi
Dalam pembuatan aplikasi sistem informasi fluktuasi dalam pengiriman dan atau penawaran, serta
ini, batasan permasalahan adalah aplikasi ini adanya hal yang diinginkan/diduga di dalam
diterapkan di PT Philip Morris Indonesia, metode pengiriman (Katherine, 2003).
MRP yang digunakan adalah MRP tipe 2 dengan
periode waktu weekly, serta aplikasi dipusatkan pada Bill Of Materials (BOM)
bidang PPIC yaitu prosedur penyusunan rencana Bill of Material adalah suatu (sub assembly)
produksi, prosedur penyusunan Rencana Kebutuhan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan apabila
Material (RKB) dan Rencana Pembelian Material perusahaan mampu memproduksi sendiri sub
(RPB). Tujuan yang hendak dicapai dalam assembly-nya. (Katherine, 2003). BOM berisi
penyusunan Tugas Akhir ini adalah merancang dan informasi tentang hubungan komponen satu dengan
membangun sebuah sistem informasi PPIC untuk yang lainnya dalam suatu perakitan (assembly), juga
merencanakan, mengontrol dan menentukan menginformasikan kebutuhan tiap komponen untuk
keputusan dalam hal pembelian bahan baku / raw membentuk setiap produksi akhir. Informasi ini
SNASTI 2009 - 344
sangat penting dalam penentuan kebutuhan kotor dan GRZ = BOM x PPZ x (AO/100) …. (2)
kebutuhan bersih. Lebih jauh lagi, struktur produk NRZ = SRZ – GRZ …. (3)
memberikan informasi tentang semua item, seperti : TPNR = NRPZ – LT …. (4)
level item, jumlah yang dibutuhkan pada setiap POR = TPNRƩZ .... (5)
rakitan, jumlah produk akhir yang harus dibuat. LSZ = (SZ + SRZ) / GRZ .... (6)
Keterangan :
Master Production Schedule BOM : Bill of Material
Jadwal Induk Produksi didasarkan pada FU : Formula Usage
peramalan (forecast) atau kebutuhan permintaan SW : Standard Waste
dependent (perusahaan gabungan) dari setiap produk GR : Gross Requirement
akhir yang akan dibuat. MPS (Mitra Pengelintingan AO : Allocatio Order
Sigarette) merupakan proses alokasi untuk membuat PP : Production Planning atau Production Schedule
sejumlah produk yang diinginkan dengan NR : Net Requirement
memperhatikan kapasitas yang dimiliki. SR : Schedule Receipts
Perencanaan atas suatu Jadwal Induk Produksi POR : Purchase Order Requirement
dilakukan dalam dua tahap (Dwiningsih, 2000): (a) TPNR : Time Phase Net Requirement
Menentukan besarnya kapasitas atau kecepatan LT : Lead Time
operasi yang diinginkan, dan (b) Menentukan jumlah LS : Level Stock
dari tenaga kerja yang dibutuhkan dan jumlah mesih S : Stock
serta shift yang diperlukan untuk penjadwalan. Z : periode

Lead Time (L)


Lead Time dari suatu item atau komponen METODE
dapat dibedakan menjadi dua yaitu (Katherine, 2003): Diagram blok dapat digunakan untuk
a. Lead Time Purchasing, yaitu selang waktu menunjukkan desain umum dari sistem yang akan
antara barang mulai dipesan dari supplier sampai dibuat, di mana digambarkan sebagai aliran data
dengan barang diterima di pabrik, (apabila secara keseluruan antara proses-proses yang ada ke
material dipesan dari pabrik lain). dalam suatu bentuk diagram (Hartono, 2008).
b. Lead Time Manufacturing, yaitu selang waktu Gambar 1 menunjukkan diagram blok yang
antara barang mulai diproduksi sampai barang menjelaskan tentang input proses dan output dari
tersebut jadi dan siap untuk digunakan. (untuk sistem yang akan dibuat. Dalam gambar 1 terdapat
material yang diproduksi sendiri). empat proses sistem komputer dan dua proses input.
Proses sistem komputer merupakan proses yang
Purchasing Activity dilakukan oleh komputer tanpa campur tangan user,
Purchasing Activity atau aktivitas pembelian dan proses input adalah proses yang dilakukan oleh
disini adalah aktivitas pembelian raw material yang user. Output dari dua proses yaitu proses komputer
dibutuhkan yang harus dipesan ke supplier sesuai dan proses input adalah BOM, Planning Production,
dengan vendor allocation untuk memenuhi Purchase Order, dan Stock yang digunakan sebagai
kebutuhan produksi dengan dasar Purchase bahan pertimbangan dalam perhitungan di proses
Requirement (PR) yang dibuat oleh departemen PPIC MRP. Perhitungan MRP juga mempertimbangkan
yang berisi kuantitas barang dan kapan barang beberapa aspek yaitu lead time, safety stock,
tersebut harus didatangkan Panned Order Receipts inventory level, Standard packaging, dan allocation
(POR). order.
Perhitungan yang digunakan adalah:
BOM = FU + (FU x SW).... (1)

SNASTI 2009 - 345


Gambar 1 Desain umum sistem

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah proses yang saling berhubungan (Kendal, 2003).
grafik yang digunakan untuk mempresentasikan suatu Gambar 2 menunjukkan DFD level Context Diagram
sistem, dimana menggunakan beberapa simbol untuk untuk sistem informasi PPIC dengan metode MRP.
menjelaskan bagaimana jalannya data melalui proses-
dt Inventory Level
Purchase Order Requirment

dt Purchase Requirement Finance


dtMaterial_Type
Planner

dtUOM
Logistic
dtMaterial_Group dt Safety Stock
dt Direct Material

Purchase Order Requirement dt Bill Of Lading


0

dftr Outstanding PO

dt Planning Production
dt Receipts Order
Sisntem Informasi Production Planning and Inventory Control
dftr Outstanding_PR Warehouse
Stock
dftr Outstanding PO
+ Purchase Order Requirement

dt Purchase Order

dt Vendor
dt BOM Quality
Procurement dt Lead Time
Assurance
dt Finish Good
dt Allocation Order
dt Standard Packaging
dtCurrency_Bank

Gambar 2 Context Diagram untuk sistem informasi PPIC dengan metode MRP

HASIL DAN PEMBAHASAN diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan
untuk melakukan update ada dua cara yaitu dengan
Tampilan Form Direct Material cara memilh salah satu data yang ada di list view dan
Merupakan form yang berfungsi untuk mengisi material id kemudian tekan ”Search”.
menginputkan dan update data bahan baku atau raw Setelah data diubah tekan ”Update”. Untuk
material atau direct material. Tampilan form dapat menambahkan data baru dapat menekan tombol
dilihat seperti pada gambar 3 tampilan direct ”New” terlebih dahulu kemudian isi semua textbox,
material. Untuk melihat semua data yang sudah setelah selesai tekan tombol ”Save”.

SNASTI 2009 - 346


Gambar 3 Tampilan Direct Material

Tampilan Form Vendor Tampilan form dapat dilihat seperti pada gambar 4
Merupakan form yang berfungsi untuk tampilan vendor master.
menginputkan dan update data vendor atau suppliyer.

Gambar 4 Tampilan Form Vendor Master

Untuk melihat semua data yang sudah


diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan Tampilan Form Standard Packaging
untuk melakukan update ada dua cara yaitu dengan Merupakan form yang berfungsi untuk
cara memilh salah satu data yang ada di list view dan menginputkan dan update data standard packaging
mengisi vendor id kemudian tekan ”Search”. Setelah atau standard pengepakan dari raw material atau
data diubah tekan ”Update”. Untuk menambahkan bahan baku atau direct material. Tampilan form dapat
data baru dapat menekan tombol ”New” terlebih dilihat seperti pada gambar 5 tampilan form standard
dahulu kemudian isi semua textbox, setelah selesai packaging.
tekan tombol ”Save”.

Gambar 5 Tampilan Form Standard Packaging

Secara default form akan menampilkan semua Tampilan Form Lead Time
standard packaging dari data raw material atau bahan Merupakan form yang berfungsi untuk
baku atau direct material, jika untuk menampilkan menginputkan dan update data lead time atau lama
beberapa material saja dapat mengimputkan vendor waktu pengiriman barang yang diorder. Tampilan
id di textbox vendor id atau metrial id di texbox form dapat dilihat seperti pada gambar 6 tampilan
material id kemudian tekan tombol ”Search”. Data form lead time.
packaging dapat diupdate di colom packaging dalam Secara default form akan menampilkan semua
datagrid. Jika sudah selesai tekan tombol ”Save”. lead time dari data raw material atau bahan baku atau
direct material, jika untuk menampilkan beberapa

SNASTI 2009 - 347


material saja dapat mengimputkan vendor id di dapat diupdate di colom lead time dalam datagrid.
textbox vendor id atau metrial id di texbox material Jika sudah selesai tekan tombol ”Save”.
id kemudian tekan tombol ”Search”. Data leadtime

Gambar 6 Tampilan Form Lead Time

Tampilan Form Allocation Order raw material atau bahan baku atau direct material.
Merupakan form yang berfungsi untuk Tampilan form dapat dilihat seperti pada gambar 7
menginputkan dan update data allocation order terhadap tampilan form allocation order.

Gambar 7 Tampilan Form Allocation Order

Secara default form akan menampilkan semua order dalam datagrid. Jika sudah selesai tekan tombol
allocation order dari data raw material atau bahan ”Save”.
baku atau direct material, jika untuk menampilkan
beberapa material saja dapat mengimputkan vendor Tampilan Form Finish Good
id di textbox vendor id atau metrial id di texbox Merupakan form yang berfungsi untuk
material id kemudian tekan tombol ”Search”. Data menginputkan dan update data finish good atau
allocation order dapat diupdate di colom allocation produk jadi. Tampilan form dapat dilihat seperti pada
gambar 8 tampilan form finish good.

Gambar 8 Tampilan Form Finish Good

Untuk melihat semua data yang sudah


diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan Tampilan Form BOM
untuk melakukan update ada dua cara yaitu dengan Merupakan form yang berfungsi untuk
cara memilh salah satu data yang ada di list view dan menginputkan dan update data BOM atau data yang
mengisi finish good id kemudian tekan ”Search”. dibutuhkan raw material atau bahan baku atau direct
Setelah data diubah tekan ”Update”. Untuk material terhadap produk jadi. Tampilan form dapat
menambahkan data baru dapat menekan tombol dilihat seperti pada gambar 9 tampilan form BOM.
”New” terlebih dahulu kemudian isi semua textbox, Secara default form akan menampilkan semua
setelah selesai tekan tombol ”Save”. BOM dari data raw material atau bahan baku atau
SNASTI 2009 - 348
direct material terhadap finish good yang terselect good yang sudah dipilih maka tekan tombol ”Add”
dalam combobox finish good. Data BOM dapat akan muncul semua material yang belum masuk di
diupdate di colom formula usage dan standard waste dalam BOM terhadap finish good yang terpilih. User
dalam datagrid. Jika sudah selesai tekan tombol bisa menambahkan banyak bahan baku dalam sekali
”Save”. Untuk menambahkan data bom untuk finish add.

Gambar 9 Tampilan Form BOM

Tampilan Form Planning Production produk jadi. Tampilan form dapat dilihat seperti pada
Merupakan form yang berfungsi untuk gambar 10 tampila form planning production.
menginputkan dan update data rencana produksi

Gambar 10 Tampilan Form Planning Production

Secara default form akan menampilkan semua seorang planner dapat mengetahui stock level pada
rencana produksi pada tahun waktu akses. Data rencana waktu penerimaan. Pada baris level Stock muncul warna
prosuksi dapat ditambahkan dengan menekan tombol yang mengindikasikan beberapa pemberitahuan yaitu
”Add Week”. Dan data bisa diupdate langsung di warna merah jika level stock sudah 0 atau kurang, warna
textbox. Jika sudah selesai tekan tombol ”Save”. kuning jika level stock kurang dari safety stock, warna
putih jika level stock melebihi safety stock dan kurang
Tampilan Form MRP inventory level, dan warna biru jika level stock melebihi
Merupakan form yang berfungsi untuk analisa inventory level. Data schedule receipts yang muncul dari
dan kontrol bahan baku yang dibutuhkan dalam system tidak dapat diupdate.
produksi. Tampilan form dapat dilihat seperti pada Form ini juga menyediakan pembuatan
gambar 11 tampilan form MRP. pemesanan barang sesuai perhitungan MRP dengan
Untuk melihat data MRP terlebih dahulu memilih menekan tombol ”Create PR”. Data pembuatan PR
material group kemudian tekan tombol ”View” adalah planning order requirement pada week yang
kemudian hasil perhitungan MRP akan di tampilan belum dibuatkan PR. Dalam waktu sekali tombol create
dengan dua tampilan yaitu summary dan detai. PR akan mengambil hanya satu week saja. Peroses
Summary adalah hasil kumpulan dari beberapa material create itu tersebut tidak akan terbuat sebelum disimpan
yang ada di detail. Dalam Form ini dapat dilakukan dengan menggunakan form purchase requirement
simulai dengan mengisi angka di textbox Schedule karena data dari MRP hanyalah disimpan di memory.
Receipts kemudian tekan tombol ”Simulation”. Form purchase requirement akan tampil setelah user
Diharapkan dengan simulasi ini seorang planner dapat menyetujui proses create PR.
lebh yakin bahwa perhitungan MRP sudah benar dan

SNASTI 2009 - 349


Gambar 11 Tampilan Form MRP

Pada gambar 11 terdapat 8 proses yaitu week dan setiap material yang ada. Hasil proses
pertama proses pencarian material sesuai dengan type ditampilkan di baris Net Requirement sesuai dengan
material dan dengan allocasi order lebih besar 0% week dan material. Ketujuh proses perhitungan Time
dan sebagai hasil proses yaitu tampilnya material ID Phase Requirement sesuai rumus 4. Perhitungan
di detil MRP. tersebut dilakukan setiap week dan setiap material
Kedua proses pencarian time production yang ada. Dan hasil proses ditampilkan di baris Time
schedule dan sebagai hasil proses yaitu tampilnya Phase Requirement sesuai dengan week dan material.
nomer week dan tahun sesuai waktu produksi di Kedelapan proses perhitungan Purchase Order
production schedule. Requirement sesuai rumus 5. Perhitungan tersebut
Ketiga proses perhitungan Gross Requirement dilakukan setiap week dan setiap material yang ada.
sesuai rumus 2. Perhitungan tersebut dilakukan setiap Hasil proses ditampilkan di baris Purchase Order
minggu dan setiap material yang ada. Hasil proses Requirement sesuai dengan week dan material.
ditampilkan di baris gross requirement sesuai dengan
week dan material. Tampilan Form Purchase Requirement
Keempat proses pencarian data Schedule Merupakan form yang berfungsi untuk
Receipts dari Data Receipts (prioritas 1), Bill of membuat atau mengupdate pemesanan pembelian.
Lading (prioritas 2), dan Purchase Order (prioritas Tampilan form dapat dilihat seperti pada gambar 12
3). Jika ada data yang sama di dalam ketiga data tampilan form purchase requirement.
tersebut, maka data yang diambil dari data dengan Untuk melihat semua data yang sudah
prioritas terkecil. diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan
Kelima proses perhitungan Level Stock sesuai untuk melakukan update dengan cara memilh salah
rumus 6. Perhitungan tersebut dilakukan setiap week satu data yang ada di list view. Setelah data diubah
dan setiap material yang ada. Dan hasil proses tekan ”Update”. Untuk menambahkan data baru
ditampilkan di baris Level Stock sesuai dengan week dapat menekan tombol ”New” terlebih dahulu
dan material. kemudian isi semua textbox, setelah selesai tekan
Keenam proses perhitungan Net Requirement tombol ”Save”.
sesuai rumus 3. Perhitungan tersebut dilakukan setiap

SNASTI 2009 - 350


Gambar 12 Tampilan Form Purchase Requirement

Jika proses create PR di jalankan dari form untuk melakukan update dengan cara memilh salah
MRP akan secara otomatis akan muncul data sesuai satu data yang ada di list view. Setelah data diubah
dengan proses MRP. User juga bisa merubah quantity tekan ”Update”. Untuk menambahkan data baru
dan tanggal pengiriman. dapat menekan tombol ”New”, maka sistem akan
menjadi semua data Purchase requirement yang
Tampilan Form Purchase Order belum dilakukan purchase order serta
Merupakan form yang berfungsi untuk mngelompokkan material berdasarkan vendor. Jadi
membuat atau mengupdate pembelian barang. purchaser bisa melakukan pembuatan purchase order
Tampilan form dapat dilihat seperti pada gambar 13 dengan satu vendor dengan beberapa material yang
tampilan form purchase order. sesuai vendor tersebut. Setelah selesai tekan tombol
Untuk melihat semua data yang sudah ”Save”.
diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan

Gambar 13 Tampilan Form Purchase Order

Pada purchase order seorang user procurement


dapat mengetahui harga untuk material yang sama Tampilan Form Bill Of Lading
pada pembelian yang terakhir. Harga itu tampil Merupakan form yang berfungsi untuk
ketika membuat purchase order baru. Hal ini menginput atau mengupdate surat jalan. Tampilan
diharapkan seorang user dapat mengetahui selisih form dapat dilihat seperti pada gambar 14 tampilan
harga antara harga lama dengan harga baru dan form bill of lading.
mempercepat pembuatan purchase order jika harga
memang sudah tetap selama kurun waktu tertentu

SNASTI 2009 - 351


Gambar 14 Tampilan Form Bill Of Material

Untuk melihat semua data yang sudah


diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan Tampilan Form Receipts
untuk melakukan update dengan cara memilh salah Merupakan form yang berfungsi untuk
satu data yang ada di list view. Kemudian mengisi menginput atau mengupdate penerimaan barang.
textbox BOL Number dan invoice number serta ETD Tampilan form dapat dilihat seperti pada gambar 15
(Waktu barang dating di dermaga). Setelah data tampilan form receipts.
diubah tekan ”Save”.

Gambar 15 Tampilan Form Receipts

Untuk melihat semua data yang sudah Tampilan Form Connection


diinputkan dapat menekan tombol ”List View”, dan Merupakan form yang berfungsi untuk
untuk melakukan update dengan cara memilh salah merubah konesi dengan database. Tampilan form
satu data yang ada di list view. Kemudian mengisi dapat dilihat seperti pada gambar 16 tampilan form
textbox Qty Receipts dan Qty Reject. Setelah data connection.
diubah tekan ”Save”.

SIMPULAN
1. Berdasarkan evaluasi uji coba sistem
disimpulkan bahwa aplikasi ini sudah berjalan
dan diharapkan dapat membantu departemen
PPIC (Production Planning and Inventory
Control) dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengontrolan dalam pembelian bahan baku atau
raw material. Aplikasi ini memberikan hasil atau
output yang dapat menjadi acuan dalam
monitoring, perencanaan pembelian, dan kontrol
bahan baku, sehingga tidak terjadi kekurangan
Gambar 16 Tampilan Form Connection atau kelebihan bahan baku karena kesalahan
perhitungan manusia yang mengakibatkan
Secara default form menampilkan setting yang penambahan biaya tambahan
sekarang dipakai. Untuk merubah dapat merubah isi 2. Berdasarkan dari evaluasi disimpulkan bahwa
text yang ada kemudian tekan tombol ”Save”. Dan applikasi ini sudah menerapkan metode MRP
untuk mengetahu koneksi berhasil atau tidak bisa (Material Requirements Planning) untuk
menekan tombol ”Connection Testing”. perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan
dalam pembelian bahan baku atau raw material,
SNASTI 2009 - 352
khususnya MRP tipe 2 dengan Kendal & Kendal, 2003. Analisa dan Perancangan
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu lead Sistem Jilid I, PT. Insan Sejadi: Klaten
time, safety stock, inventory level, BOM, Siregar, B. Narumondang, 2000. Perancangan
Production Planning, Purchasing Activity, Kabutuhan Material (Material Requirement
Standard packaging, dan allocation order. Planning) Berdasarkan Sistem Industri Modern
dengan Pendekatan Sistem MRP II, Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sumatera Utara: Sumatra.
Hartono. Jogiyanto, 2008. Metodologi Penelitian Dwiningsih, Nurhidayati, 2000. Material
Sistem Informasi, Andi: Yogyakarta. Requirement Planning dan Just In Time,
Katherine, KS. dan G. Yukie S., 2003. Sistem STEKPI: Jakarta.
Informasi Manajemen (SIM II), STIKOM:
Suarabaya.

SNASTI 2009 - 353


INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika ISSN : 2085-0573
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53

RANCANG BANGUN SISTEM


PRODUCTION PLANNING AND INVENTORY CONTROL (PPIC)
UNTUK MENENTUKAN ESTIMATED TIME DEPARTURE (ETD)
PADA PT BALAGI RATTAN CIREBON
Dian Novianti 1, Maksudi 2 , Sari Inten 3
1,2
Program Studi Teknik Informatika , Universitas Muhammadiyah Cirebon
Jalan Fatahillah No. 40 Watubelah Sumber, Kabupaten Cirebon
1
diannovianti@gmail.com, 2maksudi@gmail.com, 3sari.inten@gmail.com

Intisari

PPIC (Production Planning and Inventory Control) adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk
meningkatkan ketepatan dalam pelaksaan proses produksi dalam merencanakan dan mengontrol persediaan
bahan baku. PT Balagi Rattan Cirebon mempunyai beberapa buyer yang aktif maupun yang masih potensial.
Untuk menjaga kualitas produksinya, PPIC memberikan waktu tenggang pengerjaan (Lead Time) proses
produksi antara 60 – 90 hari. Batas waktu tersebut ditentukan dengan memeriksa terlebih dahulu persediaan stok
bahan baku di gudang sesuai dengan data yang harus tersedia.
Namun dalam pelaksaan produksi, terdapat beberapa masalah yang sangat beresiko yang berkaitan dengan
finansial maupun produksi. Dalam merencanakan pengadaan bahan baku, petugas PPIC masih menggunakan
perkiraan/intuisi tanpa didukung oleh data yang nyata dan akurat. Sehingga hal tersebut mengakibatkan
persediaan barang mengalami kekurangan dan kelebihan bahan baku.
Sistem yang dibuat adalah sistem pengolahan data yang berkaitan dengan PPIC dengan menggunakan
bahasa pemrograman PHP, antar muka sistem dikembangkan dari CSS, HTML dan MySQL sebagai
databasenya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi literatur,
sedangkan metode yang digunakan adalah waterfall dan menggunakan DFD (Data Flow Diagram) untuk
merancang sistemnya.
Sistem ini dapat menyajikan data PPIC lengkap seperti data buyer, data barang, data bahan baku, serta
laporan stok bahan baku. Hasil pembuatan sistem ini, dapat mempermudah pegawai dalam mengatasi masalah
pengolahan data yang bersifat manual, mempermudah pengolahan data menjadi database sehingga lebih efisien
dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan untuk pegawai.

Kata Kunci : PPIC, Bahan Baku, Sistem Pengelolaan PPIC


merupakan fungsi utama dari PPIC
PENDAHULUAN (Production Planning and Inventory
Komputer pada masa sekarang ini bukan Control). PPIC juga memiliki peranan
merupakan sesuatu yang baru. Teknologi penting di gudang, oleh karena itu PPIC
komputer sangat berperan penting dalam dan gudang sangat berkaitan erat.
kehidupan sehari-hari. Dengan media
komputer ini kita juga dapat memperoleh ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
informasi dengan sangat mudah dan cepat. A. Analisis Sistem
PT Balagi Rattan Cirebon merupakan Perancangan Sistem PPIC
perusahaan manufaktur dimana merubah (Production Planning and Inventory
barang mentah menjadi produk jadi melalui Control) adalah sebuah sistem baru yang
proses produksi kemudian dijual kepada akan diusulkan untuk diimplementasikan di
buyer/pembeli. Perusahaan manufaktur PT Balagi Rattan Cirebon untuk
sangat erat kaitannya dengan persediaan mempermudah petugas PPIC dalam
yang merupakan aset perusahaan. merencanakan dan mengontrol persediaan
Persediaan tersebut terdiri dari persediaan stok bahan baku.
bahan baku/raw material, persediaan Sistem yang masih berjalan saat ini
barang sedang dalam proses produksi, dan dalam merencanakan pengadaan bahan
persediaan barang jadi yang dimiliki untuk baku, petugas PPIC masih menggunakan
kemudian dijual kepada buyer/pembeli. perkiraan/intuisi tanpa didukung oleh data
Proses produksi dimulai dari penerimaan yang nyata dan akurat. Sehingga hal
Purchase Order (PO) sampai dikirim tersebut mengakibatkan persediaan barang
kepada buyer pada tepat waktunya mengalami kekurangan dan kelebihan
bahan baku. Kekurangan bahan baku akan

44
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
mengakibatkan keterlambatan dalam Setelah di cek maka PPIC akan
pengerjaan produksi sehingga akan meleset merencanakan pengadaan bahan baku.
dari batas waktu yang telah dijanjikan di 3. Tahap ketiga, menurunkan bahan baku
awal saat penerimaan PO (Purchase Order) ke divisi Produksi. Pada tahap ini PPIC
dari divisi Marketing. Sedangkan jika akan menginformasikan kepada
persediaan bahan baku mengalami Gudang melalui Material List untuk
kelebihan maka akan berpengaruh terhadap mengirimkan seluruh bahan ke divisi
tingginya biaya penyimpanan dan beresiko Produksi dan memerintahkan divisi
juga terhadap kehilangan bahan baku Produksi untuk membuat produk sesuai
maupun kerusakan bahan baku yang dengan PO (Purchase Order) yang
disebabkan oleh factor alam maupun sudah diturunkan berupa RO (Received
ketahanan bahan baku. Order). Jika bahan baku produk
Sampai saat ini, petugas PPIC dalam terdapat kekurangan maka petugas
melakukan inventaris stok bahan baku PPIC akan meminta divisi Purchasing
masih secara manual yaitu dengan (Pembelian) untuk memesan bahan
menghitung keseluruhan bahan baku yang baku yang kurang. Namun petugas
tersedia lalu ditulis di buku besar tanpa PPIC dapat meminta kepada divisi
menggunakan komputer. Sehingga Produksi untuk melakukan produksi
informasi yang diberikan kurang up to date dengan bahan baku yang sudah tersedia
dan membuang banyak waktu saat terlebih dahulu sambil menunggu
pengerjaanya. Dari informasi dan laporan bahan baku tersedia seluruhnya. Hal ini
ketersediaan stok bahan baku yang kurang dapat dilakukan jika memungkinkan
cepat, tidak efisien, dan kurang akurat maka karena bahan baku yang belum ada
akan berpengaruh terhadap PPIC terlambat dapat dikerjakan menyusul.
melakukan pemesanan bahan baku. 4. Tahap keempat, pemeriksaan kualitas
produk. Pada tahap ini produk yang
B. Gambaran Sistem sudah selesai dikerjakan akan
Dalam merencanakan produksi, dikirimkan ke divisi Quality Control
PPIC harus melalui beberapa prosedur. (QC) untuk pemeriksaan kualitas
Yang dimaksud dengan prosedur produk. Jika barang belum memenuhi
perencanaan produksi dalam pengamatan standart kualitas produk, maka divisi
penulis ini adalah serangkaian kegiatan QC akan menginformasikan kepada
yang saling terkait untuk menyelesaikan divisi Produksi untuk dilakukan
suatu pekerjaan merencanakan produksi, perbaikan produk yang tidak
dimulai sejak divisi Marketing memberikan memenuhi standar kualitas produk.
PO (Purchase Order) kepada PPIC sampai Namun jika produk sudah memenuhi
tahap produksi selesai dan siap kirim. standar kualitas, maka selanjutnya
Di PT Balagi Rattan Cirebon juga produk akan dikirimkan ke divisi
memliki prosedur dalam proses Export untuk dilakukan pengiriman
perencanaan produksi. Tahapan – tahapan produk kepada buyer.
perencanaan produksi tersebut sebagai
berikut: C. Arsitektur Perancangan Sistem
1. Tahap pertama, proses penerimaan PO Perancangan sistem yang baru
(Purchase Order). Pada tahap ini diperlukan untuk mengatasi berbagai
petugas PPIC menerima dokumen PO kelemahan yang terjadi pada sistem yang
dari divisi Marketing untuk meminta lama. Sistem baru dapat mencegah
ETD (Estimated Time of Departure). duplikasi data dalam proses penyimpanan
ETD ini mempunyai makna kapan data dan mempercepat proses pembuatan
barang – barang pesanan buyer yang laporan. Hal ini agar informasi yang
terdapat di PO dapat di berangkatkan dihasilkan akurat. Pada proses input
ke Negara asal (dikirim dan dijual). penyimpanan data, sistem yang baru
ETD mempunyai batasan waktu menyediakan kolom untuk mengisikan
pengerjaan produksi sekitar 60 – 90 daftar barang, daftar buyer, daftar Purchase
hari terhitung dari PO diterima. Order (PO), daftar material list, daftar jenis
2. Tahap kedua, pengecekan ketersediaan bahan baku, daftar supplier, daftar Delivery
stok bahan baku. Pada tahap ini PPIC Order (DO), kolom ETD untuk
akan memeriksa terlebih dahulu menentukan lead time tertentu, kolom
persediaan stok bahan baku di gudang transaksi bahan baku masuk dan keluar
sesuai dengan data yang harus tersedia. untuk digunakan dalam proses penyusunan
laporan. Data akan diolah, sehingga

45
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
menghasilkan informasi tentang jumlah PO
yang masuk, DO yang keluar, transaksi E. Data Flow Diagram
bahan baku masuk dan keluar di a. Diagram Konteks / level 0
departemen Gudang PT Balagi Rattan
dalam bentuk tabel agar memudahkan PPIC
dalam membacanya.
Penulis membuat Rancang Bangun
Sistem PPIC (Production Planning And
Inventory Control) Berbasis Web PT Balagi
Rattan Cirebon yang digunakan untuk
proses penyimpanan data yang
berhubungan dengan stok bahan baku yang
disusun oleh departemen gudang PT Balagi
Rattan dan untuk menampilkan tabel
transaksi berdasarkan bahan baku masuk
dan bahan baku keluar dan jenis bahan baku
Gambar 4.2 Diagram Konteks
yang digunakan. Sedangkan untuk proses
penginputan data dan penyajian data
tentang bahan baku hanya dapat diakses
b. DFD Level 1
oleh operator (departemen gudang) yang
sudah memiliki hak akses ke sistem
informasi.

D. Rancangan Model Arsitektur Sistem

Apache
PHPMyAdmin

Gambar 4.3 DFD Level 1

c. DFD Level 2 Proses 1.0

Gambar 4.1 Rancangan Model


Arsitektur Sistem

Pada Gambar 4.1 menjelaskan


mengenai model arsitektur sistem PPIC
(Production Planning and Inventory
Control). Sistem dapat berjalan pada
komputer menggunakan browser sebagai
penerjemah file HTML dan PHP yang
tersimpan di server dengan menggunakan
database/basis data MySQL yang terhubung
melalui jaringan LAN (Local Area
Network) yang sudah terkonekasi dan
terintegrasi dengan sistem PPIC Gambar 4.4 DFD Level 2 Proses 1.0
(Production Planning and Inventory
Control).

46
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
d. DFD Level 2 Proses 2.0

Gambar 4.4 DFD Level 2 Proses


2.0

e. DFD Level 2 Proses 3.0 Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses


4.0

D. Perancangan Prosedur Sistem


1) Flowchart Pengolahan Data Barang

Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses


3.0
Gambar 4.8 Flowchart Pengolahan Data
Barang

f. DFD Level 2 Proses4.0

47
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
2) Flowchart Pengolahan Data Buyer

Gambar 4.11 Flowchart


Gambar 4.9 Flowchart Pengolahan Data Pengolahan Data Material List
Buyer
5) Flowchart Pengolahan Data ETD dan
3) Flowchart Pengolahan Data PO DO

Gambar 4.10 Flowchart Pengolahan


Data PO

4) Flowchart Pengolahan Data Material


List
Gambar 4.12 Flowchart
Pengolahan Data ETD dan DO

48
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
6) Flowchart Pengolahan Data Supplier 8) Flowchart Pengolahan Data POBB

Gambar 4.13 Flowchart Gambar 4.15 Flowchart


Pengolahan Data Supplier Pengolahan Data PO BB

7) Flowchart Pengolahan Data Performa 9) Flowchart Pengolahan Data SJM


Supplier

Gambar 4.14 Flowchart


Pengolahan Data Performa
Supplier

Gambar 4.16 Flowchart


Pengolahan Data SJM dan PO BB

49
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
E. ERD

Gambar 4.19 Halaman Login

2. Halaman Index

Gambar 4.17 ERD

F. Relasi Antar Tabel Gambar 4.20 Halaman Index Sistem


PPIC (Dashboard)

3. Halaman Buyer

Gambar 4.21 Halaman Super Admin


Data Buyer

1. Halaman PO

Gambar 4.18 Relasi Tabel

Gambar 4.23 Halaman PO (Purchase


HASIL DAN PEMBAHASAN SISTEM Order)
A. Desain Interface
1. Halaman Login

50
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
2. Halaman ETD

Gambar 4.34 Halaman Laporan Stok


Gambar 4.25 Halaman ETD (Estimated Bahan Baku
Time Departure)
B. Implementasi Sistem
3. Halaman POBB 1. Halaman Login

Gambar 6.1 Halaman Login Sistem


PPIC

Gambar 4.30 Halaman PO BB (Purchase 2. Halaman Index


Order Bahan Baku)

4. Halaman Performa Supplier

Gambar 6.2 Halaman Index Sistem


PPIC

3. Halaman Buyer

Gambar 4.32 Halaman Performa


Supplier

5. Halaman SJM

Gambar 6.3 Daftar Buyer

4. Halaman PO

Gambar 4.33 Halaman SJM (Surat Jalan


Masuk)

6. Halaman Laporan Gambar 6.5 Form Tambah Data


Purchase Order

51
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
1) Sistem PPIC (Production Planning and
5. Halaman ETD Inventory Control) di PT Balagi Rattan
Cirebon yang telah dibuat dapat
mengatasi beberapa masalah, yaitu
mencatat data buyer, barang, material,
supplier, dan bahan baku, mengelola
data seperti : nama buyer, asal negara
buyer, nama barang, nama material,
nama supplier, alamat supplier, tipe
Gambar 6.7 Halaman ETD bahan baku, dan nama bahan baku
yang sangat dibutuhkan untuk
6. Halaman POBB menghasilkan PO (Purchase Order),
ETD (Estimated Time Departure), DO
(Delivery Order), PO BB (PO Bahan
Baku), dan SJM (Surat Jalan Masuk)
serta menghasilkan laporan berupa
laporan PO, laporan ETD, laporan DO,
laporan PO BB, laporan buyer, laporan
barang, laporan supplier, laporan SJM,
dan laporan stok bahan baku yang
Gambar 6.12 Form Tambah Data PO dapat diakses oleh tiap user yang
BB berbeda sesuai dengan kebutuhan.
2) Mempermudah pengawasan pemakaian
7. Halaman Performa Supplier bahan baku di PT Balagi Rattan
Cirebon dengan adanya pencatatan
jumlah masuk dan jumlah keluar.
3) Mempermudah petugas ppic dalam
menentukan tenggang waktu/lead time
ETD dari setiap PO yang diterima agar
meminimalisir terjadinya delay
Gambar 6.14 Halaman Performa pengiriman.
Supplier 4) Dengan diterapkannya sistem ini, maka
pembuatan laporan dapat dilakukan
8. Halaman SJM pada hari itu juga sehingga efektifitas
kerja lebih optimal.

Saran yang dapat penulis sampaikan dalam


melaksanakan pengembangan Sistem PPIC
(Production Planning and Inventory
Control) di PT Balagi Rattan Cirebon,
adalah :
Gambar 6.15 Halaman SJM 1) Peningkatan dalam hal keamanan
Sistem PPIC (Production Planning and
9. Halaman Laporan Inventory Control) di PT Balagi Rattan
Cirebon.
2) Pendataan dan pengelolaan sistem
belum dapat diolah berdasarkan query
yang khusus ssperti menggunakan
metode trigger, function, ataupun
procedure untuk meningkatkan
performance.
Gambar 6.17 Halaman Laporan Stok 3) Format laporan masih sangat
Bahan Baku sederhana. Oleh karena itu dalam
pengembangan selanjutnya agar dapat
memperbaiki format laporan pada web
PENUTUP untuk memperindah tampilan.
Berdasarkan uraian pada bab-bab
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat DAFTAR PUSTAKA
penulis ambil, yaitu : [1] Alexander F. K., Sibero. 2011. Kitab Suci Web
Programing. Yogyakarta: MediaKom.

52
INTI TALAFA : Jurnal Teknik Informatika
Vol. 12, No. 02, Agustus 2020, pp. 44-53
[17] Subhan, Mohamad. 2012. Analisa
[2] A.N., Aditya. 2011. Jago PHP dan MYSQL Perancangan Sistem. Jakarta: Lentera Ilmu
(Edisi Pert.). Bekasi-Jawa Barat: Dunia Komputer. Cendaka.

[3] Arman Hakim, Nasution. 2008. Perencanaan


dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

[4] Connolly, Thomas and Begg, Carolyn. 2010.


Database Systems: A Practical Approach to Design,
Implementation, and Management, Fifth Edition.
Boston: Pearson Education.

[5] E.S., Fairuz. 2010. Analisis Sistem Informasi -


Diagram Alir Data (DAD) /Data Flow Diagram
(DFD). Jakarta:
fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/08/analisissiste
m-informasi-diagram-alir-data-dad-data-flow-
diagramdfd/.

[6] Hanafi, Mamduh., dan Halim, Abdul. 2010.


Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.

[7] Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi


Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta: Rineka
Cipta.

[8] Indrayanti. 2011. Perancangan Basis Data


Dalam All In 1. Jakarta: Elex Media Kumpotindo.

[9] Kadir, Abdul. 2003. Konsep dan Tuntunan


Praktis Basis Data. Yogyakarta: Andi.

[10] Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Sistem


Informasi dan Implementasinya. Bandung:
Informatika.

[11] R.A., Sukamto., dan M. Shalahuddin. 2014.


Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Bandung: Informatika Bandung.

[12] Riyanto, Agus. 2011. Buku Ajar Metodologi


Penelitian. Jakarta: EGC.

[13] Rudianto, Arief M. 2011. Pemrograman Web


Dinamis menggunakan PHP dan MySQL.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.

[14] Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan


Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

[15] Sidik., Betha. 2012. Pemrograman Web dengan


PHP. Bandung: Informatika.

[16] Sofjan, Assauri. 2008.Manajemen Produksi


dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

53
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

IMPLEMENTASI MATERIAL REQUIREMENT PLANNING UNTUK


MENENTUKAN KAPASITAS PRODUKSI CV.BERKAT GANDA
SEJAHTERA
Abdul Rokhim 1), Dwi Putri Khusnul Khotimah 2)
1,2)
Program Studi Teknik Informatika, STMIK Yadika
email: abd.rokhim@gmail.com1) dwiputrikk@mhs.stmikyadika.ac.id2)

Abstract : Pada saat ini sistem informasi di perusahaan CV.Berkat Ganda Sejahtera masih sangat manual,
perusahaan memiliki permintaan akan bahan baku yang tergantung pada rencana produksi untuk produk akhir.
Untuk merencanakan produksi dapat ditentukan perencanaan berapa banyak bahan baku yang akan dibutuhkan
setiap periode mendatang, Tidak ada kendala dengan bahan baku yang dibutuhkan dan menghindari
kekurangan dan kelebihan bahan baku yang tidak diharapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu diperlukan
suatu sistem yang bermanfaat untuk membantu PPIC untuk memantau, mengontrol, mengelola rencana
pembelian dan memberikan keputusan untuk bahan baku. Sistem informasi ini memanfaatkan WEB sebagai
media akses dan menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) tipe 2 yaitu sistem informasi
yang digunakan untuk mengendalikan dan merencanakan persediaan serta kapasitas perusahaan..

Keywords : ppic( Planning Production inventory control) ,Material Requirement Planning, MRP 2.

1. Pendahuluan

Di CV. Berkat Ganda Sejahtera yang dan mengontrol persediaan dan juga kapasitas
bergerak dibidang produk pvc mate mempunyai dari suatu perusahaan manufaktur. (Katherine,
permintaan bahan baku yang tergantung pada dalam mochammad dan nining 2009) Pada
rencana produksi untuk produk akhir. Rencana sistem ini order dari hasil explosion di cek
produksi, dapat ditentukan perencanaan berapa untuk dilihat apakah sesuai dengan kapasitas
banyak bahan baku yang akan dibutuhkan yang tersedia atau tidak. Berdasarkan evaluasi
dalam setiap periode waktu mendatang. Untuk yang ada bahwa sistem informasi ini dapat
itu, agar mencapai jumlah produk akhir yang membantu departemen Production Planning and
diharapkan dan proses produksi tidak ada Inventory Control (PPIC) dalam merencanakan,
kendala dengan bahan baku yang dibutuhkan, melaksanakan dan mengontrol pembelian bahan
baik itu kekurangan atau kelebihan yang baku agar tidak ada hambatan dalam .
mengakibatkan penambahan biaya tambahan
yang memang tidak diharapkan oleh (Gaspersz,dalam budi dan natasari 2004:
perusahaan, maka dibutuhkan suatu sistem 127) Sistem manufakturing tidak dapat
informasi yang berguna untuk memantau, memproduksi prioritas (output) yang
mengatur perencanaan pembelian, serta diinginkan, tanpa memiliki kapasitas (input)
mengontrol dan memberikan suatu keputusan yang cukup. Karena itulah pentingnya terdapat
mengenai bahan baku dengan metode Material perencanaan prioritas dan kapasitas, yang
Requirement Planning (MRP) adalah suatu merupakan bagian dari sistem MRP II. Menurut
sistem perencanaan dari penjadwalan kebutuhan (Gaspersz, dalam budi dan natasari 2004: 52),
material unttuk produksi yang dilakukan ketika MPS dan MRP yang diturunkan dari sistem
suatu bahan harus dipesan dari pemasok saat MRP II akan digunakan sebagai alat yang
persediaan ditangan habis atau saat produksi menerjemahkan perencanaan penjualan ke
dari suatu bahan harus dimulai untuk memenuhi dalam jadwal produksi dan kebutuhan material
kepuasan pelanggan dengan menggunakan sehingga dapat dikatakan penjadwalan yang
waktu tenggang tertentu (Heizer dan Render dilakukan merupakan sistem dorong (push
2005, dalam muchammad Hasanudin 2015). system), yaitu produk dibuat dengan cara
Sistem informasi yang dibangun mendorong material sepanjang proses, dari
menggunakan metode MRP tipe 2, yaitu sistem stasiun kerja sebelum ke stasiun kerja sesudah
informasi yang digunakan untuk merencanakan (Askin, dalam budi dan natasari 2003).
58
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

Tujuan utama dari penerapan metode terpenuhi jika kita mengetahui saat kebutuhan
MRP adalah membuat jadwal untuk mengetahui hari terpenuhi sesuai dengan MPS dan
kebutuhan akan bahan baku dalam usaha LeadTime. Sedangkan pertanyaan kedua
memenuhi kebutuhan pvc mate (finish good). dipenuhi dengan teknik lot yang sesuai dengan
Berdasar jadwal kebutuhan dapat ditentukan kondisi yang diproses dalam perhitungan MRP.
kapan bahan baku tersebut harus dilakukan Secara global hasil informasi yang diperoleh
pengadaan dengan tetap memperhitungkan dalam proses MRP sangat menunjang dalam
inventory level dan safety stock, serta lead time perencanaan CRP (Capacity Requirment
atau waktu yang diperlukan dalam pengiriman Planning) untuk tercapainya suatu sistem
dan produksi bahan baku. Dalam hal ini, semua pengendalian aktifitas produksi yang lebih baik.
proses ini dilakukan oleh Departeman
Production Plannning and Inventory Control Pengertian dan Perkembangan MRP
(PPIC) yang bertanggung jawab untuk MRP selalu berkembang sesuai dengan
menyetujui dan mengeluarkan pesanan bahan tuntutan perkembangan teknologi dan tuntutan
baku. Perhitungan MRP juga terhadap sistem perusahaan maka sampai saat
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu lead ini MRP dibagi menjadi 4 bagian dan tidak
time, safety stock, inventory level, Standard tertutup kemungkinan untuk masa yang akan
packaging, dan allocation order. datang. Keempat bagian tersebut adalah :
MRP tipe 1, berhubungan dengan sistem
Diperusahaan CV. Berkat Ganda pengontrolan tentang order dari manufaktur dan
Sejahtera terdapat keterbatasan untuk pembelian untuk menghitung jumlah yang
membantu pihak PPIC karna dalam melakukan tepat, waktu yang tepat untuk menunjang
kegiatan peramalan dan monitoring masih jadwal induk. Sistem ini mengeluarkan order
menggunakan aplikasi excel. Jadi terdapat untuk mengontrol persediaan pada Work in
beberapa keterbatasan seperti Setiap minggu Proccess (WIP) dan material melalui
harus update outstanding PO.kemudian hanya perencanaan penempatan. Pada sistem ini
menggunakan apliksasi excel untuk kapasitas tidak diperhitungkan.
memasukkan stock saja . Dan juga Belum 1. MRP tipe 2, berhubungan dengan
adanya informasi ukuran waktu yang sistem informasi yang digunakan untuk
seharusnya dilakukan pembelian karena merencanakan dan mengontrol
sekarang masih menggunakan perkiraan dengan persediaan dan juga kapasitas dari suatu
melihat kapan material itu habis dan 1 bulan perusahaan manufaktur. Pada sistem ini
sebelumnya atau lebih, maka akan dilakukan order dari hasil explosion di cek untuk
pembelian. Kadang-kadang hari libur dilihat apakah sesuai dengan kapasitas
terlupakan dalam perhitungan karena itu sangat yang tersedia atau tidak. Jika ternyata
berpengaruh dalam pengiriman dan waktu kapasitas yang ada tidak cukup, maka
produksi yang dibutuhkan vendor dalam jadwal induk harus dirubah.
memenuhi order dan masih ada keterbatasan 2. MRP tipe 3, behubungan dengan sistem
lainnya. perencanaan manufaktur yaitu
digunakan untuk merencanakan dan
2. Metode Pengembangan Sistem mengatur semua komponen dari
manufactur yaitu persediaan, kapasitas,
Konsep Dasar MRP (Material Requirement uang, personal, fasilitas dan
Planning) perlengkapan umum lainnya.

Sistem MRP diproses untuk memenuhi akan Tujuan MRP


kebutuhan yang sifatnya dependent. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan
berdasarkan uraian diatas, maka jelaslah bahwa dari MRP adalah menghasilkan informasi
MRP dapat lebih banyak digunakan persediaan yang mampu digunakan untuk
dilingkungan manufaktur yang melibatkan mendukung melakukan tindakan secara tepat
suatu proses assembling, dimana kebanyakan dalam berproduksi. Sehingga sistem MRP pada
permintaan terhadap barang bersifat dasarnya bertujuan untuk merancang suatu
bergantungan, sehingga tidak diperlukan sistem yang mampu menghasilkan informasi
peramalan pada tingkat barang (komponen) ini. untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa
Pertanyaan yang pertama dari hal diatas dapat
59
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

pembatalan pesanan, pesan ulang, atau b. Menentukan besarnya kapasitas produksi


penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus dan kecepatan operasi yang diperlukan
merupakan suatu pegangan untuk melakukan untuk memenuhi permintaan yang telah
pembelian dan/ atau produksi. diidentifikasikan, perencanaan ini biasanya
Ada 4 macam yang menjadi ciri utama MRP, dilakukan pada tingkat agregat, sehingga
yaitu: masih merupakan perencanaan global.
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat c. Menyusun rencana rinci dari setiap produk
yang tepat, kapan suatu pekerjaan akan akhir yang akan dibuat. Tahap ini
selesai (material harus tersedia) untuk merupakan penjabaran dari rencana
memenuhi permintaan produk yang agregat (global) sehingga akan didapat
dijadwalkan berdasarkan MPS yang rencana produksi setiap produk akhir yang
direncanakan. dibuat dan perioda waktu pembuatannya
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, .
dengan menentukan secara tepat sistem Hal penting yang diperhatikan dalam menyusun
penjadwalan. MPS adalah menentukan panjang horison
3. Menentukan pelaksanaan rencana waktu perencanaan (Planning Horison) , yaitu
pemesanan, dengan memberikan indikasi banyaknya perioda waktu yang ingin diliput
kapan pemesanan atau pembatalan suatu dalam penjadwalan.
pesanan harus dilakukan. Contoh :
4. Menentukan penjadwalan ulang atau
pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan. Apabila kapasitas yang ada
tidak mampu memenuhi pesanan yang
dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki,
maka MRP dapat memberikan indikasi
untuk melaksanakan rencana penjadwalan
ulang (jika mungkin) dengan menentukan
prioritas pesanan yang realistis. Seandaniya
penjadwalan ulang ini masih tidak Status Persediaan
memungkinkan untuk memenuhi pesanan , Menggambarkan keadaan dari setiap komponen
maka pembatalan terhadap suatu pesanan atau material yang ada dalam persediaan, yang
harus dilakukan. berkaitan dengan :
- Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap
Input MRP periode (on hand inventory )
Ada 3 Input yang dibutuhkan dalam konsep - Jumlah barang yang sedang dipesan dan
MRP yaitu : kapan pesanan tersebut akan datang (on
 Jadwal Induk Produksi (Master production order Inventory )
schedule) - Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari
 Struktur Produk (Product structure Record setiap bahan.
& Bill of Material) Status persediaan ini harus diketahui untuk
 Status Persediaan (Inventory Master File setiap bahan atau item dan diperbaharui setiap
atau Inventory Status Record) terjadi perubahan untuk menghindari adanya
kekeliruan dalam perencanaan.
Jadwal Induk Produksi (MPS) Contoh :
a. Merupakan suatu rencana produksi yang
menggambarkan hubungan antara
kuantitas setiap jenis produk akhir yang
diinginkan dengan waktu penyediaannya.
Secara garis besar pembuatan suatu MPS
biasanya dilakukan atas tahapan-tahapan
sebagai berikut Identifikasi sumber
permintaan dan jumlahnya, sehingga dapat
diketahui besarnya permintaan produk Struktur Produk
akhir setiap periodanya.

60
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

Merupakan kaitan antara produk dengan item, jumlah yang dibutuhkan pada setiap
komponen penyusunnya. Informasi yang rakitan, jumlah produk akhir yang harus dibuat.
dilengkapi untuk setiap komponen ini meliputi :
 Jenis komponen Master Production Schedule
 Jumlah yang dibutuhkan Tingkat Jadwal Induk Produksi didasarkan pada
penyusunannya peramalan (forecast) atau kebutuhan
Contoh : permintaan dependent (perusahaan
gabungan) dari setiap produk akhir yang
akan dibuat. BGS merupakan proses
alokasi untuk membuat sejumlah produk
yang diinginkan dengan memperhatikan
kapasitas yang dimiliki. Perencanaan atas
suatu Jadwal Induk Produksi dilakukan
dalam dua tahap (Dwiningsih, 2000):
(a) Menentukan besarnya kapasitas atau
Metode yang diterapkan MRP II kecepatan operasi yang diinginkan.
(b) Menentukan jumlah dari tenaga kerja
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yang dibutuhkan dan jumlah mesih serta shift
MRP tipe 2, adalah suatu teknik atau prosedur yang diperlukan untuk penjadwalan.
untuk mengelola persediaan dalam suatu
operasi manufaktur dengan memperhitungkan Lead Time (L)
kapasitas. Lead Time dari suatu item atau komponen
dapat dibedakan menjadi dua yaitu (Katherine,
Inventori Level 2003):
Inventory lavel merupakan batas maksimal a. Lead Time Purchasing, yaitu selang waktu
penyimpanan barang dengan memperhatikan antara barang mulai dipesan dari supplier
keamanan sehingga membatasi tinggi maksimal sampai dengan barang diterima di pabrik,
tumpukan dan memperhatikan jarak antar (apabila material dipesan dari pabrik lain).
barang agar mempermudah pengambilan baik b. Lead Time Manufacturing, yaitu selang
itu dengan alat maupun tanpa alat (Katherine, waktu antara barang mulai diproduksi sampai
2003). barang tersebut jadi dan siap untuk digunakan.
(untuk material yang diproduksi sendiri).
Safety Stock
Safety stock merupakan stock pengaman yang Purchasing Activity
ditetapkan perencanaan MRP untuk Purchasing Activity atau aktivitas pembelian
mengantisipasi fluktuasi dalam pengiriman dan disini adalah aktivitas pembelian raw material
atau penawaran, serta adanya hal yang yang dibutuhkan yang harus dipesan ke supplier
diinginkan/diduga di dalam pengiriman sesuai dengan vendor allocation untuk
(Katherine, 2003). memenuhi kebutuhan produksi dengan dasar
Purchase Requirement (PR) yang dibuat oleh
Bill Of Materials (BOM) departemen PPIC yang berisi kuantitas barang
Bill of Material adalah suatu (sub assembly) dan kapan barang tersebut harus didatangkan
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Panned Order Receipts (POR).
apabila perusahaan mampu memproduksi
sendiri sub assembly-nya. (Katherine, 2003). Perhitungan yang digunakan
BOM berisi informasi tentang hubungan Perhitungan ang digunakan adalah :
komponen satu dengan yang lainnya dalam 1) Untuk menghitung Bill Of Material
suatu perakitan (assembly), juga (BOM)
menginformasikan kebutuhan tiap komponen  Rumus perhitungan :
untuk membentuk setiap produksi akhir. BOM : FU + (FU x SW)
Informasi ini sangat penting dalam penentuan  Penjelasan :
kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih. Lebih BOM : Bill Of Material
jauh lagi, struktur produk memberikan FU : Formula Usage
informasi tentang semua item, seperti : level FW : Standart Waste

61
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

<Default
<Default
BAGIAN PPIC
text>
text>

2) Untuk menghitung Gross Requirement per [dt.rencana_produksi]

periode (𝐺𝑅 𝑧 ) [dt.pembelian


kebutuhan]

BAGIAN QA [pemesanan pembelian


[dt.produkjadi]
kebutuhan]

 Rumus perhitungan : [pemesanan pembelian

𝐺𝑅 𝑧 = BOM x 𝑃𝑃 𝑧 x (AO/100)
BAGIAN
kebutuhan] [dt.suplyer] PEMBELIAN
[dt.bom]
[dt.leadtime]
[dt.standar pengepakan]
1
[suratjalan]


BAGIAN SIST EM PPIC [dt.bank]

Penjelasan : LOGIST IK

[dftar.pp]
[dt.alokasi pesan]
[dt.pemesananpembelian]

𝑃𝑃 𝑧
[dftr pk]

: Production schedule [dftar pp]

[dt.invento
[dt.grub

𝐴𝑂 : Allocation Order
rylevel]
[dt.penerimaan] bahan]

[stock] [dt.bahan
[pemesanan baku]
pembelian
kebutuhan] [dt.tipe

3) Untuk menghitung Net Requirement BAGIAN


GUDANG
bahan]

BAGIAN KEUANGAN
[dt.safety
stock]

per periode (𝑁𝑅 𝑧 )


 Rumus perhitungan :
Gambar 2.7 Context Diagram
𝑁𝑅 𝑧 = 𝑆𝑅 𝑧 - 𝐺𝑅 𝑧
 Penjelasan : Pada Sistem Pakar rekomendasi profesi ini
𝑆𝑅 𝑧 : Schedule Receipt terdapat 6 external entity yaitu bagian ppic,
bagian pembelian, bagian keuangan,bagian
4) Untuk menghitung Time Phase Net gudang,bagian qa dan bagian logistik.
Requirement (𝑇𝑃𝑁𝑅 ) Pada DFD level 1 pada gambar pertama
 Rumus perhitungan : terdapat 2 aktor atau subyek yaitu PPIC dan
𝑇𝑃𝑁𝑅 = 𝑁𝑅𝑧−𝐿𝑇 Pembelian,sedangkan DFD level 1 pada gambar
kedua terdapat 4 aktor atau subyek yaitu
 Penjelasan : Keuangan,Logistik,Qa,Gudang.
LT : Lead Time
[dt.pk] [dt.pk]
5) Untuk menghitung Purchase Order 32
pembelian
kebutuhan

Requirement (𝑃𝑂𝑅 ) PPIC


25 57
[dt.pk]
pembelian pemesanan


kebutuhan pembelian
Rumus perhitungan : [dt. rencana
produksi]

𝑃𝑂𝑅 = 𝑇𝑃𝑁𝑅∑ 𝑧
[dt. pp]
30 surat jalan
[dt. suratjalan ] pemesanan
41 28
pembelian
Rencana Produksi
[dt. pp]
22 grub bahan
29 bank
[dt. rencanaproduksi]
34
rencana
37 penerimaan
produksi

6) Untuk menghitung Level Stock Per [ dt. bank ]


31 tipebahan

Periode (𝐿𝑆𝑧 ) 35 Produk Jadi [ dt.


rencana
produksi
[dt.leadtime]
[dt.pp]


[dt.standartpengepakan] PEMBELIAN
]
Rumus perhitungan : [dt. produk
jadi] 56 [dt.suplyer]

𝐿𝑆𝑧 = (𝑆𝑧 + 𝑆𝑅𝑧 ) / 𝐺𝑅𝑧 39 bom [dt. produk


jadi] [ dt.
INPUT DATA [dt.bank]
[dt.supplyer]


grubbahan ] [dt. bank]

Penjelasan : [dt.
tipebahan ]
27 dt.suplyer

[dt.inventory [dt.bhan [dt.safety

S : Stock [dt. bom]


[pemesanan
pembelian
kebutuhan]
level]

[dt.alokasi
baku] stock]

[dt.s.pengep
pesan] [dt.leadtime akan]

SR : Schedule Receipt ] [ dt.bahan


baku ]
38
Bahan
Baku

74 55
BOM simpan dta bahan baku

2.3 Perancangan Pengembangan Sistem

Perancangan sistem ini adalah tahap awal 79

dari perancangan perangkat lunak yang akan 41 grossrq


[dt. grossrq]
LAPORAN [dftr.keluar pp]
[dftr.keluar pk]

dibuat, dilakukan untuk mengetahui gambaran [dt. grossrq]

keseluruhan dari sistem. Pada tahap ini akan 78


grossrq
[dt.bahanbaku]

dibuat perancangan proses, perancangan data,


perancangan antar muka, dan perancangan Gambar 2.8 DFD Level 1
menu program untuk mempermudah
pembangunan sistem.

62
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

29
[dt.suratjalan]
31 28
[dt. pp]
pemesanan
pembelian
memasukkan username dan password yang
penerimaan surat penyimpanan surat

[dt.suratjalan]
jalan jalan [dt.penerimaan]
sudah dipunya masing-masing bagian.
30 surat jalan
LOGISTIK 41 34
[dt. suratjalan ]
Rencana Produksi penerimaan
22 grub bahan 29 bank 31 tipebahan

[dt.penerimaan]
[ dt.
rencana GUDANG
produksi
[dt.
] [dt. bank]
[ dt. tipebahan ]
grubbahan ]
rencana
37
produksi
KEUANGAN
[dt.leadtime]
[dt.safetystock]
[dt.alokasi
[dt.grubbahan] 55
pesan]
[dt.inventory simpan dta bahan
[dt.bahanbaku] 56
level] baku
[dt.safety
[dt.tipebahan] INPUT DATA
stock]
[dt.inventorylevel]
[dt.s.pengepakan]
27 dt.suplyer
[dt.suplyer]
[dt. produk
QA jadi]
39 bom
35 Produk Jadi
[dt.bhan
baku] Bahan
[dt.bom] 38
[dt. produk Baku
[pemesanan
pembelian
kebutuhan]
74
jadi]

[dt. bank]
[stock]
[ dt.bahan
baku ]
Gambar 5.13. Tampilan. Login
BOM

PPIC
79

[pemesanan
LAPORAN
[dt.bahanbak
Gambar dibawah ini adalah halaman sistem
pembelian u]
[dftar. keluar pp]
kebutuhan]
yang hanya dapat digunakan oleh hak akses
[dt. bom]
78
yang dimiliki oleh bagian PPIC atau bisa
[dt. grossrq] grossrq
disebut Perencana.

Gambar 2.9 DFD Level 1

3. Hasil dan Pembahasan


Tampilan form utama dan menu
Gambar dibawah ini adalah tampilan halaman
utama saat kita atau admin memasuki sistem
aplikasi mrp, dan terdapat beberapa pilihan
yang sudah tersedia.

Gambar 5.14. Tampilan PPIC

Tampilan Form dari semua Submenu

Bahan Baku
Menu ini untuk melihat semua data bahan baku
dan bisa merubah atau melakukan update.
Gambar 5.12. tampilan form utama
Dalam tampilan menu pada gambar diatas
terdapat beberapa departemen sesuai hak akses
masing-masing yang hanya bisa dibuka dengan
kata sandi yang sudah dimiliki oleh bagian
masing-masing. Menu-menu yang disediakan
adalah :
1. Home
Untuk menampilkan form utama seperti
gamabar diatas.
2. Login
Untuk memasuki menu yang akan dipilih harus
login terlebih dahulu untuk mengenali hak Gambar 5.20. tampilan data bahan baku
akses dari setiap bagian. Disini tampilan login
dari setiap bagian akan sama tapi untuk Gambar dibawah ini adalah Fungsi menambah
memasuki halaman tersebut harus orang yag data bahana baku
sudah mempunyai hak akses dengan
63
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

Contoh :
1. Aplikasi excel

100 2 BOM = 400


FU = 50 GR/Kk = 5712
SW = 7 NR/KB= 3288
PP = 34 LS= 3,151261
AO = 42 TPNR= -2
JT/SR = 9000
Gambar 5.21. tampilan input data bahan baku
LT = 3
Dan gambar dibawah ini adalah contoh edit Z = 1
data bahan baku

Keterangan :
Syarat untuk menghitung rumus MRP2 sesuai
pada tabel berwarna hijau .

F U ( Formula Usage) = 50
SW ( Standart Waste ) =7
PP (Planning Production ) = 34
AO ( Alokasi Order) = 42
JT /SR ( jadwal terima) = 9000
LT ( Lead Time ) =3
Z (Periode/ Week) =1

Dan untuk hasil dari perhitungan MRP2


berdasarkan rumusnya bisa dilihat di tabel
Gambar 5.22. tampilan edit data bahan baku
warna biru.
MRP
Menu ini untuk membantu pihak PPIC
2. Aplikasi Sistem MRP
mempermudah dalam menganalisa,
mengontrol serta mengambil keputusan untuk
Pembelian Kebutuhan Bahan Baku .

Gambar 5.34. tampilan data MRP

Pengujian Perhitungan rumus secara manual


dan sistem, gambar dibawah ini terdapat 2
pengujian secara perhitungan aplikasi excel
dan hasil dari Aplikasi Excel dan Aplikasi
(manual) dan aplikasi sistem implementasi
MRP dinyatakan sama pada periode / week 1.
metode material requerement planning tipe 2.

64
Jurnal SPIRIT Vol. 10 No. 1 Mei 2018, hal 58-65 ISSN : 2085 - 3092

PENUTUP Daftar Pustaka

Kesimpulan [1]Dwiningsih, Nurhidayati, 2000. Material


Requirement Planning dan Just In
Sistem informasi production planning Time,STEKPI: Jakarta.
and inventory control (PPIC) pada perusahaan
CV. Berkat Gana Sejahtera menggunakan [2]Subianto, Mochammad, 2009. Sistem
dengan metode MRP ini telah berfungsi sesuai Informasi Production Planning And
dengan desain sistem dan memberikan hasil Inventory Control Dengan Metode MRP,
atau output yang berguna sebagai acuan dalam Surabaya.
monitoring, perencanaan pembelian, dan
kontrol bahan baku. Beberapa kesimpulan yang [3]Siregar, B. Narumondang, 2000.
didapatkan dari sistem ini adalah sebagai Perancangan Kabutuhan Material (Material
berikut: Requirement Planning) Berdasarkan Sistem
1. Berdasarkan evaluasi uji coba sistem Industri Modern dengan Pendekatan Sistem
disimpulkan bahwa aplikasi ini sudah berjalan MRP II, Sumatra.
dan diharapkan dapat membantu pihak PPIC
dalam perencanaan, pelaksanaan dan [4]Riyanto, Fendi, 2009. analisis kebutuhan
pengontrolan dalam pembelian bahan baku. bahan baku cor beton dengan metode
Aplikasi ini memberikan hasil atau output yang material requirement planning (mrp) pada
dapat menjadi acuan dalam monitoring, pt. jaya readymix solo, Surakarta.
perencanaan pembelian, dan kontrol bahan
baku, sehingga diharapkan tmengurangi [5]Hastuti, Puji, 2008. analisis kebijakan
terjadinya kekurangan atau kelebihan bahan perusahaan dalam pengendalian persediaan
baku karena kesalahan perhitungan manusia bahan baku di pt x, Bogor.
yang mengakibatkan penambahan biaya
tambahan. [6]Lestiana, Yuli, 2008. Faktor-faktor Kritis
2. Berdasarkan dari evaluasi uji sistem dalam Penerapan Material Requirement
disimpulkan bahwa aplikasi ini sudah Planning, Yogyakarta.
menerapkan metode MRP (Material
Requirements Planning) untuk perencanaan,
pelaksanaan dan pengontrolan dalam pembelian
bahan baku khususnya MRP tipe 2. Aplikasi ini
sudah menerapkan MRP dengan
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu lead
time, safety stock, inventory level, BOM,
Production Planning, Purchasing
Activity,Standard packaging, dan allocation
order.

Saran

Dengan adanya penelitian yang telah


dilakukan pada proses pembuatan perancangan
dan implementasi sistem dengan menggunakan
metode MRP tipe 2 yang dapat menghasilkan
informasi yang aktual, tingkat efisiensi dari
perhitungan dan output dapat menjadi lebih
baik jika diterapkan dengan perencanaan
produksi dengan metode peramalan.Karena
dengan peramalan yang bagus akan membuat
perhitungan MRP lebih akurat lagi, maka
disarankan untuk melakukan pengembangan
aagar bisa lebih baik lagi.
65

Anda mungkin juga menyukai